Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam bidang kesehatan, serangga mempunyai arti yang sangat
penting karena peranannya sebagai vektor (perantara) dari berbagai penyakit.
Penyakit yang ditularkan oleh vektor ini antara lain penyakit demam berdarah,
malaria, dan filariasis. Ketiga penyakit ini ditularkan dari orang yang satu ke
orang yang lain melalui perantara nyamuk. Dewasa ini, penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan
yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah
penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan
penduduk.
Pada tahun 2009, kasus Demam Berdarah di wilayah Indonesia
mencapai 150 juta kasus yang mana hal ini menempatkan Indonesia menjadi
negara dengan kasus DBD tertinggi di ASEAN. DBD disebabkan oleh
nyamuk Aedes aegypti. Laju perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang
cukup cepat merupakan salah satu penyebab penyakit DBD di Indonesia sulit
diberantas. (P2B2, 2010)
Nyamuk seringkali berkembang biak di tempat penampungan air
seperti bak mandi, tempayan, drum, barang bekas, pot tanaman air dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi segala dampak yang bisa
ditimbulkan nyamuk, masyarakat umum perlu mengetahui jenis, kehidupan,
permasalahan yang disebabkan oleh nyamuk bahkan pengetahuan mengenai
kepadatan jentik nyamuk sebagai langkah awal pencegahan terhadap dampak
buruk akibat serangga (khususnya nyamuk) bagi kesehatan. Kegiatan
pemantauan jentik nyamuk untuk mengetahui kepadatan jentik merupakan
salah satu upaya yang harus dilakukan guna menurunkan kejadian penyakit
yang disebabkan oleh nyamuk. Dengan berbekal pengetahuan inilah
masyarakat secara mandiri dapat melakukan upaya pengendalian jentik
nyamuk.

1
Terdapat beberapa indikator yang mengindikasikan suatu kepadatan
jentik nyamuk. Indikator-indikator tersebut antara lain House Index (HI),
Kontainer Index (CI) dan Breteau Index (BI).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pemeriksaan jentik nyamuk melalui metode Visual di
lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Kantor Manajemen
Universitas Airlangga Surabaya, Kahuripan dan Student Center UNAIR ?
2. Bagaimana menentukan Container Index di lingkungan Fakultas
Kesehatan Masyarakat dan Kantor Manajemen Universitas Airlangga
Surabaya, Kahuripan dan Student Center UNAIR?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi jenis jentik nyamuk di lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Student Center UNAIR yang
tertangkap dalam Ovitrap?

1.3 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui cara serta langkah-langkah pemeriksaan jentik nyamuk
melalui metode visual d di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Kantor
Manajemen Universitas Airlangga Surabaya, Kahuripan dan Student
Center UNAIR.
2. Melakukan pengamatan serta simulasi secara langsung cara pemeriksaan
jentik nyamuk dengan metode visual dan Ovitrap.
3. Melakukan perhitungan Container Index di FKM dan Kantor Manajemen
Universitas Airlangga, Kahuripan dan Student Center UNAIR.
4. Mengidentifikasi jenis jentik nyamuk di FKM dan Student Center
Universitas Airlangga yang tertangkap dalam ovitrap Ovitrap.

1.4 Manfaat Praktikum


1. Meningkatkan pengetahuan mengenai langkah-langkah pemantauan jentik
nyamuk.
2. Meningkatkan keterampilan dalam melakukan praktek secara langsung
pemantauan dan pemeriksaan jentik nyamuk.

2
3. Meningkatkan pengetahuan dalam menentukan Container Index.
4. Meningkatkan pengetahuan dalam identifikasi jenis jentik dalam Ovitrap.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kontainer


Kontainer merupakan semua tempat/wadah yang dapat menampung
air yang mana air didalamnya tidak dapat mengalir ke tempat lain. Dalam
container seringkali ditemukan jentik-jentik nyamuk karena biasanya
kontainer digunakan nyamuk untuk perindukan telurnya. Misalnya saja
nyamuk Aedes aegypti menyukai kontainer yang menampung air jernih yang
tidak langsung berhubungan langsung dengan tanah dan berada di tempat
gelap sebagai tempat perindukan telurnya. (Dinkes DKI Jakarta, 2003)
Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta (2003), tempat perindukan
nyamuk Aedes aegypti dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Tempat penampungan air (TPA), yaitu tempat untuk menampung air
guna keperluan sehari–hari seperti tempayan, bak mandi, bak WC,
ember, dan lain–lain.
2. Bukan TPA, seperti tempat minum hewan peliharaan, barang–barang
bekas (ban bekas, kaleng bekas, botol, pecahan piring/gelas), vas bunga,
dll.
3. Tempat penampungan air alami (natural/alamiah) misalnya tempurung
kelapa, lubang di pohon, pelepah daun, lubang batu, potongan bambu,
kulit kerang dll. Kontainer ini pada umumnya ditemukan diluar rumah.

