Anda di halaman 1dari 11

Persona, Jurnal Psikologi Indonesia

September 2012, Vol. 1, No. 2, hal 77-87

Kepercayaan Diri, Kematangan Emosi, Pola Asuh Orang Tua


Demokratis dan Kenakalan Remaja

M. Fatchurahman Herlan Pratikto


FKIP Universitas Muhammadiyah Universitas 17 Agustus 1945
Palangkaraya Surabaya

Abstract, The aims of this study is to investigate the correlations among the
self-confidence, emotional maturity and the democratic-parenting with the
youth delinquency. The subjects of this study were 46 students of class X of
SMK Muhammadiyah,Malang. Based on the correlation and the regression
analysis were obtained there were no correlation among the emotional
maturity variable and the democratic parenting with the youth delinquency.
Expectionally the self-confidence, there was significant and negative
correlation with youth delinquency. The more self confidence, the less youth
delinquency.

Keywords: Self-confidence, emotional maturity, democratic parenting,


youth delinquency.

Intisari. Tujuan penelitian ini untuk meneliti hubungan-hubungan di antara


kepercayaan diri, kematangan emosi dan pola asuh orang tua demokratis
dengan kenakalan remaja. Subjek penelitian berjumlah 46 siswa kelas X
SMK Muhammadiyah Malang. Berdasarkan analisis regresi dan korelasi
diperoleh hasil bahwa tidak ada korelasi antara kematangan emosi dan pola
asuh orang tua demokratis dengan kenakalan remaja. Namun, hasil berbeda
ditunjukkan variabel kepercayaan diri, bahwa terdapat korelasi negatif antara
kepercayaan diri dengan kenakalan remaja. Makin tinggi kepercayaan diri
remaja, makin berkurang kenakalan mereka.

Kata kunci: Kepercayaan diri, kematangan emosi, pola asuh demokratis,


kenakalan remaja

Salah satu aspek yang menonjol pada selama masa kanak-kanak ia kurang
perkembangan masa remaja ini adalah mempersiapkan diri untuk menghadapi
aspek emosi. Emosi adalah reaksi tubuh keadaan tersebut (Hurlock, 1999).
sebagai respon terhadap situasi atau peris- Pada masa remaja, siswa sering kali
tiwa yang terjadi dalam lingkungan. Emosi mengalami mudah marah, mudah tersi-
merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh nggung, dan emosinya cenderung meledak
suatu rangsangan atau situasi tertentu yang (menggerutu, bersuara keras mengkritik),
menyebabkan terjadinya perubahan peri- tidak berusaha mengendalikan perasaan-
laku pada diri remaja. Para ahli menggam- nya, dan tidak punya keprihatinan. Akibat-
barkan masa remaja dianggap sebagai nya keberingasan tersebut terakumulasi
periode “badai dan tekanan” (storm and dalam tawuran massal, pembajakan kenda-
tress), Pada masa ini ketegangan emosi raan umum, perampokan, pemerkosaan,
meninggi sebagai akibat dari perubahan penjambretan, penculikan, pencurian,
fisik dan kelenjar. Meningginya emosi membakar, mengumpat, menghujat, dan
terutama karena anak laki-laki dan perem- bahkan membunuh maupun bunuh diri,
puan berada di bawah tekanan sosial dan sebagaimana dilihat di berbagai media
menghadapi kondisi baru, sedangkan massa terutama di televisi.

