Anda di halaman 1dari 10

Instrumen Keuangan Derivatif

INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF


I. DERIVATIF
Derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang
nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi acuan pokok atau juga disebut
produk turunan (underlying product). Daripada memperdagangkan atau menukarkan secara
fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang,
aset atau suatu nilai di suatu masa yang akan datang dengan mengacu pada aset yang menjadi
acuan pokok. Derivatif digunakan oleh manajemen investasi/manajemen portofolio,
perusahaan dan lembaga keuangan serta investor perorangan untuk mengelola posisi yang
mereka miliki terhadap risiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai
tukar valuta asing tanpa mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya
(underlying).
Suatu transaksi derivatif merupakan sebuah perjanjian antara dua pihak yang dikenal sebagai
counterparties (pihak-pihak yang saling berhubungan). Saat ini, transaksi derivatif terdiri dari
sejumlah acuan pokok (underlying) yaitu suku bunga (interest rate), kurs tukar (currency),
komoditas (commodity), ekuitas (equity) dan indeks (index) lainnya. Mayoritas transaksi
derivatif adalah produk-produk Over the Counter (OTC) yaitu kontrak-kontrak yang dapat
dinegosiasikan secara pribadi dan ditawarkan langsung kepada pengguna akhir, sedangkan
kontrak-kontrak yang telah distandarisasi (futures) diperjualbelikan di bursa. Menurut para
dealer dan pengguna akhir (end user) fungsi dari suatu transaksi derivatif adalah untuk
melindungi nilai (hedging) beberapa jenis risiko tertentu.
Instrumen derivatif relatif belum banyak diperdagangkan di Indonesia. Tetapi, instrumen
tersebut mempunyai potensi yang besar untuk membantu manajemen risiko. Dengan
demikian pemahaman mengenai mekanisme instrumen ini akan sangat bermanfaat, meskipun
belum bisa langsung diaplikasikan. Instrumen keuangan derivatif, dengan memfokuskan pada
tiga instrumen paling dasar: Forward, Futures, dan Option. Pemanfaatan instrumen derivatif
untuk hedging akan dibicarakan juga dalam makalah ini.

II. FORWARD DAN FUTURE


A. FORWARD
Kontrak serah atau yang dalam bahasa asing disebut forward contract adalah suatu
persetujuan antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu aset (atau bentuk
apapun juga) di suatu waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, tanggal
penjualan dan tanggal penyerahan barang dilakukan berbeda. Kontrak serah ini digunakan
untuk mengendalikan dan meminimalkan risiko, sebagai contoh risiko perubahan nilai mata
uang (contoh: kontrak forward untuk transaksi mata uang). Saat terjadi transaksi forward,
belum terjadi pertukaran/pembayaran uang. Pembayaran dan pengiriman barang dilakukan
sesuai dengan jadwal dan aturan yang telah disepakati. Kontrak forward adalah perjanjian
yang dinegosiasikan secara langsung antara dua pihak di luar bursa (Over the Counter-OTC).
Pelaku kontrak forward yaitu, arbitrager (melakukan transaksi dengan memanfaatkan ketidak
seimbangan kurs), pedagang (untuk meraih keuntungan), hedger (bank berskala besar) dan
spekulator. Satu peserta tipikal dalam kontrak forward adalah bank komersial atau investasi
yang melayani peran pembuat pasar, yang dihubungi langsung oleh pelanggan (meskipun
pelanggan dapat membuat perjanjian secara langsung satu sama yang lain). Kontrak
perjanjian forward yang dirancang secara individual dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
spesifik dari pengguna akhir. Harga forward berbeda dengan harga spot atau harga pada saat
asset tersebut berpindah tangan (pada waktu tersebut (spot)), biasanya dua hari kerja. Jika
posisi spot dan forward digabungkan, maka kita akan memperoleh posisi gabungan sebagai
berikut ini. Posisi gabungan menunjukkan bahwa kerugian dari posisi spot akandikompensasi
oleh keuntungan dari posisi forward. Sebaliknya, jika posisi spot memperoleh keuntungan,
posisi forward mengalami kerugian. Seluruh keuntungan atau kerugian pada kontrak forward
direalisasi pada akhir berlakunya kontrak.

