Blok Reproduksi
MODUL PELATIHAN USG BERBASIS KOMPETENSI
Disusun Oleh:
2016
1
DAFTAR ISI
Pendahuluan ……………………………………………………………………….
Tujuan ……………………………………………………………………………….
Persiapan ……………………………………………………………………….
Etika dan Medikolegal ……………………………………………………….
Pencapaian Kompetensi ……………………………………………………….
Pemeriksaan USG Ginekologi Normal ……………………………………….
Pemeriksaan USG pada Trimester 1 ……………………………………………….
Pemeriksaan USG pada Trimester 2 ……………………………………………….
Pemeriksaan USG pada Trimester 3 ……………………………………………….
Pendahuluan
Keterampilan pemeriksaan USG obstetri dasar bagi dokter umum sudah tercantum dalam
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012.1 Pada SKDI 2012 tertulis
2
pencapaian kompetensi tingkat empat (IV) bagi USG Obstetri, artinya seorang dokter
umum diharapkan mampu melakukan pemeriksaan USG obstetri dasar secara mandiri.
Permasalahan yang ada saat ini adalah bagaimana caranya agar Koasisten dan dokter
umum Indonesia mampu mencapai kompetensi tersebut dengan baik. Belum adanya
standar modul pelatihan USG obstetri dasar bagi dokter umum dan Koasisten (termasuk
mahasiswa kedokteran) menjadi kendala dalam pencapaian kompetensi tersebut serta
masih banyak Fakultas Kedokteran yang belum siap melakukan pendidikan USG Obstetri
Dasar berbasis kompetensi bagi Koasisten dan atau Dokter Umum.
Tujuan
Umum : peserta didik mampu melakukan pemeriksaan USG obstetri dasar sesuai tingkat
kompetensi empat dan bekerja secara etis-profesional.
Khusus : setelah mengikuti pelatihan USG Obstetri dasar, setiap peserta didik diharapkan
mampu :
1. Menentukan lokasi kehamilan, intrauterin atau ekstrauterin
2. Menentukan usia gestasi berdasarkan pemeriksaan CRL pada trimester 1, pada
kehamilan 10 + 0 – 13 + 6 minggu (Hadlock, 1984)6 dan BPD atau HC (trimester 2
dan 3)
3. Mampu menentukan taksiran berat janin (TBJ) yang dihitung berdasarkan
pemeriksaan BPD dan AC
4. Mampu melakukan pemeriksaan biometri dasar trimester 2 dan 3 yaitu : BPD,
HC, AC, dan FL (Hadlock, 1984)
5. Menentukan jumlah janin dan sekat amnionpada kehamilan ganda (khorionisitas,
tanda lamda dan tanda T) pada kehamilan ganda trimester 1
6. Menentukan tanda-tanda kehidupan (menghitung frekuensi dan menilai
keteraturan DJJ memakai M-mode) dan gambaran normal 4-chamber view jantung
janin
7. Menentukan letak implantasi plasenta, tepi bawah plasenta, dan kecurigaan
adanya plasenta akreta(singkirkan plasenta previa akreta)
8. Mengukur volume cairan amnion memakai cara single deepest pocket (SDP) atau
indeks satu kantong amnion terdalam.
3
9. Merujuk pasien dengan kecurigaan adanya abnormalitas pada janin, plasenta, dan
atau amnion
10. Memahami masalah etik dan medikolegal yang berkaitan dengan pemeriksaan
USG obstetri
11. Bekerja secara etis, profesional dan mengutamakan keselamatan pasien atau
patient safety dengan menerapkan prinsip ALARA (as low as reasonable
achieveable) dan ASAP (as soon as possible).
Persiapan
Persiapan pemeriksaan USG obstetri terdiri dari persiapan pasien, peralatan dan
pemeriksa.
