LOGO KAA KE 50
TAHUN 2005
Latar belakang KAA
• Pada tanggal 23 Agustus tahun 1955, Ali Sastroamidjojo yang merupakan Perdana Menteri Indonesia di DPR
Sementera memberikan usulan tentang pentingnya dan perlunnya kerjasama antara negara-negara yang
berada di kawasan Asia Afrika agar terjalain perdamaian dunia.
• Pada tanggal 25 April sampai dengan 2 Mei tahun 1954 diadakan sidang di Sri Lanka, sidang ini disebut
dengan sidang kolombo.
• Dalam sidang kolombo tersebut para pemimpin dari sejumlah negara datang dan ikut dalam sidang. Para
pemimpin tersebut antara lain dari India, Pakitsan, Burma (Myanmar), dan juga Indonesia. Dalam sidang
kolombo tersebut wakil dari Indonesia memberikan usulan agar diadakan Konferensi untuk negara-negara
di kawasan Asia Afrika.
• Untuk merealisasikan usulan tersebut, diadakan sidang lagi yang bertempat di Bogor. Dalam sidang ini
membahas tentang tujuan diadakannya KAA dan negara mana saja yang akan diundang untuk mengikuti
konferensi Asia Afrika.
• Akhirnya pada tanggal 18-24 April Konferensi Asia Afrika benar-benar terealisasikan, KAA berlangsung di
Gedung Merdeka Bandung. KAA ini diresmikan oleh Presiden Soekarno, dan pada waktu itu diketuai oleh
Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo yang merupakan penggagas diadakannya KAA ini.
• Hasil dari persidangan ini berupa persetujuan yang dikenal dengan Dasasila Bandung.
• Kerjasama Strategis Asia-Afrika yang Baru), diharapkan dapat membawa negara-negara di kawasan Asia
dan Afrika menuju masa depan yang lebih baik berdasarkan ketergantungan-sendiri yang kolektif dan
untuk memastikan adanya lingkungan internasional yang baik demi kepentingan para rakyat di kawasan
Asia dan Afrika.
Negara – Negara Anggota KAA
• Para pemimpin Asia Afrika yang berpartisipasi dalam KAA memimpikan tatanan dunia yang merdeka,
damai, berkeadilan dan sejahtera bersama. Mereka membentuk semangat baru yang mengatur hubungan
antar negara – negara yang disebut dengan Semangat Konferensi Asia Afrika Bandung 1955 (Semangat
Bandung).
TANTANGAN KE DEPAN UNTUK KAA
Keberadaan KAA dengan semangat Dasa Sila Bandung-nya masih sangat relevan
dengan kondisi saat ini. Perjuangan melepaskan diri dari belenggu penjajahan tetap menjadi
agenda yang tidak usang. Apalagi saat ini masih ada satu negara yang mengalamai
penjajahan yaitu Palestina. Salah satu hasil KAA ke 60 adalah dukungan untuk kemerdekaan
Palestina.