B. FUTURE
Kontrak berjangka atau juga dikenal dengan sebutan futures contract merupakan suatu
kesepakatan kontrak tertulis antara dua pihak (pembeli dan penjual) untuk melakukan dan
menerima penyerahan sejumlah aset/komoditi dalam jumlah, harga dan batas waktu tertentu.
Tanggal dimasa akan datang tersebut disebut dengan istilah tanggal penyerahan atau dikenal
juga dengan istilah delivery date atau tanggal penyelesaian akhir (final settlement date).
Harga tertentu disebut dengan istilah harga kontrak berjangka (futures price). Harga dari aset
acuan pada saat tanggal penyerahan disebut dengan istilah harga penyelesaian (settlement
price). Suatu kontrak berjangka menimbulkan "kewajiban" kepada pemegang kontrak guna
melaksanakan pembelian atau penjualan. Pada kontrak berjangka ini, kedua belah pihak
"wajib" untuk melaksanakan kewajiban masing-masing pada tanggal penyelesaian, dimana si
penjual akan menyerahkan komoditi yang dijadikan aset acuan kepada pembeli dan pembeli
wajib membeli dengan harga penyelesaian yang telah disepakati. Apabila kontrak berjangka
dilakukan dengan cara penyelesaian tunai (tanpa penyerahan barang) maka pelaku
perdagangan berjangka yang mengalami kerugian wajib untuk mentransfer sejumlah uang
tunai kepada pelaku perdagangan yang memperoleh keuntungan. Kontrak berjangka dengan
penyerahan tunai hanya diperbolehkan kalau harga penyelesaian aset acuan sudah dapat
diterima umum seperti misalnya harga saham yang diperdagangkan di bursa saham.
Seluruh keuntungan atau kerugian pada kontrak futures direalisasi dari hari ke hari
karena prosedur penyelesaian harian. Lembaga kliring akan bertindak selaku mitra transaksi
atas semua kontrak yang diperdagangkan, dan menentukan aturan marjin yang dibutuhkan.
Setiap akhir hari perdagangan, keuntungan dan kerugian pada setiap transaksi dapat dihitung.
Jika terjadi keuntungan pada posisi tertentu, maka bursa akan membayar cash kepada
lembaga kliring yang menjamin seorang pedagang. Sebaliknya, jika terjadi kerugian pada
suatu posisi, maka lembaga kliring yang memberi penjaminan seorang pedagang akan
membayar kerugian tersebut secara cash kepada bursa. Tujuan dari kontrak futures pada
instrumen keuangan adalah untuk mengalihkan risiko perubahan pada harga sekuritas di masa
datang dari satu pihak ke pihak lain dalam kontrak tersebut. Karena itu instrumen futures ini
menawarkan suatu cara untuk mangatur tingkat risiko yang ada di pasar finansial.
C. MEKANISME PERDAGANGAN FORWARD DAN FUTURE
Kontrak forward adalah perjanjian yang dinegosiasikan secara langsung antara dua pihak
dalam pasar OTC (yaitu, nonexchange yang diperdagangkan). Satu peserta tipikal dalam
kontrak forward adalah bank komersial atau investasi yang melayani peran pembuat pasar
yang dihubungi langsung oleh pelanggan (meskipun pelanggan dapat membuat perjanjian
secara langsung satu sama yang lain). Kontraktor berjangka, di sisi lain, adalah lebih rumit.
Investor yang ingin membeli atau menjual di pasar berjangka memberikan perintahnya
kepada broker (pedagang komisi berjangka/ futures commission merchant), yang kemudian
dibagikan ke pedagang di lantai exchange (trading pit). Setelah perdagangan telah disepakati,
rincian dari perjanjian itu diteruskan ke exchange clearinghouse, yang membuat katalog
transaksi. Para pengguna akhir dalam kontrak berjangka tidak pernah berurusan satu sama
lain secara langsung. Sebaliknya, mereka selalu bertransaksi dengan clearinghouse, yang juga
bertanggungjawab untuk mengawasi proses pengiriman, setting keuntungan dan kerugian
setiap hari, dan menjamin transaksi secara keseluruhan.

D. PERBANDINGAN FUTURE DAN FORWARD

FORWARD FUTURE

Diperdagangkan di luar bursa (over the counter Market Diperdagangkan di bursa efek

Fitur-fitur dalam kontrak disesuaikan dengan Mengunakan fitur standar dalam


kebutuhan pihak-pihak yang bersangkutan kontrak

Terdapat risiko kredit Risiko kredit relatif kecil


Tingkat likuiditas tergantung negosiasi Tingkat likuiditas tergantung pada
perdagangan di bursa

Tanpa margin (uang jaminan), transfer tunai


hnya pada saat jatuh tempo Menggunakan margn (uang jaminan)

Umumnya merupakan pasar wholesale, hanya Unit kontrak relatif kecil sehingga
bisa diakses oleh pedagang besar terbuka bagi pedagang besar dan
kecil