Persiapan Pasien
• Memperoleh penjelasan dari dokter pemeriksa tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan : indikasi, cara, apa yang dirasakan, harapan dan kenyataan, biaya
pemeriksaan, ketepatan diagnostik (kesalahan yang mungkin terjadi), dan tindak
lanjut pasca pemeriksaan USG
• Persetujuan pemeriksaan USG (secara lisan) setelah memperoleh penjelasan
• Mengambil keputusan yang berkaitan dengan pemeriksaan USG maupun
tatalaksana medis secara umum
• Kandung kemih terisi cukup urin pada pemeriksaan USG trimester 1 dan
pospartum
• Pada pemeriksaan USG trimester 2 dan 3 umumnya tidak diperlukan vesica
urinaria (VU) yang terisi penuh urin
Persiapan Peralatan
Sebelum melakukan pemeriksaan USG sebaiknya pemeriksa mengetahui apakah
peralatan yang dipergunakannya sudah memadai dan siap pakai atau belum ?. Berikut ini
disampaikan panduan sederhana dalam pemilihan peralatan USG (Buku USG Dasar
Obstetri Ginekologi, 2009)5 :
4
KRITERIA NILAI
(0 –5 )
KUALITAS GAMBAR
2. Gangguan gambar minimal (low noise) dan bebas dari artefak ( cari gambaran 4
reverberasi minimal di dalam kandung kemih ibu dan tidak ada atau ada sedikit
“grating lobe artifacts).
3. Kontras tekstur jaringan baik (harus dapat membedakan secara jelas antara 5
endometrium dan miometrium, dan antara ginjal, hepar dan paru janin)
7. Apakah kecepatan gambar (frame-rate) mencukupi untuk menilai obyek yang bergerak ? 4
KEMAMPUAN TEKNIS
2.Transduser dapat diganti/ditukar (pilih mesin yang memiliki tempat terpisah untuk 2
transduser vaginal dan abdominal)
ERGONOMIK
1. Apakah probe menyebabkan mudah lelah ? terutama bila melakukan tindakan invasif 4
dan USG transvaginal.
PENGOLAH DATA
3. Apakah ada true video out put, DVDRW, CDRW, floppy disk, flash disc, hard disc ? 2
5
4. Apakah ada printer ? misalnya : polaroid, kertas thermal, printer berwarna 5
6. Apakah tersedia pelayanan purna jual (servis) 24 jam dan perawatan ditempat kerja ? 5
Sumber : Dimodifikasi dari Chudleigh P, Pearce Malcom. Basic physics and ultrasound
machine. Dalam : Obstetrics Ultrasound : How, Why, and When, 1st Ed, Churchil Livingstone,
London, 1992:247-286.
Persiapan Pemeriksa
Langkah-langkah persiapan pemeriksa sebelum melakukan pemeriksaan USG :
• Kompeten : memiliki portofolio (kumpulan laporan USG obstetri saat pendidikan
dan bekerja), Buku Log USG Obstetri dan Sertifikat Kompetensi USG Obstetri
Dasar dari Kolegium Dokter Umum Indonesia.
• Sehat
• Bekerja secara etis dan profesional
6
• Mengikut P2KB (Program Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan) secara berkala
7
dan post test), dan uji kompetensi pada pasien oleh penguji yang sudah mengikuti TOT
dan juga sudah memiliki buku log USG.
Pencapaian Kompetensi
Seseorang dikatakan telah mencapai level kompetensi untuk keterampilan tertentu bila
telah mengikuti suatu pelatihan yang terstandarisasi dan dilakukan oleh institusi
pendidikan yang diakui serta dilengkapi oleh portofolio dan buku log. Pelatihan yang
terstandarisasi mencakup materi ajar, pengajar, waktu pelaksanaan, uji kompetensi,
pembuatan portofolio dan buku log yang juga sudah distandarisasi.
