2.LAPORAN PRAKTIKUM Ovitrap
2.LAPORAN PRAKTIKUM Ovitrap
PENDAHULUAN
1
Terdapat beberapa indikator yang mengindikasikan suatu kepadatan
jentik nyamuk. Indikator-indikator tersebut antara lain House Index (HI),
Kontainer Index (CI) dan Breteau Index (BI).
2
3. Meningkatkan pengetahuan dalam menentukan Container Index.
4. Meningkatkan pengetahuan dalam identifikasi jenis jentik dalam Ovitrap.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Nyamuk
Nyamuk termasuk jenis serangga yang masuk pada kelas Hexapoda
orde Diptera. Pada umumnya nyamuk mengalami 4 tahap dalam siklus
hidupnya (metamorfosis), yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk Aedes
aegypti mengalami metamorfosis sempurna, yaitu telur – larva – pupa –
dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup didalam air, sedangkan stadium
dewasa hidup diluar air. Pada umumnya telur akan menetas dalam 1-2 hari
setelah terendam dalam air. Stadium jentik biasanya berlangsung antara 5-15
hari, dalam keadaan normal berlangsung 9-10 hari. Stadium berikutnya
4
adalah stadium pupa yang berlangsung 2 hari, kemudian menjadi nyamuk
dewasa dan siklus tersebut akan berlangsung kembali. Dalam kondisi yang
optimal, perkembangan dari stadium telur sampai menjadi nyamuk dewasa
memerlukan waktu sedikitnya 9 hari.
Nyamuk
Betina
Dewasa
Nyamuk Telur
Muda (1-2 hari)
5
Gambar 2.2. Perbedaan nyamuk Anopheles, Aedes dan Culex
Sumber: Rozendaal. 1997
6
2.) Nyamuk memiliki jarak terbang yang berbeda-beda tergantung jenis
spesiesnya. Misalnya nyamuk Anopheles bisa mencapai jarak terbang
hingga 3 km. Selain itu, hal tersebut dipengaruhi oleh kelembaban udara.
Penyebaran dari nyamuk itu sendiri bisa bersifat aktif maupun pasif.
3.) Nyamuk juga memiliki waktu yang spesifik dalam mencari mangsa.
Misalnya nyamuk Anopheles, Culex dan Mansonia menyukai senja
hingga fajar dalam mencari mangsanya. Sedangkan nyamuk Aedes
aegypti mencari mangsa di siang hari. Ditinjau dari tempat hidupnya,
nyamuk dibedakan atas beberapa macam yaitu : (1) Nyamuk yang senang
berinduk di air payau (salt marsh type); dan (2) Nyamuk yang senang
berinduk di genangan air yang sifatnya sementara, dibedakan atas :
4.) Temporary pool type, jenis nyamuk ini senang berinduk di genangan air
yang sifatnya sementara, seperti bekas pijakan kerbau, manusia, dan
sebagainya
5.) Artifial container type, nyamuk yang senang di perindukan genangan air
yang terdapat di kaleng bekas, ban bekas, gelas plastik bekas yang
biasanya dibuang oleh manusia disembarang tempat.
6.) Treehole type, jenis nyamuk ini pada dasarnya memiliki selera yang sama
seperti jenis Temporary pool type, hanya saja pada jenis ini banyak
ditemukan terutama pada daerah yang sering hujan atau curah hujannya
tinggi, misalnya di lubang-lubang pohon.
7.) Rock pool type, sama halnya dengan Treehole type, hanya saja yang
dipilih pada genangan air di lubang-lubang di batu karang atau padas.
Sedangkan jika ditinjau dari tempat persembunyiannya atau tempat
peristirahatannya, maka nyamuk dikategorikan kedalam dua jenis yaitu :
1.) Natural resting station type, dimana tempat peristirahatannya dalam
lubang-lubang yang ditemui secara alamiah, misalnya pada pohon-pohon,
batu karang atau padas, dan lain sebagainya.
2.) Artifial resting station type, dimana tempat peristirahatannya pada tempat-
tempat yang terbentuk karena hasil karya manusia, baik yang
sifatnyasengaja maupun tidak sengaja misalnya dalam rumah disela-sela
baju yang digantung, adanya kaleng bekas, dan sebagainya.
