BAB II
DESKRIPSI PROSES
Gambar 2.2 Blok Diagram Proses Pemisahan Udara / Air Speration Plant
Udara dari atmosfer masuk ke filter udara (F-10), karena adanya hisapan dari
kompresor tiga tingkat. Filter udara berfungsi untuk menghilangkan partikel debu
dari udara proses yang dapat mengganggu proses destilasi. Jika tidak difilter, debu
akan terakumulasi menjadi lumpur dalam proses selanjutnya,sehingga akan
menyebabkan penyumbatan pada alat proses dan penurunan kemurnian produk.
Tabel 2.1 Komposisi Bahan Filter Bag
MATERIAL KOMPOSISI
Serat stapler polyster 100%
Berat 500g/m2 ± 10%
Standart Berat 300 g/m2 to1000 g/m2
Permeabilitas udara 150-300 1/m2/s
N/5x20 cm
Lengkung 1200 kain 1400
Kekuatan Tarik
Pemanjangan Tarik (%) Lengkung 20 kain 30
Continue : 130
Temperatur (oC) Instan : 150
Anti Asam,Anti Alkali,Anti Anrasional,dan tidak mengandung unsur yang
mengharamkan
Udara yang keluar dari filter udara, masuk dalam kompressor (C-10) dengan
debit 10.000 Nm3/jam.Kompresor yang digunakan adalah kompresor sentrifugal,
kompressor sentrifugal merupakan peralatan mekanik yang digunakan untuk
memberikan energi kepada fluida udara sehingga udara dapat mengalir dari suatu
tempat ke tempat lain secara kontinyu.Kompressor sentrifugal merupakan kompressor
dinamik dengan prinsip kerja mengkonversikan energi kepcepatan udara yang
dibangkitkan oleh aksi/gerakan impeller yang berputar dari energi mekanik unit
penggerak menjadi energi potensial (tekanan) di dalam diffuser.
Setelah keluar dari high level freon cooler, proses selanjutnya adalah adsorbsi
CO2, H2O dan hidrokarbon (CH) yang ada di udara umpan. Kandungan impuritas
berupa CO2, sisa uap air dan hidrokarbon akan mengakibatkan terbentuknya hasil
samping yang dapat mempengaruhi kemurnian produk. Adsorbsi dilakukan di
molecular sieve tower (T-18 A/B). Alat ini terdiri atas 2 unit berbentuk vessel yang
bekerja secara bergantian dan mempunyai prinsip kerja adsorbsi secara fisis terhadap
polutan.
diregenerasikan tiap sekitar 3,5 jam secara bergantian. Reaktifasi molecular sieve
dapat dilakukan dengan heating, cooling, pressure rise, parrarel dan blowing.
Adapun proses reaktifasi molecular sieve tower adalah sebagai berikut :
1. Heating
Untuk membantu membersihkan adsorber dari pengotor (CO 2 dan
H2O) dengan pemanasan dan penguapan menggunakan waste gas dari
reactivation exchanger. Lama waktu proses ini adalah 75 menit.
2. Cooling
Sebagai adsorben ditempatkan zeolit tipe moleculer sieve dan alumina gel.
Moleculer sieve ditempatkan di bagian atas sebagai pengadsorbsi CO 2 dan
hidrokarbon sedangkan alumina gel diletakkan di bagian bawah sebagai pengadsorbsi
uap air. Di unit ini pori-pori dari adsorber dapat menangkap partikel CO2, uap air dan
hidrokarbon yang ukurannya lebih kecil atau sama dengan pori-pori adsorber.
2.2.4 Pemisahan Udara
Setelah dilakukan pemurnian produk di menara molekuler sieve, udara yang telah
bebas dari uap air/H2O dan CO2 selanjutnya dialirkan ke dalam Coldbox.
Di dalam coldbox ini di mulainya pemisahan udara yang terdiri beberapa tahap:
1. Pendinginan
Pendinginan terhadap udara umpan bertujuan untuk memperoleh kondisi udara
yang siap mencair. Pendinginan dilakukan dengan air exchanger (E-20) dengan
prinsip pertukaran kalor. Suhu udara masuk sebesar 22 - 27oC dan sebagai media
penukar kalor dimasukkan gas-gas yang keluar dari destilasi column. Gas tersebut
antara lain :
- crude argon bersuhu –185oC
- gas nitrogen dari atas Low Pressure Column dengan suhu –179oC
- gas nitrogen dari atas High Pressure Column bersuhu –144oC
- waste gas dengan suhu –178oC
-Refluks N2 Subcooler bersuhu -193oC
Karena adanya perbedaan temperatur antara gas-gas dari kolom destilasi dengan
udara umpan, maka terjadi perpindahan panas sehingga suhu udara turun menjadi –
168oC dan tekanan dari 5,4 kg/cm 2 menjadi 5,2 kg/cm2 sedangkan suhu gas-gas dari
kolom destilasi berubah menjadi berkisar antara 22 – 27oC.