Langkah-langkah dasar untuk mencapai kompetensi USG Obstetri Dasar bagi
Akademik, Koasisten dan Dokter Umum sebagai berikut :
• Teori pemeriksaan USG obstetri Dasar, Profesionalisme, Kesejawatan, aspek
etika dan medikolegal
8
• Demonstrasi pemeriksaan USG Obstetri dasar
• Latihan pemeriksaan USG obstetri trimester kedua pada boneka phantom
• Bimbingan praktek pemeriksaan USG obstetri dasar trimester 1, 2 dan 3 pada
pasien
• Pembuatan laporan USG Obstetri Dasar bagi dokter umum (Trimester 1 dan 2)
• Uji tulis, DOPS pada boneka phantom (minggu ke 4 dan atau 5), dan DOPS pada
pasien trimester 2 (minggu ke 8 dan atau 9)
• Pembuatan dan pengisian portofolio (kumpulan laporan USG) dan buku log,
minimal 10 orang pasien
• Pemberian surat keterangan telah mengikuti dan lulus uji kompetensi USG
obstetri dasar
• Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan dalam bidang USG obstetri (dianjurkan
setelah menjadi dokter umum)
9
Pengetahuan umum tentang embriologi, faal, anatomi, histologi dan kelainan
ginekologi yang sering ditemukan merupakan dasar dalam pemeriksaan USG organ
ginekologi.
Gambar 1. Cara memegang transduser (probe) seperti memegang pinsil dan harus relaks
(jangan kaku karena akan membuat pasien tidak nyaman)
10
• Kenali hubungan antara posisi transduser dengan letak sisi kiri dan kanan atau
superior dan inferior atau anterior dan posterior ibu
• Eksplorasi secara sistematis rongga abdomen dan pelvik
• Cari uterus sebagai petunjuk pemeriksaan
• Lakukan pemeriksaan uterus, kavum uteri, adneksa kanan, adneksa kiri, kavum
Retzii dan kavum Douglas
• Pemeriksaan selesai
11
sedangkan pada potongan transversal diukur diameter KG. Cara mengukur
KG dilakukan dari inner to inner. Cara mengukur volume KG adalah a x b
x c x 0,52 mm = volume dalam mililiter (ml). Diameter rerata KG dihitung
berdasarka a + b + c kemudian dibagi tiga. Pengukuran volume dan rerata
diameter KG dilakukan tiga kali, kemudian diambil reratanya, hasilnya
dicocokkan dengan tabel referensinya. Kesalahan penentuan usia gestasi
berdasar KG sekitar satu minggu sehingga tidak dianjurkan lagi bila CRL
sudah dapat diukur. Pada Gambar 3 tampak KG 4 minggu terletak
asimetris, lebih ke anteriormendekati tempat masuknya arteri spiralis (lihat
tanda panah berwarna merah).
12
Gambar 3. Kantong gestasi normal pada kehamilan intrauterin 4 minggu (lihat tanda
panah berwarna merah)
13
• Pengukuran biometri pada trimester 1 dapat dilakukan melalui CRL, BPD
(Biparietal Diameter), HC (Head Circumference), AC (Abdominal
Circumference) dan FL (Femur Length). Pengukuran CRL paling baik dalam
menentukan usia gestasi pada kehamilan 10+0– 13+6minggu dengan kesalahan
kurang dari satu minggu.
• Pengukuran CRL
o Pengukuran CRL sudah dapat dilakukan sejak kehamilan 6 minggu
dimana panjang embrio diukur dari kepala hingga bokong dengan
memakai USG transvaginal. Panduan penentuan usia gestasi berdasarkan
CRL dari ISUOG (UOG, 2013: 41:102-113)
o dilakukan pada kehamilan 10+0 – 13+6 minggu, dari puncak kepala hingga
bokong, posisi janin netral, potongan sagital melalui hidung janin (tampak
gambaran tulang hidung hingga nucahal transluscency atau NT) dan dagu
janin tidak menyentuh dadanya. Kesalahan pengukuran CRL dalam
penentuan usia gestasi pada periode ini kurang dari satu minggu (sekitar 5
hari). Data perkiraan persalinan dari CRL selanjutnya dipakai sebagai
acuan dalam penentuan usia gestasi selama kehamilan.
