Anda di halaman 1dari 20

SINOPSIS TUGAS AKHIR

Stasiun Kereta Api Bandung

1. Judul Proyek
Stasiun Kereta Api Bandung
2. Pengertian Judul
2.1 Definisi Judul
Stasiun:
tempat menunggu bagi calon penumpang kereta api dsb; tempat perhentian
kereta api dsb; (sumber: http://kbbi.co.id/arti-kata/stasiun)
Kereta Api:
Kereta api adalah bentuk transportasi rel yang terdiri dari serangkaian
kendaraan yang ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau
penumpang. (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_kereta_api )
Bandung:
Ibukota provinsi dari Jawa Barat. Kota ini terkenal dengan hawanya yang
sejuk dan dikelilingi oleh pegunungan. Pada zaman dahulu, Bandung dijuluki sebagai
Parijs van Java (Paris dari Jawa).
Berdasarkan uraian diatas, Stasiun kereta api Bandung adalah tempat untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang yang menggunakan jasa
transportasi kereta api yang berlokasi di Kota Bandung.
2.2 Skema Pemilihan Judul
Perencanaan Pembangunan Public
service berupa Stasiun Kereta Api

Judul Proyek:

Stasiun Kereta Api Bandung

Arsitektural Kontekstual

Stasiun Kereta Api

Fenomenologi Perilaku masyarakat

1
2.3 Tinjauan Stasiun Kereta Api

2.3.1 Pengertian

a. Stasiun Kereta Api


Stasiun Kereta Api adalah tempat pemberangkatan.
b. Kereta Api
Kereta Api adalah sarana transportasi dengan tenaga gerak, baik
berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkereta apian
lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak diatas rel yang sesuai
dengan perjalanan kereta api.
2.3.2 Jenis Stasiun Kereta Api
Disebutkan alam peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 33. Tahun
2011 yang berisi tentang jenis, kelas, dan kegiatan di Stasiun Kereta Api,
berdasarkan jenisnya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Stasiun Penumpang
Stasiun penumpang merupakan tempat untuk para penumpang naik
atau turun kereta.
Pada stasiun penumpang, ada beberapa aspek dan fasilitas yang
diperlukan sebagai berikut:
1) Keselamatan
2) Kenyamanan
3) Keamanan
4) naik turun penumpang
5) Penyandang cacat
6) Kesehatan
7) Fasilitas umum
8) Fasilitas pembuangan sampah
9) Fasilitas informasi
b. Stasiun Barang
Stasiun barang merupakan stasiun kereta api untuk bongkar
muat barang.
Adapun beberapa fasilitas yang dibutuhkan di stasiun barang,
yaitu:
1) Keselamatan

2
2) Keamanan
3) Bongkar muat
Untuk keperluan bongkar muat stasiun, dapat dibangun rel
yang menghubungakn tempat stasiun dan tempat bongkar
muat barang.
4) Fasilitas umum
5) Fasilitas pembuangan sampah
c. Stasiun Operasi
Stasiun operasi merupakan stasiun yang digunakan untuk keperluan
pengoprasian kereta api. Hal yang diperlukan pada stasiun operasi ini
adalah harus adanya fasilitas keselamatan dan operasi kereta.
2.3.3 Jenis Stasiun Kereta Api
Stasiun penumpang memiliki fungsi untuk naik turun penumpang ked an dari
kereta api. Berikut kriteria-kriteria yang meengklasifikasikan kelas pada stasiun:
a) Fasilitias operasi
b) Jumlah jjalur
c) Fasilitas penunjang
d) Jumlah penumpang
e) Frekuensi lalulintas
f) Jumlah barang

Klasifikasi stasiun dibagi menjadi tigas kelas, yaitu:

a. Kelas Besar
Pada stasiun kereta api kelas besar memiliki lebih dari 5 jalur rel, memiliki
depo penyimpana lokomotif dan depo penyimpanan kereta.
b. Kelas Sedang
Stasiun kereta api kelas sedang memiliki 4 sampai 5 jalur rel, tidak
memiliki depo lokomotif tetapi memiliki depo penyimpanan kereta.
c. Kelas Kecil
Stasiun kereta api kelas kecil memiliki fungsi sebagai transit penumpang
jarak dekat, memiliki 3 jalur rel kereta api.
3. Tema Perancangan
3.1 Definisi Tema
3.1.1 Tema umum.