7
2.3 Angka Kepadatan Jentik
Untuk mengetahui kepadatan vektor nyamuk pada suatu tempat,
diperlukan survei yang meliputi survei nyamuk, survei jentik serta survei
perangkap telur (ovitrap). Data-data yang diperoleh, nantinya dapat
digunakan untuk menunjang perencanaan program pemberantasan vektor.
Dalam pelaksanaannya, survei dapat dilakukan dengan menggunakan 2
metode (Depkes RI, 2005), yakni :
1. Metode Single Larva
Survei ini dilakukan dengan cara mengambil satu jentik disetiap
tempat-tempat yang menampung air yang ditemukan ada jentiknya untuk
selanjutnya dilakukan identifikasi lebih lanjut mengenai jenis jentiknya.
2. Metode Visual
Survei ini dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya larva di
setiap tempat genangan air tanpa mengambil larvanya.
Setelah dilakukan survei dengan metode diatas, pada survei jentik nyamuk
Aedes aegypti akan dilanjutkan dengan pemeriksaan kepadatan jentik dengan
ukuran sebagai berikut:
a. House Index (HI) adalah jumlah rumah positif jentik dari seluruh rumah
yang diperiksa.
b. Container Index (CI) adalah jumlah kontainer yang ditemukan larva dari
seluruh kontainer yang diperiksa
c. Breteu Index (BI) adalah jumlah kontainer dengan larva dalam seratus
rumah.
Jumlah kontainer yang positif jentik
BI = X 100 %
100 rumah yang diperiksa
8
HI lebih menggambarkan penyebaran nyamuk di suatu wilayah. Density
figure (DF) adalah kepadatan jentik Aedes aegypti yang merupakan gabungan dari
HI, CI dan BI yang dinyatakan dengan skala 1-9 seperti tabel menurut WHO
Tahun 1972 di bawah ini :
Tabel 2.1 Larva Index
Density figure House Index Container Index Breteau Index
(DF) (HI) (CI) (BI)
1 1–3 1-2 1-4
2 4–7 3-5 5–9
3 8 – 17 6-9 10 – 19
4 18 – 28 10 -1 4 20 – 34
5 29 – 37 15 – 20 35 -49
6 38 – 49 21 - 27 50 – 74
7 50 -59 28 - 31 75 – 99
8 60 – 76 32 – 40 100 – 199
9 >77 >41 >200
Sumber: WHO (1972)
Keterangan Tabel :
DF = 1 = kepadatan rendah
DF = 2-5 = kepadatan sedang
DF = 6-9 = kepadatan tinggi.
Berdasarkan hasil survei larva dapat ditentukan Density Figure.
Density Figure ditentukan setelah menghitung hasil HI, CI, BI kemudian
dibandingkan dengan tabel Larva Index. Apabila angka DF kurang dari 1
menunjukan risiko penularan rendah, 1-5 resiko penularan sedang dan diatas
5 risiko penularan tinggi.
9
adanya kontainer positif. Survei ini dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut ovitrap. Ovitrap berupa bejana (kaleng, palstik atau potongan bambu)
yang dinding bagian dalamnya dicat hitam dan diberi air secukupnya. Ke
dalam bejana tersebut dimasukan padel yaitu berupa potongan bambu atau
kain yang tenunanya kasar dan berwarna gelap sebagai tempat menyimpan
telur. Ovitrap ini akan ditempatkan baik di dalam atau diluar rumah yang
gelap dan lembab karena nyamuk menyukai tempat-temat tersebut untuk
bertelur. Setelah satu minggu dilakukan pemeriksaan ada/tidaknya telur di
paddel.
Cara menghitung Ovitrap index adalah :
10
BAB III
METODE PRAKTIKUM
11
b. Langkah kerja
1. Mengecat tabung pipa dengan warna hitam.
2. Mempersiapkan kasa berbentuk lingkaran sesuai diameter
dengan karet disekelilingnya sebagai pengapung
3. Mengisi tabung dengan air hingga 1/3 tinggi.
4. Mengapungkan kasa beserta pengapungnya di atas air dalam
ovitrap tersebut.
5. Meletakkan ovitrap di tempat yang biasa menjadi perindukan
nyamuk, misalnya di tempat gelap dan lembab.
6. Setelah ±1 minggu, melakukan perhitungan dan identifikasi
banyaknya jentik yang berhasil terperangkap dalam ovitrap.