o Ukur CRL (Crown Rump Length) untuk menentukan usia gestasi (dengan
variasi usia gestasi ± 1 minggu), dari puncak kepala hingga bokong,
dengan posisi janin netral, memakai metoda pengukuran biometri dari
Hadlock tahun 1984. Pertumbuhan CRL normal : 1 mm per hari, bila
kurang dari 1 mm per hari, merupakan tanda awal pertumbuhan janin
terhambat (early sign of IUGR) dan sebaiknya dirujuk kepada SpOG untuk
penatalaksanaan selanjutnya.
o Pada Gambar 5 dicontohkan pengukuran CRL 8,9 mm sesuai gestasi 6
minggu 6 hari. Perhatikan juga adanya yolk sac (YS) disekitar janin. YS
tidak boleh diikutsertakan dalam pengukuran CRL, karena dapat
menyebabkan kesalahan penentuan usia gestasi. Pada Gambar 6 tampak
CRL 22 mm sesuai gestasi 8 minggu 6 hari. Pengukuran CRL dibawah 10
minggu memiliki kesalahan sekitar satu minggu dalam penentuan usia
14
gestasi. Standar penentuan usia gestasi berdasarkan dilakukan pada
kehamilan 10+0 – 13+6 hari dengan kesalahan kurang dari satu minggu.
o Pada Tabel 2 dicantumkan penentuan usia gestasi berdasarkan diameter
rerata kantong gestasi dan CRL.
Tabel 2. Penentuan usia gestasi berasarkan diameter rata-rata kantong gestasi dan CRL
15
16
Gambar 5. Pengukuran CRL, tampak CRL 8,9 mm sesuai kehamilan 6 minggu 6 hari
(juga tampak YS normal, berdiameter 4,7 mm)
• Pengukuran BPD
o Idealnya pengukuran BPD dan HC dilakukan saat osifikasi tulang kranium
sudah selesai (pada kehamilan ≥ 12 minggu) dimana pengukuran tabula
eksterna dan interna sudah dapat dilakukan dengan akurat (outer to inner).
o Lakukan pembesaran gambaran kepala janin hingga minimal menempati
60% dari luas layar monitor.
17
o Gambaran BPD normal harus menampilkan osifikasi keseluruhan kranium
berbentuk agak oval (seperti bola Rugby), falx cerebri membagi cerebrum
kiri dan sama besar, cavum septum pellucidum di bagian anterior,
thalamus di bagian posterior, ventrikel 3 dan ventrikel lateral.
o Tidak boleh tampak gambaran cerebellum dan atau orbita
o Pengukuran biometri BPDdari outer to inner (metoda Hadlock, 1984).
Pada Gambar 7 dicontohkan pengukuran BPD 22 mm sesuai kehamilan 13
minggu 6 hari,
• Pengukuran HC
o Persyaratan dan cara pengambilan gambar sama seperti BPD
o Pengukuran HC dilakukan dari outer to outer (Hadlock, 1984), lihat
gambar 8, ukuran HC 86 mm sesuai gestasi 13 minggu 6 hari
18
Gambar 8. Pengukuran HC pada trimester 1, HC 86 mm
sesuai kehamilan 13 minggu 6 hari
• Pengukuran AC
o Potongan AC dibuat melalui potongan transversal rongga abdomen, sedikit
di atas insersi umbilikus
o Tampak gambaran vertebra, gaster, dan vena porta (berbentuk seperti
huruf C)
o Lingkar perut (AC) diupayakan sebundar mungkin. Jangan menekan
terlalu keras karena dapat terjadi distorsi bentuk perut.
o Tidak boleh tampak gambaran insersi vena umbilikalis pada tepi abdomen
o Lakukan pengukuran ACdariouter to outer (Hadlock, 1984).
o Pada Gambar 9 tampak ukuran AC 70 mm sesuai usia gestasi 13 minggu 4
hari. Ukuran AC janin Indonesia lebih kecil dibanding Eropa atau
Amerika. Hal ini harus menjadi perhatian dan disampaikan kepada pasien
agar perbedaan TBJ dengan berat lahir neonatus sesungguhnya dapat
dipahami.