77
M. Fatchurahman dan Herlan Pratikto

Dalam kaitannya dengan permasalahan indikasikan bahwa beberapa siswa tersebut


remaja, rintangan perkembangan remaja menunjukkan adanya penyimpangan peri-
menuju kedewasaan itu ditentukan oleh laku atau yang disebut dengan kenakalan
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi remaja, sehingga secara tidak langsung
anak pada waktu kecil di lingkungan juga akan berdampak pada proses sosiali-
rumah tangga dan lingkungan masyarakat. sasi antara siswa dengan siswa maupun
Jika seorang individu di masa kanak-kanak siswa dengan guru di sekolah.
banyak mengalami rintangan hidup dan Hal tersebut mengindikasikan bahwa
kegagalan bisa menyebabkan timbulnya kenakalan remaja dipengaruhi oleh ber-
kelainan-kelainan berupa tingkah laku aneh bagai faktor, diantaranya adalah faktor
seperti kenakalan remaja yang jika tidak kematangan emosi. Tidak matangnya emo-
terkendali dapat menjerumuskan ke dalam si seseorang ditandai dengan meledaknya
perbuatan negatif, seperti minum-minuman emosi di hadapan orang lain, tidak dapat
keras (alkohol), narkoba, dan lain-lain. penilaian situasi kritis dan memiliki reaksi
Hasil penelitian yang serupa dilakukan emosi tidak stabil, sebaliknya matangnya
oleh Balitbang Departemen Sosial (2002), emosi seseorang ditandai dengan tidak
Hamzah (2002), dan Prahesti (2002) disim- meledaknya emosi di hadapan orang lain,
pulkan bahwa berbagai bentuk kenakalan dapat penilaian situasi kritis dan memiliki
remaja berupa berbohong, pergi keluar reaksi emosi stabil (Hurlock, 2000). dan
rumah tanpa pamit, keluyuran, begadang, kepercayaan diri seperti percaya pada
membolos sekolah, berkelahi dengan kemampuan diri sendiri, bertindak mandiri
teman, berkelahi antar sekolah, buang dalam mengambil keputusan, memiliki
sampah sembarangan, membaca buku konsep diri yang positif dan berani meng-
porno, melihat gambar porno, menonton ungkapkan pendapat (Lauster, 2006).
film porno, mengendarai kendaraan ber- Kematangan emosi bisa dikatakan seba-
motor tanpa SIM, kebut-kebutan/menge- gai suatu kondisi perasaan atau reaksi
but, minum-minuman keras, kumpul kebo, perasaan yang stabil terhadap suatu obyek
hubungan sex di luar nikah, mencuri, men- permasalahan, sehingga untuk mengambil
copet, menodong, menggugurkan kandung- suatu keputusan atau bertingkah laku
an, memperkosa, berjudi, menyalah guna- didasari dengan suatu pertimbangan dan
kan narkoba dan membunuh. tidak mudah berubah-ubah dari suatu
SMK Muhammadiyah 2 Malang meru- suasana hati ke suasana hati lainnya. Hasil
pakan sekolah menengah kejuruan di mana penelitian Adzikriyah (2003) menunjukkan
kebanyakan siswanya berasal dari luar kota bahwa ada hubungan positif antara kema-
malang, sedangkan SMK Muhammadiyah tangan emosi dengan kompetensi sosial,
2 Malang di Kota Malang. Masalah yang artinya semakin tinggi kematangan emosi
sering terjadi di sekolah tersebut adalah semakin tinggi pula kompetensi sosial
adanya siswa yang sering membolos, remaja. Begitu pula sebaliknya, semakin
melanggar peraturan sekolah, berbohong, rendah kematangan emosi, semakin rendah
pergi keluar rumah tanpa pamit, keluyuran, pula kompetensi sosialnya.
begadang, buang sampah sembarangan, Hurlock (2000) mengatakan bahwa
membaca buku porno, melihat gambar menyalurkan emosi sebagian disebabkan
porno, mengendarai kendaraan bermotor oleh keadaan fisik remaja pada saat itu dan
tanpa SIM, kebut-kebutan/mengebut, ku- taraf intelektualnya serta kondisi ling-
rang adanya motivasi belajar dan rendah- kungan. Penguasaan emosi yang baik
nya pencapaian prestasi, rendahnya ke- menjadikan remaja dapat mengendalikan
mampuan bergaul dan kurangnya rasa per- emosi dan menyesuaikan diri dengan baik
caya diri siswa. Informasi tersebut dipe- serta diterima lingkungan sekitar. Sebalik-
roleh ketika peneliti melakukan survei dan nya, bila penguasaan emosi yang buruk
wawancara dengan konselor sekolah dan menjadikan remaja kurang dapat menye-
salah satu wakasek bidang kesiswaan SMK suaikan diri serta kurang mengendalikan
Muhammadiyah 2 Malang. Hal ini meng- emosinya dengan baik, sehingga berakibat

78
Kepercayaan Diri, Kematangan Emosi, Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Kenakalan Remaja

berkurangnya rasa percaya diri remaja. bulnya perilaku negatif berupa kenakalan
Kepercayaan diri pada remaja berhu- remaja sebagai bentuk kompensasi.
bungan dengan perilaku negatif atau kena- Keberfungsian keluarga dalam mengu-
kalan yang ditimbulkan, akan mengakibat- rangi perilaku negatif atau kenakalan
kan remaja sulit berinteraksi dan mengem- remaja sangat menentukan, artinya sema-
bangkan penilaian positif baik terhadap diri kin meningkatnya keberfungsian sosial
sendiri maupun terhadap lingkungan yang sebuah keluarga dalam melaksanakan tugas
dihadapinya. Hal ini dapat diasumsikan kehidupan, peranan, dan fungsinya maka
bahwa semakin tinggi kepercayaan diri akan semakin rendah tingkat kenakalan
siswa semakin rendah tingkat kenakalan anak-anaknya atau kualitas kenakalannya
remaja begitu pula sebaliknya, jika sema- semakin rendah. Penelitian Kim & Kim
kin rendah percaya diri semakin tinggi dalam Afrillia dan Kurniati (2008) menun-
tingkat kenakalan remaja. Hurlock (1980) jukkan bahwa keluarga dengan anak yang
menyatakan bahwa seseorang memiliki melakukan kenakalan remaja mempunyai
percaya diri tinggi jika ia mampu membuat tingkat keberfungsian keluarga yang lebih
pernyataan-pernyataan positif mengenai buruk..
dirinya, menghargai diri sendiri, serta Hasil penelitian yang dilakukan Pro-
mampu mengejar harapan-harapan yang gram Studi Gizi Masyarakat dan Sumber
kemungkinan membuatnya sukses. daya Keluarga Institut Pertanian Bogor
Orang yang percaya diri bisa dilihat dari (2006) menunjukkan bahwa tekanan eko-
ketenangan mereka dalam mengontrol diri nomi keluarga, berpengaruh secara tidak
sendiri. Selain itu, orang yang percaya diri langsung pada kenakalan pelajar melalui
tinggi tidak mudah terpengaruh oleh situasi gaya pengasuhan yang dilakukan orang tua
yang kebanyakan orang menilainya nega- terhadap anak remajanya tersebut. Penga-
tif. Menurut Lindenfield (1997) seseorang suhan yang dilandasi oleh kekerasan baik
yang mampu mengendalikan dan mengon- itu kekerasan secara sadar maupun tidak
trol emosinya dengan baik, cenderung sadar mengakibatkan jiwa dan psikologi
lebih percaya diri karena tidak khawatir remaja menjadi tertekan, selalu sedih, tidak
akan lepas kendali saat menghadapi tan- percaya diri, tidak berguna, tidak mampu
tangan atau risiko. Sebab orang yang per- mengendalikan diri, mendendam, dan
caya diri biasa mengatasi rasa khawatir, memberontak.
takut dan cemas serta mampu mengatasi Secara psikologis, sebenarnya remaja se-
konfrontasi secara efektif dan konstruktif. macam ini ingin mendapatkan pengakuan
Di sisi lain pola asuh orang tua sangat social dan perhatian dari orang tuanya,
berpengaruh terhadap perkembangan rema- namun karena mereka tidak mendapatkan
ja, khususnya pada pola asuh demokrasi hal itu di rumah, sebagai gantinya adalah
orang tua. Dengan gaya pengasuhan seperti mencari pengakuan di luar rumah dengan
yang dilandasi kasih sayang, sikap terbuka, cara melakukan tindakan kenakalan. Oleh
kedisiplinan, pemberian hadiah berkaitan karena itu penelitian ini bertujuan untuk
dengan prestasi belajar, pemberian hu- mengetahui hubungan antara kepercayaan
kuman jika anak melakukan pelanggaran, diri, kematangan emosi dan pola asuh
pemberian keteladanan, penanaman sikap orang tua demokratis dengan kenakalan
dan moral, perlakuan yang adil terhadap remaja pada SMK Muhammadiyah 2
anak, dan pembuatan peraturan berkaitan Malang.
dengan tugas-tugas perkembangan anak.
Hal ini sangatlah penting bagi anak supaya Metode
dapat mengembangkan perilaku positif.
Subjek
Sebaliknya bila tidak diberikan dengan
pola asuh demokratis maka anak diasum- Pada penelitian ini yang menjadi popu-
sikan akan mengalami kesulitan dalam lasi adalah siswa kelas X SMK Muham-
hubungan sosial dan mengakibatkan tim- madiyah 2 Malang tahun pelajaran 2010/
2011, sebanyak 184 orang, yang meliputi

