PENDAHULUAN
sering ditemukan, kebanyakan diderita pada usia dewasa muda dan usia lanjut.
BPPV ini juga lebih banyak diderita oleh wanita dibandingkan pria dengan
perbandingan 2:1.1,2
merupakan vertigo perifer yang paling sering ditemui, yaitu sekitar 30%. Usia
penderita BPPV yang paling banyak adalah diatas 51 tahun. Jarang ditemukan
pada orang yang berusia kurang dari 35 tahun bila tidak didahului riwayat
trauma kepala. 3
mengenai BPPV terus berkembang, disamping itu kasus ini sering dijumpai
1
pada usia produktif dan menganggu aktivitas, serta perlunya kita mengetahui
(BPPV).
vertigo (BPPV)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness, unsteadiness)
atau rasa pusing (dizziness); deskripsi keluhan tersebut penting diketahui agar
tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau sefalgi, terutama karena dikalangan
awam kedua istilah tersebut (pusing dan nyeri kepala) sering digunakan secara
bergantian.4
vertigo dengan nistagmus vertikal, horizontal atau rotatoar yang dicetuskan oleh
terbatas, umumnya kurang dari 30 detik. BPPV dikenal juga dengan nama vertigo
3
2.2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Keseimbangan Perifer 1,5
yang paling keras yang dimiliki oleh tubuh. Labirin secara umum adalah telinga
dalam, tetapi secara khusus dapat diartikan sebagai alat keseimbangan. Labirin
terdiri atas labirin tulang dan labirin membrane. Labirin membrane terletak dalam
labirin tulang dan bentuknya hampir menurut bentuk labirin tulang. Antara labirin
membrane dan labirin tulang terdapat perilimf, sedang endolimf terdapat didalam
labirin membrane. Berat jenis endolimf lebih tinggi daripada cairan perilimf.
Ujung saraf vestibuler berada dalam labirin membran yang terapung dalam
perilimf, yang berada pada labirin tulang. Setiap labirin terdiri dari tiga kanalis
4
Labirin juga dapat dibagi kedalam dua bagian yang saling berhubungan,
yaitu:
pendengaran.
tersebut akan diolah di SSP, sehingga menggambarkan keadaan posisi tubuh pada
saat itu.1,5
Reseptor sistem ini adalah sel rambut yang terletak dalam krista kanalis
semisirkularis dan makula dari organ otolit. Secara fungsional terdapat dua jenis
sel. Sel-sel pada kanalis semisirkularis peka terhadap rotasi khususnya terhadap
percepatan sudut, sedangkan sel-sel pada organ otolit peka terhadap gerak linier,
khususnya percepatan linier dan terhadap perubahan posisi kepala relatif terhadap
gravitasi. Perbedaan kepekaan terhadap percepatan sudut dan percepatan linier ini
disebabkan oleh geometridari kanalis dan organ otolit serta ciri-ciri fisik dari
5
Sel rambut
Secara morfologi sel rambut pada kanalis sangat serupa dengan sel rambut
pada organ otolit. Masing-masing sel rambut memiliki polarisasi struktural yang
dijelaskan oleh posisi dari stereosilia relatif terhadap kinosilim. Jika suatu gerakan
akan tereksitasi. Jika gerakan dalam arah yang berlawanan sehingga stereosilia
Kanalis semisirkularis
Polarisasi adalah sama pada seluruh sel rambut pada tiap kanalis, dan pada
rotasi sel-sel dapat tereksitasi ataupun terinhibisi. Ketiga kanalis hampir tegak
lurus satu dengan yang lainnya, dan masing-masing kanalis dari satu telinga
terletak hampir satu bidang yang sama dengan kanalis telinga satunya. Pada waktu
rotasi, salah satu dari pasangan kanalis akan tereksitasi sementara yang satunya
akan terinhibisi. Misalnya, bila kepala pada posisi lurus normal dan terdapat
serabut-serabut yang kiri akan terinhibisi. Jika rotasi pada bidang vertikal
misalnya rotasi kedepan, maka kanalis anterior kiri dan kanan kedua sisi akan
Organ otolit
Ada dua organ otolit, utrikulus yang terletak pada bidang kepala yang
hampir horizontal, dan sakulus yang terletak pada bidang hampir vertikal.