Tahap proses pencairan menggunakan media pendingin nitrogen produk dari
puncak High Pressure Column dengan suhu –177°C dan tekanan 5,1 kg/cm 2.
Sebagian nitrogen produk dari puncak High Pressure Column masuk menuju Air
Exchanger (E-20), sehingga suhunya naik dari -168oC menjadi 22– 27°C.
2. Pembentukan produk
Langkah ini bertujuan untuk memisahkan udara umpan sehingga didapatkan
produk gas oksigen, gas nitrogen, dan crude argon melalui column ganda. column
destilasi terdiri dari 2 tingkat yaitu High Pressure Colum/HPC (K-50) dan Low
Pressure Column/LPC (K-51). Kedua kolom ini mempunyai prinsip kerja yaitu
pemisahan komponen udara berdasarkan titik didih masing-masing komponen
penyusun udara.
Dalam HPC terjadi proses rektifikasi yaitu kontaknya udara jenuh(udara umpan)
dengan refluk nitrogen cair yang mengalir ke bawah sampai didapatkan kondisi yang
mendekati kesetimbangan sehingga tahap pemisahan kedua fase dapat terbentuk.
Adanya perbedaan titik didih antara nitrogen –195,9oC dengan oksigen –182,90C
maka komponen oksigen yang lebih tinggi titik didihnya akan mencair terlebih
dahulu. Cairan yang kaya akan oksigen (rich liquid) akan turun terkumpul di bagian
bawah kolom. Sedangkan gas nitrogen akan naik ke puncak Column dan di bagian
tengah kolom terdapat gas nitrogen tak murni (waste gas) bersuhu –177 oC yang
digunakan sebagai fluida pendingin bagi produk nitrogen cair di refluk N2 sub cooler
(E-82).
Gas nitrogen yang terbentuk di atas kolom HPC, sebagian didinginkan dalam
Main Kondensor (E-70). Pendinginan diperoleh dari pertukaran panas dengan liquid
oksigen produk bersuhu –178oC yang berasal dari bagian bawah kolom bertekanan
rendah. Dari Main Kondensor liquid nitrogen sebesar 5660 Nm3/jam direfluk lagi
keatas High Pressure Column dan 1000 Nm3/jam dimasukkan ke Liquid Nitrogen
Subcooler (E-85) kemudian dialirkan ke storage tank sebagai produk nitrogen dengan
suhu –1910C.
Rich liquid dari dasar High Pressure Column dengan suhu –172oC dan tekanan
5,2 kg/cm2 menuju ke Rich Liquid Subcooler (E-81). Di Rich Liquid Subcooler, rich
liquid melakukan pertukaran panas dengan waste gas dari Low Pressure Column
bersuhu –1930C sehingga keluar dari subcooler ini, rich liquid mempunyai suhu –
1740C. Sebagian rich liquid dimasukkan ke bagian tengah Low Pressure Column
sebagai umpan dan sebagian lagi dimasukkan ke Argon Kondensor (E-75) sebagai
penukar panas.
Pemisahan tahap akhir terjadi di Low Pressure Column (K-51). Gas nitrogen
terbentuk pada puncak kolom, waste gas pada tengah bagian atas, crude argon pada
tengah bagian bawah dan oksigen pada bagian bawah. Cairan oksigen akan jatuh
menuju bagian dasar dari kolom ini. Sebagian cairan oksigen produk sebesar 4000
Nm3/jam diambil sebagai produk oksigen cair untuk dimasukkan ke Produk Liquid
Subcooler (E-84) sehingga mencapai titik didihnya untuk kemudian dimasukkan ke
storage tank pada suhu –183oC. Produk oksigen cair ini mempunyai kemurnian
99,6 %. Sedangkan sebagian produk oksigen cair ini dikembalikan sebagai refluk
setelah dilewatkan Oksigen Filter (T-96). Refluk ini berfungsi sebagai penukar panas
dengan nitrogen produk dan untuk meningkatkan kemurnian produk dari kolom. Gas
nitrogen pada puncak Low Pressure Column diambil sebagai produk setelah
dilewatkan di Air Exchanger (E-20) dan crude argon dimasukkan dalam Kolom
Argon(K-55) untuk proses separasi selanjutnya.
3. Pemurnian Produk Argon
Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk memurnikan crude argon sehingga
dihasilkan produk argon cair dengan kemurnian tinggi. Crude argon yang keluar
sebagai produk pada bagian tengah Low Pressure Column yang digunakan sebagai
udara pendingin pada air exchanger (E-20), masih memiliki kandungan impuritas
oksigen sebesar 88 - 90% sehingga perlu tahap pemurnian untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik yaitu produk argon cair dengan kandungan impuritas maksimal 1
ppm oksigen dan 1 ppm nitrogen.