19
Gambar 9. AC pada trimester 1, 70 mm sesuai kehamilan 13 minggu 4 hari
• Pengukuran FL
o Gambaran femur mudah diperoleh karena merupakan tulang terpanjang
dalam tubuh janin.
o Usahakan letak femur sejajar dengan transduser dan mata pemeriksa, hal
ini untuk memperkecil kesalahan pengukuran (lihat Gambar 10).
o FL yang diukur adalah bagian tulangnya saja (bagian diafisis), tidak
mengikutsertakan tulang rawan (epifisis).
o Ketepatan pemeriksaan FL dalam penentuan usia gestasi janin Eropa dan
Amerika sesuai denganpengukuran BPD (Trish Chudleigh, 2004) sedangkan
untuk janin Indonesia lebih kecil karena FL Indonesia lebih pendek. Oleh
karena itu, pengukuran FL tidak disatukan dalam penentuan usia gestasi
dan TBJ berdasarkan biometri dasar janin Indonesia.
o FL dapat diukur mulai kehamilan 12 minggu hingga aterm.
20
Gambar 10. Pengukuran FL, tampak FL 13 mm sesuai kehamilan 13 minggu 3 hari
• Nilai DJJ (denyut jantung janin) : frekuensi per menit dan keteraturan iramanya
• NilaiYS: berbentuk bundar seperti cincin dengan bagian tengah lebih hipoekhoik
(berisi cairan), kemudian ukur diameternya dari mid to mid, diameter normal 3 – 6
mm
• Survei Anatomi Janin pada Kehamilan Trimester 1
o Pada survei anatomi dilakukan penilaian struktur normal bagian tubuh
atau organ janin dari kepala hingga kaki (head to toe) secara sistematis.
o Pada kepala janin kenali struktur normal intrakranial sebagai berikut :falx
cerebri, plexus choroideus, thalamus, ventrikel tiga, ventrikel lateral, dan
cranium.
o Wajah : profil muka, tulang hidung, lubang hidung dan integritas bibir
o Thoraks : jantung menempati sepertiga rongga thoraks, apex mengarah
ke sisi kiri, dan 4-chamber view
o Abdomen : tampak hepar menempati dua pertiga rongga abdomen,
gaster di sisi kiri
o Traktus urinarius : tampak vesika urinaria di rongga pelvik
21
o Ekstremitas : cari kedua ekstremitas (superior dan inferior) kiri dan
kanan, terdiri dari tiga buah tulang panjang dan telapak tangan/kaki.
Tulang panjang pada ekstremitas superior terdiri dari humerus, radius,
dan ulna; sedangkan pada ekstremitas inferior terdiri dari femur, tibia
dan fibula.
• Nilai juga uterus (termasuk serviks) , kedua adneksa , kavum Retzii dan kavum
Douglas
• Bila tidak ditemukan kantong gestasi intra uterin atau ditemukan patologi pada
kehamilan trimester 1 atau organ ginekologi, rujuk pasien ke SpOG.
22
ganda, yolk sac abnormal (diameter < 3 mm atau > 6 mm), omfalokel,
abnormalitas DJJ (< 90 dpm, > 180 dpm, atau aritmia), dan gastroskizis.
• Kehamilan ektopik : pada Gambar 12 tampak suatu kehamilan ektopik di tuba
falloppii kanan, CRL 21 mm sesuai gestasi 8 minggu 5 hari.
23
Gambar 13. Kehamilan ganda pada usia 9 minggu, perhatikan sekat amnion
• Kehamilan nir mudigah (blighted ovum) : pada Gambar 14 tampak suatu kantong
gestasi berdiameter 32 mm tanpa struktur YS dan janin, juga tampak distorsi
bentuk kantong gestasi.
