Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

PERILAKU DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI


(RESUME BUKU)

Dosen Pengampu:
Dr. Ahsin Daroini, S.Pt., M.P.

DISUSUN OLEH:

AGUS INDRIONO 16.2.10.007


WIDYA CITRANINGTYAS 16.2.10.019
RISQI RAHADIAN BIMA ARIF 16.2.10.031
DWI YULI SRI ASIH 16.2.11.004

MANAGEMEN DAN AGRIBISNIS


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
TAHUN 2018
IDEOLOGI DAN ORGANISASI :

KAPITALISME, LIBERALISME, DAN NEOLIBERALISME

FEODALISME DAN MERKANTILISME

Sejauh ini pembahasan mengenai organisasi lebih menekankan pada aspek di luar diri
manusia (organization man), seperti misalnya lingkungan bisnis, hubungan kontraktual, dan
keseluruhan faktor eksternal. Tentu saja pertanyaan – pertanyaan semacam “apakah aliran
politik seseorang, pandangan hidup dan ideologi mempengaruhi tata cara orang tersebut
mengelola organisasi?” dan “apakah ideologi yang dianut secara kolektif mempengaruhi
strategi perusahaan adalah valid?”, jika demikian ideologi suatu organisasi bukan hal yang
bisa diabaikan.

Zaman dahulu “ideologi” sekedar diartkan ilmu tentang ide – ide (science of ideas).
Saat ini deologi sering diartikan sebagai “seperangkat pandangan hidup yang didalamnya
mengandung visi yang komprehensif, asumsi – asumsi, dan kerangka pikir untuk
mengkonstruksi realita”. Menurut W.White sebagaimana dikutip Kansil (2005), Ideologi
ialah soal cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi filsafat sosial
yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang cita-cita yang dijalankan
oleh kelompok atau lapisan masyarakat, sedangakan Karl Marx mengartikan ideologi sebagai
pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial
tertentu dalam bidang politik, sosial atau ekonomi.

Pengaruh ideologi pada pola pikir dan perilaku penganutnya sangat kuat. Jika
seseorang adalah kapitalis, maka pandangan hidupnya tersebut akan berpengaruh pada tata
cara bagaimana dia menjalankan kehidupan ekonomi, termasuk berpengarh pada organisasi
yang dijalankan.

Beberapa ideologi organisasi yang banyak dianut adalah kapitalisme, liberalisme dan
neoliberalisme. Sebelum ideologi kapitalisme berkembang, terlebih dulu terbentuk era
sebelum kapitalisme. Sebelum era kapitalisme sistem ekonomi masyarakat dan ideologi yang
dianut adalah feodalisme dan merkantilisme. Feodalisme berasal dari kata feudum yang
berarti “tanah” yang diberikan kepada para ksatria sebagai imbalanatas jasa dan kesetiaannya
pada raja. Era feodalisme adalah era antara abad ke 9 sampai abad 15 dimana pada zaman itu
sistem sosial – ekonomi – politik dikuasai oleh para tuan tanah (land loards dan/atau
vassals).