79
M. Fatchurahman dan Herlan Pratikto

laki-laki 90 orang, dan perempuan 94 bangkan berjumlah 42 aitem. Setelah uji


orang. Jumlah sampel yang diambil sebe- validitas dari 42 aitem terdapat 22 aitem
sar 25% atau 46 siswa, diambil secara yang dianggap baik dengan rbt yang
“proportional random sampling”. Jumlah bergerak dari 0,317 sampai 0,767. Kemu-
sampel tersebut dianggap cukup untuk dian uji reliabilitas diperoleh koefisien
dijadikan penelitian korelasi, hal ini sesuai reliabilitas 0,873. Berarti menunjukkan
dengan pendapat Sukmadinata (2009) bah- bahwa reliabilitas skala kepercayaan diri
wa secara umum, untuk penelitian korelasi- terhadap siswa SMK memadai.
onal jumlah sampel sebanyak 30 individu
telah dipandang cukup besar. Kematangan Emosi (X2)
Kematangan emosi merupakan kemam-
Variabel puan seseorang atau individu dalam
Kenakalan Remaja (Y) mengendalikan dan membuat pertimbang-
an secara dewasa terhadap luapan perasaan
Kenakalan remaja (siswa) adalah tindak
dan reaksi psikologis serta fisiologis dalam
perbuatan yang dilakukan siswa di ling-
menghadapi keadaan atau situasi tertentu
kungannya, baik di lingkungan keluarga,
melalui proses berpikir secara produktif.
sekolah maupun masyarakat, dan perbua-
Pengukuran yang digunakan adalah skala
tan tersebut bersifat melawan hukum, anti
kematangan emosi disusun berdasarkan
sosial, dan melanggar norma-norma agama
indikator dari teori Hulock (2002) kema-
yang dilakukan oleh remaja/siswa, baik
tangan emosi anak meliputi: selektif dalam
yang dilakukan di lingkungan keluarga,
merespon emosi, memiliki reaksi emosi-
sekolah maupun di masyarakat. Pengu-
onal yang stabil, dan menggunakan ke-
kuran yang digunakan skala kenakalan
mampuan berpikir kritis. Aitem yang di-
remaja yang disusun berdasarkan indikator
kembangkan berjumlah 30. Setelah uji
dari teori Kartono (1996), yaitu: kenakalan
validitas dari 30 aitem terdapat 15 aitem
remaja di rumah/keluarga, kenakalan rema-
yang dianggap baik dengan rbt yang
ja di sekolah, dan kenakalan remaja di
bergerak dari 0,295 sampai 0,635. Kemu-
masyarakat. Aitem yang dikembangkan
dian uji reliabilitas diperoleh koefisien
berjumlah 50 aitem. Setelah uji validitas,
reliabilitas 0,804. Berarti menunjukkan
maka dari 50 aitem terdapat 21 aitem yang
bahwa reliabilitas skala kematangan emosi
dianggap valid dengan rbt yang bergerak
terhadap siswa SMK memadai.
dari 0,269 sampai 0,656. Kemudian uji
reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas
0,873. Berarti menunjukkan bahwa relia- Pola Asuh Demokrasi Orang Tua (X3)
bilitas skala kenakalan remaja terhadap Pola asuh orang tua demokratis adalah
siswa SMK memadai. model atau cara orang tua dalam mengasuh
dan membentuk kepribadian anaknya,
Kepercayaan Diri (X1) dalam hal ini anak usia sekolah (siswa)
dengan cara membimbing, mendidik, me-
Kepercayaan diri merupakan sikap
ngarahkan dan memperlakukan anak di
individu dalam hal ini siswa yang yakin
lingkungan keluarga dengan ciri orang tua
akan kemampuan dirinya atau mempunyai
selalu berdiskusi dengan anak untuk me-
pandangan yang bersifat positif terhadap
nentukan segala sesuatu, memberikan gan-
dirinya, dengan tidak perlu membanding-
jaran sesuai dengan keadaan atau norma
kan dengan orang lain. Pengukuran yang
masyarakat, dan adanya sikap terbuka anta-
digunakan adalah skala kepercayaan diri
ra orang tua dengan anaknya.
yang disusun berdasarkan indikator dari
Pengukuran yang digunakan adalah
teori Lauster (2006), yaitu: percaya pada
skala pola asuh orang tua demokratis yang
kemampuan diri sendiri, bertindak mandiri
telah dikembangkan oleh Effendi (2002)
dalam mengambil keputusan, memiliki
dengan indikator : sikap orang tua yang
konsep diri yang positif, dan berani meng-
hangat dan terbuka, aturan atau disiplin
ungkapkan pendapat. Aitem yang dikem-

