TUGAS
untuk memenuhi tugas matakuliah
Landasan Kependidikan Fisika
yang dibina oleh Bapak Dr.Koes, M.Si
OLEH
Dewi Wahyu Wijianti 170321863054
Eri Setyo Prabowo 170321863017
Uulia ‘Iffa 170321863027
Models
Guru sebagai model memfasilitasi pembelajaran dan memberikan informasi
tentangefikasidiri (self-efficacy). Siswa yangmengamati ketikaguru menjelaskan dan
mendemonstrasikantentang konsep dan keterampilan cenderung untuk percayabahwa
mereka mampu belajar lebih jauh. Guru juga harusmemberikan formulasi efikasi diri
yang persuasif kepada siswa. Guru yang mengawali pelajaran dengan menyatakan
bahwa semua siswa bisabelajar dan jikamereka bekerja dengan tekun mereka akan
menguasai keterampilan baru,akanmenanamkankepadasiswaefikasidiridalambelajar,
yang dibuktikan saat siswa berhasil mengerjakan tugas tersebut.Dalam studi di mana
model bertindak satu arah dan membuat pengamat untuk bertindak secara berbeda,
anak-anaklebih terpengaruh oleh tindakan daripada ucapan(Bryan & Walbek, 1970).
Guru perlu memastikan bahwa instruksi mereka kepada siswa (misal, "pertahankan
meja anda rapi") konsisten dengantindakanguru sendiri (meja guru rapi).
Efikasidiri
Peran efikasi diri dalam pembelajaran telah dibuktikan dengan sangat baik.
Dalam menentukan metode pembelajaran yang digunakan, penting bagi guru untuk
mengukur pengaruhnya terhadap efikasi diri siswa dan juga pembelajaran mereka.
Ada kemungkinan metode yang diterapkan dalam pembelajaran tidak meningkatkan
efikasi diri. Misalnya, memberi siswa banyak bimbingan adalah hal yang tepat untuk
membantu pembelajaran mereka, tetapi tidak akan terlalu mempengaruhi efikasi diri
siswa untuk belajar dan tampil maksimal karena diri mereka sendiri. Seperti yang
direkomendasikan Pak Bandura (1986,1997), diperlukan masa untuk penguasaan diri,
dimana siswa melatih ketrampilan/kemampuan secara mandiri.
Efikasi diri pada guru yang masih praktek dapat dikembangkan melalui
persiapan guru termasuk proses magang dengan guru pamong dimana guru praktek
dapat mengamati dan melatih kemampuan mengajar. Bagi guru yang sudah
bekerja/mengajar, melanjutkan pengembangan profesi dapat membantu mereka
belajar strategi baru untuk menghadapi situasi baru yang menantang, seperti
bagaimana membina pembelajaran pada siswa yang kemampuannya bervariasi,
bagaimana bekerja dengan siswa yang kemampuan bahasanya terbatas/kurang, dan
bagaimana melibatkan orangtua siswa ke dalam pembelajaran anak mereka. Dengan
mengesampingkan halangan pada kegiatan mengajar (misal, kebanyakan
mengerjakan dokumen), administrator mengizinkan guru untuk fokus pada
peningkatan kurikuler dan pembelajaran siswa.
Contoh-Contoh Terapan
Contoh-contoh terapan adalah gambaran-gambaran visual dari solusi
permasalahan (Atkinson, Derry, Renkl & Wortham, 2000). Contoh-contoh terapan
memberikan penyelesaian masalah langkah demi langkah dan sering disertai diagram-
diagram atau suara (narasi). Sebuah contoh terapan menampilkan sebuah model yang
dilengkapi dengan penjelasan yang mengilustrasikan bagaimana seseorang
menyelesaikan masalah yang cakap dalam menjalankan tugasnya. Contoh-contoh
terapan sering digunakan dalam pengajaran untuk bidang studi matematika dan sains
meskipun penggunaannya tidak harus terbatas pada bidang-bidang tersebut.
Landasan-landasan teoretis untuk contoh-contoh terapan diperolehdari teori
pengolahan informasi. Contoh-contoh terapan juga mencerminkan banyak prinsip
teori kognitif sosial. Contoh-contoh terapan menggabungkan model-model kognitif
dan demonstrasi yang disertai dengan penjelasan. Tidak seperti bentuk-bentuk
pembelajaran observasional lainnya yang kompleks, dalam tipe pembelajaran ini
siswa bukan belajar menyelesaikan soal atau permasalahan tertentu tetapi
mempelajari keterampilan-keterampilan dan strategi-strategi umum yang dapat
mereka gunakan untuk menyelesaikan kelompok permasalahan yang lebih besar.
Contoh-contoh terapan juga memberikan manfaat motivasional. Contoh-contoh ini
dapat membantu meningkatkan efikasi-diri dalam diri siswa jika setelah
memperhatikan contoh-contoh tersebut mereka yakin bahwa mereka memahami
model dan dapat menerapkan sendiri keterampilan-keterampilan dan strategi yang
dicontohkan (schunk, 1995).
Prinsip-prinsip tertentu harus diingat ketika menggunakan contohcontoh
terapan. Akan lebih baik jika menggunakan lebih dari satu bentuk penyajian daripada
satu bentuk saja. Maka, sebuah contoh terapan dapat mencakup informasi tekstual
(kata, angka), tampilan visual (panah, grafik), dan suara (bunyi). Namun demikian,
terlalu banyak kompleksitas akan terlalu banyak menjejali perhatian dan kapasitas
memori siswa. Penelitian juga menunjukkan dua contoh lebih baik dari satu contoh
saja; dua contoh yang berbeda lebih baik daripada dua contoh dari tipe yang sama,
dan campuran praktik dengan contoh-contoh terapan menghasilkan pembelajaran
yang lebih baik daripada jika semua contoh disajikan dahulu baru diikuti dengan
praktik (Atkinson et al., 2000). Dengan demikian, seorang guru aljabar yang sedang
mengajar tentang cara menyelesaikan persamaan yang belum dikenal oleh siswa
dapat memberikan dua contoh terapan dari bentuk 4x + 2 = 10 misalnya, dan setelah
itu siswa menjawab soal-soal. Setelah itu guru aljabar dapat menyajikan dua contoh
terapan dari bentuk x ÷ 2 + 1 = 5, dan setelah itu siswa menjawab soal-soal dengan
tipe seperti ini. Contoh-contoh terapannya dapat disertai dengan tampilan-tampilan
visual dan bunyi seperti dalam lingkungan pembelajaran berbasis komputer.
Periset juga telah meneliti efek les pada tutor. Mirip dengan hasilnya dari self-
efficacy instruksional, tutor dengan self-efficacy yang lebih tinggi untuk bimbingan
lebih tepat mengerahkan usaha, mengatasi materi yang sulit, dan bertahan lebih lama
dengan dari pada tutor dengan menurunkan self-efficacy (Roscoe & Chi, 2007). Ada
juga beberapa bukti bahwa les bisa meningkatkan motivasi tutor dan self-efficacy
(Roscoe & Chi, 2007).
Sumber Rujukan
Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories: An Educational Perspective.
Boston, MA: Pearson.