Kontrak serah atau kontrak forward adalah merupakan bentuk dari kontrak
berjangkasederhana yang diperdagangkan diluar bursa (over the counter-OTC) sedangkan
bentuk kontrak berjangka lainnya yang disebut dengan kontrak berjangka yang
diperdagangkan di bursa. Secara prinsip forward dan futures contract bisa dispesifikasi untuk
setiap komoditi, jasa atau aset;dalam prakteknya (pada pasar valas forward) kontrak-kontrak
tersebut hanya diperdagangkan secara kontinu untuk valas tertentu dan sebagai forward rate
agreement (FRA). Sedangkan futures contracts memperdagangkan berbagai komoditas,
instrumen keuangan dan valas. Oleh karena itu sifat paralel forward dan futures markets
adalah jarang. Futures contracs yang dibentuk untuk valas sama seperti FRA;Transaksi-
transaksi forward implisitnya bisa dilakukan pada bank bills dan government bonds. Futures
contracts secara jelas mendefinisikan kuantitas dan kualitas dari komoditi atau aset, beserta
waktu dan lokasi dari delivery. Forward contract secara umum kurang mendefinisikan
karakteristik-karakteristik tersebut namun forward contract dapat dibuatkan polanya secara
tepat untuk keperluan kliennya mengenai ukuran transaksi dan waktu. Futures contracts
diperdagangkan dalam pasar-pasar terorganisir dengan aturan-aturan ketat, harga ditentukan
melalui metode (teriakan/seperti lelang) open outcry. Model penentuan harga ini menjamin
bahwa klien memperoleh harga yang paling disukai yang tersedia pada waktunya. Pada
forward contracts penentuan harganya ditentukan/disepakati melalui transaksi/negosiasi
antara pihak-pihak yang terlibat melalui telepon.
Pencarian harga yang paling menguntungkan memakan waktu, seperti biasanya
(sebagaimana) beberapa dealer forward (bank-bank pada pasar valas antar bank) harus
dihubungi. Clearing house sebagai counter party yang menjamin kinerja futures contracts dan
menyimpan/mempertahankan catatan dari seluruh transaksi-transaksi. Tidak ada endorsement
(pemberian kuasa) atau record keeping pada forward contract, di mana counterparty-nya
adalah bank/dealer. Pada futures markets, kemungkinan ijin penutupan pihak yang terlibat
untuk meninggalkan pasar dapat dilakukan sesuka hatinya (sebagaimana keinginannya). Hal
ini merupakan keunggulan khusus pada saat timing of receipts dan payment yang pas/tepat
tidak diketahui. Secara umum, forward markets hanya dapat dibatalkan dengan biaya
substansial, jika seluruhnya dilakukan sebelum delivery date. Yakni forward contracts terikat
oleh waktu kontrak, kecuali pihak-pihak yang terlibat menyatakan sebaliknya (ada
pengecualian). Karena adanya pasar-pasar valas yang telah dibangun dengan baik, forward
contracts bisa dicovered dengan an opposite forward contract, meski sering hanya dengan
rates yang tidak disenangi. Pasar-pasar forward secara umum merupakan pasar wholesale,
yang hanya dapat diakses oleh bank-bank besar dan perusahaan multinasional/MNC.
Dibutuhkan penilaian kredit dari para pelaku. Sebaliknya unit futures contracts secara relatif
kecil dan pasar ini oleh karenanya terbuka bagi pelaku/nasabah-nasabah kecil dan besar; tidak
ada penilaian kredit yang dibutuhkan. Profil aliran kas juga membedakan kedua kontrak.
Futures contracts membutuhkan/ mensyaratkan deposit awal dan tiap margin calls yang di-
settled secara harian (mark to market), sementara pada forward contracts tidak ada deposit
ataupun margin yang dibayarkan.

III. OPSI
Opsi dapat didefinisikan sebagai suatu produk efek (sekuritas) yang memberikan hak kepada
pemiliknya untuk membeli atau menjual aset finansial tertentu dalam jumlah tertentu pada
harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Dalam buku manajemen Keuangan, Agus
Sartono menyatakan bahwa opsi adalah suatu kontrak yang memberikan pemilik atau