6
Berbeda dengan sel rambut kanalis semisirkularis, maka polarisasi sel rambut
pada organ otolit tidak semuanya sama. Pada makula utrikulus, kinosilium terletak
di bagian samping sel rambut yang terdekat dengan daerah sentral yaitu striola.
Maka pada saat kepala miring atau mengalami percepatan linier, sebagian serabut
polarisasi yang berbeda dari tiap makula, maka SSP mendapat informasi tentang
gerak linier dalam tiga dimensi, walaupun sesungguhnya hanya ada dua makula.
mempunyai suatu komponen lambat berlawanan arah dengan putaran kepala dan
suatu komponen cepat yang searah dengan putaran kepala. Komponen lambat
lain dari lapangan pandang. Perubahan arah gerakan mata selama rangsangan
2.3. Etiologi
Beberapa kasus BPPV dijumpai setelah mengalami jejas atau trauma kepala atau
leher, infeksi telinga tengah atau operasi stapedektomi dan proses degenerasi pada
7
Banyak BPPV yang timbul spontan, disebabkan oleh kelainan di otokonial
berupa deposit yang berada di kupula bejana semisirkularis posterior. Deposit ini
kasus gangguan menghilang secara spontan dalam kurun waktu beberapa minggu,
namun dapat kambuh setelah beberapa waktu, bulan atau tahun kemudian. Ada
pula penderita yang hanya satu kali mengalaminya. Sesekali dijumpai penderita
Namun, bila ditanyakan kepada penderita, mereka menaksirnya lebih lama sampai
beberapa menit. Bila serangan vertigo datang bertubi-tubi, hal ini mengakibatkan
atau rasa mengambang yang menetap selama beberapa jam atau hari.2,6,7
BPPV sering dijumpai pada kelompok usia menengah yaitu pada usia 40-
an dan 50-an tahun. Wanita agak lebih sering daripada pria. BPPV jarang
dijumpai pada anak atau orang yang sangat tua. Nistagmus kadang dapat
2.5. Patofisiologi
semisirkularis tersebut terletak pada bidang yang saling tegak lurus satu sama lain.
8
Pada pangkal setiap kanalis semisirkularis terdapat bagian yang melebar yakni
ampula. Di dalam ampula terdapat kupula, yakni alat untuk mendeteksi gerakan
cairan dalam kanalis semisirkularis akibat gerakan kepala. Sebagai contoh, bila
arah ampula. Defleksi ini diterjemahkan dalam sinyal yang diteruskan ke otak
sehingga timbul sensasi kepala menoleh ke kanan. Adanya partikel atau debris
kupula ke arah sebaliknya dari arah gerakan kepala yang sebenarnya. Hal ini
menimbulkan sinyal yang tidak sesuai dengan arah gerakan kepala, sehingga
Teori Kupulolitiasis
partikel ini maka kanalis semisirkularis menjadi lebih sensitif terhadap gravitasi.
