Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KONTRAK KOMERSIAL INTERNASIONAL

DOSEN: Fadhilatul Hikmah, S.H., LLM

SANDRO YOSUA 14/374380/PHK/8555

UNIVERSITAS GADJAH MADA


KAMPUS JAKARTA
2015
I. Isu

Dalam kasus Engineering, Procurement, and Construction (EPC) ini terdapat dua pihak yang
melakukan perikatan yaitu:

1. Medditerraneo Engineering Co. (Engineering) adalah penyedia jasa konstruksi yang


didirikan dengan menggunakan hukum negara Mediterraneo dan berlokasi di Capitol
City, Mediterraneo. Salah satu bidang usahanya adalah terkait dengan pelaksanaan
proyek irigasi di negara Mediterraneo dan beberapa negara lainnya.
2. Equatoriana Super Pumps SA (Super Pumps) adalah penyedia peralatan pompa yang
didirikan dengan menggunakan hukum negara Equatoriana, berlokasi di Oceanside,
Equatoriana. Super Pumps sebelumnya telah menyediakan pompa untuk proyek
Engineering.

Pada perjanjian antara Engineering dan Superpumps, disebutkan dalam kontrak bahwa
Superpumps akan berlaku sebagai subkontraktor penyedia pompa dengan berbagai ukuran dan
jenis untuk digunakan di luar ruangan (outdoor) dan 3 (tiga) buah pompa P-52 berukuran
medium, yang akan digunakan untuk rnenyalurkan air dari reservoir. Pompa-pompa tersebut
akan digunakan dalam proyek irigasi di negara Oceania dengan project owner Oceania Water
Services (Water Services). Water Services adalah salah satu institusi pemerintah daerah negara
Oceania yang bertanggung jawab menyediakan air untuk keperluan rumah tangga, industri dan
pertanian.

Perjanjian kedua belah pihak diatas memiliki beberapa condition precedent “CP” (tidak CP
berlaku untuk pembayaran atau sampai pengadaan barang saja) antara lain:

1. Perjanjian hanya akan berlaku apabila pihak Engineering berhasil memenangkan tender
proyek irigasi yang diselenggarakan oleh Water Services
2. pompa-pompa yang dipesan harus sesuai dengan spesifikasi tekhnis yang sudah
disepakati oleh pihak Engineering.
3. Super Pumps harus memberikan jaminan bahwa pompa akan sesuai dengan semua
peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara Oceania yang berkaitan dengan
pompa.

Di dalam kontrak disebutkan bahwa metode transfer kepemilikan menggunakan skema Delivery
Ex-Ship (DES) di Pelabuhan Capitol City, Mediterrenaeo sebelum tanggal 15 Desember 2008.
Menurut korespondensi antara pihak Engineeering dan Super Pumps, Super Pumps memahami
pentingnya ketepatan waktu pengiriman karena apabila pengiriman dilakukan lewat dari batas
waktu yang disepakati, maka akan mempengaruhi pemenuhan kontrak Engineering dengan
Water Services.

Pada tanggal 1 Agustus 2008 Kantor Kesehatan Lingkungan Oceania membuat aturan baru yang
melarang kandungan berilium dalam produk tembaga dan besi baja yang digunakan di dalam
ruangan tertutup. Pada hari diberlakukannya peraturan tersebut, Water Services segera
memberitahukan Engineering dan perusahaan terkait lainnya. Pihak Engineering juga sesegera
mungkin mengabarkan pihak Super Pumps dengan melampirkan notifikasi dari Water Services
dalam suratnya. Dikarenakan pompa jenis P-52 digunakan di dalam ruangan (indoor), dengan
pertimbangan peraturan baru di Oceania, maka Super Pumps harus menghasilkan besi baru untuk
pompa P-52.

Peraturan baru dari Kantor Kesehatan Lingkungan Oceania membuat target deadline produksi
Super Pumps untuk seluruh pompa yang sebelumnya tanggal 30 Oktober 2008, karena adanya
kebutuhan untuk menghasilkan baja baru untuk memproduksi ulang P-52, produksi pompa
diselesaikan pada tanggal 15 November 2008.

Pompa lalu berhasil dimuat ke dalam kapal untuk dikirimkan ke Capitol City, Mediterraneo dan
diberangkatkan pada tanggal 22 November 2008 dan kapal diekspektasikan tiba di Capitol City
pada tanggal 22 Desember 2008 (lewat satu minggu dari tanggal yang tertera dalam kontrak).

Dalam korespondensi antara Engineering dan Super Pumps, Engineering mau tidak mau harus
setuju dengan keterlambatan tersebut. Meskipun dernikian, jika kapal dapat tiba tanggal 22
desember 2008 sesuai rencana, pengiriman ke lokasi proyek masih mungkin untuk dilakukan.
Setelah kapal diberangkatkan dan bill of lading berhasil diterbitkan, pihak Super Pumps
menyerahkan segala dokumen yang dibutuhkan dalam L/C kepada confirming bank dan
pelunasan pembayaran pun dilakukan sehingga Super Pumps sudah memperoleh pelunasan
pembayaran sebelum barang sampai di pelabuhan Mediterraneo.

Pada tanggal 28 November 2008 terjadi kecelakaan yang menyebabkan pintu kanal rusak dan
memakan waktu 10 (sepuluh) hari untuk diperbaiki yang menyebabkan rute tersebut mengalami
kemacetan dari dua arah. Kapal yang membawa pompa tersebut baru tiba di Capitol City,
Mediterraneo pada 6 Januari 2009.

Selama bulan November 2008 (saat pompa selesai diproduksi dan sudah dikeluarkan bill of
lading) kerusuhan terjadi di berbagai daerah di negara Oceania. Pada 1 Desember 2008 (saat
pompa masih dalam perjalanan ke Mediterraneo) pemerintahan resmi Oceania diambil alih oleh
pihak militer. Pada 28 Desember 2008 pemerintahan baru mengeluarkan dekrit yang isinya
melarang impor atau produksi berbagai macam jenis produk yang mengandung elemen tertentu,
termasuk berilium. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pompa outdoor produksi Super Pumps
tidak dapat digunakan di negara Oceania.

Selain mengeluarkan dekrit, pemerintah militer juga membatalkan berbagai macam jenis
kontrak, khususnya kontrak-kontrak yang masih berada di tahap awal untuk mengurangi
kerugian, Salah satu instruksi yang diberikan oleh pihak pemerintah .kepada berbagai macam
instansi adalah untuk membatalkan kontrak dengan pihak asing yang diduga pihak lawan telah
rnelakukan wanprestasi, Pihak lembaga militer memiliki kewenangan untuk membuat
pengecualian-pengecualian.

Pada tanggal 5 Januari 2009 Water Services membatalkan proyek irigasi IR OS-45Q dengan
alasan pompa belum tiba sesuai dengan kesepakatan di dalam kontrak. Engineering segera
memberirahukan kepada Super Pumps mengenai perkembangan baru tersebut dan memutuskan
untuk membatalkan kontrak. Pihak Engineering meminta Super Pumps agar mengembalikan
uang yang telah dibayarkan untuk pompa-pompa yang belum rnereka terima.
II. Peraturan yang Berlaku

Transaksi jual beli pada kasus diatas adalah diantara dua negara sehingga berbentuk kontrak
internasional. CISG (Contracts For The International Sale Of Good) adalah konvensi yang
mengatur aturan hukum materil yang akan diberlakukan pada setiap transaksi perdagangan
internasional. Dalam pandangan ini, konvensi yang berkaitan dengan pilihan hukum, bukanlah
konvensi yang mengatur mengenai aturan hukum dalam transaksi perdagangan internasional,
melainkan hanya memberlakukan ketentuan hukum domestik pada suatu transaksi perdagangan
internasional.

