, MPH HACCP • Suatu pendekatan untuk mengenal dan mengukur bahaya yang spesifik sebagai upaya pencegahan untuk menjamin keamanan makanan.
• Suatu alat (tools) yang dipakai untuk mengukur tingkat
bahaya, menduga perkiraan resiko dan menetapkan ukuran yang tepat dalam pengawasan, dengan menitik beratkan pada pencegahan dan pengendalian proses pengolahan makanan. Pendekatan HACCP ini dapat disesuaikan dengan : • perkembangan desain, • prosedur, • proses atau • teknologi pengolahan makanan Sebagai nilai tambah dari penerapan HACCP
• meningkatkan keamanan makanan,
• keuntungan penggunaan bahan baku terbaik dan
• reaksi cepat dalam mengatasi masalah produksi
yang timbul. Penerapan HACCP juga membantu: • Tugas pengawasan rutin oleh pemerintah. • Memfokuskan pengawasan pada makanan yang beresiko tinggi bagi kesehatan. • Meningkatkan kepercayaan dalam perdagangan lokal maupun internasional. HACCP dapat diterapkan pada seluruh rantai perjalanan makanan (food chain) mulai dari produsen primer sampai produsen akhir. Untuk itu HACCP perlu dipahami oleh pengusaha dan industri makanan serta Petugas Kesehatan. HACCP sejalan dengan • Sistem kualitas manajemen dunia, seperti ISO 9000, 22000, ditujukan secara khusus pada pekerjaan yang mempunyai resiko tinggi berakibat kepada kesakitan atau keracunan dan penyakit bawaan makanan. Tujuan Umum • Mengembangkan pemahaman dan merangsang penerapan prinsip kegiatan HACCP dalam proses produksi dan pengolahan makanan untuk menjamin keamanan produk makanan. Tujuan Khusus a. mengenal bahaya, titik kendali kritis dan batas kritis b. memahami dasar dari prinsip kegiatan HACCP c. membagi pengetahuan dan tukar pengalaman d. meningkatkan pengertian dan kesadaran praktek keamanan makanan melalui pelatihan e. menanamkan ketrampilan f. sebagai cara meningkatkan keamanan makanan. Ada 8 (delapan) keuntungan bagi yang menerapkan sistem HACCP sebagai alat manajemen perusahaan 1. Pendekatan yang sistematis 2. Memberikan nuansa dasar yang ilmiah 3. Mengubah pandangan dr pengujian produk akhir 4. Hemat biaya dlm menjamin keamanan makanan dan pencegahan PBM dan kesakitan 5. Memfokuskan kepada sumber bahan 6. Dapat menurunkan kehilangan produk karena kerusakan/ pembusukan 7. Meningkatkan kepercayaan masyarakat 8. Dapat menyesuaikan dengan rancangan dan konstruksi Tujuh Prinsip Dalam Penerapan HACCP a. Melakukan analisis, menetapkan bahaya & ukuran pengendalian bahaya yang spesifik . b. Mengidentifikasi titik kendali kritis (CCP) c. Menentukan Batas Kritis d. Melakukan pemantauan CCP e. Melakukan tindakan perbaikan (koreksi) f. Melakukan verifikasi (membandingkan dengan yang seharusnya) g. Menyimpan data dan dokumentasi yang memadai PRINSIP 1 Melakukan analisis, menetapkan bahaya & ukuran pengendalian bahaya yang spesifik . Bahaya Biologi termasuk mikroba pathogen (parasit dan bakteri) serta tanaman dan hewan beracun. Bahan kimia termasuk diantaranya adalah pestisida, zat/bahan pembersih, antibiotik, logam berat dan BTM. Bahaya fisik termasuk benda-benda seperti pecahan logam, gelas, batu yang dapat menimbulkan luka di mulut, gigi patah, tercekik atau luka pada saluran pencernaan. PRINSIP 2 Mengidentifikasi titik kendali kritis (CCP) : Setelah bahaya diidentifikasi, pohon keputusan CCP digunakan untuk menetapkan