2.2 Nyamuk
Nyamuk termasuk jenis serangga yang masuk pada kelas Hexapoda
orde Diptera. Pada umumnya nyamuk mengalami 4 tahap dalam siklus
hidupnya (metamorfosis), yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk Aedes
aegypti mengalami metamorfosis sempurna, yaitu telur – larva – pupa –
dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup didalam air, sedangkan stadium
dewasa hidup diluar air. Pada umumnya telur akan menetas dalam 1-2 hari
setelah terendam dalam air. Stadium jentik biasanya berlangsung antara 5-15
hari, dalam keadaan normal berlangsung 9-10 hari. Stadium berikutnya

4
adalah stadium pupa yang berlangsung 2 hari, kemudian menjadi nyamuk
dewasa dan siklus tersebut akan berlangsung kembali. Dalam kondisi yang
optimal, perkembangan dari stadium telur sampai menjadi nyamuk dewasa
memerlukan waktu sedikitnya 9 hari.

Nyamuk
Betina
Dewasa

Nyamuk Telur
Muda (1-2 hari)

Pupa (2-4 Jentik


hari) (7-9 hari)

Gambar 2.1. Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti


Sumber: mahera.net

Induk nyamuk biasanya meletakkan telur nyamuk pada tempat yang


berair dan tidak mengalir. Pada tempat kering, telur nyamuk akan rusak dan
mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda-beda tergantung dari
jenisnya.
a. Nyamuk Anopheles akan meletakkan telurnya di permukaan air satu
persatu atau bergerombol tetapi saling lepas, telur Anopeles mempunyai
alat pengapung.
b. Nyamuk Culex akan meletakkan telur di permukaan air secara
bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untuk
mengapung.
c. Nyamuk Aedes meletakkan telur yang mana menempel pada dinding
kontainer dan mengapung di permukaan air.

5
Gambar 2.2. Perbedaan nyamuk Anopheles, Aedes dan Culex
Sumber: Rozendaal. 1997

Menurut Ririh Yudhastuti (2011), adapun sifat nyamuk dewasa


berbeda-beda bergantung dari spesies nyamuknya. Berikut sifat-sifat umum
yang dimiliki adalah :
1.) Nyamuk betina membutuhkan darah untuk proses reproduksi seperti
pembentukan telur, sedangkan nyamuk jantan senang tetap tinggal
didaerah dekat perindukannya, atau di tumbuh-tumbuhan.

6
2.) Nyamuk memiliki jarak terbang yang berbeda-beda tergantung jenis
spesiesnya. Misalnya nyamuk Anopheles bisa mencapai jarak terbang
hingga 3 km. Selain itu, hal tersebut dipengaruhi oleh kelembaban udara.
Penyebaran dari nyamuk itu sendiri bisa bersifat aktif maupun pasif.
3.) Nyamuk juga memiliki waktu yang spesifik dalam mencari mangsa.
Misalnya nyamuk Anopheles, Culex dan Mansonia menyukai senja
hingga fajar dalam mencari mangsanya. Sedangkan nyamuk Aedes
aegypti mencari mangsa di siang hari. Ditinjau dari tempat hidupnya,
nyamuk dibedakan atas beberapa macam yaitu : (1) Nyamuk yang senang
berinduk di air payau (salt marsh type); dan (2) Nyamuk yang senang
berinduk di genangan air yang sifatnya sementara, dibedakan atas :
4.) Temporary pool type, jenis nyamuk ini senang berinduk di genangan air
yang sifatnya sementara, seperti bekas pijakan kerbau, manusia, dan
sebagainya
5.) Artifial container type, nyamuk yang senang di perindukan genangan air
yang terdapat di kaleng bekas, ban bekas, gelas plastik bekas yang
biasanya dibuang oleh manusia disembarang tempat.
6.) Treehole type, jenis nyamuk ini pada dasarnya memiliki selera yang sama
seperti jenis Temporary pool type, hanya saja pada jenis ini banyak
ditemukan terutama pada daerah yang sering hujan atau curah hujannya
tinggi, misalnya di lubang-lubang pohon.
7.) Rock pool type, sama halnya dengan Treehole type, hanya saja yang
dipilih pada genangan air di lubang-lubang di batu karang atau padas.
Sedangkan jika ditinjau dari tempat persembunyiannya atau tempat
peristirahatannya, maka nyamuk dikategorikan kedalam dua jenis yaitu :
1.) Natural resting station type, dimana tempat peristirahatannya dalam
lubang-lubang yang ditemui secara alamiah, misalnya pada pohon-pohon,
batu karang atau padas, dan lain sebagainya.
2.) Artifial resting station type, dimana tempat peristirahatannya pada tempat-
tempat yang terbentuk karena hasil karya manusia, baik yang
sifatnyasengaja maupun tidak sengaja misalnya dalam rumah disela-sela
baju yang digantung, adanya kaleng bekas, dan sebagainya.