Menurut Agustinus (2010), sistem pemerintahan feodalisme, yaitu sistem


pemerintahan yang menempatkan raja sebagai penguasa tertinggi, sedangkan para bangsawan
keluarga raja dan para aparat birokrasi adalah anak buah raja yang dijadikan alat untuk
memerintah rakyat. Dengan demikian rakyat adalah penduduk kerajaan yang diperintah.
Disamping itu dalam feoadalisme kekuasaan didirtribusikan kepada parta bangsawan dan
aparat birokrasi sejalan dengan pembagian tanah kerajaan. Artinya bahwa para bangsawan
dan aparat birokrasi itu memperoleh tanah dari raja sebagai tanah jabatan (apanage atau
feodum), yang luasnya tergantung tinggi rendahnya derajad kebangsawanan dan jabatan
dalam struktur birokrasi kerajaan. Dalam feodalisme kerajaan Mataram di Jawa pada jaman
raja-raka pra-kolonial, tinggi redahnya derajat kebangsawanan dan jabatan dalam struktur
birokrasi, akan mempengaruhi pula luas tanah jabatan. Kemudian tanah-tanah tersebut
diserahkan kepada rakyat (petani) sebagai pihak yang diperintah untuk menggarap tanah-
tanah tersebut.
Organisasi perusahaan pada awal era Feodalisme masih sangat sederhana dengan
mengandalkan pengawasan langsung. Modal yang paling penting adalah tanah karena
mayoritas masyarakat hidup dalam zaman agraris (bertani). Bentuk usaha pabrikasi masih
sangat terbatas dan lebih merupakan pekerjaan kerajinanan. Salah satu faktor yang diduga
menyebabkan kehancuran era feodalisme adalah terjadinya wabah “Black Death” (tahun
1348 - 1350). Warisan sistem feodal yang masih bisa diamati pada masa kini adalah gaji para
kepala desa (Lurah) dan juga sebagian perangkat desa dalam bentuk tanah bengkok.
Selain paham Feodalisme berkembang juga ideologi Merkantilisme, yaitu politik
dagang yang menyatakan bahwa untuk memakmurkan suatu bangsa maka perdagangan
internasional dan penjualan emas ke luar negeri harus diatur secara ketat. Menurut Handoko
(2013), paham merkantilisme adalah sekelompok ide heterogen yang mendominasi pemikiran
ekonomi Eropa selama abad ke 17 dan 18. Ide-ide ini bukanlah merupakan suatu teori
ekonomi yang utuh, melainkan suatu kumpulan besar (conglomeration) pendapat-pendapat
mengenai nilai, saran-saran kebijakan, dan pernyataan-pernyataan mengenai sifat kehidupan
ekonomi. Kaum merkantlis berpandangan kekayaan suatu negara dianggap sama dengan
jumlah uang yang dimiliki oleh negara itu. Disamping itu, kaum menkantilis ini
mengidentifikasi uang itu dengan logam mulia, emas dan perak. Oleh karena, mereka
menganggap total kekayaan dunia itu kurang lebih tetap (stationery), maka mereka merasa
bahwa keuntungan suatu negara adalah kerugian negara lain. Jadi, kaum menkantilis
menekankan perlunya mengakumulasi langsung logam mulia, ataupun mempertahankan
kelebihan ekspor dan import, sehingga logam mulia itu akan mengalir ke negara tersebut.
Doktrin ekonomi menurut aliran Merkantilisme meliputi : penetapan tarif (masuk)
yang tinggi untuk produk hasil pabrik, perdagangan ekslusif dengan koloni, melarang
perdagangan internasional dengan kapal asing, melarang ekspor emas dan perak, dan
pemberian subsidi ekspor. Paham ini mendapat penolakan, salah satunya dari Adam Smith
yang mengkritik pemikiran merkantilis yang terlalu terpusat pada produksi. Menurut Smith
satu – satunya cara menumbuhkan ekonomi adalah dengan meningkatakan konsumsi. Pada
abad 18 – 19 pengaruh prmikiran merkantilisme mulai berangsur – angsur ditinggalkan. Pada
abad 19 Inggris yang secara teknologi industri kuat (karena penemuan mesin uap dan
memiliki banyak koloni jajahan yang bisa menjadi sumber bahan menta) justru mendorong
perdagangan bebas (free trade). Kedua paham itu yang kemudian mendorong
berkembangnya ideologi lain mulai dari kapitalisme, liberalisme dan neoliberalisme.

KAPITALISME
Kapitalisme adalah sistem dimana alat produksi didistribusikan secara terbuka pada
perseorangan yang berkompetisi mengejar laba dan diinvestasi, distribusi barang dan jasa,
serta ditemtukan melalui transaksi di pasar bebas. Kapitalisme muncul antara abad 16 sampai
dengan abad 18 – an. Merupakan penerus system merkantilisme yang ada sebelumnya yang
telah mengakibatkan banyak perang antar Negara di Eropa. Karena memegang monopoli
pada abad 0 dari tulisan – tulisan perdagangan) menjadi sangat kaya. Muncul kelas baru
dalam masyarakat: pedagang dan pemilik modal (Capital merchants) ini berbeda dengan
zaman feodalisme di mana kekayaan terpusat pada kaum aristocrat yang memiliki banyak
tanah dan budak. Feodhalisme berakhir arena krisis demografi (abad 14) di mana produk
pertanian sudah mencapai puncak efisiensi dan tidak bias mendukung pertumbuhan
penduduk. Pada akir era feudalism muncul para petani bebas ( semula mereka adalah budak
yang berhasil mengumpulkan uang untuk membebaskan dirinya dan membeli tanah). Denga
perkembangan teknologi (mesin uap) dan perdagangan jarak jauh ( karena penemuan benua
atau pusat sumber bahan bakuseperti hindia timur. Istilah kapitalis konon baru dikenal awal
abad 20 dari tulisan – tulisan sosiologi dan sejarah jerman. Salah satunya dikenal dari buku
berjudul :Der Moderne Kapitalismus” ( Modern Kapita;lism), Karya Werner Sombart, yaitu
terbit tahun 1902
Dari Sudut Perkembangan Kehidupan masyarakat pola kehidupan yang sesuai dengan
Prinsip kapitalisme dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis tahapan :