Crude argon akan dipisahkan dari oksigen pada Kolom Argon (K-55).Crude
argon kontak dengan rich liquid dengan suhu yang lebih rendah sehingga terjadi
pertukaran panas yang diikuti terbentuknya fase kedua atau kesetimbangan. Tahap
pemisahan akan terbentuk pada saat crude argon cenderung mengumpul di atas
oksigen di dalam kolom argon, karena titik didih argon yaitu –185,9oC lebih rendah
dibanding dengan oksigen yaitu –182,9oC. Sejumlah rich liquid bersuhu –174oC dari
High Pressure Column dilewatkan melalui Argon Kondensor (E-75) untuk membantu
proses pendinginan dan sebagai refluk, dimana rich liquid yang yang teruapkan
dikirim kembali ke bagian tengah dari Low Pressure Column.
Sebagian besar crude argon akan terbentuk di puncak kolom dan didinginkan
hingga cair dengan pertukaran panas dengan rich liquid yang diuapkan di Argon
Kondensor (E-75) kemudian dikembalikan ke Argon Kolom sebagai refluk. Sisa dari
crude argon turun dari kolom argon dan cairannya dikembalikan ke Low Pressure
Column (K-51).
Gas crude argon bersuhu –185oC yang keluar dari Kolom Argon (K-55)
dipanaskan hingga temperatur 22 – 27oC di Air Exchanger (E-20) oleh pertukaran
panas dengan udara umpan yang masuk dan menuju unit pemurnian untuk
mendapatkan argon dengan kemurnian yang tinggi.
Di unit pemurnian, gas crude argon masuk ke suction snubber kemudian ditekan
di Argon Compressor (C-70) hingga kira-kira 3,5 kg/cm2 dan setelah gas hidrogen
ditambahkan dari hidrogen plant antara 2-5 Nm3/jam, gas crude argon ini masuk ke
Dust Filter (F-70) untuk menghilangkan impuritas yang terkandung didalamnya,
kemudian menuju Deoxo Tower (T-71). Crude argon setelah ditambahkan gas
hydrogen dan oksigen yang terkandung di dalamnya diubah menjadi uap air dengan
reaksi katalitik.
2H2 + O2 2H2O
Setelah keluar dari Deoxo Tower, gas crude argon yang telah dihilangkan
oksigennya lalu didinginkan secara bertahap. Gas crude argon yang oksigennya telah
dihilangkan disebut deoxo argon.
Langkah pertama deoxo argon didinginkan di Air Cooler (V-72) dengan media
pendingin berupa udara hingga mencapai suhu 150oC. Tahap kedua didinginkan di
Water Cooler (H-72). Di sini deoxo argon melakukan pertukaran panas dengan
cooling water hingga suhu turun menjadi 40oC. Setelah itu deoxo argon masuk ke
Water Separator (B-72) untuk memisahkan air yang terbentuk selama proses
pendinginan di Water Cooler (H-72). Tahap terakhir pendinginan dilakukan di Freon
Cooler (H-73) hingga suhu 17oC dan dilewatkan water separator (B-73) untuk
memisahkan air kondensasi yang terbentuk selama proses pendinginan. Dari water
separator, deoxo argon menuju Argon Dryer (T-78 A/B) untuk dimurnikan.
Argon Dryer (T-78 A/B) terdiri atas dua tower yang berisi alumina gel sebagai
adsorber. Argon dryer berfungsi untuk menghilangkan uap air yang masih terkandung
di dalam deoxo argon sehingga argon yang dihasilkan diharapkan mempunyai
kemurnian yang tinggi. Pemurnian argon lebih lanjut dilakukan dengan cara
didinginkan dan dicairkan di Argon Reboiler (E-66) dengan pertukaran panas yang
bertipe shell and tube. Suhu gas argon masuk reboiler adalah 25 oC sehingga suhu
keluar reboiler -179oC.
Gas argon yang keluar dari Argon Reboiler masuk ke bagian tengah Pure Argon
Colomn (K-56) sebagai umpan. Pada puncak kolom, hidrogen dan nitrogen yang
masih tersisa sebagai waste gas dibuang ke atmosfer sedangkan argon dengan
kemurnian yang tinggi akan jatuh ke dasar kolom. Produk argon cair dengan debit 60
Nm3/jam sebelum masuk ke storage tank terlebih dulu dimasukkan ke Argon Reboiler
(E-66) sebagai media penukar kalor dengan gas argon yang akan masuk ke pure
argon kolom. Pure Argon Kolom dilengkapi dengan Pure Argon Kondensor (E-76)
yang di dalamnya terdapat saluran untuk gas nitrogen tak murni dari bagian tengah
High Pressure Column. Gas nitrogen yang tak murni ini berfungsi sebagai media
pendingin di Pure Argon Kondensor (E-76).