3
ARSITEKTUR KONSTEKSTUAL
a. Arsitektur
Arsitektur ilmu dan seni perencanaan dan perancangan lingkungan
binaan (artefak), mulai dari lingkup makro—seperti perencaan dan
perancangan kota, kawasan, lingkungan, dan lansekap—hingga
lingkup mikro—seperti perencanaan dan perancangan bangunan,
interior, perabot, dan produk.
b. Kontekstual
Berhubungan dengan konteks
c. Arsitektur Kontekstual

Bill Raun menyatakan bahwa kontekstual menekankan sebuah


bangunan harus mempunyai kaitan dengan lingkungannya, yang
dapat dicapai dengan menghidupkan karakter bangunan yang sudah
ada ke dalam bangunan baru. Begitupun dengan Brent. C. Brolin
menyatakan dalam bukunya yang berjudul Architecture in Context,
bahwa kontekstual adalah kemungkinan perluasan bangunan dan
keinginan mengaitkan bangunan baru dengan lingkungan
sekitarnya .
Kontekstual adalah situasi yang tidak memungkinkan sebuah
obyek ada di suatu tempat tanpa mengindahkan obyek-obyek yang
sudah ada di tempat itu terlebih dahulu. Perancangan kontekstual
dengan demikian memusatkan perhatian terutama pada
karakteristik obyek-obyek yang sudah ada itu ketimbang pada
obyek yang akan dibuat. Hal itu sejalan dengan asal katanya, yaitu
"konteks" yang berarti "semua yang mendahului hadirnya sesuatu".
(Budi Sukada, 1993)

3.2.1 Tema Khusus


FENOMENOLOGI
a. Fenomenologi

4
Fenomenologi berasal dari Bahasa Yunani phainomenon yang
memiliki arti ‘apa yang tampak’ dan kata logos yang memiliki arti
‘studi’ atau ‘ilmu’. Jadi fenomenologi adalah studi pengalaman sadar
terhadap fenomena.
Fenomenologi adalah sebuah sarana untuk merefleksikan secara
intensif pengalaman sadar manusia (subyek) terhadap sesuatu
(obyek).
b. Fenomenologi dalam Bidang Arsitektur
pada bidang arsitektur, fenomenologi berkembang menjadi sebuah
sarana memandang dan berpikir mengenai ruang dan tempat. T.T.
Evenson mengungkapkan bahwa melalui fenomenologi, elemen
lantai, dinding, dan atap dapat dialami (dalam kaitannya dengan
tubuh)melalui gerak (motion), bobot (weight), dan substansi-nya
(substance).
3.2 Skema Pemikiran Tema Perancangan

Perancangan Stasiun Kereta


Api dilihat dari aspek
Kontekstual

Stasiun Kereta Api Bandung

Fenomenologi

Bagan 2. Skema Pemikiran Tema


perancangan

Sumber: Analisa Pribadi

5
3.3 Alasan Pemilihan Tema
Kontekstualisme selalu berhubungan dengan kegiatan konservasi dan preservasi
karena berusaha mempertahankan bangunan lama khususnya yang bernilai historis
dan membuat koneksi dengan bangunan baru atau menciptakan hubungan yng
simpatik. Kontekstualisme berusaha untuk menciptakan arsitektur yang tidak
hanya berdiri sendiri, namun mampu memberikan kontribusi terhadap lingkungan
sekitarnya. Fenomenologi melihat bagaimana keadaan yang sedang terjadi tidak
hanya dilihat dari lingkungannya saja, tetapi juga bagaimana fenomena yang
terjadi di masyarakat atau yang sedang ngetrend. Sehingga terbentuklah bangunan
yang tetap mempertahankan elemen-elemen yang tidak boleh dihilangkan namun
masih bisa mengikuti perkembangan zaman.