80
Kepercayaan Diri, Kematangan Emosi, Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Kenakalan Remaja

dibuat bersama, aturan atau disiplin dilak- 21 aitem yang dianggap baik dengan rbt
sanakan secara konsisten, hadiah dan hu- yang bergerak dari 0,272 sampai 0,821.
kuman dilakukan secara rasional, anak Kemudian uji reliabilitas diperoleh koefi-
diberi kebebasan untuk mengemukakan sien reliabilitas 0,895. Berarti menun-
pendapat, perasaan dan keinginannya, jukkan bahwa reliabilitas skala pola asuh
orang tua sebagai pemberi pendapat dan orang tua demokratis terhadap siswa SMK
pertimbangan terhadap aktivitas anak, dan memadai.
orang tua menerima keadaan anak. Aitem Rangkuman hasil uji reliabilitas tersebut
yang dikembangkan berjumlah 43 aitem. dapat dilihat pada tabel berikut :
Setelah uji validitas dari 43 aitem terdapat

Tabel 1: Hasil Uji Reliabilitas


No. Skala Nilai rtt Keterangan
1 Kepercayaan Diri 0,873 Reliabel
2 Kematangan Emosi 0,804 Reliabel
3 Pola Asuh Demokrasi Orang Tua 0,895 Reliabel
4 Kenakalan Remaja 0,873 Reliabel

Analisis Data nilai sig. 0,572 > 0,05, menunjukkan


bahwa variabel kematangan emosi dengan
Sebelum dilakukan analisis data, maka
kenakalan remaja tidak terdapat hubungan
diperlukan uji asumsi yang meliputi uji
yang linear. Hasil uji linearitas hubungan
normalitas dan uji linearitas, hal ini
antara variabel pola asuh demokrasi orang
dilakukan agar penarikan kesimpulan pada
tua dengan kenakalan remaja diketahui
hasil penelitian tidak menyimpang dari
nilai sig. 0,366 > 0,05, menunjukkan
kebenaran. Uji persyaratan yang diper-
bahwa variabel pola asuh demokrasi orang
lukan dalam analisis regresi ganda adalah
tua dengan kenakalan remaja tidak terdapat
normalitas dan linearitas.
hubungan yang linear.
Uji normalitas data menggunakan
Setelah uji asumsi, kemudian dilakukan
Kolmogorov-Smimov, dengan taraf sig.
pengujian hipotesis dengan teknik analisis
0,05. Hasil uji normalitas variabel keperca-
data yaitu analisis regresi ganda (multiple
yaan diri pada taraf sig. 0,200 > 0,05,
regression). Hal ini dimaksudkan untuk
menunjukkan berdistribusi normal. Hasil
menjawab dan mengetahui hubungan se-
uji normalitas variabel kematangan emosi
cara sendiri-sendiri dan bersama-sama
pada taraf sig. 0,114 > 0,05, menunjukkan
(Hair, et al., 2006). Adapun variabel inde-
berdistribusi normal. Hasil uji normalitas
penden yaitu kepercayaan diri, kema-
variabel pola asuh demokrasi orang tua
tangan emosi, dan pola asug demokrasi
pada taraf sig. 0,200 > 0,05, menunjukkan
orang tua dengan variabel dependen yaitu
berdistribusi normal, dan hasil uji normali-
kenakalan remaja. Pengolahan data peneli-
tas variabel kenakalan remaja pada taraf
tian menggunakan program SPSS for
sig. 0,003 < 0,05, menunjukkan tidak ber-
windows Release 17.0.
distribusi normal.
Uji linearitas data digunakan Tes for
Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil
Hasil uji linearitas hubungan antara varia- Hasil analisis regresi yang digunakan
bel kepercayaan diri dengan kenakalan untuk menguji hipotesis penelitian ini
remaja diketahui nilai sig. 0,087 > 0,05, adalah :
menunjukkan bahwa variabel kepercayaan Hipotesis pertama, hasil yang diperoleh
diri dengan kenakalan remaja tidak terda- r = -0,254. Koefisien korelasi sebesar -
pat hubungan yang linear. Hasil uji lineari- 0,254 dengan taraf signifikansi 0,044 atau
tas hubungan antara variabel kematangan lebih kecil dari toleransi 0,05 menunjukkan
emosi dengan kenakalan remaja diketahui bahwa kepercayaan diri memiliki hubung-

81
M. Fatchurahman dan Herlan Pratikto

an yang negatif yang signifikan dengan Hipotesis keempat, hasil uji ANOVA
kenakalan remaja di SMK Muhammadiyah diperoleh nilai Fhitung sebesar 1.198
2 Malang. dengan taraf signifikansi 0,322 jauh lebih
Hipotesis kedua, hasil yang diperoleh besar dari 0,05. Hal ini berarti regresi dapat
r =-0,077. Koefisien korelasi sebesar - dipakai untuk memprediksi bahwa kena-
0,077 dengan taraf signifikansi 0,305 atau kalan remaja tidak memiliki korelasi yang
lebih besar dari toleransi 0,05 menunjuk- signifikan dengan kematangan emosi dan
kan bahwa kematangan emosi tidak memi- pola asuh demokrasi orang tua, kecuali
liki hubungan yang signifikan dengan kepercayaan diri siswa, dengan kata lain
kenakalan remaja di SMK Muhammadiyah bahwa variabel kepercayaan kematangan
2 Malang. emosi dan pola asuh demokrasi orang tua
Hipotesis ketiga, hasil yang diperoleh (secara bersama-sama) tidak memiliki
r = 0,132. Koefisien korelasi sebesar 0,132 hubungan dengan kenakalan remaja,
dengan taraf signifikansi 0,190 atau lebih kecuali variabel kepercayaan diri dengan
besar dari toleransi 0,05 menunjukkan kenakalan remaja.
bahwa pola asuh demokrasi orang tua tidak Besarnya sumbangan setiap variabel seba-
memiliki hubungan yang signifikan dengan gaimana pada tabel 2 berikut:
kenakalan remaja di SMK Muhammadiyah
2 Malang.