pemegangnya suatu hak untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga tertentu selama
jangka waktu yang telah ditentukan. Karakteristik utama yang membedakan opsi dari future
adalah bahwa daam opsi, pemiliknya tidak berkewajiban untuk menggunakan haknya atas
opsi yang dimilikinya. Jadi, opsi memberikan hak, bukan kewajiban. Jika opsi tidak lagi
memberikan keuntungan, maka pemilik opsi berhak untuk membiarkannya sampai jatuh
tempo (tidak digunakan).
Opsi menawarkan manfaat utama hedging, di mana meliputi offsetting atau perlindungan
terhadap risiko pergerakan harga yang merugikan, dan secara simultan mencegah risiko
tersebut, serta melindungi kemungkinan memanfaatkan profit dari pergerakan harga yang
menguntungkan. Namun, opsi memilii kelemahan dari segi biaya yang lebih tinggi daripada
kontrak future dan forward.
Sebagai produk derivatif, opsi hanya akan memiliki nilai selagi terhubung ke aset finansial
yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan aset finansial dalam hal ini adalah saham biasa,
obligasi dan obligasi konvertibel. Opsi diterbitkan oleh writer. Untuk mendapatkan hak opsi
ini investor harus membayar sejumlah premi kepada writer. Writer bukanlah perusahaan
publik yang menerbitkan saham tersebut. Writer adalah seorang investor yang menerbitkan
opsi untuk dijual kepada investor lainnya. Emiten saham atas opsi tersebut tidak terlibat
dalam transaksi opsi tersebut. Dengan opsi, writer menjamin adanya hak (bukan kewajiban)
bagi pembeli opsi untuk membeli atau menjual aset tertentu pada waktu dan harga yang telah
ditetapkan.
Call Option dan Put Option
Opsi terbagi atas dua jenis, call option atau opsi beli dan put option atau opsi jual. Opsi beli
(call option) adalah hak untuk membeli sekuritas tertentu dengan harga yang telah ditentukan
dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan put option atau opsi jual adalah hak untuk menjual
sekuritas tertentu dengan harga yang telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu. Seorang
pemilik call option akan memperoleh keuntungan apabila harga pasar sekuritas pada saat
maturity lebih tinggi daripada nilai opsi, karena dengan demikian investor tersebut dapat
membeli sekuritas dengan harga yang lebih murah daripada yang seharusnya. Sebaliknya, put
option akan memberikan keuntungan bagi investor jika harga pasar sekuritas lebih rendah
daripada nilai opsi karena investor dapat menjual sekuritas yang dimilikinya dengan harga
yang lebih tinggi dibandingkan harga pasar.
Berikut adalah gambar yang mengilustrasikan keuntungan dan kerugian yang mungkin
dialami investor dan writer call option:
Pada Gambar 1 di atas, digambarkan situasi bagi Long atau pihak pembeli call option. Bagi
investor yang membeli call option, kerugian maksimal yang mungkin diderita haya sebatas
premium yang dibayarkannya ketika membeli opsi. Hal in terjadi jika harga pasar sekuritas
lebih rendah daripada nilai opsi sehingga opsi yang dimiliki tidak lagi bernilai. Sedangkan
keuntungan yang bisa diperoleh apabila terjadi kenaikan harga pasar sekuritas adalah tidak
terbatas.
Hal ini berkebalikan dengan yang dialami writer. Menjual call option atas suatu sekuritas
menawarkan kesempatan untuk memperoleh pendapatan berupa premi dari penjualan opsi
sekaligus menyediakan perlindungan apabla harga sekuritas jatuh. Namun, pada saat yang
sama, writer juga terikat dalam kontrak untuk menjual saham pada tingkat harga yang
disepakati jika call option tersebut di-exercise.
Dalam Gambar 2, digambarkan bahwa keuntungan maksimal yang bisa diperoleh writer
adalah sebatas premium yang diterima. Sedangkan kerugian yang mungkin diderita tidak
terbatas. Apalagi jika harga pasar sekuritas naik jauh melebihi nilai opsi. Profil keuntungan
(kerugian) writer adalah kebalikan dari profil keuntungan (kerugian) investor pembeli call
option. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh writer pada saat maturity akan sama
