Anda di halaman 1dari 16

Farmaka

Volume 4 Nomor 4 1
Review Article

OVERVIEW FARMAKOEPIDEMIOLOGI

Indah Utami Putri


Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran
Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363

ABSTRAK

Farmakoepidemiologi adalah suatu studi cabang ilmu yang menghubungkan disiplin ilmu
epidemiologi dan farmasi klinik bertujuan untuk mendalami efek suatu obat terhadap suatu
populasi. Farmakoepidemiologi dapat mengevaluasi hasil treatment, sehingga diperoleh
keamanan dan efikasi yang lebih baik ketika digunakan pada pasien. Studi memiliki peranan
penting dalam melihat keberhasilan ataupun kegagalan terapi obat yang diberikan.
Farmakoepidemiologi juga memberikan rekomendasi pengambilan keputusan yang tepat dalam
pemilihan terapi obat agar dapat menurunkan derajat mortalitas dalam suatu populasi akibat
ketidaktepatan dalam pengobatan. Dengan menggunakan metode studi pustaka, sehingga dapat
diuraikan definisi, sejarah, prinsip serta aplikasi epidemiologi, farmakologi, dan farmasi klinik
dalam pengembangan farmakoepidemiologi melalui artikel berikut.
Kata kunci: Farmakoepidemiologi, epidemiologi, farmakologi, farmasi klinik

ABSTRACT
Pharmacoepimiology is a branch of science that linked epidemiology and clinical pharmacy
and aimed to explore the effect of drugs on a population. Pharmacoepidemiology evaluated
treatment in order to achieve better safety and efficacy when used by patient. The following
study has important role to show success or failure of a given drug therapy.
Pharmacoepidemiology also provide recommendations appropriate decision in selection of
drug therapy given in order that reduce the mortality degree in inaccuracies treatment in
population. By using literature study, following review article described definition, history,
principle and application epidemiology, pharmacology, and clinical pharmacy in development
of pharmacoepidemiology.
Keywords: Pharmacoepidemiology, epidemiology, pharmacology, clinical pharmacy.

PENDAHULUAN Untuk menghindari kejadian

Setiap tahun di Amerika setidaknya tersebut , mulai dikembangkan suatu ilmu

100.000 orang meninggal dan 1,5 juta yang menghubungkan penggunaan obat

pasien di rawat di rumah sakit akibat efek dengan pengaruh klinisnya pada suatu

samping dari obat, padahal 20 – 70 % dari populasi, yang dinamakan

pasien di rumah sakit dapat dihindari dari farmakoepidemiologi[4,8].Farmakoepidemi

efek samping obat yang tidak diinginkan[3]. ologi mulai berkembang sekitar tahun 1960
Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 4 2
ketika obat golongan hipnotik, yaitu demam berdarah dengue pada 50 tahun

thalidomide menyebabkan efek teratogenik terakhir mengalami peningkatan sebesar 30

pada sebagian endemik[7]. Berawal dari kali lipat terutama pada negara yang

kejadian tersebut dibentuk suatu studi untuk memiliki iklim tropis dan khususnya

mengetahui hubungan antara obat dengan menyerang daerah pedesaan. Jumlah kasus

pengaruh klinisnya agar dapat menghindari DBD di Indonesia cenderung meningkat

efek samping yang merugikan. Sehingga dan setiap tahunnya selalu menjadi KLB di

menginisiasi beberapa negara di Eropa beberapa provinsi, rentang tahun 1998 –

untuk membentuk suatu badan yaitu 2004 ditemukan penderita DBD sebanyak

International Society for 79.480 dengan angka kematian lebih dari

Pharmacoepidemiology (ISPE) tahun 800 orang. Tercatat 95% dari penderita

1989[2]. Menurut Brian L. Strom, DBD berada dalam kelompok umur <15
[1]
farmakoepidemiologi dapat diartikan tahun .Dari kasus di atas dapat diketahui

sebagai suatu studi yang mempelajari angka penyebaran penyakit infeksi endemik

manfaat serta efek dari suatu obat pada di Indonesia. Dengan bantuan farmakologi

populasi[3]. Para praktisi kesehatan pun klinik maka kekeliruan dalam pengambilan

merasakan kebermanfaatan yang signifikan keputusan terapi dapat di minimalisir.