Tabel 2: Sumbangan efektif setiap variabel terhadap Kenakalan Remaja


Variabel (r) (Beta) Sumb. Efektif (%)
Kepercayaan Diri -0,254 -0,258 0,065
Kematangan Emosi -0,077 0,042 -0,003
Pola Asuh Demokrasi
0,132 0,125 0,016
Orang Tua

Tabel di atas menunjukkan bahwa sum- kalan remaja siswa di SMK Muham-
bangan terbesar terhadap variabel depen- madiyah 2 Malang. Artinya semakin tinggi
den kenakalan remaja adalah kepercayaan kepercayaan diri remaja maka semakin
diri yaitu 0,065% diikuti pola asuh demo- rendah kenakalan remaja. Hal ini diperkuat
krasi orang tua yaitu 0,016% dan yang dengan hasil penelitian Hadita (TT) bahwa
terkecil kematangan emosi yaitu -0,003%. siswa SMAN 21 Surabaya kelas X mem-
Hasil analisis ini menerangkan bahwa punyai tingkat kepercayaan yang tinggi
pengaruh dominan pada kenakalan remaja dibandingkan tingkat kenakalan remaja.
bersumber dari kepercayaan diri. Kesen- Wardani (2011) menunjukkan terdapat
jangan kenakalan remaja siswa SMK hubungan negatif antara perilaku asertif
Muhammadiyah 2 Malang bersumber dari dengan kenakalan remaja.
kepercayaan diri siswa. Dengan kata lain Orang yang percaya diri bisa dilihat dari
kepercayaan diri siswa efektif mengubah ketenangan mereka dalam mengontrol diri
kenakalan remaja bagi siswa. sendiri. Selain itu, orang yang percaya diri
tinggi tidak mudah terpengaruh oleh situasi
Pembahasan yang kebanyakan orang menilainya nega-
tif. Menurut Lindenfield (1997) seseorang
Hipotesis pertama, hasil analisis me-
yang mampu mengendalikan dan mengon-
nunjukkan terdapat hubungan yang signifi-
trol emosinya dengan baik, cenderung le-
kan antara kepercayaan diri dengan kena-
bih percaya diri karena tidak khawatir akan
kalan remaja sebesar -0,254 dengan taraf
lepas kendali saat menghadapi tantangan
sig. 0,044. Temuan ini menunjukkan
atau risiko. Sebab orang yang percaya diri
bahwa kepercayaan diri memiliki hubung-
biasa mengatasi rasa khawatir, takut dan
an negatif yang signifikan dengan kena-
cemas serta mampu mengatasi konfrontasi