4. Latar Belakang
4.1 Latar Belakang Proyek
Stasiun tidak hanya tempat pemberhentian kereta dan tempat para penumpang
naik-turun kereta api, tapi juga tempat menunggu kereta api yang akan datang.
kereta api masih menjadi transportasi pilihan utama di masyarakat untuk berpergian atau
datang ke kota Bandung. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan
jasa kereta api sebaiknya diimbangi oleh fasilitas – fasilitas yang memadai, peningkatan
kualitas pelayanan yang baik agar masyarakat lebih percaya dan memilih menggunakan
jasa transportasi kereta api.

Meningkatnya jumlah pengguna jasa kereta api mengakibatkan pengguna jasa


kereta api cukup banyak berada didalam stasiun, peranan fasilitas publik sangat penting
dalam transportasi kereta api. Dengan pelayanan yang sesuai dengan standar PT. KAI,
perlu adanya peningkatan kuliatas pelayanan untuk memfasilitasi aktivitas dan kebutuhan
pengguna jasa kereta api.

Transportasi di Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam sendi


kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan jaman, proses transportasi sebagai
alat angkut mengalami perkembangan kemajuan. Semua ini berlangsung sejak reformasi
pembangunan digulirkan dan kebutuhan akan moda transportasi massal dan murah.
Selama perkembangan sejarah tersebut, kereta api merupakan transportasi
yang dipilih sebagai alat angkut yang mampu mengangkut hasil bumi dan penumpang
dalam jumlah banyak, bebas hambatan serta memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Hal

6
ini sesuai dengan UU No. 13/1992 tentang moda transportasi, yaitu : perkeretaapian
adalah salah satu moda transportasi yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus
terutama dalam kemampuan mengangkut, baik penumpang maupun barang secara
massal, hemat energy, hemat dalam penggunaan ruang. Mempunyai faktor keamanan
yang tinggi dan tingkat pencemaran yang rendah serta lebih efisien dibanding dengan
moda lainnya.
Sebagai sebuah transportasi massal, yang mampu mengangkut penumpang dan
barang dalam jumlah banyak serta murah, kereta api menjadi salah satu alternatif
transportasi darat. Keberadaan stasiun merupakan bagian terpenting sebagai terminal
pemberangkatan dan menurunkan penumpang, serta dalam proses interaksi dan aktivitas
bagi pengguna transportasi kereta api yang menunggu jadwal keberangkatannya.
Kota Bandung merupakan ibukota dari Jawa Barat, yang merupakan kota
penting dan kota transit yang menyerap banyak pendatang, kota perdagangan, jasa,
industry dan juga pendidikan. Pembangunan Stasiun Kereta Api ini dapat membantu
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam transportasi.
Kawasan pada site ini termasuk dalam kawasan yang padat, terdapat beberapa
ruko-ruko yang menjual oleh-oleh, terdapat pedagang kaki lima yang berjualan, dan juga
berdekatan dengan terminal angkutan umum, sehingga banyaknya kendaraan yang
melintas dan menyebabkan kemacetan pada beberapa waktu. selain itu juga berdekatan
dengan pemukiman kumuh, sehingga memberikan dampak yang kurang baik.
Dengan demikian Kota Bandung memerlukan Stasiun Kereta Api yang
memiliki konsep bangunan modern, menggunakan bahan bangunan yang berstandar mutu
agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang seiring dengan berkembangnya
teknologi dan gaya hidup masyarakat yang semakin modern, pelayanan yang
menggunakan system elektrik menjadi sebuah peningkatan lifestyle dimasa sekarang.

7
4.2 Latar Belakang Lokasi
Lokasi Proyek Stasiun Kereta Api ini terletak di Kebonjeruk, Andir, Kota
Bandung, tepatnya di perbatasan antara Kelurahan Pasirkaliki dan Kebonjeruk. Lokasi ini
berdekatan dengan titik 0 Kota Bandung, dan berdekatan juga dengan kawasan bersejarah
Kota Bandung.

Gambar 4.1 Peta Kota Bandung

(Sumber: PPDB Kota Bandung 2018 - WordPress.com)

8
Gambar 4.2 Peta Pulau Jawa

(Sumber: wikipedia)

5. Tujuan Proyek
 Membangun sarana transportasi kereta api di Kota Bandung
 Memenuhi kebutuhan sarana transportasi masyarakat untuk bepergian ke luar
kota dengan cepat dan nyaman
 pengembangan perkeretaapian nasional dan pengembangan wilayah dalam
rangka meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa kereta api
 Memperluas pemasaran produk/komoditas barang ke daerah lain

6. Misi Proyek
 Menemukan satuan ukuran, luasan dan dimensi yang tepat guna menampung
masyarakat yang berada di dalam Stasiun
 Menciptakan Stasiun Kereta Api melalui pengolahan struktur dan bentuk serta
fasad bangunan.
 Membantu mengembangkan potensi wisata Jawa Barat
 Menciptakan Stasiun yang nyaman dana man.