besarnya dengan kerugian yang diderita investor, begitu pula sebaliknya.
Hal yang sama berlaku pula untuk put option. Gambar berikut akan mengilustrasikan
pola keuntungan dan kerugian yang mungkin dialami writer maupun pembeli put option.
Pada Gambar 3 di atas tampak bahwa kerugian maksimum yang mungkin diderita oleh
investor hanya sebesar put premium yang telah dibayarkannya ketika membeli put option.
Investor akan memperoleh keuntungan yang tinggi apabila harga pasar sekuritas jauh di
bawah nilai put option. Namun, apabila harga asar sekuritas meningkat, maka keuntungan
tersebut akan menurun dan mencapai titik terendahnya ketika harga pasar sekuritas lebh
tinggi dibandingkan nilai option. Pada titik ini put option yang dimiliki investor sudah tidak
bernilai lagi dan investor menderita kerugian sebesar premium yang dibayarkan di awal.
Dari sisi writer, menjual put option memberikan kesempatan untuk melindungi dan
menjaga nilai sekuritas yang telah dimiliki saat ini jika terjadi penurunan harga.
Gambar di atas menunjukkan pola keuntungan dan kerugian yang mungkin dialami oleh
writer. Dari gambar tersebut tampak bahwa ketika harga pasar sekuritas lebih rendah dari
nilai opsi, writer akan menderita kerugian. Nilai kerugian ini sebesar strike price dikurangi
dengan premi opsi, tergantung seberapa rendah harga pasar sekuritas tersebut. Namun, seiring
dengan meningkatnya harga pasar saham, kerugian yang diderita writer mulai berkurang.
Tetapi, keuntungan maksimum yang dapat diperoleh writer hanya sebatas premium yang
diterima dari investor, karena dalam kondisi harga pasar sekuritas di atas nilai opsi, investor
tidak akan menggunakan put option yang dimiliki. Daripada menggunakan put option, akan
lebih menguntungkan bagi investor untuk menjual sekuritasnya langsung ke pasar dengan
harga yang lebih tinggi.
Penilaian Opsi
Penilaian terhadap sebuah opsi perlu dilakukan untuk mengestimasi nilai intrinsik suatu opsi.
Selanjutnya, setelah mengetahui nilai intrinsik opsi tersebut, harga opsi pun dapat ditentukan.
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi besaran harga suatu opsi, antara lain:
1. Harga sekuritas yang bersangkutan
2. Strike price yang ditetapkan
3. Expiration date
4. Volatilitas harga saham yang diharapkan selama umur opsi
5. Tingkat suku bunga jangka pendek selama umur opsi
6. Dividen yang diharapkan diberikan oleh saham yang bersangkutan
Dari keenam faktor tersebut, harga pasar sekuritas merupakan faktor yang paling penting. Hal
ini disebabkan karena jika harga pasar sekuritas jauh di atas atau di bawah strike price, maka
faktor lain menjadi tidak penting lagi. Faktor lain yang mempengaruhi harga opsi adalah
strike price. Pada call option, semakin tinggi strike price maka premi call option akan
semakin rendah. Hal ini disebabkan karena kemungkinan harga sekuritas naik di atas strike
price akan semakin kecil. Jika strike price lebih tinggi daripada harga pasar, secara otomatis,
pemegang call option tidak akan menggunakan haknya. Sebaliknya, semakin tinggi strike
price pada put option, premium yang dibayarkan juga semakin besar. Hal ini disebabkan
karena semakin besar pula kemungkinan harga sekuritas turun di bawah strike price.
Faktor ketiga yang mempengaruhi harga suatu opsi adalah lamanya waktu yang
tersisa sampai option tersebut jatuh tempo. Semakin lama jangka waktu yang tersisa maka
harga opsi akan semakin tinggi. Volatilitas (naik turunnya harga sekuritas) juga
mempengaruhi nilai opsi. Semakin berfluktuasi harga sekuritas yang bersangkutan, maka
semakin tinggi nilai opsi. Sementara itu, nilai opsi akan semakin tinggi jika suku bunga bebas
risiko semakin rendah. Terakhir, faktor yang menentukan nilai opsi adalah tingkat dividen
dari sekuritas yang bersangkutan. Secara umum, semakin besar dividen atas sekuritas yang
bersangkutan, maka semakin rendah harga call option.