1. Kapitalisme Pertanian ( disebut juga market feudalism, dari abad 16-17 an


2. Merkantilisme ( Merchanht capitalism, pada abad 17, paruh pertama abad 18-an)
3. Kapitalisme Industri ( Industrial Capitalism , dari abad pertengahan 18-an
pertengahan abad 19)
4. Kapitalisme Monopoli ( Monopoli Capitalism, Dari pertengahan abad 19 sampai
petengahan abad 20)
5. Kolonialisme ( Colobialism, awal abad 19 – abad 20)
6. Kapitalisme Kemakmuran (welfare Capitalism, dari pertengahan abad 20 – awal abad
21)
7. Produksi masal ( Mass Production , Setelah perang Dunia 2)
8. Kapitalisme Negara ( State Capitalism)
9. Kapitalisme keuangan ( Financial Capitalism, pertengahan abad 20 – Sekarang)

Ciri Ideologi Kapitalisme


1. Masing – masing individu mengejar kepentingannya sendiri.
2. Perdagangan bebas
3. Bebas berinovasi

LIBERALISME

Melihat ciri-ciri dari ideologi kapitalisme yang juga merupakan prasyarat


terbentuknya sistem kapitalisme tidak lain adalah bentuk tata sosial yang sesuai dengan
falsafah hidup liberal. Bisa dikatakan bahwa kapitalisme tidak lain adalah implementasi
falsafah liberalisme dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Faham liberalisme pertama kali dicetuskan oleh John Locke (yang selanjutnya
dipanggil Father of Liberalism) pada Abad Kegelapan dimana masyarakat dikuasai monarki
dan agama. Akan tetapi pada abad 20 dan 21 liberalisme lebih menonjol sebagai pemikiran
yang mempengaruhi kebijakan ekonomi pemerintah yang biasanya dipertentangkan
NEOLIBERALISME
Neoliberalisme adalah paradigms pemikiran alternatif yang kemudian banyak diterapkan
(dengan menggunakan pengaruh lembaga besar seperti Bank Dunia dan IMF). Pemikiran
neolibelarisme menganggap intervensi oleh pemerintah sebagai bentuk ketidakefisienan
pasar. Adapun ciri – ciri pemikiran neoliberalisme meliputi:
- Pemerintah seharusnya tidak menjalankan kebijakan fiskal yang berakibat defidsit
yang besar (karena defisit biasanya ditutup dengan utang dan utang akan membebani
generasi yang akan datang serta inflasi yang tinggi).
- Mengubah arah pengeluaran negara dari subsidi (yang bersifat umum) ke pengeluaran
untuk program yang pro-growth dan pro-poor seperti jasa layanan pendidikan dan
investasi infrastruktur.
- Reformasi pajak dengan memperluas cakupan objek kena pajak tetapi menurunkan
tarif pajak.
- Tingkat bungan yang ditentukan oleh pasar.
- Nilai tukat mata uang yang mengambang.
- Liberalisme perdagangan (quota dan retriksi harus minimal).
- Liberalisme aliran dana (memungkinkan orang menanamkan uang ke luar negeri
dengan mudah).
- Privatisasi badan usaha milik negara (BUMN).
- Deregulasi atas peraturan yang menyebabkan hambatan pasar.
- Perlindungan hukum atas hak milik.