82
Kepercayaan Diri, Kematangan Emosi, Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Kenakalan Remaja

secara efektif dan konstruktif. Sedangkan Kenyataannya hasil penelitian ini


orang yang reaktif banyak memberikan menunjukkan bahwa antara variabel kema-
pengaruh kepada diri seseorang karena tangan emosi dengan kenakalan remaja
seseorang berharap reaksi yang positif tidak memiliki hubungan, hal ini mungkin
dalam berinteraksi, misalnya seseorang disebabkan oleh faktor kepribadian. Emosi
akan merasa bangga dan puas. Namun jika memiliki hubungan yang mempengaruhi
reaksinya negatif maka akan menghasilkan pada kepribadian seseorang. Karena itu
konsep diri yang negatif sehingga dengan Kepribadian seseorang dapat menjadi salah
reaksi tersebut dia merasa tidak senang dan satu faktor penentu tingkat kematangan
kecewa dan membentuk konsep diri emosi seseorang. Seseorang yang kondisi
seseorang kurang percaya diri (Susilawati, emosionalnya baik, memiliki kemampuan
2005). merespon yang berbeda-beda dalam situasi
Dengan demikian semakin tinggi tertentu. Consedine (Strongman, 2003)
kepercayaan diri siswa semakin rendah menganggap bahwa ikatan emosi kepriba-
tingkat kenakalan remaja begitu pula dian sebagai bagian integral dari bagaima-
sebaliknya, jika semakin rendah percaya na emosi mempengaruhi perilaku. Larsen
diri semakin tinggi tingkat kenakalan (1987) menyebutkan bahwa kepribadian
remaja. Hurlock (1980) menyatakan bahwa memberi kecenderungan kepada orang
seseorang memiliki percaya diri tinggi jika untuk mengalami emosi tertentu.
ia mampu membuat pernyataan-pernyataan Menurut Hurlock (2002) hal-hal yang
positif mengenai dirinya, menghargai diri dapat mempengaruhi kematangan emosi,
sendiri, serta mampu mengejar harapan- dijabarkan sebagai berikut: (1) Lingkungan
harapan yang kemungkinan membuatnya sosialnya yang dapat memberikan perasaan
sukses. Orang yang memiliki percaya diri aman dan keterbukaan dalam hubungan
tinggi adalah orang yang selalu mencintai sosialnya, (2) Membicarakan berbagai ma-
diri sendiri, memiliki pikiran positif, salah pribadinya dengan orang lain, (3)
memahami diri, memiliki keterampilan Latihan fisik yang berat, bermain atau
berkomunikasi, mampu mengendalikan bekerja, dan (4) Kebiasaan dalam mema-
emosi, mampu bersikap tegas, menerima hami dan menguasai emosi-emosi dan
penampilan diri apa adanya dan memiliki nafsunya. Goleman (2007), ada dua faktor
tujuan yang jelas dalam hidupnya. yang mempengaruhi kematangan emosi,
Hipotesis kedua, hasil analisis menun- faktor tersebut adalah: (1) Faktor internal,
jukkan terdapat hubungan yang signifikan yaitu faktor yang timbul dari dalam
antara kematangan emosi dengan kena- individu yang dipengaruhi oleh keadaan
kalan remaja sebesar -0,077 dengan taraf otak emosional seseorang, otak emosional
sig. 0,305. Temuan ini menunjukkan bah- dipengaruhi oleh keadaan amigdala,
wa kematangan emosi tidak memiliki hu- neokorteks, sistem limbik, lobus prefrontal
bungan dengan kenakalan remaja di SMK dan hal-hal lain yang berada pada otak
Muhammadiyah 2 Malang. Artinya kema- emosional, (2) Faktor eksternal, yaitu
tangan emosi remaja yang dimiliki tidak faktor yang datang dari luar individu dan
mempunyai hubungan apa-apa dengan mempengaruhi individu untuk mengubah
kenakalan remaja. Hasil penelitian ini ber- sikap.
tolak belakang dengan hasil penelitian Hipotesis ketiga, hasil analisis menun-
Silvianingsih (2008) menunjukkan bahwa jukkan terdapat hubungan yang signifikan
kenakalan, tawuran, seks bebas, serta antara pola asuh demokrasi orang tua
ketergantungan narkoba yang terjadi di dengan kenakalan remaja sebesar 0,132
masa remaja merupakan perilaku yang dengan taraf sig. 0,190. Artinya kema-
mencerminkan ketidakmatangan emosi. tangan emosi remaja yang dimiliki tidak
Boyd dan Huffman (2002) menunjukkan mempunyai hubungan apa-apa dengan
bahwa individu yang minum-minuman kenakalan remaja. Temuan ini menunjuk-
alkohol memiliki kema-tangan emosi yang kan bahwa pola asuh demokrasi orang tua
rendah. tidak memiliki hubungan dengan

83
M. Fatchurahman dan Herlan Pratikto

kenakalan remaja di SMK Muhammadiyah toring orang tua, semakin rendah kecen-
2 Malang. Artinya pola asuh demokrasi derungan kenakalan remaja.
orang tua tidak mempunyai hubungan apa- Hipotesis keempat, berdasarkan hasil
apa dengan kenakalan remaja. analisis bahwa hubungan antara keper-
Hasil penelitian ini bertolak belakang cayaan diri, kematangan emosi, pola asuh
dengan hasil penelitian: Brown & Capozza demokrasi orang tua dengan kenakalan
(2000), Baldwin (Gerungan, 1999), remaja dengan stepwise diperoleh nilai R =
Masngudin (TT). Yang menyimpul-kan 0,281 dan R. Square = 0,079 dan Adjusted
bahwa ada hubungan negative antara R Square = 0.013. Hal ini menunjukkan
kenakalan remaja dengan keberfungsian besarnya hubungan R koefisien korelasi, R
keluarga. Artinya semakin meningkatnya determinasi dan R regresi ganda. Dari uji
keberfungsian sosial sebuah keluarga ANOVA diperoleh F hitung = 1.198 dan
dalam melaksanakan tugas kehidupan, siginfikansi 0,322. Dengan demikian
peranan, dan fungsinya maka akan semakin diketahui bahwa tidak terdapat hubungan
rendah tingkat kenakalan anak-anaknya yang signifikan secara bersama-sama
atau kualitas kenakalannya semakin antara kematangan emosi dan pola asuh
rendah. demokrasi orang tua dengan kenakalan
Kenyataannya hasil penelitian ini remaja, kecuali variabel kepercayaan diri
menunjukkan bahwa antara variabel dengan kenakalan remaja/siswa SMK
kematangan emosi dengan kenakalan Muhammadiyah 2 Malang. Berdasarkan
remaja tidak memiliki hubungan, hal ini analisis data diperoleh hasil bahwa
mungkin disebabkan oleh faktor keber- kepercayaan diri memiliki sumbangan
fungsian keluarga dalam menerapkan pola yang lebih besar secara negatif, kemudian
asuh yang diberikan oleh orang tua kepada pola asuh demokrasi orang tua dan
anaknya. Pola asuh yang diterapkan orang kematangan emosi memiliki sumbangan
tua berbeda-beda, tergantung pada status lebih kecil. Dengan kata lain variabel
sosial orang tua dalam masyarakat, status kepercayaan diri memiliki pengaruh yang
sosial ekonomi orang tua, budaya tempat lebih besar dibandingkan dengan pola asuh
tinggal, status anak dalam keluarga dan demokrasi orang tua dan kematangan
keutuhan keluarga itu sendiri. Pola asuh emosi.
yang diterapkan orang tua merupakan Walaupun pola asuh demokrasi orang
usaha untuk mendidik dan membimbing tua dan kematangan emosi lebih kecil
anaknya agar dikemudian hari menjadi pengaruhnya terhadap kenakalan remaja,
pribadi yang mampu bertahan di situasi tetapi ketiga faktor tersebut perlu menjadi
sosial, realitas sosial dan relasi sosial. perhatian bagi guru dan konselor. Keper-
Dengan kata lain orang tua akan berusaha cayaan diri memberi pengaruh yang lebih
agar perkembangan anak sebagai harapan besar dari kedua faktor lainnya maka
bangsa di masa depan dapat mencapai kepercayaan diri perlu mendapat perhatian
perkembangan sosial yang matang. utama dalam menurunkan atau mengurangi
Demikian pula perbedaan pola asuh kenakalan remaja.
yang diterapkan orang tua terhadap Karena itu orang yang percaya diri
anaknya juga menyebabkan timbulnya biasanya merupakan seorang teman yang
perbedaan penyesuaian sosial individu dan menyenangkan. Penelitian yang dilakukan
memungkinkan terjadi atau tidak kena- Lindenfield (1997), Dainow (1990), Al-
kalan remaja. Penelitian: Kim & Kim Salameh (2011) disimpulkan bahwa hu-
(Afrillia & Kurniati, 2008), Baumrind dan bungan kebalikan antara kepercayaan diri
Kohn (Hanif, 2005), Forehand, dkk. dan pemikiran tidak rasional sebagai
(Afrillia dan Kurniati (2008) disimpulkan pengaruh tingkat kepercayaan diri yang
bahwa semakin rendah monitoring secara otomatis menurunkan tingkat pemi-
(pengontrolan) orang tua, semakin tinggi kiran tidak rasional dan sebaliknya. Mem-
kecenderungan remaja melakukan kena- biarkan diri mereka mengalami kegagalan
kalan remaja, dan semakin tinggi moni- berulang kali. Dalam menentukan tujuan,

84
Kepercayaan Diri, Kematangan Emosi, Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Kenakalan Remaja

Al-Uqshari (dalam Hasanah, 2006) dan uji ANOVA menunjukkan bahwa Fhitung
Lindenfield (1997)disimpulkan bahwa sebesar 1.198 dengan taraf signifikansi
orang yang percaya diri memiliki : tujuan 0,322 jauh jauh lebih besar dari 0,05.
bersifat pribadi, masing-masing orang Sedangkan variabel kepercayaan diri
memiliki potensi dan kebutuhan khusus. dengan kenakalan remaja di SMK Muham-
Seseorang akan tumbuh kepercayaan madiyah 2 Malang terdapat hubungan yang
dirinya, jika dalam lingkungannya ia bisa negatif yang signifikan, hasil yang dipero-
bebas dan bertanggung jawab menentukan leh r = -0,254 dengan taraf signifikansi
tujuannya sendiri. 0,044 atau lebih kecil dari toleransi 0,05
dan variabel kematangan emosi dengan
Kesimpulan kenakalan remaja di SMK Muhammadiyah
Penelitian ini bertujuan untuk menge- 2 Malang tidak memiliki hubungan, hasil
tahui hubungan antara kepercayaan diri, yang diperoleh r = -0,077 dengan taraf
kematangan emosi dan pola asuh orang tua signifikansi 0,305 atau lebih besar dari
demokratis dengan kenakalan remaja pada toleransi 0,05 begitu pula variabel pola
SMK Muhammadiyah 2 Malang, subyek asuh demokrasi orang tua dengan kena-
siswa kelas X SMK Muhammadiyah 2 kalan remaja di SMK Muhammadiyah 2
Malang tahun pelajaran 2010/2011, seba- Malang tidak memiliki hubungan, hasil
nyak 184 orang, yang diambil sebagai yang diperoleh r = 0,132 dengan taraf
sampel 25% atau 46 siswa. Hipotesis yang signifikansi 0,190 atau lebih besar dari
diajukan menyatakan terdapat hubungan toleransi 0,05.
antara kepercayaan diri, kematangan
Daftar Pustaka
emosi, dan pola asuh orang tua demokratis
dengan kenakalan remaja di SMK Adzikriyah, E.A. 2003. Hubungan
Muhammadiyah 2 Malang. Antara Kematangan Emosi Dengan Kom-
Skala pengukuran dalam penelitian ini petensi Sosial Remaja. Jurnal Psikodina-
adalah skala kenakalan remaja disusun mik. Volume 2 No. 1, hal 33-42. Malang.
berdasarkan indikator dari teori Kartono Fakultas Psikologi Universitas Muham-
(1996), setelah dilakukan uji validitas dari madiyah Malang.
50 aitem yang dibuat terdapat 21 aitem Al-Salamah, E.M. 2011. Irrational
yang dianggap valid. Skala kepercayaan Beliefs among Jordanian College Students
diri disusun berdasarkan indikator dari and Relationship with Self-Confidence.
teori Lauster (2006), setelah dilakukan uji Journal Asian Social Science, Vol.7, No.
validitas dari 42 aitem yang dibuat terdapat 5; May 2011. Published by Canadian
22 aitem yang dianggap valid. Skala Center of Science and Education.
kematangan emosi disusun berdasarkan Afrillia, F. dan Kurniati, N. M. T. 2008.
indikator dari teori Hulock (2002), setelah Hubungan Antara Komunikasi Efektif
dilakukan uji validitas dari 30 aitem yang Orang Tua–Anak Deangan Kenakalan
dibuat terdapat 15 aitem yang dianggap Remaja Pada Remaja Di Rumah Tahanan
valid, dan Skala pola asuh orang tua Pondok Bambu Jakarta Timur. Fakultas
demokratis yang telah dikembangkan oleh Psikologi Universitas Gunadarma. Jurnal
Effendi (2002), setelah dilakukan uji Penelitian Psikologi. No. 2. Vol. 13.
validitas dari 43 aitem yang dibuat terdapat Desember 2008.
21 aitem yang dianggap valid. Sedangkan Boyd, R. N. & Huffman, J. W. 2002.
hasil uji reliabilitas menunjukkan semua The Relationship Between Emotional
variabel adalah reliabel Maturity and Drinking and Driving Invol-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa vement Among Young Adults. Journal of
tidak terdapat hubungan secara bersama- Safety Research. (Online). Available FTP.
sama antara variabel kematangan emosi, File:///K:/mail/2401/0104/emotional%/20b
dan pola asuh orang tua demokratis dengan etween%20em%20driv%20drinking.htm.
kenakalan remaja, kecuali variabel keper- Diakses 10 Nopember 2011
cayaan diri dengan kenakalan remaja. Hasil