CISG mengatur ketentuan-ketentuan kontrak dalam 6 bab :

- Bab I Ketentuan Umum


Bab ini memuat definisi baru mengenai pengertian fundamental breach (pelanggaran
fundamental). Pelanggaran demikian ini memberi hak kepada pihak yang tidak bersalah
untuk dapat menghindari kontrak.
- Bab II : Kewajiban Membayar
Bab ini mengatur kewajiban penjual yang pada dasarnya adalah mengiri barang-barang,
menyerahkan (hand over) pada setiap dokumen-dokumen dan peralihan (hak milik)
barang-barang sebagaimana yang diisyaratkan oleh kontrak dan konvensi ini.
- Bab III : Kewajiban Pembeli
Bab ini mengatur kewajiban pembeli yaitu membayar harga barang dan mengambil
barang sebagaimana yang telah disyaratkan oleh kontrak dan konvensi (Pasal 52). Upaya-
upaya penjual atas adanya pelanggaran-pelanggaran pembeli pada pokoknya sama
dengan upaya pembeli atas pelanggaran-pelanggaran penjual.
- Bab IV : Peralihan Risiko
Bab ini mengatur ketentuan peralihan risiko.
- Bab V : Ketentuan Umum Terhadap Kewajiban Penjual dan Pembeli.
Bab ini mengatur ketentuan-ketentuan umum terhadap kewajiban di antara para pembeli
dan penjual, seperti “anticipatory repudiation” (pembatalan), upaya-upaya terhadap
kerugian, pengaturan mengenai bunga, ketidakmampuan suatu pihak memenuhi
prestasinya, akibat-akibat wanprestasi, kewajiban untuk memlihara barang manakala
pihak lainnya lalai
- Bab VI : Ketentuan Akhir
Bab ini mengatur ketentuan akhir (Penutup). Bagian ini mengatur ratifikasi dan masalah-
masalah hukum perjanjian lainnya.

Pada kasus pengadaan pompa diatas terdapat pengenaan terhadap pasal:

1. PASAL 35:
1) The seller must deliver goods which are of the quantity, quality and description
required by the contract and which are contained or packaged in the manner required by
the contract.
(2) Except where the parties have agreed otherwise, the goods do not conform with the
contract unless they:
(a) are fit for the purposes for which goods of the same description would ordinarily be
used;
(b) are fit for any particular purpose expressly or impliedly made known to the seller at
the time of the conclusion of the contract, except where the circumstances show that the
buyer did not rely, or that it was unreasonable for him to rely, on the seller's skill and
judgement;
(c) possess the qualities of goods which the seller has held out to the buyer as a sample or
model;
(d) are contained or packaged in the manner usual for such goods or, where there is no
such manner, in a manner adequate to preserve and protect the goods.
(3) The seller is not liable under subparagraphs (a) to (d) of the preceding paragraph for
any lack of conformity of the goods if at the time of the conclusion of the contract the
buyer knew or could not have been unaware of such lack of conformity.

2. PASAL 60:
The buyer's obligation to take delivery consists:
(a) in doing all the acts which could reasonably be expected of him in order to enable the
seller to make delivery; and
(b) in taking over the goods.

3. PASAL 62:
The seller may require the buyer to pay the price, take delivery or perform his other
obligations, unless the seller has resorted to a remedy which is inconsistent with this
requirement.

4. PASAL 79
(1) A party is not liable for a failure to perform any of his obligations if he proves that the
failure was due to an impediment beyond his control and that he could not reasonably be
expected to have taken the impediment into account at the time of the conclusion of the
contract or to have avoided or overcome it or its consequences.
(2) If the party's failure is due to the failure by a third person whom he has engaged to
perform the whole or a part of the contract, that party is exempt from liability only if:
(a) he is exempt under the preceding paragraph; and
(b) the person whom he has so engaged would be so exempt if the provisions of that
paragraph were applied to him.
(3) The exemption provided by this article has effect for the period during which the
impediment exists.
(4) The party who fails to perform must give notice to the other party of the impediment
and its effect on his ability to perform. If the notice is not received by the other party
within a reasonable time after the party who fails to perform knew or ought to have
known of the impediment, he is liable for damages resulting from such non-receipt.
(5) Nothing in this article prevents either party from exercising any right other than to
claim damages under this Convention.
III. Analisa