TIPE HEDGING
Pada umumnya pasar future mempunyai 2 (dua) kegunaan yaitu, (1) spekulasi, (2) Hedging
Spekulan membuat kontrak future dengan harapan akan mendapatkan untung di masa datang.
Sedangkan individu yang melakukan hedging dengan tujuan untuk menghindari risiko. Ada 2
tipe hedging yang digunakan dalam kontrak future yaitu: long hedge (hedging panjang), dan
short hedge (hedging pendek). Long Hedge digunakan untuk melindungi tingkat kenaikan
harga, sedangkan short hedge untuk melindungi penurunan harga. Dalam pembahasan bab
mengenai hubungan tingkat bunga dan harga sekuritas, diketahui adanya hubungan negatif
antara tingkat bunga dengan harga sekuritas. Jadi, perubahan tingkat bunga mempengaruhi
nilai sekuritas, tipe hedging yang dipakai tergantung situasi. Sesuatu hal yang terpenting
adalah bagaimana meminimalkan risiko.
LONG HEDGE
Long hedge digunakan untuk melindungi kenaikan tingkat harga atau penurunan tingkat
bunga. Untuk melindungi risiko tersebut investor membeli kontrak future sebelum investor
membeli sekuritas. Tujuannya untuk menjamin tingkat hasil (yield) apabila tingkat bunga
turun dan harga sekuritas naik. Untuk memperjelas hal tersebut dicontohkan sebagai berikut.
Misalkan, investor memperkirakan akan menerima Rp 10.000, dalam waktu 3 bulan dari
sekarang, saat ini bulan Januari, sehingga uang tersebut akan diterima pada bulan April.
Harga sekuritas yang akan dibeli dengan nilai nominal Rp 10.000, tetapi nilai pasar sekarang
Rp 9.000. Diumpamakan ada resesi ekonomi sehingga tingkat bunga menurun dan harga
sekuritas akan naik diatas Rp 9.000. Akibatnya yield akan turun. Apakah ada jalan keluar
agar yield tetap konstan? Jawabannya ada, yaitu kalau investor membeli kontrak future untuk
suatu sekuritas. Misalnya, kontrak future akan dilaksanakan pada bulan Oktober, sedangkan
perjanjian kontrak dibuat pada bulan Januari. Jika tingkat bunga turun, harga sekuritas naik,
kenaikan harga sekuritas ini akan menyebabkan harga kontrak future juga naik. Apabila pada
bulan April harga sekuritas sudah naik ke Rp 9.500, maka pada bulan April investor akan
menerima uang tersebut dan dia membeli sekuritas dengan harga Rp 9.500. Kemudian
perjanjian kontrak future yang dibuat pada bulan Januari dijual dan investor mendapat untung
sebesar Rp 500. Rp 500 ini menunjukkan besarnya kompensasi kerugian yang timbul karena
adanya kenaikan harga sekuritas dari Rp 9.000 ke Rp 9.500. Hal ini dapat diilustrasikan
dalam gambar 1.
Dalam gambar 1 kalau tingkat harga sekuritas naik maka harga kontrak naik sehingga
investor mengalami kerugian dari kontrak future dan keuntungan dari kenaikan harga
sekuritas (capital gain). Jadi, kerugian tersebut di imbangi dengan kenaikan harga sekuritas.
Perlu diketahui bahwa kerugian tersebut tidak dapat secara sempurna tertutupi oleh
keuntungan. Tetapi para investor memperkirakan bahwa hasil dari investasi akan stabil
dengan hasil Y Sebagian kerugian yang seharusnya diterima oleh investor dapat ditekan
menjadi lebih kecil.
Gambar 1
SHORT HEDGE
Short hedge merupakan transaksi menjual kontrak future kepasar sebelum sekuritas dijual.
Short hedge dilakukan untuk menjaga kenaikan harga dan penurunan tingkat bunga. Agar
mengerti bagaimana investor dapat menjaga fluktuasi hasil (yield) diberikan contoh
sederhana sebagai berikut Seorang investor mempunyai sekuritas obligasi dengan jangka 20
tahun, harga pasar Rp 9.500 dengan nilai nominal Rp 10.000. Tetapi investor khawatir
bahwa tingkat bunga akan meningkat. Sehingga harga obligasi akan menurun. Apabila harga
obligasi turun berarti investor akan rugi. Jalan keluar untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan menjual kontrak future untuk mengkompensasi kerugian disebabkan karena harga
kontrak future masih tinggi. Investor menjual kontrak future dengan keuntungan Rp 500. Jika
harga obligasi turun Rp 9.000 pada bulan berikutnya, maka investor mengkompensasi
kerugian sebesar Rp 500. Hal ini diilustrasikan dalam gambar 2.
Investor membeli kontrak future dari pasar untuk tujuan "zero out penjualan kontrak yang
pernah dilakukan. Yang dimaksud dengan zero out apabila dalam kasus tersebut investor
menjual kontrak future dalam waktu satu bulan, dan kemudian membeli kontrak future
lainnya, supaya dapat mengganti kontrak yang pernah dibeli. Misalkan, seorang investor A
melakukan perjanjian kontrak future dengan investor B, perjanjian tersebut dilakukan dalam