mengenai ilmu ini, dilihat dari pentingnya Farmakoepidemiologi sangat

peran dalam meningkatkan kualitas hidup berperan dalam pengambilan keputusan


[10]
lintas populasi . Belum ada yang terapi yang paling tepat untuk pasien
[2,3,5,11]
menjelaskan perkembangan . Hal mendasar yang menjadi

farmakoepidemiologi di Indonesia secara tantangan dalam pengembangan

kronologis, namun sudah banyak penelitian farmakoepidemiologi adalah kurangnya

yang mengimplementasikan epidemiologi sumber daya praktisi yang berkemampuan

sendiri. Salah satunya prevalensi penyakit akibat ketiadaan edukasi yang memadai [10].

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 4 3
Namun tantangan – tantangan tersebut tidak ilmiah terkait. Melalui situs Research Gate

menjadikan sebuah permasalahan bagi (http://researchgate.net) kata kunci yang

dunia kesehatan karena kontribusi terkait yang dicari menunjukkan beberapa

farmakoepidemiologi dapat memberikan jurnal dan artikel ilmiah yang dapat

jasa pengobatan yang tepat bagi pasien, digunakan dalam pembuatan artikel review

membantu industri farmasi untuk ini.

mengidentifikasi kebutuhan konsumen, Data Inkluasi dan Eksklusi

membantu pengawasan regulasi dalam Artikel dan jurnal ilmiah yang

efisiensi dan efikasi serta profil keamanan dimaksudkan merupakan naskah publikasi

obat [11]. Tujuan penulisan artikel review ini 10 tahun terakhir (tahun 2006 – 2016).

adalah untuk mengetahui definisi, sejarah, Dengan pencarian berdasarkan kata kunci,

prinsip serta aplikasi epidemiologi, definition and expansion of

farmakologi, dan farmasi klinik dalam pharmacoepidemiology, principal and

pengembangan farmakoepidemiologi application epidemiology in

melalui artikel berikut. pharmacoepidemiology, dan principal and

application pharmacology and clinical

METODE pharmacy in pharmacoepidemiology.

Pencarian sumber acuan artikel Ekstrasi Data

review ini dilakukan untuk mengambil dan Dari total 16 jurnal dan artikel ilmiah

menyadur referensi berupa buku teori, serta satu buku teori yang diperoleh,

jurnal ilmiah, dan artikel ilmiah yang dikerucutkan menjadi 10 artikel utama dan

berkaitan dengan sumber data dalam satu buku teori yang terkait sumber data

farmakoepidemiologi. Mesin pencari dalam farmakoepidemiologi.

Google Schoolar digunakan untuk mencari

beberapa kata kunci dalam pencarian artikel

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 4 4

POKOK BAHASAN

Tabel 1. Ringkasan jurnal dan artikel ilmiah

Tahun -
Judul Jurnal Penulis Ringkasan
Negara

Pharmacoepidemiolog Shiro Tanaka, 2015 – Jepang Farmakoepidemiologi

y in Japan: medical Kahori Seto, merupakan penelitian yang

databases and research dan Koji terbilang baru yang dimulai

achievement Kawakami pada sekitar tahun 1980.

Dasar ilmu ini adalah

The Intriguing of 2013 – Berlin epidemiologi klinik dengan

Pharmacoepidemiolog Björn farmasi klinik yang

y Wettermark menyediakan informasi

berupa efikasi serta

keamanan obat, pengawasan

keamanan produk

farmasetika, comparative

effectiveness research

(CER), dan cost-effective

analysis (CEA)[2,11]. Menurut

Ethical Guidelines on

Biomedical Research

Involving Human Subjects by

Ministry of Education,

Culture, Sports, Science

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 4 5
andTechnology and Ministry

of Health, Labour and

Welfare, ada beberapa yang

menjadi kelemahan studi

berikut seperti belum ada nya

protokol yang

mencantumkan perlakuan isu

etik yang terdiri dari

informasi yang bersifat

rahasia, penyingkapan studi

dan konflik kepentingan.