apakah suatu tahapan kegiatan merupakan CCP, berdasarkan identifikasi bahaya tersebut. Penerapan dari model pohon keputusan ini bisa sedikit berbeda, tergantung kepada apakah proses kegiatan tersebut untuk produksi, pemotongan, pengolahan makanan atau pabrik, penyimpanan, distribusi atau sektor lainnya. PRINSIP 3 Menentukan Batas Kritis Toleransi bahaya yg dapat diterima Kriteria yang sering digunakan adalah suhu, waktu, kelembaban, pH, aktivitas air, adanya zat chlorin dan parameter indra (sensori) seperti penampilan dan tekstur. Batas kritis dapat ditetapkan berdasarkan berbagai sumber peraturan atau kepustakaan, standar atau pedoman, pengalaman lapangan atau pendapat para ahli. PRINSIP 4 MELAKUKAN PEMANTAUAN CCP (Mengamati dari penyimpangan) Pemantauan adalah pengukuran atau observasi rutin di setiap CCP untuk mengetahui apakah batas kritis atau nilai target telah dipenuhi. Harus mampu mendeteksi adanya penyimpangan dalam pengendalian CCP. Informasi tepat untuk tindakan perbaikan, agar dapat mengendalikan resiko pada proses pengolahan. Jika tidak terus menerus maka frekuensi harus cukup menjamin bahwa CCP dapat dikendalikan. PRINSIP 5 Melakukan tindakan perbaikan (koreksi)
Tindakan perbaikan adalah kegiatan yang dilakukan
bila berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan telah terjadi penyimpangan dalam CCP pada batas kritis tertentu atau nilai target tertentu atau ketika hasil pemantauan menunjukkan kecenderungan kurangnya pengendalian. PRINSIP 6 Melakukan verifikasi (membandingkan dengan yang seharusnya) Verifikasi adalah mengikuti secara berurutan terhadap semua tahapan kegiatan yang dilakukan. Dikembangkan untuk menjamin bahwa sistem HACCP bekerja dengan baik. Metoda pemantauan dan audit, prosedur dan pengujian termasuk cara random sampling dan analisanya dapat digunakan untuk tujuan ini. Frekuensi harus cukup agar dapat mencegah terjadinya masalah keamanan makanan. PRINSIP 7 Menyimpan data dan dokumentasi yang memadai Pencatatan semua tahapan HACCP dan dokumentasi adalah penting dalam penerapan system HACCP. Prosedur dokumentasi HACCP pada setiap tahapan harus disusun. Contoh : rencana HACCP, catatan pemantauan CCP, arsip penyimpangan yang terjadi, arsip modifikasi, data verifikasi dan peninjauan kembali seperti informasi tentang pencucian dan desinfeksi. 5 (lima) langkah persiapan HACCP 1. Pembentukan Tim Untuk efektifitas perlu dibentuk Tim HACCP. Tim terdiri dari sejumlah ahli yang terlibat langsung dalam pengumpulan informasi . 2. Penetapan jenis produk Harus disiapkan diskripsi lengkap tentang produk akhir yang akan dipelajari, komposisinya, strukturnya, cara pengolahanya. 3. Identifikasi sasaran pengguna Misalnya kelompok penduduk yang rawan (vulnerable group) yaitu bayi dan anak, ibu hamil, fisik lemah dan usia lanjut. 4. Pembuatan diagram alir dan alur tata letak. Menguji secara teliti melalui analisa diagram alir sebagai dasar dari rencana kerja HACCP 5. Mengkonfirmasi diagram alir di lapangan 6. Menyusun daftar semua potensi bahaya yang berhubungan pada masing-masing tahapan, melakukan analisis potensi bahaya dan mencari cara untuk mengendalikan potensi bahaya yang telah diidentifikasi 7. Menentukan titik-titik pengendalian kritis (CCP) Contoh implementasi HACCP • Pembuatan Nasi Goreng