24
Gambar 15. Yolk sac abnormal (diameter 8 mm)
25
• Bradikardia : pada Gambar 17 tampak denyut jantung janin dengan frekuensi 80
dpm (bradikardia). Frekuensi < 90 dpm atau aritmia pada trimester 1
menunjukkan suatu keadaan abnormal.
26
Pemeriksaan USG pada Trimester 2
Pemeriksaan USG pada Trimester 2 terutama ditujukan untuk menapis anomali mayor,
penentuan usia gestasi, evaluasi letak plasenta dan pengukuran volume amnion melalui
indeks satu kantong terdalam (single deepest pocket).
27
• Plasenta : implantasi plasenta (terutama letak tepi bawah plasenta dan
hubungannnya dengan OUI) dan derajat maturasi. Bila plasenta berumplantasi
di korpus anterior bawah atau plasenta previa dan bekas SC, periksa
kemungkinan adanya plasenta akreta; bila curiga plasenta akreta, rujuk pasien
ke SpOG
• Volume amnion :ukur indeks satu kantong terdalam (single deepest pocket), nilai
normal 20 – 80 mm.
• Biometri dasar : BPD, HC, AC, FL dan EFW (memakai data dan grafik Hadlock
tahun 1984)
• Pada pemeriksaan BPD melalui bidang potong thalamus yang benar akan tampak
gambaran sebagai berikut :
o Gambaran kepala seperti bola rugby (rugby-football-shaped skull), berbentuk
lebih bundar pada daerah posterior dan lebih lancip pada daerah anterior
o Ekho garis tengah yang terletak simetris dari anterior ke posterior kepala hanya
tampak sebagian.
o Cavum septum pellucidum(CSP) membelah ekho garis tengah pada daerah
sepertiga anterior kepala.
o Tampak gambaran Thalamus sebagai daerah hipoekhoik berbentuk seperti anak
panah, arah anak panah menunjukkan arah posterior.
o Pada Gambar 20 diperlihatkan posisi calliper untuk pengukuran BPD (outer to
inner) dan HC (outer to outer).
28
Gambar 20. Pengukuran BPD (Biparietal Diemeter) dari outer to inner
29
atau enter ditekan sehingga terlihat gambaran elips berbentuk titik-titik.
Gerakkan track-ball hingga gambaran elips tersebut mencapai tabula
eksterna, simetris atas bawah. Hasil perhitungan akan ditampilkan secara
otomatis pada layar monitor dan dapat dicetak.
o Pada Gambar 21 tampak pengukuran BPD (91 mm) dan HC(320 mm)
sesuai gestasi 36 minggu.
Gambar 21. Pengukuran HC dari outer to outer (HC 320 mm sesuai gestasi 36 minggu)
30
o Tampak gambaran gaster, berbentuk sirkular, hipoekhoik, dan terletak
disisi kiri abdomen (perhatikan waktu pengisian dan pengosongan
lambung), lihat Gambar 22.
o Pada janin presentasi kepala, urutan tampilan vertebra, gaster, dan vena
porta seperti arah jarum jam (Gambar 22). Bila janin presentasi bokong,
gambaran tersebut kebalikan dari arah jarum jam (Gambar 23).
31
Gambar 23. Pengukuran AC dari outer to outer (AC 179 mm
sesuai gestasi 22 minggu 6 hari)
32
Gambar 24. Cara mencari dan mengukur panjang femur (FL)
33
dan tabel yang dipergunakan. Negara Indonesia sampai saat ini masih
belum mempunyai tabel biometri janin yang diakui secara nasional.
Akibat memakai tabel dari peneliti luar negeri, taksiran berat janin
Indonesia hampir selalu tidak pernah sama dengan kenyataan berat bayi
setelah lahir. POGI menganjurkan memakai BPD dan AC dalam
menentukan TBJ menurut data Hadlock tahun 1984.