Sehingga ada keraguan

dalam hasil yang lebih

dominan bersifat hipotesis,

bukan bersifat

“confirmatory”[11]

Pharmacoepidemiolog D. Pathak, R. 2010 – Kebutuhan manusia yang

y: A Complement to Dwiedi, A. Tamilnadu membutuhkan obat semakin

Therapeutic Trials Gupta banyak dari tahun ke tahun

nya. Perlu suatu langkah

yang tepat untuk dapat

menyembuhkan pasien

dengan cara memberikan

obat yang tepat. Tantangan

dalam hal tersebut adalah

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 4 6
praktisi kesehatan harus

mempunyai dasar ilmu yang

menjelaskan mengapa setiap

individu mempunyai respon

yang berbeda terhadap terapi

obat yang diberikan[4].

Pharmacoepidemiolog Patil JS 2015 – India Tata pelaksanaan

yand Drug Safety: farmakoepidemiologi di

Indian Scenario India masih terbilang susah.

Kurangnya praktisi yang

memahami studi berikut, dan

dana yang diperoleh tidak

sebanding membuat para

praktisi memilih untuk tidak

mengembangkannya.

Kejadian efek samping yang

terjadi di India di atas 1%

ketika dibandingkan dengan

dunia sekitar 5%[9]

Pharmacoepidemiolog Esmond D. 2007 – Austin Pendidikan


Nwokeji, PhD,
y Education in US farmakoepidemiologi saat ini
Karen L.
Colleges and Schools sangat dibutuhkan terlihat
Rascati, PhD,
of Pharmacy Leticia R. dari survei yang diadakan
Moczygemba,
dalam jurnal berikut. Dari 89
PharmD,
kampus terakredasi dan

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 4 7
and James P. sekolah farmasi di US, 74
Wilson, PhD
(83%) membutuhkan

edukasi

farmakoepidemiologi. Ilmu

ini dirasa mempunyai peran

penting dalam keputusan

pengambilan dan

pemantauan terapi obat[5].

An Agenda for UK Stephen J. W. 2012 – London Kebaruan ilmu

Clinical Pharmacology Evans farmakoepidemiologi dalam

Pharmacoepidemiolog dunia kesehatan masih

y menjadi tantangan,

contohnya kurang nya

pelatihan mengenai ilmu ini

akibat masih sedikit ekpertis

yang mendalam ilmu berikut.

Epidemiologi menjadi akar

dalam pemahaman ini.

Bukan hanya epidemiologi,

farmakologi juga ilmu wajib

dalam mendukung

perkembangan

farmakoepidemiologi.

Namun, hubungan antara

farmakoepidemiologi

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 4 8
dengan farmakologi menjadi

hilang sedikit demi sedikit

akibat adanya interpretasi

bias[12].

Pharmacoepidemiolog Judith K. Jones, 2012 – USA Setelah 20 tahun berdirinya

y: Defining the Field Hugh H. Tilson, ISPE, belum ditentukan nya

and its Core Content dan James D. konten wajib untuk

Lewis pengembangan

farmakoepidemiologi.

Setelah dilakukan survei

kepada member ISPE,

diperoleh kompetensi ilmu

yang bersifat sebagai

pendukung

farmakoepidemiologi, yaitu

pharmacovigilance, analisis

data, epidemiologi, farmasi

klinik, regulasi serta decision

making[6].

Pharmacoepidemiolog Pinar Yalcin 2016 – Turki Farmakoepidemiologi

y Balcik dan memegang peranan penting

Gulcan dalam memantau

Kahraman penggunaan suatu obat

dalam populasi yang

berbeda. Apakah

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 4 9
penggunaan obat tersebut

maksimal efek terapi nya

atau mengakibatkan efek

samping yang buruk

terhadap populasi tersebut.

Farmakoepidemiologi

membantu dunia kesehatan

dalam pemantauan

keamanan suatu obat.

Farmakoepidemiologi

mempunyai banyak

hubungan dengan disiplin

ilmu lainnya, yaitu farmasi

klinik, epidemiologi, dan

farmakoekonomi[10].

How can the Quality of François Alla, et 2012 – Perancis Dalam membangun

Medical Data in al farmakoepidemiologi

Pharmacovigilance, dibutuhkan suatu data yang

Pharmacoepidemiolog bersifat paten. Sumber data

y and Clinical Studies didapat dari informasi medis

be Guaranteed? seseorang. Yang dimana

kualitas data dapat

memberikan kualitas hasil

farmakoepidemiologi.