Teori ini dapat dianalogikan sebagai adanya suatu benda berat yang melekat pada
puncak sebuah tiang. Karena berat benda tersebut, maka posisi tiang menjadi sulit
untuk tetap dipertahankan pada posisi netral. Tiang tersebut akan lebih mengarah
9
ke sisi benda yang melekat. Oleh karena itu kupula sulit untuk kembali ke posisi
Teori Kanalitiasis
Teori ini dikemukakan olleh Epley pada tahun 1980. Menurutnya gejala
BPPV disebabkan oleh adanya partikel yang bebas bergerak (canalith) di dalam
posterior. Bila kepala dalam posisi duduk tegak, maka kanalit terletak pada posisi
posisi supinasi, terjadi perubahan posisi sejauh 90°. Setelah beberapa saat,
gravitasi menarik kanalit hingga posisi terendah. Hal ini menyebabkan endolimfa
dikembalikan ke awal, maka terjadi gerakan sebaliknya dan timbul pula nistagmus
Teori ini lebih menjelaskan adanya masa laten antara perubahan posisi
kepala dengan timbulnya nistagmus. Parnes dan McClure pada tahun 1991
memperkuat teori ini dengan menemukan adanya partikel bebas dalam kanalis
Bila terjadi trauma pada bagian kepala, misalnya, setelah benturan keras,
otokonia yang terdapat pda utikulus dan sakulus terlepas. Otokonia yang terlepas
pada BPPV. Hal inilah yang mendasari BPPV pasca trauma kepala. 2,4,6
10
Gambar 2: Patofisiologi 6
2.6. Diagnosis
1. Gejala Klinis
bangun tidur, ketika berubah posisi dari berbaring menjadi duduk. Pasien
dapat mengalami mual dan muntah. Sensasi ini dapat timbul lagi bila
11
kepala dikembalikan ke posisi semula, namun arah nistagmus yang timbul
yang abnormal dan respon vertigo dari kanalis semisirkularis yang terlibat.
12
Gambar 3. Perasat Dix-Hallpike
Dix-Hallpike secara garis besar terdiri dari dua gerakan yaitu perasat Dix-
Hallpike kanan pada bidang kanal anterior kiri dan kanal posterior kanan
dan perasat Dix- Hallpike kiri pada bidang posterior kiri. Untuk
dibaringkan dengan kepala tetap miring 450 ke kanan sampai kepala pasien
treatment (CRT). Bila tidak ditemukan respon yang abnormal atau bila
13
abnormal atau bila tidak dilanjutkan dengan tindakan CRT, pasien secara
2.2.Perasat Sidelying
posterior kanan pada bidang tegak lurus garis horizontal dengan kanal
posterior pada posisi paling bawah, dan perasat sidelying kiri yang
kanalis posterior kiri pada bidang tegak lurus garis horizontal dengan
dilakukan perasat sidelying kiri, pasien secara cepat dijatuhkan ke sisi kiri
14
dengan kepala ditolehkan 450 ke kanan. Tunggu 40 detik sampai timbul
RESPON ABNORMAL
dapat terjadi lebih dari 1 menit, biasanya serangan vertigo berat dan timbul
mencatat arah fase cepat nistagmus yang abnormal dengan mata pasien
posterior kanan
posterior kiri
anterior kiri
15
Respon abnormal diprovokasi oleh perasat Dix-Hallpike/ sidelying
penderita BPPV. ENG berguna dalam deteksi adanya nistagmus dan waktu
timbulnya pada nistagmus jenis lain. Tes kalori akan menunjukkan hasil
yang normal. BPPV dapat dijumpai pada telinga yang tidak menunjukkan
adanya respon terhadap tes kalori. Hal ini disebabkan tes kalori menguji
demikian BPPV yang timbul pada pasien yang tidak memberikan respon
pada tes kalori disebabkan oleh kanalit pada KSS posterior atau
anterior.3,4,7
1. Vestibular Neuritis
16
2. Labirinitis
berbeda. Proses dapat akut atau kronik, serta toksik atau supuratif.
lebih dari 50% dari kasus penderita. Sering muncul 10-14 hari setelah
3. Meniere Disease
tinnitus yang kadang menetap, dan rasa penuh di dalam telinga. Dapat
17
motorik, rasa bingung, nyeri kepala, disartria, disfagia, tinnitus, hilang
pendengaran.