12
Tabel 3.1 Pelaksanaan Metode Visual
13
Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Praktikum
14
3.3 Anggaran Dana
Paralon (1 meter) = Rp 50.000,-
Tutup paralon (4 buah x @Rp 8000,-) = Rp 32.000,-
Kasa nyamuk (1 meter) = Rp 8.000,-
Cat = Rp 5.000,-
Karet ban = Rp 5.000,-
Benang wol = Rp 5.000,-
Jumlah = Rp 105.000,-
15
BAB IV
16
Hasil praktikum dengan metode visual berdasarkan tempat, dari 100
kontainer terdapat 2 kontainer positif jentik pada kontainer diStudent
Center.
2
CI = X 100 %
100
= 2%
17
keseluruhan didapatkan Density Figure (DF) = 1 sehingga kepadatan
jentik masih tergolong rendah dengan risiko penularan sedang.
Didapatkannya hasil yang tergolong rendah dipengaruhi karena pada
masing-masing lingkungan tersebut sudah ada petugas kebersihan untuk
membersihkan secara rutin kamar mandi yang ada selama 2x dalam
seminggu. Namun, dalam kenyataannya kami masih menemukan
adanya jentik nyamuk di lantai 2 SC tepatnya pada 2 kamar mandi
wanita karena kondisi kamar mandi yang kurang terawat.
4.1.3 Kendala
1. Kesesuaian dengan jadwal pembersihan bak mandi.
2. Kendala perizinandan dari pihak fakultas dan rektorat.
3. Sulitnya ditemukan kontainer lain selain bak mandi misalnya botol
atau ban yang berisi genangan air di dalam atau luar ruangan
sehingga jenis kontainer kurang variatif.
18
4.2.2 Analisis hasil
19
Dilihat dari tabel di atas, dari semua ovitrap yang ditempatkan
baik di FKM (samping lap. AVA, samping selokan di dekat parkir dosen,
samping selokan di dekat parkir dosen, gudang di samping ruang
multiguna) maupun diStudent Center kampus C Universitas Airlangga
(di bawah tangga lantai 1, gudang UKM Wanala, gudang samping
musholla) tidak ditemukan satu jentik nyamuk pun.
4.2.3 Kendala
1. Cuaca yang tidak dapat diprediksi yang berefek pada kecepatan
angin.
2. Waktu peletakan ovitrap kurang lama karena kendala perizinan dari
pihak rektorat.
3. Adanya campur tangan dari pihak lain (pemindahan ovitrap oleh
pihak lain).
20
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Dari pemeriksaan jentik dengan metode visual, didapatkan 2 dari 100
kontainer yang positif jentik, yaitu kontainer yang terdapat diStudent
Center UNAIR.
2. Berdasarkan hasil survei jentik yang telah dilakukan melalui metode
visual terhadap 100 kontainer yang ada, maka didapatkan Container Index
sebesar 2 %.
3. Berdasarkan hasil CI didapatkan Density Figure (DF) = 1 sehingga
kepadatan jentik masih tergolong rendah dengan risiko penularan sedang.
4. Kendala yang didapatkan dalam metode visual, yaitu penyesuaian dengan
jadwal pembersihan bak mandi, masalah perizinan dan sulitnya
menemukan kontainer lain selain bak kamar mandi.
5. Dari metode ovitrap yang dilakukan, tidak ditemukan adanya jentik yang
terperangkap dalam ovitrap.
6. Kendala yang dihadapi dalam metode ovitrap antara lain waktu peletakan
yang kurang lama, masalah perizinan dan kecepatan angin yang tidak
dapat diprediksi.
5.2 Saran
Melihat dari hasil yang diperoleh, kami memberikan saran :
1. Lebih berkoordinasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan dengan
kegiatan.
2. Waktu dalam penempatan ovitrap harus diperlama lagi agar ada jentik
nyamuk yang tertangkap.
3. Menganalisa lebih lanjut terkait tempat yang peletakan ovitrap, apakah
tempat itu disukai nyamuk atau tidak.
4. Memperkirakan kondisi lingkungan sekitar di tempat yang akan
ditempatkan ovitrap.