7
2.3 Angka Kepadatan Jentik
Untuk mengetahui kepadatan vektor nyamuk pada suatu tempat,
diperlukan survei yang meliputi survei nyamuk, survei jentik serta survei
perangkap telur (ovitrap). Data-data yang diperoleh, nantinya dapat
digunakan untuk menunjang perencanaan program pemberantasan vektor.
Dalam pelaksanaannya, survei dapat dilakukan dengan menggunakan 2
metode (Depkes RI, 2005), yakni :
1. Metode Single Larva
Survei ini dilakukan dengan cara mengambil satu jentik disetiap
tempat-tempat yang menampung air yang ditemukan ada jentiknya untuk
selanjutnya dilakukan identifikasi lebih lanjut mengenai jenis jentiknya.
2. Metode Visual
Survei ini dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya larva di
setiap tempat genangan air tanpa mengambil larvanya.

Setelah dilakukan survei dengan metode diatas, pada survei jentik nyamuk
Aedes aegypti akan dilanjutkan dengan pemeriksaan kepadatan jentik dengan
ukuran sebagai berikut:
a. House Index (HI) adalah jumlah rumah positif jentik dari seluruh rumah
yang diperiksa.

Jumlah rumah yang positif jentik


HI = X 100 %
Jumlah rumah yang diperiksa

b. Container Index (CI) adalah jumlah kontainer yang ditemukan larva dari
seluruh kontainer yang diperiksa

Jumlah kontainer yang positif jentik


CI = X 100 %
Jumlah kontainer yang diperiksa

c. Breteu Index (BI) adalah jumlah kontainer dengan larva dalam seratus
rumah.
Jumlah kontainer yang positif jentik
BI = X 100 %
100 rumah yang diperiksa

8
HI lebih menggambarkan penyebaran nyamuk di suatu wilayah. Density
figure (DF) adalah kepadatan jentik Aedes aegypti yang merupakan gabungan dari
HI, CI dan BI yang dinyatakan dengan skala 1-9 seperti tabel menurut WHO
Tahun 1972 di bawah ini :
Tabel 2.1 Larva Index
Density figure House Index Container Index Breteau Index
(DF) (HI) (CI) (BI)
1 1–3 1-2 1-4
2 4–7 3-5 5–9
3 8 – 17 6-9 10 – 19
4 18 – 28 10 -1 4 20 – 34
5 29 – 37 15 – 20 35 -49
6 38 – 49 21 - 27 50 – 74
7 50 -59 28 - 31 75 – 99
8 60 – 76 32 – 40 100 – 199
9 >77 >41 >200
Sumber: WHO (1972)

Keterangan Tabel :
DF = 1 = kepadatan rendah
DF = 2-5 = kepadatan sedang
DF = 6-9 = kepadatan tinggi.
Berdasarkan hasil survei larva dapat ditentukan Density Figure.
Density Figure ditentukan setelah menghitung hasil HI, CI, BI kemudian
dibandingkan dengan tabel Larva Index. Apabila angka DF kurang dari 1
menunjukan risiko penularan rendah, 1-5 resiko penularan sedang dan diatas
5 risiko penularan tinggi.