Dalam kasus diatas, disebutkan bahwa pihak Engineering meminta Super Pumps agar
mengembalikan uang yang telah dibayarkan untuk pompa-pompa yang belum rnereka terima.
Untuk dapat menuntut pihak Super Pumps karena tuduhan wanprestasi, dapat mengacu pada
pasal 35 ayat 2 CISG yang berbunyi “barang tidak sesuai dengan kontrak kecuali mereka cocok
untuk tujuan yang barang dari deskripsi yang sama biasanya akan digunakan”. Berdasarkan
cerita diatas, diperlihatkan bahwa Super Pumps melaksanakan pengiriman barang yang tidak
sesuai dengan yang digunakan di negeri pembeli yaitu Oceana.

Namun hal diatas tidak sepenuhnya benar, pihak Super Pumps juga dapat counter tuduhan dari
Engineering dengan pasal 60 yang berbunyi “Kewajiban pembeli untuk mengambil pengiriman
terdiri: (a) dalam melakukan semua tindakan yang cukup dapat diharapkan darinya untuk
memungkinkan penjual untuk membuat pengiriman; dan(b) dalam mengambil alih barang.”.
Pihak Super Pumps telah memproduksi pompa sesuai dengan spesifikasi 1 Agustus 2008 seusai
dengan yang di kontrak antara Super Pumps dan Engineering yang menyebutkan bahwa seluruh
pompa harus sesuai dengan regulasi yang berlaku di negar Oceania. Pihak Super Pumps juga
telah berhasil mengirimkan produknya. Perubahan regulasi di Ocenaia baru terjadi setelah pompa
diberangkatkan dari Mediteraneo.

Tuntutan Engineering akan menjadi semakin lemah mengingat perubahan regulasi tersebut
bukan akibat dari perbuatan Super Pumps. Pasal 79 ayat 1 menyebutkan “Sebuah partai tidak
bertanggung jawab atas kegagalan untuk melakukan kewajibannya jika ia membuktikan bahwa
kegagalan itu disebabkan halangan di luar kendalinya dan bahwa ia tidak bisa diperkirakan
mungkin telah mengambil hambatan ke rekening pada saat kesimpulan dari kontrak atau
menghindari atau mengatasi atau konsekuensinya.”.Perubahan regulasi terjadi saat pompa dalam
perjalanan menuju terminal pembeli. Keterlambatan barang diterima pembeli juga disebabkan
oleh rusaknya pintu kanal yang merupakan hal diluar kendali penjual.
IV. Kesimpulan

Secara umum, pihak Super Pumps telah memenuhi persyaratan daam kontraknya dengan
Engineering. Sebetulnya sejak pompa mulai dikapalkan dari pelabuhan penjual, pembeli sudah
menyetujui spesifikasi pompa yang sudah diproduksi melalui Factory Acceptance Test (FAT).
Dengan adanya dokumen FAT, membuktikan bahwa pompa sudah sesuai spesifikasi yang
diinginkan oleh pembeli. Masalah mengenai ada perubahan regulasi saat pengiriman sudah
menjadi tanggungan dari pembeli karena merupakan hal diluar kendali penjual.

Karena metode pengiriman yang dipilih adalah DES, penjual bertanggungjawab atas
keselamatan pompa tersebut sampai ke titik penyerahan yang disepakati. Tapi hanya sebatas itu
saja, untuk spesifikasi yang berubah tidak dapat ditanggung oleh penjual.

Dalam kasus diatas, penjual berhak untuk menerima pembayaran dari pembeli. Sesuai dengan
pasal 62 “Penjual mewajibkan pembeli untuk membayar harga, mengambil pengiriman atau
melakukan kewajiban yang lain, kecuali penjual telah terpaksa untuk obat yang tidak konsisten
dengan persyaratan ini.

Anda mungkin juga menyukai