Aliran neoliberalisme mendorong sistem masyarakat dan pasar yang terbuka, termasuk
pemerintah tidak perlu mengatur (apa lagi membatasi) arus keluar masuknya barang dan dana
serta meningkatkan transparansi pada kebijakannya. Di negara yang struktur sosial dan
ekonominya belum kuat, perubahan menuju pasar bebas sering berdampak negatif. Misalnya
pengurangan tenaga kerja dari perusahaan milik negara yang dijual pada pihak swasta,
terusiknya rasa nasionalisme karena bebrapa BUMN diakuisisi perusahaan atau pemerintah
asing, instabilitas ekonomi sebagaimana yang terlihat dapa perubahan kurs dan tingkat bunga
karena aliran modal dibebaskan untuk keluar masuk, dan kehancuran sektor ekonomi tertentu
(dengan implikasi meningkatkan pengangguran di sektok tersebut) sebagai imbas masuknya
produk – produk impor dari perusahaan (negara) lain yang bisa beroperasi lebih efisien.
Para penganut neo-liberalisme percaya bahwa pertumbuhan ekonomi dicapai sebagai
hasil normal dari 'kompetisi bebas'. Kompetisi yang agresif adalah akibat dari kepercayaan
bahwa 'pasar bebas' itu efisien, dan itulah cara yang tepat untuk mengalokasikan suber daya
alam rakyat yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia. Harga barang dan jasa
selanjutnya menjadi indikator apakah sumber daya telah habis atau masih banyak. Kalau
harga murah, itu berarti persediaan memadai. Harga mahal artinya artinya produknya mulai
langka. Bila harga tinggi, orang akan menanam modal ke sana. Oleh sebab itu, harga menjadi
tanda apa yang harus diproduksi. Itulah alasan mengapa ekonomi neo-liberal tidak ingin
pemerintah ikut campur, serahkan saja pada mekanisme dan hukum pasar untuk bekerja.
Secara lebih spesifik, pokok-pokok pendirian neo-liberal meliputi beberapa hal. Pertama,
bebaskan perusahaan swasta dari campur tangan pemerintah, misalnya jauhkan Ekonomi
Politik Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 5 pemerintah dari campur tangan di bidang-
bidang perburuhan, investasi, dan harga, serta biarkan mereka mempunyai ruang untuk
mengatur diri sendiri untuk tumbuh dengan menyediakan kawasan pertumbuhan, seperti
Otorita Batam, NAFTA (North American Free Trade Agreement), SIJORI (Singapore, Johor,
and Riau), dan lain sebagainya. Kedua, hentikan subsidi negara kepada rakyat, karena hal itu
selain bertentangan dengan prinsip neo-liberal tentang jauhkan campur tangan pemerintah,
juga bertentangan dengan prinsip pasar dan persaingan bebas (Faqih, 2004).

IDEOLOGI ORGANISASI
Hakikat ideologi adalah merupakan idealisme yang (dicoba) dijalankan dalam kegiatan
sehari – hari, penyederhaan mengenai hal yang dianggap ideal atau mulia walaupun mungkin
tidak bisa dicapai, pembenaran atas keyakinan, dan kecenderungan pikiran pada doktrin
tertentu yang dianggap ilmiah. Beberapa contoh keberadaan ideologi organisasi yang
ditunjukkan oleh nilai yang dianut perusahaan menurut Jim Collin dan Porras: Marriot
International (pelayanan yang bersahabat), 3M Corporation (jangan membunuh ide baru),
Walmart Store Incorporated (kami ada untuk memberi manfaat pada konsumen), Walt Disney
Comany (tidak boleh sinis, kemajuan berkesinambungan melalui kreativitas).
 Kapitalisme dan korporasi
Dalam ideologi kapitalisme korporasi, perusahaan (tertutama perseroan terbatas) adalah
instrumen memilik (kapitalis) untuk meningkatkan kemakmurannya. Menurut teori
keagenan, potensi terjadinya moral hazard adalah sangat besar dimana manajemen
mendahulukan pemenuhan kepentingan dia daripada kepentingan pemilik, khususnya
bilamana ada kepentingan informasi antara manajemen dengan pemilik.
 Neoliberalisme dan korporasi
Dalam sistem kedaulatan di tangan rakyat, kedaulatan dijalankan oleh pemerintahan
yang demokratis, namun kenyataannya pemerintah justru tunduk pada kemauan
perusahaan. Ada beberapa sebab pemerintah bisa tunduk pada perusahaan, pertama,
pemerintah membutuhkan dana untuk menjalankan program pembangunananya. Kedua,
karena pejabat pemimpin pemerintahan bisa dibeli (tegasnya : menerima suap).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ideologi organisasi adalah suatu hal
yang nyata, hal ini terlihat dari kecenderungan tata nilai inti yang melandasi kebijakan –
kebijakan yang ditempuh oleh sebuah perusahaan. Ideologi organisasi tersebut berasal antara
lain dari visi pendiri perusahaan, kondisi sosial masyarakat disekitarnya, ataupun ideologi
negara yang dominan.
DAFTAR PUSTAKA

Agustinus. 2010. Sistem Pertanahan Jaman Kerajaan Mataram Islam. Semarang. Universitas
Diponegoro
Fakih, Mansour. 2004. Neoliberalisme dan Globalisasi. Ekonomi Politik Digital Journal Al-
Manär Edisi I/2004.
Handoko, Yunus. 2013. Pemikiran Ekonomi Politik Taylor, Smith, Marx dan Keynes. Jurnal
JIBEKA Volume 7 No 2 : 64 – 70
Kansil, C.S.T. dan Christine (2005). Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.
Pradnya Paramita, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai