Anda di halaman 1dari 3

Teori Behaviorisme dalam Perspektif E. L.

Thorndike - Setelah
sebelumnya telah diuraikan mengenai teori belajar behaviorisme, kognitif
dan humanistik. Untuk lebih jelas mengenai tiga aliran tersebut, sahabat-
sahabat membumikan pendidikan bisa baca postingan "Teori Belajar
Behavioristik (Tingkah Laku), Teori Belajar Kognitif
(Pengetahuan), dan Teori Belajar Humanistik". Maka pada postingan
kali ini, blog membumikan pendidikan ingin mengupas mengenai tokoh-
tokoh yang menganut tiga aliran tersebut. Salah satu tokoh dalam aliran
behaviorisme yang sangat berpengaruh adalah E. L. Throndike dengan
teorinya yang dikenal dengan teori S-R (Stimulus dan Respon) yang ingin
diuraikan oleh blog membumikan pendidikan pada pagi kali ini. Berikut
uraiannya.

Teori Throndike

Melalui studinya Thorndike memandang bahwa perilaku sebagai suatu


respons terhadap stimulus-stimulus dan lingkungan, artinya stimulus-
stimulus dapat memberikan respons sehingga teorinya dikenal dengan
teori S-R (Stimulus-Respons). Thorndike menghubungkan perilaku pada
rekleks-refleks fisik, sehingga ia menyatakan bahwa perilaku ditentukan
secara refleksif oleh stimulus yang ada dan lingkungan, dan bukan oleh
pikiran yang sadar atau tidak sadar.

Melalui eksperimennya yang dilakukan pada kucing yang dimasukkan ke


dalam kotak, ia mengembangkan tiga hukumnya, yaitu: pertama, law of
effect yang menyatakan prinsip senang tidak senang, suatu respon akan
diperkuat apabila diikuti oleh suatu perasaan senang terhadap sesuatu,
dan respon akan diperlemah jika diikuti oleh suatu rasa tidak senang.
Kedua, law of exercise yang menyatakan bahwa semakin sering suatu
respon yang berasal dari suatu stimulus tertentu maka akan semakin
besar kemungkinan respon tersebut untuk dicamkan atau diingat dalam
suatu long term memory. Ketiga, law of readiness yang menyatakan
bahwa perkembangan sistem syaraf akan menyebabkan unit perilaku
tertentu akan lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan unit perilaku
yang lainnya dengan kata lain pembelajaran yang diberikan kepada siswa
disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Implikasi Teori Throndike

Contoh penerapan teori Thorndike adalah apabila hal yang dipelajari


kemudian mempunyai banyak persamaan dengan hal yang dipelajari
terdahulu, maka akan terjadi transfer yang positif di mana hal yang baru
itu tidak akan terlalu sulit dipelajari. Misalnya orang yang sudah pernah
belajar menunggang kuda, tidak akan terlalu sulit belajar mengemudikan
kereta berkuda. Sebaliknya, kalau antara hal yang dipelajari kemudian
dan hal yang dipelajari terdahulu terdapat banyak perbedaan, maka akan
sulitlah mempelajari hal yang kemudian itu, dan di sini terjadi transfer
yang negatif. Misalnya, seorang yang sudah biasa menulis dengan tangan
kiri, karena menulis dengan tangan kiri sama sekali lain caranya daripada
menulis dengan tangan kanan.

Advertisement

Belajar Menurut Throndike

Menurut Thorndike belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang


mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons (yang juga
bisa berupa pikiran, perasaan, atau gerakan). Menurutnya perubahan
tingkah laku bisa berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau
yang nonkonkret (tidak bisa diamati). Teori Thorndike disebut sebagai
aliran koneksionis (connectionism).

Thorndike juga mengemukakan tentang teori trial and error (mencoba-


coba dan gagal). Dimana setiap organisme jika dihadapkan dengan situasi
baru akan melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba secara
membabi buta. Jika dalam usaha mencoba itu kemudian secara kebetulan
ada perbuatan yang dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka
perbuatan yang cocok itu kemudian dipegangnya. Karena latihan yang
terus menerus maka waktu yang dipergunakan untuk melakukan
perbuatan yang cocok itu makin lama makin efisien. Jadi, proses belajar
menurut Thorndike melalui proses:

 Trial and error, mencobva-coba dan mengalami kegagalan,


 Law of effect, yang berarti bahwa segala tingkah laku yang
berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan
tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baknya.
 Law of exercise, artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan
Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan
semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.

Anda mungkin juga menyukai