34
o Pada Gambar 28 diperlihatkan grafik biometri janin hasil penelitian
Bambang Karsono. Grafik ini masih berbasis data rumah sakit, tetapi tetap
dapat dipakai dalam praktek sehari-hari karena praktis dan mudah.
Memang masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah
kasus yang lebih besar dan multisenter agar diperoleh grafik biometri
Indonesia. Grafik biometri ini penting untuk kita miliki karena akan
meminimalkan kesalahan perhitungan usia gestasi dan TBJ.
35
Gambar 27. Pengukuran biometri untuk menghitung TBJ (BPD 69 mm, AC 208 mm,
EFW 924 gram, sesuai gestasi 27 minggu 4 hari)
36
Gambar 28. Grafik Biometri janin (sumber : Bambang Karsono)
37
o Nisbahnormal rongga jantung : rongga thoraks (rasio kardio-thoraks) = 1 :
3 (33%), lihat Gambar 31
o Ukuran rongga ventrikel kiri sama dengan kanan, dipisahkan oleh septum
interventrikulare yang utuh (intak)
o Ukuran rongga atrium kiri sama dengan kanan
o Letak katup trikuspidalis (sisi kiri jantung) sedikit lebih ke arah apeks
kordis
o Katup foramen ovale mumbuka ke arah atrium kiri, terdiri dari dua lembar
daun katup dan masing-masing melekat pada cruxnya.
o Ketebalan cairan pada rongga perikardium < 2 mm
o Kontraksi ventrikel kanan dan kiri jantung terjadi bersamaan (bukan
bergantian seperti jantung orang dewasa)
38
Gambar 30. Aksis (sumbu) jantung
39
Gambar 32. Penilaian frekuensi dan keteraturan DJJ dengan M-mode
• Survei anatomi normal : pada survei ini akan diperiksa organ/struktur yang
harus ada pada janin normal, dimulai dari kepala hingga kaki (head to toe).
o Kepala : gambaran normal struktur intra kranial adalah falx cerebri
membagi otak kiri dan kanan sama besar, cavum septum pellucidum
terletak di daerah sepertiga anterior dengan lebar < 10 mm, thalamus,
ventrikel tiga dengan lebar < 3 mm (Gambar 33), dan ventrikel lateral
dengan lebar < 10 mm (potongan transversal melalui transthalamic)
40
o Wajah : profil wajah janin dinilai melalui potongan sagital (Gambar 34),
kemudian juga diperiksa keadaan orbita dan lensa mata (potongan
koronal), sepasang tulang hidung (Gambar 35)integritas bibir atas dan
lubang hidung melalui potongan koronal (Gambar 36)
41
Gambar 36. Integritas bibir atas dan lubang hidung
42
Gambar 38. Diafragma (tanda panah)
43
Gambar 39. Gaster (potongan transversal dan sagittal)
Gambar 40. Potongan sagital dinding abdomen (perhatikan tempat insersi umbilikus)
44
Gambar 41. Potongan sagital Vertebra
o Ekstremitas : nilai tiga tulang panjang utama, yaitu humerus dan radius
ulna (ekstremitas superior), dan femur, tibia, fibula (ekstremitas inferior),
nilai hubungan tulang panjang dengan dorsum pedis (menilai club-foot).
Jumlah jari dan tulang-tulang sulit dinilai sehingga tidak menjadi syarat
kompetensi dokter umum.
o Aktivitas : selama melakukan pemeriksaan USG, perhatikan pola gerak
janin (ekstremitas), membuka dan menutup mulut, dan gerakan tubuh
(berguling).Bila janin tidak bergerak atau gerakannya berkurang, rujuk.
45
Pemeriksaan USG sama seperti pada trimester kedua ditambah dengan menilai kurva
pertumbuhan janin, mencari kelainan kongenital yang baru muncul pada trimester 3,
misalnya hidronefrosis atau dilatasi ventrikel cerebri, menilai volume cairan amnion, dan
evaluasi plasenta (letak tepi bawah dan apakah ada tanda plasenta akreta pada bekas SC).