waktu dan tanggal tertentu. Misalnya 10 Desember 1996. Tetapi investor A sudah menjual
aset dalam kontrak kepada investor C pada tanggal 10 Agustus 1996. Padahal investor A
mempunyai perjanjian kontrak future dengan investor B. Sedangkan investor A membeli
kontrak future dengan investor D. Jadi, investor A membuat kontrak future agar investor D
menyerahkan asetnya kepada investor A. Karena pasar future merupakan pasar terorganisir,
maka secara langsung (otomatis) investor B dihubungkan langsung secara otomatis dengan
D. Jadi apabila investor B membuktikan aset tersebut maka investor B langsung datang
kepada investor D.
Dari gambar 2., apabila tingkat harga sekuritas turun maka harga kontrak turun sehingga
investor mengalami keuntungan dari kontrak future dan kerugian dari penurunan harga
sekuritas (capital loss). Keuntungan tersebut di imbangi dengan penurunan harga sekuritas.
Para investor memperkirakan bahwa hasil dari investasi akan stabil dengan hasil Y. Sebagian
kerugian yang seharusnya diterima oleh inves tor dari capital loss (penurunan harga sekuritas)
dapat ditekan menjadi lehih kecil
Gambar 2
Dalam kedua kasus tersebut di atas, investor berhasil menutup kerugian dengan keuntungan
dari transasksi dalam kontrak future. Bukti menunjukkan bahwa, tidak semua kerugian dapat
ditutup dengan keuntungan dari transaksi kontrak future. Namun demikian kontrak future
dapat meminimalkan risiko kerugian akibat adanya kenaikan harga atau penurunan tingkat
bunga (dalam long hedge). Atau sebaliknya dalam kasus short hedge yaitu untuk
meminimalkan risiko dari penurunan harga dan kenaikan tingkat bunga.
CONTOH HEDGING DI BURSA BERJANGKA
Misalnya seorang produsen gula mengharapkan dapat menjual gula yang akan dihasilkannya
dalam waktu 2 atau 3 bulan mendatang. Produsen tersebut memperhitungkan bahwa untuk
memperoleh keuntungan yang wajar, dia harus dapat menjual gula yang akan dihasilkan pada
harga US $ 190/ton . Harga di pasar berjangka untuk tiga bulan mendatang sebesar
US$204/ton menurur perhitungannya cocok dengan harapannya . Si produsen kemudian
menggunakan jasa Pialang Berjangka untuk menjual sejumlah kontrak di pasar berjangka
yang ekivalen dengan produk yang akan dihasilkannya untuk penyerahan bulan mei pada
harga US$204/ton. Pada akhir april ketika si produsen siap menjual gulanya , ternyata harga
gula di pasar fisik turun menjadi US$ 170 ton, sementara harga untuk penyerahan bulan Mei
di pasar berjangka turun menjadi US$ 180/ton. Si produsen menjual gulanya di pasar lokal
pada harga US$ 170/ton , dan pada saat yang sama mengintruksikan kepada Pialangnya untuk
membeli kembali sejumlah kontrak yang sama di pasar berjangka untuk penyerahan bulan
mei pada harga US$ 180 /ton. Berarti si produsen sekarang memiliki kontrak jual pada harga
US$ 204/ton dan kontrak beli pada harga US$180/ton, yang memberikan keuntungan sebesar
US$24/ton di pasar berjangka .Keuntungan ini di tambahkan pada penerimaan yang diperoleh
dari pasar lokal pada harga US$ 170/ton , sehingga harga jual sebenarnya menjadi
US$194/ton.
Bila terjadi hal yang sebaliknya ( harga naik ) , hasil akhirnya kurang lebih akan sama .
Misalnya , harga di pasar lokal pada bulan Mei naik menjadi US$ 210/ton ,sedangkan harga
kontrak penyerahan Mei di pasar berjangka naik menjadi US$ 220/ton . Berarti si produsen
menderita kerugian di pasar berjangka sebesar US$ 16/ton , sekaligus mengurangi hasil
penjualannya di pasar lokal sebesar US$ 210 / ton menjadi sebesar US$ 194/ton sebagi harga
akhir yang di terima.
OPSI
Kontrak opsi memberikan hak, bukan kewajiban, kepada pemegangnya untuk melakukan
tindakan tertentu. Terdapat dua jenis opsi, yaitu opsi beli (call option) dan opsi jual (put
option).
A. Opsi Beli (Call Option)
Call option atau opsi beli memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah
aktiva finansial pada harga yang tertentu (yang disebut strike atau exercise price) pada
tanggal tertentu sampai dengan opsi beli tersebut jatuh tempo. Jika opsi tersebut dapat
dilaksanakan setiap waktu sampai dengan tanggal jatuh tempo, maka opsi tersebut dinamakan
American options. Sebaliknya, jika opsi tersebut hanya dapat dilaksanakan pada saat jatuh
tempo saja, maka opsi dinamakan European options. Pihak pembeli (the “long”) dari call
option akan membayar sejumlah call premium kepada pihak penjual (the “short”).