2.4 Survei Perangkap Telur (Ovitrap)


Tujuan dari survei perangkap telur adalah untuk mengetahui
ada/tidaknya nyamuk Aedes aegypti dalam situasi densitas sangat rendah,
yang mana dengan metode single larva maupun tidak dapat menemukan

9
adanya kontainer positif. Survei ini dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut ovitrap. Ovitrap berupa bejana (kaleng, palstik atau potongan bambu)
yang dinding bagian dalamnya dicat hitam dan diberi air secukupnya. Ke
dalam bejana tersebut dimasukan padel yaitu berupa potongan bambu atau
kain yang tenunanya kasar dan berwarna gelap sebagai tempat menyimpan
telur. Ovitrap ini akan ditempatkan baik di dalam atau diluar rumah yang
gelap dan lembab karena nyamuk menyukai tempat-temat tersebut untuk
bertelur. Setelah satu minggu dilakukan pemeriksaan ada/tidaknya telur di
paddel.
Cara menghitung Ovitrap index adalah :

Jumlah paddle dengan telur


Ovitrap Index = X 100 %
Jumlah paddle diperiksa

Untuk mengetahui lebih tepat gambaran kepadatan populasi nyamuk dengan


cara:
Jumlah telur dari seluruh ovitrap
Ovitrap Index = X 100 %
Jumlah ovitrap yang digunakan

Gambar 2.3. Ovitrap


Sumber: www.searo.who.int

10
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Metode Pemeriksaan Jentik


3.1.1 Metode visual
a. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Senter
2. Alat tulis
b. Cara Kerja
Langkah kerja pemeriksaan jentik nyamuk dengan metode visual
adalah:
1. Memeriksa setiap kontainer yang sudah ditentukan secara
random sebelumnya.
2. Mengamati setiap kontainer yang ditemukan dengan
menggunakan senter, apakah di dalam kontainer tersebut
terdapat jentik nyamuk.
3. Mencatat setiap kontainer yang ada, serta kontainer yang
ditemukan jentik nyamuk di dalamnya.
4. Setelah dilakukan pencatatan tersebut, dilanjutkan dengan
melakukan perhitungan CI untuk mengetahui kepadatan jentik.

3.1.2 Metode ovitrap


a. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam membuat ovitrap adalah:
1. Kasa
2. Wadah tabung berwarna hitam
3. Alat tulis
4. Senter
Bahan yang diperlukan:
1. Air bersih
2. Benang

11
b. Langkah kerja
1. Mengecat tabung pipa dengan warna hitam.
2. Mempersiapkan kasa berbentuk lingkaran sesuai diameter
dengan karet disekelilingnya sebagai pengapung
3. Mengisi tabung dengan air hingga 1/3 tinggi.
4. Mengapungkan kasa beserta pengapungnya di atas air dalam
ovitrap tersebut.
5. Meletakkan ovitrap di tempat yang biasa menjadi perindukan
nyamuk, misalnya di tempat gelap dan lembab.
6. Setelah ±1 minggu, melakukan perhitungan dan identifikasi
banyaknya jentik yang berhasil terperangkap dalam ovitrap.

3.2 Pelaksanaan Praktikum


3.2.1 Metode visual
Pelaksanaan praktikum pengamatan dan pemeriksaan jentik
dengan menggunakan metode visual dilaksanakan selama tiga hari
yakni tanggal 16, 19 dan 20 Maret 2012. Dalam melakukan
pemeriksaan dengan metode visual anggota tim yang awalnya terdiri
dari tujuh orang dibagi menjadi 2 tim terdiri dari tiga orang dan
empat orang. Tim pertama mengamati diStudent Center dan FKM
sedangkan tim kedua mengamati di Kantor Manajemen dan Gedung
Kahuripan.

12
Tabel 3.1 Pelaksanaan Metode Visual

No. Tanggal Waktu Lokasi Tim


1 16 Maret 2012 13.00-15.00 Student Center Tim 1
2 19 Maret 2012 6.30- 7.30 FKM Harida,
15.00-16.00 FKM Sandy, Putri
3 20 Maret 2012 13.00-14.30 Kantor Manajemen Tim 2
Unair Aisyah,
14.30-16.00 Gedung Kahuripan Lutvi,
(perpustakaan, LPPM, Nurdina,
Aula lantai 3) Tiwi

3.2.2 Metode ovitrap


Ovitrap diletakkan masing-masing tiga titik di FKM maupun di
SC dari taanggal 15-25 Maret 2012, dan selalu dilakukan pengecekan
setiap pukul 14.30