Sehingga dapat dilihat

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 4 10
keamanan dan efikasi terapi

dari suatu populasi[6].

Introduction to Miquel Porta 2016 – Perancis Kombinasi farmakologi

Pharmacodepimiology dengan epidemiologi

dinamakan

farmakoepidemiologi.

Farmakoepidemiologi

mempelajari studi efek obat

terhadap khalayak manusia

(populasi). Area

farmakoepidemiologi

dimulai dari uji pra klinik,

fasa I mengenal keamanan

obat, fasa II mempelajari

efikasi obat, fasa 3

mengetahui dosis dan studi

populasi, dan setelah

pemasaran. Dengan kata lain,

farmakoepidemiologi dapat

diartikan sebagai studi

kuantifikasi pola

penggunaan obat dan efek

samping obat[8].

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 4 11
Sejarah dan Perkembangan Drug Administration(FDA) diberi

Farmakoepidemiologi wewenang untuk mengevaluasi efisiensi

Perjalanan farmakoepidemiologi obat dan mulai mengumpulkan laporan –

terbilang cukup baru karena studi ini baru laporan mengenai efek samping obat yang

mulai berkembang sekitar tahun dihasilkan[8,10]. Sepanjang tahun 2004

1960[4,10,12]. Didasari atas peristiwa efek hingga 2008 diperoleh kurang lebih dua juta

teratogenik yang dihasilkan ketika laporan mengenai efek samping obat di AS.

mengonsumsi thalidomide, kemudian Dengan contoh obat yang ditarik dari

disusul dengan kejadian lainnya seperti pasaran Amerika Serikat diantaranya

pada rentang tahun 1970 – 1980; Suprofen, Encainid HCl, Temofloxasin

phenformin merupakan obat antidiabetes HCl, Flosequinan, dan Bromfenak Na[8].

oral yang menyebabkan asidosis dan Dibantu dengan pembentukan Drug

dicabut dari pasar tahun 1979, lalu Epidemiology Unit tahun 1970 memberikan

debendox adalah kombinasi obat kontribusi yang besar dalam pengembangan

dicyclomine, doxylamine, dan pyridoxine awal farmakoepidemiologi[10].

memiliki efek terapi dalam mengatasi mual Kejadian tersebut juga menginisiasi

dan muntah selama kehamilan dinyatakan beberapa negara Eropa yaitu UK, Perancis,

mengakibatkan cacat pada sebagian bayi Jerman, dan Swedia untuk mengadakan

sehingga dicabut dari pasaran pada tahun suatu konferensi yang bernama

1980[7]. World Health Origanization International Conference in

(WHO) membentuk suatu grup studi untuk Pharmacoepidemiology tahun 1985 yang

mempelajari efek samping yang terjadi, menghasilkan kesepakatan pembentukan

yaitu The Committee on Safety of Medicines suatu badan yang bernama International

tahun 1968 dan Medicines Act tahun Society for Pharmacoepidemiology (ISPE)

1968[10]. Di Amerika Serikat, Food and tahun 1989[7]. Awalnya disiplin ilmu ini

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 4 12
dinamakan “farmasetikal epidemiologi” valid, dikutip dari jurnal François Alla et al,

yang mempunyai tujuan untuk semakin valid suatu data yang mana

mengintegrasikan hubungan antara kualitas dari data sangat baik, maka

epidemiologi dengan pengaruh obat. pemilihan keputusan terapi pada seseorang

Kemudian oleh Jan Venulet diubah akan tepat. Selain itu dibutuhkannya

namanya menjadi decision making algorithm sagar

farmakoepidemiologi[7,10,12]. Tujuan – mendapatkan hasil yang tepat untuk

tujuan dari beberapa organisasi di atas merekomendasikan pengobatan serta

didasari atas keprihatinan atas efek samping kurangnya tenaga profesional[2].

yang dihasilkan suatu obat, sehingga Definisi dan Fungsi Studi

bercita-cita ingin menurunkan angka kasus Farmakoepidemiologi berasal dari

efek samping obat. dua kata yang terdiri dari “pharmaco” yang

Kebaruan metode berarti obat dan “epidemiology” yang

farmakoepimiologi memberikan suatu nilai berarti populasi besar[4,10]. Dengan kata lain

positif dalam dunia kesehatan ke depannya. farmakoepidemiologi adalah studi yang

Namun keterbatasan data yang tersedia mempelajari hubungan pengaruh klinis

akibat bersifat rahasia membuat suatu obat terhadap suatu populasi[1-12].