7. Deskripsi Proyek
a. Nama Proyek : Stasiun Kereta Api Bandung
b. Sifat proyek : fiktif
c. Owner/Pemilik : PT. Kereta Api Indonesia
d. Sumber Dana : Pemerintah Kota Bandung

9
e. Lokasi : Jl. Stasiun Barat, Kb. Jeruk, Andir, Kota Bandung, Jawa Barat
40181
f. Luas Lahan : 5000 m2
g. Luas Bangunan : 4000-5000 m2
h. Jenis Bangunan : Low Rise
i. Tipologi : Public Service
j. Fungsi Lahan : Stasiun Kereta Api
k. Regulasi :
KDB : 70%
KLB :3

8. Pengenalan dan Pemahaman Proyek


8.1 Karakteristik Proyek

Stasiun Kereta Api ini dibangun di Jawa Barat untuk memenuhi kebutuhan sarana
transportasi bagi masyarakat. Selain memenuhi kebutuhan fungsi utama sebagai
tempat naik atau turunnya penumpang dan/atau bongkar muat barang, di stasiun dapat
dilakukan kegiatan usaha penunjang angkutan kereta api seperti usaha pertokoan,
restoran, perkantoran, perhotelan (UU No.13 Tahun 1992). Kebijakan ini dapat
menjadi solusi baru untuk menjadikan stasiun sebagai sebuah tempat yang liveable
setiap hari dan memberikan pilihan mata pencaharian baru bagi masyarakat sekitar
stasiun. Untuk dapat menampung kegiatan tersebut bangunan ini dilengkapi dengan
sarana pendukung lainnya diantaranya café, tempat oleh-oleh khas Bandung.
Stasiun kereta api Indonesia yang kebanyakan merupakan benda cagar
budaya memiliki nilai lebih untuk bisa dikembangkan lebih lanjut ke arah wisata
edukasi berkaitan dengan sejarah bangsa.

8.2 Fungsi Stasiun Kereta Api

Stasiun Kereta Api menjadi kebutuhan utama yang diperlukan dalam


pengadaan moda transportasi kereta api. Stasiun juga memiliki berbagai fungsi
yang menjadi bagian dari keberadaannya sebagai fasilitas umum. Menurut
Alamsyah (2003) fungsi stasiun adalah sebagai berikut:
 Sebagai alat angkutan umum untuk penumpang dan barang

10
 Sebagai penghubung satu tempat ke tempat lainnya yang sulit dijangkau oleh
alat transportasi lain
 Tempat untuk memuat dan membongkar barang hantaran
 Tempat pengisian bahan bakar
 Tempat penitipan barang sementara untuk penumpang
 Tempat untuk memberikan kesempatan kepada kereta lainnya untuk saling
menyusul dan bersilang
Fungsi utama stasiun yang disebutkan dalam UU No.23 Tahun 2007
stasiun berfungsi sebagai tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk
melayani :
 Naik turun penumpang
 Bongkar muat barang
 Keperluan operasi kereta api

8.3 Kegiatan di Stasiun kereta Api

Kegiatan di Stasiun Kereta Api meliputi:

a. Kegiatan Pokok
1) Melakukan pengaturan perjalanan kereta api
2) Memberikan pelayanan kepada pengguna jasa kereta api
3) Menjaga keamanan ketertiban
4) Menjaga kebersihan lingkungan
b. Kegiatan usaha penunjang
Kegiatan usaha penunjang dilakukan untung mendukung penyelenggaraan
perkeretaapian dan dapat dilakukan oleh pihak lain dengan izin penyelenggaraan
prasarana perkeretaapian, yaitu:
1) Tidak mengganggu pergerakan kereta api