Tabel 3.2. Tempat Peletakan Ovitrap


No. Tempat Jenis Ovitrap Jumlah
1 Student Center (di bawah
Tabung yang di cat 1 buah
tangga depan lantai 1)
2 Student Center (gudang
Tabung 1 buah
UKM Wanala)
3 Student Center (gudang
Botol Aqua 1 buah
samping musholla)
4 FKM (samping lab. AVA) Tabung 1 buah
5 FKM (lorong bawah
bangunan di dekat parkir Tabung yang di cat 1 buah
dosen)
6 FKM (gudang di samping
Botol Aqua 1 buah
ruang multiguna)

13
Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Praktikum

Bulan Maret 2012


Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Survey dan
Pembuatan
Proposal
Revisi
Proposal
Perizinan
Pembuatan
Ovitrap
Praktikum
metode
visual
Praktikum
metode
ovitrap
Pembuatan
Laporan
Praktikum
Presentasi
Laporan
Praktikum

14
3.3 Anggaran Dana
Paralon (1 meter) = Rp 50.000,-
Tutup paralon (4 buah x @Rp 8000,-) = Rp 32.000,-
Kasa nyamuk (1 meter) = Rp 8.000,-
Cat = Rp 5.000,-
Karet ban = Rp 5.000,-
Benang wol = Rp 5.000,-
Jumlah = Rp 105.000,-

15
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Metode Visual


4.1.1 Persiapan
Persiapan yang dilakukan berupa survei, sebelum melakukan
praktikum terlebih dahulu dlakukan survei mengenai lokasi dan
kebutuhan kontainer. Survei dilakukan dengan mengidentifikasi
kontainer yang potensial. Karena kontainer yang dibutuhkan 100
buah maka lokasi yang awalnya hanya di FKM dan Kantor
Manajemen Universitas Airlangga diperluas sampaiStudent Center
serta Gedung Kahuripan yang meliputi Perpustakaan, LPPM dan
Aula Lantai 3.
4.1.2 Analisis hasil
a. Hasil pengamatan 100 kontainer
Terlampir
b. Analisis
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada 100 kontainer di
empat lingkungan dapat diperoleh informasi mengenai lokasi mana
yang positif jentik dan pada kontainer berjenis apa yang positif
jentik, dan diperoleh hasil seperti tabel 4.2 dan 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Metode Visual Berdasarkan Tempat


Kontainer
Tempat Jumlah
Positif Negatif
FKM - 38 38
Kantor manajemen - 34 34
Student Center 2 10 12
Gedung Perpustakaan - 8 8
kahuripan LPPM - 4 4
Aula lantai 3 - 4 4
Jumlah 2 98 100

16
Hasil praktikum dengan metode visual berdasarkan tempat, dari 100
kontainer terdapat 2 kontainer positif jentik pada kontainer diStudent
Center.

Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Metode Visual Berdasarkan Jenis


Kontainer
Kontainer
Jenis kontainer Jumlah
Positif Negatif
Bak mandi porselen 2 58 60
Gentong plastik - 4 4
Ember - 35 35
Aquarium - 1 1
Jumlah 2 98 100

Sedangkan perbandingan hasil berdasarkan jenis kontainer terdapat 2


kontainer positif dari 58 kontainer bak mandi porselen, sedangkan pada
jenis kontainer yang lain tidak ditemukan jentik.
Sehingga berdasarkan hasil survei jentik yang telah dilakukan
melalui metode visual terhadap 100 kontainer yang ada, maka
didapatkan perhitungan Container Index sebagai berikut :

Jumlah kontainer yang positif jentik


CI = X 100 %
Jumlah kontainer yang diperiksa

2
CI = X 100 %
100

= 2%

Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa kepadatan jentik


nyamuk di lingkungan FKM, Kantor Manajemen UNAIR, SC, LPPM,
Aula lantai 3 Gedung Kahuripan, dan Perpustakaan Kampus C secara

17
keseluruhan didapatkan Density Figure (DF) = 1 sehingga kepadatan
jentik masih tergolong rendah dengan risiko penularan sedang.
Didapatkannya hasil yang tergolong rendah dipengaruhi karena pada
masing-masing lingkungan tersebut sudah ada petugas kebersihan untuk
membersihkan secara rutin kamar mandi yang ada selama 2x dalam
seminggu. Namun, dalam kenyataannya kami masih menemukan
adanya jentik nyamuk di lantai 2 SC tepatnya pada 2 kamar mandi
wanita karena kondisi kamar mandi yang kurang terawat.