Ilustrasi berikut ini menggambarkan secara nyata keuntungan investor jika menggunakan call
option. Misalnya, saham ABC diperdagangkan di bursa dengan harga Rp 100 per lembar.
Investor X membeli satu opsi beli (call option) pada satu lembar saham ABC dan jatuh tempo
dalam enam bulan dengan membayar premium sebesar Rp 10. Harga exercise opsi beli
tersebut adalah Rp 100. Pada saat opsi beli tersebut jatuh tempo, harga saham ABC naik
menjadi Rp 150. Karena investor X memegang opsi beli saham ABC, maka dia berhak untuk
membeli saham tersebut di pasar seharga Rp 100 dan kemudian dapat menjualnya dengan
harga Rp 150. Dalam hal ini, investor X berhasil mengantongi laba kotor Rp 50 (Rp 150 –
Rp 100) dan setelah dikurangi dengan premium yang telah dibayarkan dimuka, maka laba
atau keuntungan bersih investor X adalah Rp 40.
Andaikan saja sampai dengan batas jatuh tempo opsi beli tersebut, harga saham ABC tetap
atau bahkan turun menjadi Rp 90, investor X berhak “pergi” tanpa melaksanakan haknya
untuk membeli saham ABC seharga Rp 100. Jika demikian maka dia akan menanggung
kerugian sebesar premium yang telah dibayarkannya dimuka sebesar Rp 10. Tetapi jika
investor X melaksanakan haknya untuk membeli satu lembar saham ABC seharga Rp 100
dan kemudian menjualnya seharga Rp 90, maka dia akan menderita total kerugian sebesar Rp
20 (Rp 10 + Rp 10 premium). Ilustrasi tersebut menggambarkan bahwa kontrak opsi beli
dapat membatasi total kerugian yang ditanggung oleh investor akibat adanya penurunan
harga pada saham (dalam hal ini sebagai underlying instrument-nya) yaitu sebesar call
premium-nya.
B. Opsi Jual (Put Option)
Jenis lain dari option contract adalah opsi jual (put option). Put option atau opsi jual
memberikan hak kepada pemegangnya, bukan kewajiban, untuk menjual sejumlah aktiva
finansial pada harga yang tertentu (yang disebut strike atau exercise price) pada tanggal
tertentu sampai dengan opsi jual tersebut jatuh tempo. Sama dengan call option, pihak
pembeli (the “long”) dari put option akan membayar sejumlah put premium kepada pihak
penjual (the “short”).
Contoh ilustrasi berikut ini menggambarkan keuntungan dari opsi jual bagi pemegang atau
pembelinya. Investor X membeli satu lembar opsi jual pada selembar saham ABC dengan
jangka waktu jatuh tempo adalah enam bulan. Harga exercise opsi jual tersebut adalah Rp
100, dan premium yang dibayarkan dimuka adalah Rp 10. Misalkan pada saat jatuh tempo
harga pasar saham ABC adalah Rp 75. Hal ini sangat menguntungkan investor X karena dia
dapat membeli saham ABC di pasar seharga Rp 75 dan kemudian menjualnya dengan harga
Rp 100. Keuntungan bersih dari transaksi ini adalah Rp 15 (Rp 25 –Rp 10 premium).
Tetapi jika sebaliknya harga pasar saham ABC pada saat jatuh tempo naik menjadai Rp 125.
Investor X lebih baik tidak melaksanakan haknya untuk exercise dan membiarkan opsi
tersebut jatuh tempo. Kerugian investor X pada kasus ini adalah sebesar put premium saja,
yaitu Rp 10. Apabila investor X tetap melaksanakan exercise-nya pada saat harga pasar
saham naik, maka dia harus membeli satu lembar saham ABC dengan harga Rp 125, dan
kemudian menjualnya kepada pihak pembeli dengan harga Rp 100 saja. Sehingga total
kerugian yang harus diderita oleh investor X adalah sebesar Rp 35 (Rp 25 + Rp 10 premium).
Ilustrasi ini menggambarkan bahwa kontrak opsi jual dapat membatasi total kerugian yang
ditanggung oleh investor akibat adanya kenaikan harga saham sebesar put premium-nya.
C. Covered Call
Strategi yang sering digunakan oleh manajer reksa dana untuk meningkatkan tingkat
pengembalian adalah menjual opsi beli (call option) pada sebuah saham yang telah dimiliki
atau yang dibeli pada saat yang bersamaan dengan penjualan opsi beli tersebut. Posisi jual
opsi beli – beli saham (short call-long stock) ini dinamakan covered call.
Jika harga saham cenderung turun, investor akan memperoleh sejumlah premium opsi beli
karena harga saham berada dibawah harga opsi beli. Jika saham bergerak naik, maka saham
tersebut dapat dijual dan investor tidak menderita kerugian akibat harus membeli saham di
pasar dengan harga yang lebih tinggi.
Covered call ini sering dianggap sebagai strategi yang berisiko, karena investor yang menjual
call option pada saham membuang semua potensi keuntungan saham untuk sejumlah
premium call option, dan menahan semua risiko jika harga saham turun.

Anda mungkin juga menyukai