perkembangan farmakoepimiologi sedikit Cakupan area studi farmakoepidemiologi

terhambat. Contoh data yang tersedia dan dimulai dari efek samping obat, pola

menjadi data mayor adalah resep obat dan kebermanfaatan obat, efikasi obat, dan

data medis komputerisasi. Data yang pemantauan pemasaran obat. Studi yang

bersifat rahasia memang menjadi ancaman menghubungkan ilmu epidemiologi,

akibat regulasi yang ketat[2,11],. Data yang farmasi klinik, farmakologi, biostatistik,

digunakan dalam studi demografi, dan sains sosial telah

farmakoepidemiologi hendaknya bersifat berkembang pesat[4]. Kebermanfaatannya

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 4 13
sangat dirasakan di era sekarang karena Topik farmakoepidemiologi dibagi menjadi

dapat mengoptimalkan kebutuhan obat dan tiga, yaitu aplikasi dari prinsip epidemiologi

membantu para tenaga medis dalam dalam penggunaan obat dan efek nya pada

memutuskan terapi obat yang tepat dan suatu populasi, menghitung probabilitas

telah menjadi hal yang fundamental dalam kebermanfaat atau pun efek samping obat

meningkatkan efisiensi dan efikasi suatu dalam populasi, dan metode yang kontinu

obat[2,9]. Farmakoepidemilogi pun sudah dalam memantau obat agar tidak terjadi

berubah fokus dari yang awalnya melihat efek – efek merugikan ke depan nya.

efek samping suatu obat dan faktor resiko Kadangkala farmakoepidemiologi susah

menjadi output dari suatu terapi dilihat dari dibedakan dengan drug utilization, untuk

aspek keberhasilan terapi maupun ekonomi melihat perbedaan utama antara dua ilmu
[2]
. tersebut, perbedaan spesifiknya yaitu

Farmakoepidemiologi farmakoepidemiologi fokus pada

menggabungkan dua cabang ilmu, yaitu kuantifikasi terapi; manfaat dan resiko obat

farmakologi dan epidemiologi[2,3,4,8,10]. pada kelompok pasien, sedangkan drug

Berdasarkan pengertian farmakologi adalah utilization lebih berfokus pada efek paparan

studi yang menjelaskan efek obat dalam obat[2,10].

tubuh manusia, tentunya dari sisi Prinsip dan Aplikasi Epidemiologi dalam

farmakodinamik maupun farmakokinetik. Farmakoepidemiologi

Sedangkan epidemiologi sendiri diartikan Epidemiologi didefinisikan sebagai

sebagai studi yang menentukan faktor – ilmu yang mempelajari distribusi dan

faktor yang menjelaskan kejadian serta penyebab suatu kejadian kesehatan dalam

distribusi penyakit pada suatu populasi. komunitas atau populasi tertentu dan

Epidemiologi dibagi menjadi berdasarkan hasilnya digunakan untuk mengontrol

penyakit infeksi dan kronik epidemiologi. masalah kesehatan. Farmakoepidemiologi

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 4 14
dijadikan sebagai sub ilmu dalam obat terhadap populasi. Farmakologi

epidemiologi. Epidemiologi awalnya menjelaskan mengenai efek obat terhadap

dipelajari untuk mengetahui etiologi manusia dan farmasi klinik berfungsi dalam

penyakit infeksi, lalu berkembang ke menginvestigasi efisiensi dan keamanan

penyakit kronik. Dan sekarang obat. Farmasi klinik dibagi menjadi dua

farmakoepidemiologi digunakan untuk aspek, yaitu farmakokinetik yang

melihat penyebab dengan menggunakan mempelajari mekanisme absorpsi,

metode dan ilmu tertentu untuk mengawasi distribusi, metabolisme dan ekskresi suatu

terapi obat dalam penurunan resiko efek obat, dengan kata lain kadar obat dalam

samping. Peranan epidemiologidalam plasma dan farmakodinamik mempelajari

farmakoepidemiologi adalah deskriptif dan hubungan dosis obat dengan efek yang

menganalisis metode. Metode yang dihasilkan. Dengan mengetahui dua aspek

digunakan adalah untuk melihat percobaan tersebut, maka dapat diketahui apakah obat

klinik sebelum pemasaran, sehingga dapat tersebut bermanfaat atau merugikan

disimpulkan bahwa epidemiologi seseorang sehingga dapat diputuskan obat

memegang peranan penting dalam fasa pra tersebut memiliki potensi terapi atau

pemasaran dalam industri farmasetika[10]. tidak[10].