4.1.3 Kendala
1. Kesesuaian dengan jadwal pembersihan bak mandi.
2. Kendala perizinandan dari pihak fakultas dan rektorat.
3. Sulitnya ditemukan kontainer lain selain bak mandi misalnya botol
atau ban yang berisi genangan air di dalam atau luar ruangan
sehingga jenis kontainer kurang variatif.

4.2 Metode Ovitrap


4.2.1 Persiapan pembuatan ovitrap

Persiapan pembuatan ovitrap dimulai dari peminjaman contoh


ovitrap yang ada di laboratorium kesling. Peminjaman ovitrap pada
laboratorium kesling dilaksanakan pada tanggal 10 – 13 Februari 2012.
Yang dilakukan antara lain mengurus surat peminjaman serta
pengambilan alat di laboratorium kesling. Setelah selesai meminjam
ovitrap di laboratorium kesling, selanjutnya membeli alat dan bahan
yang dibutuhkan untuk membuat ovitrap, antara lain : paralon, kain
kasa nyamuk, benang wol, dan karet spons. Pembelian alat dan bahan
tersebut dilakukan pada tanggal 12-13 Maret 2012. Dari alat dan bahan
tersebut akan dibuat tiga variasi ovitrap, yaitu dari bahan paralon
hitam, paralon yang dicat hitam dan botol air mineral.

18
4.2.2 Analisis hasil

LEMBAR PEMERIKSAAN JENTIK NYAMUK


MELALUI METODE OVITRAP
Tanggal : 15 - 25 Maret 2012
Lokasi : FKM danStudent Center
Hari Pengamatan Jumlah Total
No. Tempat Jenis Ovitrap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jentik
1 Student Center (di bawah tangga lantai 1) Tabung yang di cat - - - - - - - - - 0
2 Student Center (gudang UKM Wanala) Tabung - - - - - - - - - 0
3 Student Center (gudang samping
Botol Aqua - - - - - - - - - 0
musholla)
4 FKM (samping lab. AVA) Tabung - - - - - - - - - 0
5 FKM (lorong bawah bangunan di dekat
Tabung yang di cat - - - - - - - - - 0
parkir dosen)
6 FKM (gudang di samping ruang
Botol Aqua - - - - - - - - - 0
multiguna)

19
Dilihat dari tabel di atas, dari semua ovitrap yang ditempatkan
baik di FKM (samping lap. AVA, samping selokan di dekat parkir dosen,
samping selokan di dekat parkir dosen, gudang di samping ruang
multiguna) maupun diStudent Center kampus C Universitas Airlangga
(di bawah tangga lantai 1, gudang UKM Wanala, gudang samping
musholla) tidak ditemukan satu jentik nyamuk pun.

4.2.3 Kendala
1. Cuaca yang tidak dapat diprediksi yang berefek pada kecepatan
angin.
2. Waktu peletakan ovitrap kurang lama karena kendala perizinan dari
pihak rektorat.
3. Adanya campur tangan dari pihak lain (pemindahan ovitrap oleh
pihak lain).

20
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Dari pemeriksaan jentik dengan metode visual, didapatkan 2 dari 100
kontainer yang positif jentik, yaitu kontainer yang terdapat diStudent
Center UNAIR.
2. Berdasarkan hasil survei jentik yang telah dilakukan melalui metode
visual terhadap 100 kontainer yang ada, maka didapatkan Container Index
sebesar 2 %.
3. Berdasarkan hasil CI didapatkan Density Figure (DF) = 1 sehingga
kepadatan jentik masih tergolong rendah dengan risiko penularan sedang.
4. Kendala yang didapatkan dalam metode visual, yaitu penyesuaian dengan
jadwal pembersihan bak mandi, masalah perizinan dan sulitnya
menemukan kontainer lain selain bak kamar mandi.
5. Dari metode ovitrap yang dilakukan, tidak ditemukan adanya jentik yang
terperangkap dalam ovitrap.
6. Kendala yang dihadapi dalam metode ovitrap antara lain waktu peletakan
yang kurang lama, masalah perizinan dan kecepatan angin yang tidak
dapat diprediksi.

5.2 Saran
Melihat dari hasil yang diperoleh, kami memberikan saran :
1. Lebih berkoordinasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan dengan
kegiatan.
2. Waktu dalam penempatan ovitrap harus diperlama lagi agar ada jentik
nyamuk yang tertangkap.
3. Menganalisa lebih lanjut terkait tempat yang peletakan ovitrap, apakah
tempat itu disukai nyamuk atau tidak.
4. Memperkirakan kondisi lingkungan sekitar di tempat yang akan
ditempatkan ovitrap.