21
5. Memperhatikan faktor-faktor yang dapat menarik nyamuk agar mau
masuk ke ovitrap yang dipasang.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR PEMERIKSAAN JENTIK NYAMUK
MELALUI METODE VISUAL
NO KONTAINER
JUMLAH
JENIS KONTAINER TEMPAT
POSITIF NEGATIF JENTIK
1 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (dept S2 IKM) - √ -
2 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (dept S2 IKM) - √ -
3 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (dept S2 IKM) - √ -
4 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (dept S2 IKM) - √ -
5 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (antara aula) - √ -
6 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (antara aula) - √ -
7 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (antara aula) - √ -
8 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (antara aula) - √ -
9 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (parkir selatan) - √ -
10 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (parkir selatan) - √ -
11 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 2-RK 3) - √ -
12 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 2-RK 3) - √ -
13 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 2-RK 3) - √ -
14 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 2-RK 3) - √ -
15 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 9) - √ -
16 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 9) - √ -
17 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 9) - √ -
18 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 9) - √ -
19 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (dept gizi) - √ -
20 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (dept gizi) - √ -
21 Bak mandi (gentong) Lt 2 (dept biostat) - √ -
22 Bak mandi (gentong) Lt 2 (dept biostat) - √ -
23 Aquarium Lt 2 (dept kesling) - √ -
24 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (S2 AKK) - √ -
25 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (S2 AKK) - √ -
26 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (S2 AKK) - √ -
27 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (S2 AKK) - √ -
28 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (dept K3) - √ -
29 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (dept K3) - √ -
30 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (RK12-RK13) - √ -
31 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (RK12-RK13) - √ -
32 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (RK12-RK13) - √ -
33 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (RK12-RK13) - √ -
34 Bak mandi (gentong) Lt.3 (RB) - √ -
35 Bak mandi (gentong) Lt.3 (RB) - √ -
36 Bak mandi (gentong) Lt.3 (RB) - √ -
37 Bak mandi (gentong) KM Mushola - √ -
38 Bak mandi (gentong) Lt.1 (lab gizi) - √ -
JUMLAH 0 38 0
24
Lampiran 2
JENTIK JUMLAH
NO JENIS KONTAINER TEMPAT JENTIK
POSITIF NEGATIF
1 Bak mandi (porselen) SC Lantai 1 - √ -
2 Bak mandi (porselen) SC Lantai 1 - √ -
3 Bak mandi (porselen) SC Lantai 1 - √ -
4 Bak mandi (porselen) SC Lantai 1 - √ -
5 Bak mandi (porselen) SC Lantai 2 √ 4
6 Bak mandi (porselen) SC Lantai 2 √ 3
7 Bak mandi (porselen) SC Lantai 2 - √ -
8 Bak mandi (porselen) SC Lantai 2 - √ -
9 Bak mandi (porselen) SC Lantai 3 - √ -
10 Bak mandi (porselen) SC Lantai 3 - √ -
11 Bak mandi (porselen) SC Lantai 3 - √ -
12 Bak mandi (porselen) SC Lantai 3 - √ -
13 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -
14 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -
15 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -
16 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -
17 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -
18 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -
19 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -
20 Bak mandi (ember) Perpus kampus C - √ -
21 Bak mandi (porselen) LPPM - √ -
22 Bak mandi (porselen) LPPM - √ -
23 Bak mandi (porselen) LPPM - √ -
24 Bak mandi (porselen) LPPM - √ -
25 Bak mandi (porselen) Lantai 3 - √ -
26 Bak mandi (porselen) Lantai 3 - √ -
27 Bak mandi (porselen) Lantai 3 - √ -
28 Bak mandi (porselen) Lantai 3 - √ -
JUMLAH 2 26 7
25
Lampiran 3
JENTIK JUMLAH
NO JENIS KONTAINER TEMPAT
POSITIF NEGATIF JENTIK
1 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
2 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
3 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
4 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
5 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
6 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
7 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
8 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
9 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
10 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
11 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
12 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
13 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
14 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
15 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
16 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
17 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
18 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
19 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
20 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
21 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
22 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
23 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
24 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
25 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
26 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
27 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
28 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
29 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
30 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
31 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
32 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
33 Bak mandi (ember) Lantai 5 - √ -
34 Bak mandi (ember) Lantai 5 - √ -
JUMLAH 0 34 0
26
Lampiran 4
Dokumentasi
27
Pelaksanaan Metode Visual di
Student Center UNAIR
20 Maret 2012 15:15 WIB
Variasi Ovitrap
14 Maret 2012 14:15 WIB
Ovitrap
14 Maret 2012 15:33 WIB
28
Peletakan Ovitrap (Parkir
Dosen FKM)
15 Maret 2012 15:48 WIB
29