2) Tidak mengganggu pergerakan penumpang dan/atau barang

3) Menjaga ketertiban dan keamanan


11
4) Menjaga kebersihan lingkungan
Dalam melaksanakan kegiatan usaha penunjang, haruslah mengutamakan
pemanfaatan ruang untuk keperluan kegiatan pokok stasiun.
c. Kegiatan Jasa Pelayanan Khusus
Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan persetujuan penyelenggara prasarana
perkeretaapian yang berupa jasa pelayanan, yaitu:
1) Ruang tunggu penumpang
2) Bongkar muat penumpang
3) Pergudangan
4) Parker kendaraan
5) Penitipan barang
Deskripsi Kebutuhan Ruang dari segi kegiatan

FASILITAS AKTIFITAS PENGGUNA

Sarana transit Melakukan perpindahan - pengunjung


antarmoda transportasi

Lobby Ruang tunggu kereta api - Pengunjung

Administrasi dan - Mengelola - Pimpinan


manajemen - Menerima tamu - Karyawan
- Mengadakan pertemuan -

operasional - Mengontrol keadaan - Karyawan


platform dan stasiun - Petugas keamanan
- Mengontrol mesin karcis
- Menjaga keamanan
-

Bagian pelayanan - Ruang informasi - Penumpang


penumpang kereta - Hall pemesanan/loket - Karyawan
karcis - Petugas keamanan
- Area pintu karcis

Restaurant/cafe - Makan/minum - Pengunjung


-
Menyiapkan pesanan - pengelola
pengunjung

12
Ruang penjualan Menjual berbagai souvenir dan - Seniman
souvenir dan buku buku tentang seni rupa - Pengunjung
tentang seni rupa - Pengelola

8.3 Konservasi Bangunan Bersejarah


Bangunan bersejarah atau Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang
terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan
ruang berdindingdan/atau tidak bedinding, dan beratap. (Sumber: UU No. 11
Tahun 2010 tentang cagar budaya
a. Kriteria Konservasi Bangunan Bersejarah
1) Estetika
Dikaitkan dengan nilai estetis dan arsitektonis dalam hal bentuk,
struktur, tata ruang dan ornamennya.
2) Kejamakan
Ditekankan pada seberapa jauh karya arsitektur tersebut mewakili
suatu ragam atau jenis khusus yang spesifik
3) Kelangkaan
Kriteria ini ditekankan pada seberapa langka suatu karya arsitektur
Yaitu bangunan yang hanya satu dari jenisnya. Tidak dimiliki daerah
lain.
4) Peranan Sejarah
Bangunan-bangunan atau lingkungan perkotaan yang merupakan
lokasi bagi peristiwa-peristiwa bersejarah yang penting untuk
dilestarikan.
5) Memperkuat Kawasan di dekatnya
Bangunan-bangunan atau lingkungan perkotaan yang karena investasi
di dalamnya, akan mempengaruhi kawasan-kawasan di dektanya atau
meningkatkan kualitas dan citra lingkungan sekitarnya.
6) Keistimewaan
Bangunan-bangunan atau lingkungan yang dilindungi karena memiliki
keistimewaan.

b. Prinsip-prinsip Konservasi Bangunan Bersejarah


13
1) Konservasi dilandasi dengan penghargaan terhadap keadaan semula
dari suatu bangunan dan sebisa mungkin tidak menghilangkan semua
bukti-bukti sejarah yang dimilikinya.
2) Konservasi bertujuan untuk menangkap makna kultural dari suatu
bangunan dan bisa menjamin keamanan dan pemeliharaannya di masa
mendatang
3) Konservasi harus mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan
dengan makna kulturya, tanpa menekankan pada salah satu aspek saja
dan meninggalkan aspek lainnya.
4) Konservasi menjaga terpeliharanya latar visual yang cocok seperti
bentuk, skala, warna, tekstur, dan material.