21
5. Memperhatikan faktor-faktor yang dapat menarik nyamuk agar mau
masuk ke ovitrap yang dipasang.

22
DAFTAR PUSTAKA

Azaludi. 2009. Demam Berdarah Dengue.


http://azaluddinepid.blogspot.com/2009/12/demam-berdarah-dengue-
dbd.html. Sitasi tanggal 2 Maret 2012
Fahmi, F. 2009. Pemeriksaan Jentik Berkala.
http://www.docstoc.com/docs/20753000/Pemeriksaan-Jentik-Berkala.
Sitasi tanggal 2 Maret 2012
Nugroho, FS. 2009. Skripsi: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti di RW 4 Desa Ketitang
Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. Sitasi tanggal 2 Maret 2012.
Kus Anna, L. 2011. Kasus DBD Indonesia Tertinggi di ASEAN.
http://m.kompas.com/news/read/2011/02/19/07163187/Kasus.DBD.di.In
donesia. Sitasi tanggal 2 Maret 2012
Nurmaini. 2003. Mengidentifikasi Vektor dan Pengendalian Nyamuk Anopheles
aconitus secara Sederhana.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3705/1/fkm-
nurmaini1.pdf. Sitasi tanggal 2 Maret 2012.
Rosyidi, A. 2007. Mosquito Trap. http://rosyidi.com/mosquito-trap/: PKL Agam
Rosyidi dan Pamby Yudardi di Puskesmas Kepanjen Malang dengan
bimbingan dr.Hadi Puspita. Sitasi tanggal 2 Maret 2012
Tan Ai-leen, G. Jin Song, R. 2000. The Use of GIS in Ovitrap Monitoring for
Dengue Control in Singapore.
www.searo.who.int/en/Section10/Section332/Section522_2536.htm.
Sitasi tanggal 2 Maret 2012
Umniyati SR, Sutomo AH, Laksana BE, (2004). Penggunaan Otosidal Ovitrap
untuk pengendalian Nyamuk Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue.
Jurnal Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat-Universitas Gadjah
Mada. Sitasi tanggal 2 Maret 2012.

Yudahstuti, R. 2011. Pengendalian Vektor dan Rodent. Surabaya : Pustaka


Melati.

23
LAMPIRAN

Lampiran 1
LEMBAR PEMERIKSAAN JENTIK NYAMUK
MELALUI METODE VISUAL

Tanggal : 19 Maret 2012


Lokasi : FKM

NO KONTAINER
JUMLAH
JENIS KONTAINER TEMPAT
POSITIF NEGATIF JENTIK
1 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (dept S2 IKM) - √ -
2 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (dept S2 IKM) - √ -
3 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (dept S2 IKM) - √ -
4 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (dept S2 IKM) - √ -
5 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (antara aula) - √ -
6 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (antara aula) - √ -
7 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (antara aula) - √ -
8 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (antara aula) - √ -
9 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (parkir selatan) - √ -
10 Bak mandi (Porselen) Lt 1 (parkir selatan) - √ -
11 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 2-RK 3) - √ -
12 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 2-RK 3) - √ -
13 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 2-RK 3) - √ -
14 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 2-RK 3) - √ -
15 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 9) - √ -
16 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 9) - √ -
17 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 9) - √ -
18 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (RK 9) - √ -
19 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (dept gizi) - √ -
20 Bak mandi (Porselen) Lt 2 (dept gizi) - √ -
21 Bak mandi (gentong) Lt 2 (dept biostat) - √ -
22 Bak mandi (gentong) Lt 2 (dept biostat) - √ -
23 Aquarium Lt 2 (dept kesling) - √ -
24 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (S2 AKK) - √ -
25 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (S2 AKK) - √ -
26 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (S2 AKK) - √ -
27 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (S2 AKK) - √ -
28 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (dept K3) - √ -
29 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (dept K3) - √ -
30 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (RK12-RK13) - √ -
31 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (RK12-RK13) - √ -
32 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (RK12-RK13) - √ -
33 Bak mandi (Porselen) Lt 3 (RK12-RK13) - √ -
34 Bak mandi (gentong) Lt.3 (RB) - √ -
35 Bak mandi (gentong) Lt.3 (RB) - √ -
36 Bak mandi (gentong) Lt.3 (RB) - √ -
37 Bak mandi (gentong) KM Mushola - √ -
38 Bak mandi (gentong) Lt.1 (lab gizi) - √ -
JUMLAH 0 38 0