Prinsip dan Aplikasi Farmakologi dan

Farmasi Klinik dalam KESIMPULAN

Farmakoepidemiologi Farmakoepidemiologi adalah ilmu

Farmakoepidemiologi adalah yang mempelajari hubungan efek obat

bentuk implementasi dari metode terhadap suatu populasi. Dengan

epidemiologi dengan pertimbangan – menjembatani dua cabang ilmu, yaitu

pertimbangan berdasarkan farmasi klinik farmakologi dan epidemiologi, tujuan

yang berfokus kepada pengaruh efek suatu farmakoepidemiologi akan tercapai. Tujuan

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 4 15
dari farmakoepidemiologi adalah untuk [2] Björn Wettermak. The intriguing future

mengawasi efektivitas suatu obat agar tidak of pharmacoepidemiology. Eur J Clin

terjadi hal – hal yang merugikan khalayak Pharmacol. 2013;69(1):43-51.

banyak, sehingga diperolah keputusan [3] BL, Strom, SE Kimmel, S. Hennessy.

pengobatan yang tepat agar meningkatkan Pharmacoepidemiology, 5th Edition.

tingkat kualitas hidup. Wiley-Blackwell; 2012.

[4] D. Pathak, R. Dwiedi, A. Gupta.

UCAPAN TERIMA KASIH Pharmacoepidemiology: A Complement to

Terima kasih kepada Ibu Sofa Dewi Therapeutic Trials. Int. Journal of

Alfian selaku pembimbing pertama dan Pharmacy and Technology. 2010;2(1):54-

Bapak Rizky Abdulah selaku pembimbing 59.

kedua. [5] Esmond D. Nwokeji, Karen L. Rascati,

Leticia R. Moczygemba, James P. Wilson.

KONFLIK KEPENTINGAN Pharmacoepidemiology Education in US

Seluruh penulis menyatakan Colleges and Schools of Pharmacy.

mempunyai konflik kepentingan dengan American Journal of Pharmaceutical

penelitian, kepenulisan (authorship), dan Education. 2007;71(4):[4 p].

atau publikasi artikel ini. [6] François Alla, et al. How can the Quality

of Medical Data in Pharmacovigilance,

PUSTAKA Pharmacoepidemiology and Clinical

[1] Aryu Candra. Demam Berdarah Studies be Guaranteed?. Thérapie Juillet-

Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Août. 2013;68(4):217–223.

Faktor Risiko Penularan. Aspirator. [7] Judith K. Jones, Hugh H. Tilson, James

2010;2(2):110-119. D. Lewis. Pharmacoepidemiology: defining

the field and its core content.

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 4 16
Pharmacoepidemiology and Drug Safety. [11] Shiro Tanaka, Kahori Seto, Koji

2011. Kawakami. Pharmacoepidemiology in

[8] Miquel Porta. Introduction to Japan: medical databases and research

Pharmacodepimiology. Drug Intelligence achievement. Journal of Pharmaceutical

and Clinical Pharmacy. 2016. Health Care and Scineces. 2015;1(16):[4 p].

[9] Patil JS. Pharmacoepidemiologyand [12] Stephen J. W. Evans. An Agenda for

Drug Safety: Indian Scenario. Adv UK Clinical Pharmacology

Pharmacoepidemiol Drug Saf. 2015;4(3). Pharmacoepidemiology. British Journal of

[10] Pinar Yalcin Balcik, Gulcan Clinical Pharmacology. 2012;73(6):973-

Kahraman. Pharmacoepidemiology. IOSR 978.

Journal of Pharmacy. 2016;6(2):57-62.

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157

Anda mungkin juga menyukai