9. Studi Banding
9.1 The Flinders Street Station – Zaha Hadid Architect
a. Deskripsi Bangunan

14
Gambar 9.1 Enterance Stasiun Lama dan Baru
(Sumber : www.archdaily.com/the-flinders-street-station-shortlisted-proposalzaha-
hadid-architects-bvn-architecture/ )
Proyek ini merupakan sebuah proyek pengembangan dari Stasiun bersejarah di
Melbourne yang bertujuan untuk menambah pelayanan Stasiun dan menciptakan
ruang public baru bagi para warga. Bangunan ini didesain dengan pol pengembangan
restorasi dan adaptive reuse dari bangunan Stasiun Lama dengan menyuntikkan
fungsi baru seperti kantor, hotel dan ruang publik sedangkan Stasiun lama difungsikan
sebagai lobby hotel dan restaurant. Bangunan pengembangan seolah-olah mengikuti
skala awal bangunan existing kemudian membesar sebagai bentuk penghargaan
terhadap bangunan lama.

Fungsi transportasi ditingkatkan dengan meningkat akses ke stasiun dan


dengan menyediakan akses tanpa tiket. Akses stasiun ditingkatkan dengan
meningkatkan permeabilitas melalui Gedung Administrasi. Sebuah terowongan
pejalan kaki dibuat di bawah semua platform dan menghubungkan mereka ke
Melbourne Metro Rail Tunnel untuk membuat suasana yang lebih terbuka, aman,
dengan visibilitas yang jelas

b. Pembagian Ruang Dalam Bangunan


Secara garis besar ruang dalam bangunan dibagi menjadi dua bagian,
bangunan existing digunakan sebagai lobby hotel dan retail sedangkan bangunan
pengembangan digunakan sebagai bangunan utama stasiun, hotel dan kantor.
Sebuah jembatan di tengah bangunan menjadi separasi sekaligus penyatu fungsi
primer dan sekunder.

Gambar 9.2 Potongan Membujur Kantor dan Retail


(Sumber : www.archdaily.com/the-flinders-street-station-shortlisted-
proposal-zahahadid-
architects-bvn-architecture/ ) 15
Gambar 9.4 Potongan Membujur Stasiun Lama dan Baru
(Sumber : www.archdaily.com/the-flinders-street-station-shortlisted-proposal-zahahadid-
architects-bvn-architecture/ )

Pembagian fungsi ruang pada bangunan memperhitungkan permainan skala


ruang sehingga kesan yang ditangkap oleh pengunjung jadi beragam. Ruang peron
yang dibuat sangat tinggi memberi kesan megah dan besar pada bangunan
sedangkan untuk ruang-ruang dengan privasi tinggi dibuat lebih intim dengan
skala yang lebih rendah.

c. Tampilan Bangunan
Tampilan bangunan memilih untuk berbeda dengan bangunan existing yang
merupakan bangunan heritage. Tampilan luar bangunan menggunakan warna
dasar putih dan transparent dengan harapan bisa menjadi background dari
bangunan existing yang lebih kaya dengan ornament. Material yang dipilih juga
merupakan material yang terkesan ringan seperti alumunium dan kaca.

16
Gambar 9.5 Tampak Bangunan Baru Terkesan Polos dan Ringan
(Sumber : www.archdaily.com/the-flinders-street-station-shortlisted-proposal-zahahadid-
architects-bvn-architecture/)

Gambar 9.6 Tampak Bangunan Baru sebagai Background Bangunan Lama


(Sumber : www.archdaily.com/the-flinders-street-station-shortlisted-proposal-zahahadid-
architects-bvn-architecture/)

9.2 La Gare de Strasbourg – Perancis


Dirancang pada tahun 1883 oleh Johann bermarkas di Berlin arsitek
Jacobsthal, stasiun kereta api di Strasbourg, Prancis , itu mengesankan direnovasi
dengan bagian depan kaca kepompong baru di tahun 2007. The 120-meter panjang
kaca konstruksi di sepanjang fasad yang halus terintegrasi dengan bangunan
bersejarah dari stasiun kereta. Ruang 25 meter antara kubah dan bangunan
berfungsi sebagai daerah transisi pintu masuk untuk kereta api, kereta bawah

tanah, trem dan bus.