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh abnormalitas USG pada trimester 2 dan 3.
Gambar 42. Kehamilan ganda, perhatikan adanya sekat amnion (tanda panah)
46
Gambar 43. Takhikardia janin, frekuensi 167 dpm
47
Gambar 45. Hidrosefalus
48
Gambar 47. Labioskizis (gambar 2D dan 3D)
USG Intrapartum
Pemeriksaan USG intrapartum memerlukan kecepatan dan ketepatan yang tinggi karena
sering dilakukan pada keadaan emergensi, misal partus tidak maju, kelainan letak,
perdarahan atau gawat janin. Unsur yang dinilai sama seperti pada pemeriksaan USG
trimester 2 dan 3.
USG Pospartum
49
Pemeriksaan USG pospartum jarang dilakukan kecuali ada indikasi medis, misalnya
perdarahan pospartum. Lakukan penilaian secara cepat dan sistematis keadaan uterus,
kavum uteri, adneksa, kavum Retzii dan kavum Douglas.
Kepustakaan
1. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Indonesia, Jakarta,
2012
2. POGI. Buku Acuan Ultrasonografi Obstetri Ginekologi Dasar, Jakarta, 2013
3. POGI. Buku Pegangan Pelatih, Penuntun Belajar, Jakarta, 2013
4. POGI. Buku Pegangan Peserta, Penuntun Belajar, Jakarta, 2013
5. Endjun JJ. USG Dasar Obstetri Ginekologi. Edisi 1, Cetakan Kedua, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta, 2009.
6. ISUOG. Practice guidelines for performance of the routine mid trimester fetal
ultrasound scan, 2010
7. ISUOG. Practice Guidelines: performance of first trimester fetal ultrasound scan,
2013
8. PB IDI. Kode Etik Kedokteran Indonesia, 2012
Indeks
• A : abdominal circumference (AC), Abortus, abortus inkomplit, abortus komplit,
acrania, anencephalus
• B : biparietal diameter (BPD), blighted ovum (kehamilan nir mudigah),
• C : cerebellum, cerebrum, cisterna magna (CM), crown rump length (CRL)
• D : diameter inter cerebellar (DI), diameter occipito frontalis (DOF), Doppler
50
• E : ekstremitas, ekstremitas inferior, ekstremitas superior, EWF (estimation fetal
weight)
• F : femur, femur length (FL), fibula
• G : Gaster
• H : head circumference (HC), humerus, humerus length (HL)
• I : indeks satu kantong terdalam (volume amnion), intracranial transluscency (IT)
• J : jantung janin
• K :katup mitralis, katup triskupidalis, kehamilan nir mudigah (blighted ovum),
kranium
• L:
• M:
• N :nasal bone (NB), nuchal transluscency (NT)
• O : ostium uteri eksternum (OUE), ostium uteri internum (OUI)
• P : perdarahan subkhorionik, plasenta, plasenta previa (plasenta akreta, inkreta
perkreta)
• Q:
• R : radius, RL (radius length), rongga amnion, rongga khorion
• S :selaput amnion, septum interventrikulare, serviks uteri, solusio plasentae
• T : tabula interna, tabula eksterna, thalamus, tibia, TL (tibia length)
• U : ulna, UL (ulna length), urin
• V : ventrikel cerebri, ventrikel empat, ventrikel lateral, ventrikel tiga, VU (vesika
urinaria), volume amnion
• W : Wharton jelly
• X:
• Y : yolk sac (YS)
• Z:
Lampiran
Pada lampiran di bawah ini disertakan 6 buah penuntun belajar USG obstetri dasar bagi
dokter umum, pelajari dengan baik langkah-langkah esensial tersebut secara benar dan
runut. Latihan akan membuat Saudara menjadi kompeten dan profisien.
51