2.8. Penatalaksanaan
pemilihan tata laksana berupa observasi adalah karena BPPV dapat mengalami
resolusi sendiri dalam waktu mingguan atau bulanan. Oleh karena itu sebagian
ahli hanya menyarankan observasi. Akan tetapi selama waktu observasi tersebut
hanya menutupi gejala vertigo. Pemberian obat-obat ini dapat menimbulkan efek
18
Reposisi kanalit dikemukakan oleh Epley. Prosedur CRT merupakan prosedur
sederhana dan tidak invasif. Dengan terapi ini diharapkan BPPV dapat
disembuhkan setelah pasien menjalani 1-2 sesi terapi. CRT sebaiknya dilakukan
dari telinga yang terbawah. Pasien tidak kembali ke posisi duduk namun kepala
gejala. Bila kanalis posterior kanan yang terlibat maka harus dilakukan tindakan
respon abnormal dengan cara kepala ditahan pada posisi tersebut selama 1-2menit,
dipertahankan selama beberapa saat. Setelah itu badan pasien dimiringkan dengan
kepala tetap dipertahankan pada posisi menghadap kekiri dengan sudut 450
keposisi duduk dengan menghadap kedepan. Setelah terapi ini pasien dilengkapi
membungkukkan badan selama satu hari. Pasien harus tidur pada posisi duduk
dan harus tidur pada posisi yang sehat untuk 5 hari. 1,3,4
Perasat yang sama juga dapat digunakan pada pasien dengan kanalithiasis
pada kanal anterior kanan. Pada pasien dengan kanalith pada kanal anterior kiri
dan kanal posterior, CRT kiri merupakan metode yang dapat di gunakan yaitu
19
dimulai dengan kepala menggantung kiri dan membalikan tubuh kekanan sebelum
duduk. 2,3,4
20
Gambar 6. Epley maneuver
dilakukan tergantung dari jenis kanal mana yang terlibat. Apakah kanal anterior
21
Bila terdapat keterlibatan kanal posterior kanan, dilakukan perasat
liberatory kanan perlu dilakukan. Perasat dimulai dengan penderita diminta untuk
duduk pada meja pemeriksaan dengan kepala diputar menghadap kekiri 450.
pasien yang duduk dengan kepala menghadap kekiri secara cepat dibaringkan ke
sisi kanan dengan kepala menggantung ke bahu kanan. Setelah 1 menit pasien
digerakkan secara cepat ke posisi duduk awal dan untuk ke posisi side lying kiri
dengan kepala menoleh 450 kekiri. Pertahankan penderita dalam posisi ini selama
dikenakan dan diberi instruksi yang sama dengan pasien yang diterapi dengan
CRT. 1,3,4
Bila kanal anterior kanan yang terlibat, perasat yang dilakukan sama ,
namun kepala diputar menghadap kekanan. Bila kanal posterior kiri yang terlibat,
kanan. Bila kanal anterior kiri yang terlibat, perasat liberatory kiri dilakukan
duduk dengan kepala menoleh 450 , lalu badan dibaringkan ke sisi yang
ke posisi duduk 30 detik. Setelah itu pasien menolehkan kepalanya 450 ke sisi
yang lain, lalu badan dibaringkan ke sisi yang berlawanan selama 30 detik.
Latihan ini dilakukan secara rutin 10-20 kali. 3 seri dalam sehari. 1,3,4
22
Gambar 8. Latihan Brandt-Daroff
dilakukan. Terapi ini bukan terapi utama karena terdapat risiko besar terjadinya
2.9. Prognosis
biasanya bagus. Remisi dapat terjadi spontan dalam 6 minggu, meskipun beberapa
kasus tidak terjadi. Dengan sekali pengobatan tingkat rekurensi sekitar 10-25%.
waktu lama.
23
Pada beberapa kasus dapat terjadi adanya remisi dan rekurensi yang tidak
dapt diprediksi dan rata-rata rekurensi 10-15% per tahun. Jika terdapat rekurensi,
24
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
kepala.
2. Patofisiologi dari BPPV terdiri dari dua teori yaitu teori kupulolitiasis
dan kanalitiasis.
terus-menerus (fatigue).
pembedahan.
3.2. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
N editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher.
FK-UI.1996
5. Anderson JH, Levine SC, sistem vestibulari. Dalam: Adams GL, Boies LR, Higler
PA, editor. Boies Buku Ajar Penyakit THT edisi keenam. Jakarta: EGC.1997.Hal
39-44
26