24
Lampiran 2

LEMBAR PEMERIKSAAN JENTIK NYAMUK


MELALUI METODE VISUAL

Tanggal : 16 dan 20 Maret 2012


Lokasi : SC, Perpustakaan Kampus C, LPPM, dan Aula lantai 3

JENTIK JUMLAH
NO JENIS KONTAINER TEMPAT JENTIK
POSITIF NEGATIF
1 Bak mandi (porselen) SC Lantai 1 - √ -
2 Bak mandi (porselen) SC Lantai 1 - √ -
3 Bak mandi (porselen) SC Lantai 1 - √ -
4 Bak mandi (porselen) SC Lantai 1 - √ -
5 Bak mandi (porselen) SC Lantai 2 √ 4
6 Bak mandi (porselen) SC Lantai 2 √ 3
7 Bak mandi (porselen) SC Lantai 2 - √ -
8 Bak mandi (porselen) SC Lantai 2 - √ -
9 Bak mandi (porselen) SC Lantai 3 - √ -
10 Bak mandi (porselen) SC Lantai 3 - √ -
11 Bak mandi (porselen) SC Lantai 3 - √ -
12 Bak mandi (porselen) SC Lantai 3 - √ -
13 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -
14 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -
15 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -
16 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -
17 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -
18 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -
19 Bak mandi (porselen) Perpus kampus C - √ -
20 Bak mandi (ember) Perpus kampus C - √ -
21 Bak mandi (porselen) LPPM - √ -
22 Bak mandi (porselen) LPPM - √ -
23 Bak mandi (porselen) LPPM - √ -
24 Bak mandi (porselen) LPPM - √ -
25 Bak mandi (porselen) Lantai 3 - √ -
26 Bak mandi (porselen) Lantai 3 - √ -
27 Bak mandi (porselen) Lantai 3 - √ -
28 Bak mandi (porselen) Lantai 3 - √ -
JUMLAH 2 26 7

25
Lampiran 3

LEMBAR PEMERIKSAAN JENTIK NYAMUK


MELALUI METODE VISUAL

Tanggal : 19 Maret 2012


Lokasi : Kantor Manajemen Universitas Airlangga Surabaya

JENTIK JUMLAH
NO JENIS KONTAINER TEMPAT
POSITIF NEGATIF JENTIK
1 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
2 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
3 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
4 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
5 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
6 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
7 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
8 Bak mandi (ember) Lantai 1 - √ -
9 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
10 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
11 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
12 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
13 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
14 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
15 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
16 Bak mandi (ember) Lantai 2 - √ -
17 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
18 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
19 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
20 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
21 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
22 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
23 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
24 Bak mandi (ember) Lantai 3 - √ -
25 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
26 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
27 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
28 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
29 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
30 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
31 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
32 Bak mandi (ember) Lantai 4 - √ -
33 Bak mandi (ember) Lantai 5 - √ -
34 Bak mandi (ember) Lantai 5 - √ -
JUMLAH 0 34 0

26
Lampiran 4

Dokumentasi

Pelaksanaan Metode Visual di Pelaksanaan Metode Visual di


FKM UNAIR FKM UNAIR
19 Maret 2012 07:03 WIB 19 Maret 2012 07:17 WIB

Pelaksanaan Metode Visual di Pelaksanaan Metode Visual di


Kantor Manajemen UNAIR Kantor Manajemen UNAIR
19 Maret 2012 15:15 WIB 19 Maret 2012 15:24 WIB

27
Pelaksanaan Metode Visual di
Student Center UNAIR
20 Maret 2012 15:15 WIB

Variasi Ovitrap
14 Maret 2012 14:15 WIB

Ovitrap
14 Maret 2012 15:33 WIB

28
Peletakan Ovitrap (Parkir
Dosen FKM)
15 Maret 2012 15:48 WIB

Peletakan Ovitrap (samping


Lab. AVA FKM)
15 Maret 2012 15:35

Peletakan Ovitrap (Gudang Peletakan Ovitrap (Gudang


WANALA Student Center) Student Center)
15 Maret 2012 16.18 WIB 15 Maret 2012 16.35 WIB

29

Anda mungkin juga menyukai