Gambar 9.7 suasana didalam stasiun
(Sumber:http://4.bp.blogspot.com/muTbzJgSjvQ/UUthdF1SYaI/AAAAAAABcAo/AhbB1wBQdkI/s160
0/La_Gare_de_Strasbourg.jpg)

17
Gambar 9.8 Tampak Bangunan Baru
(Sumber:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/43/Strasbourg_Railway_Station_at_Night%2C_Al
sace%2C_France_-_Diliff.jpg/600px-Strasbourg_Railway_Station_at_Night%2C_Alsace%2C_France_-

_Diliff.jpg)
Gambar 9.9 Tampak bangunan lama
(Sumber: https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f8/Strasbou)

10. Pernyataan Persoalan Arsitektur

Aspek perancangan :
1. Menciptakan kenyamanan pada pengguna bangunan khususnya para pengunjung
Stasiun Kereta Api.
2. Penerapan tema sesuai dengan kebutuhan dan fungsi bangunan sehingga dapat
menjadi solusi permasalahan yang terdapat pada bangunan.
3. Merencanakan jalur sirkulasi dan aksesibilitas pada area tapak dan bangunan
sesuai dengan pola aktivitas dan kebutuhan ruang para pengguna bangunan agar
merasa nyaman berada di dalam bangunan,
4. Merancang fasad dengan permainan pada bukaan fasad/ penggunaan second skin
pada bangunan agar pemanfaatan cahaya alami dapat menjadi estetika pada
bangunan, sesuai dengan tema yang diterapkan.

Aspek lingkungan dan tapak :


1. Stasiun Kereta Api dibangun sesuai dengan rencana tata ruang yang telah
dirancang pemerintah. Regulasi yang harus diperhatikan diantaranya adalah KDB,
KLB, dan luas lahan terbuka hijau yang diperlukan di site,
2. Desain bangunan harus memperhatikan kondisi lingkungan dan iklim sekitar. Hal
ini dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir dampak negatif dari lingkungan
ke bangunan dan juga sebaliknya. Usaha yang dapat dilakukan diantaranya

18
memperhatikan talang air yang akan ditempatkan pada bangunan karena site
berada di daerah tropis dan perencanaan jaringan utilitas sesuai dengan keadaan
lingkungan sekitar,
3. Merancang akses masuk dan keluar tapak yang tepat, selain itu juga dengan
melihat situasi kepadatan lalu lintas sekitar.

Aspek Bangunan:
1. Pemilihan sistem struktur pada bangunan bentang lebar yang sesuai dengan
kebutuhan, biaya, dan estetika tetapi juga tidak melupakan kualitas dan kekuatan
struktur itu sendiri agar bangunan tetap kokoh dan juga tidak memakan banyak
biaya.
2. Bandung merupakan salah satu destinasi pariwisata yang banyak di datangi para
wisatawan baik lokal maupun mancanegara oleh karena itu, Stasiun Kereta Api ini
sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sarana.

11. Metoda Pendekatan Perancangan


Berdasarkan persoalan diatas maka pendekatan perancangan yang digunakan
dalam merancang Stasiun Kereta Api Bandung ini sebagai berikut:
• Membangun Stasiun Kereta Api dengan penerapan struktur bentang lebar
sebagai estetika bangunan.
• Pengolahan fasad pada eksterior bangunan dengan permainan bukaan pada
fasad/penggunaan secondary skin, agar pemanfaatan cahaya alami yang masuk
ke dalam bangunan dapat menjadi estetika. Memepertahankan beberapa
elemen yang memperlihatkan desain aslinya.
• Memahami kondisi kawasan tapak sehingga dapat diketahui potensi dan
kendala yang ada sehingga dapat diperoleh solusi yang terbaik
• Mendesain bangunan sesuai dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah.
• Penerapan zoning antara daerah privat, semi privat, dan publik yang
didasarkan pada pengelompokan aktifitas pengguna dan juga zoning akan
memperhatikan fungsi ruang.
12. Daftar Pustaka
 Jurnal online

19
Karina, Dea. 2016. Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten
Pemalang. Jurnal Tugas Akhir, (http://e-journal.uajy.ac.id/11388/3/TA144372.pdf ,
Diakses 11 Januari 2018).

 Sumber internet

http://kbbi.co.id/arti-kata/stasiun. Diakses 11 Januari 2018

https://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_kereta_api. Diakses 11 Januari 2018

http://archiholic99danoes.blogspot.co.id/2012/10/desain-arsitektur-stasiun-kereta-
api.html. Diakses 11 Januari 2018

20

Anda mungkin juga menyukai