85
M. Fatchurahman dan Herlan Pratikto

Brown, R. & Capozza, D. 2000. Social Rentang Kehidupan. (Alih Bahasa :


Identities: Motivational, Emotional and Istiwidiyanti dan Soedjarwo). Jakarta :
Cultural Influences. Hove: Psychology Airlangga.
Press. Hurlock, E. B. 2002. Psikologi Perkem-
Dainow, S. and Bailay, C. 1990. Deve- bangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
loping Skills with People: Training for Rentang Kehidupan. (Alih Bahasa :
Person to Person Clent Contact. New Istiwidiyanti dan Soedjarwo). Jakarta :
York: John Wiley & Sons. Airlangga.
Departemen Sosial. 2002. Penelitian Kartono, K. 1996. Patologi Sosial II
Peri-laku Remaja Di Pinggiran Kota. (Kenakalan Remaja). Jakarta: Raja
(www.depsos.go.id/balitbang/pks/pks1b.ht Grafindo Persada.
m-76k, diakses tanggal 25 Pebruari 2011). Latipah, I. 2005. Pengembangan Pro-
Effendi. 2002. Hubungan Antara Pola gram Bimbingan Pribadi Sosial Untuk
Asuh Demokrasi Orang Tua dan Moivasi Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Di
Kompetensi dengan Krea-tivitas Remaja. SMK Negeri 7 Bandung. Jurnal Penelitian.
Tesis Tidak Dipub-likasikan. Surabaya: (www.pikiranrakyat.com/cetak/2005/1205
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. 04/ hikmah/lainnya03.htm -21k, diakses
Gerungan, W.A. 1983. Psikologi Sosial. tanggal 20 Pebruari 2011)
Bandung: Eresco. Lauster, P. 2006. Tes Kepribadian.
Goleman, D. 2007. Emotional Intelli- Jakarta: Bumi Aksara.
gence: Mengapa EI Lebih Penting Dari Larsen, R. J. 1987. "Affect Intensity as
IQ. Jakarta: Gramedia. an Individual Difference Characteristic: A
Hadita, F. A. TT. Hubungan Antara Review," ''Journal of Research in Perso-
Kepercayaan Diri Dengan Kenakalan nality'' 21, 1987, hal. 1-39.
Remaja Pada Siswa SMAN 21 Surabaya. Lindenfield, G. 1997. Mendidik Anak
http://digilib.unesa.org/index.php?com=dig Agar Percaya Diri: Pedoman Bagi Orang
ilib&view=detil&id=2850. Diakses 3 Tua. Alih Bahasa: Ediati Kamil. Jakarta :
Desember 2011 Arcan.
Hair, J. F. et al. 2006. Multivariate Data Masngudin, HMS. (Tanpa Tahun).
Analisis (6 ed). New Jersey: Upper Saddle Kenakalan Remaja Sebagai Perilaku
River Prentice Hall. Menyimpang Hubungannya Dengan
Hamzah, A. 2002. Pengaruh Komuni- Keberfungsian Sosial Keluarga : Kasus Di
kasi Keluarga Terhadap Kenakalan Rema- Pondok Pinang Pinggiran Kota Metro-
ja ( Studi Tentang Kenakalan Remaja Di politanJakarta
Kelurahan Karang Besuki Malang ). http://www.depsos.go.id/Balatbang/Puslitb
Undergraduate Theses from JIPTUMM. ang%20UKS/2004/Masngudin.htm.
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?Mod=brows Diakses tanggal 28 April 2011.
e&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2002- Prahesti, A. 2002. Truancy Intervention
arief-4878-komunikasi&q=Remaja. Program in Minnnessota (TIPM). Jurnal
Diakses 22 Maret 2011. Penelitian(www.careeducation.wordpress.c
Hanif. 2005. Perbedaan Tingkat Agresi- om/2007/02/16/review-artikel-jurnal-
vitas Pada Sisws SMU Muhammad-iyah 1 approaches-to-truancy-preventon-2002/-
Yogyakarta Berdasar Pada Pola Asuh Dan 26k, diakses 20 Pebruari 2011).
Jenis Pekerjaan Orang Tua. STIT Muham- Strongman, K.T. 2003. The Psychology
madiyah Wates Yogyakarta. Jurnal Peneli- of Emotion. New Zealand : alk. Paper
tian Huma-niora. Vol. 6, No. 2, 2005: 144- Sukmadinata, N. S. 2009. Metode
154. Penelitian Pendidikan. Bandung : PT
Hurlock, E. B. 1980. Development Remaja Rosdakarya Offset.
Psychology : A Life-Span Approach. 5th Susilawati. 2005. Hubungan Antara
Ed. McGraw-Hill. Inc. Tingkat Kepercayaan Diri Dengan
Hurlock, E. B. 2000. Psikologi Perkem- Keterampilan Komunikasi Interper-sonal
bangan: Suatu Pendekatan Sepan-jang Siswa SMA Kota Bojonegoro. Pene-litian

86
Kepercayaan Diri, Kematangan Emosi, Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Kenakalan Remaja

Tidak Dipublikasikan. Malang: FIP Siswa SMA Bhakti Praja Kabupaten


Universitas Negeri Malang. Batang. Skripsi. Semarang : Universitas
Wardani, D. K. 2011. Hubungan Perila- Negeri Semarang.
ku Asertif dengan Kenakalan Remaja pada

87

Anda mungkin juga menyukai