Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengetian Shalat Berjamaah

Secara bahasa shalat berarti do’a. Shalat diartikan sebagai do’a,

karena kata shalat itu sendiri mencakup makna do’a. Menurut

Abdurrahman Al-Jaziri arti shalat secara bahasa adalah doa dengan

kebaikan.1 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Syiddie, dalam pengertian

lainnya shalat adalah rahmat dan mohon ampun, seperti dalam Q.S. Al-

Ahzab [33]: 43:

‫ن‬
‫ممم ن‬ ‫ج ك‬
‫كممم م‬ ‫هممۥ ل ري كخخرر ن‬
‫مل نلئ رك نت ك ك‬ ‫صممملي ع نل خني ك‬
‫كمم خم ون ن‬ ‫هممون ٱللمم ر‬
‫ذي ي ك ن‬ ‫ك‬
٤٣ … ‫ت إ رنلى ٱلننوررر‬ ‫م ر‬ ‫ٱلظ نل ك لن‬
Artinya: Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya
(memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan
kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang)… .

Adapun pengertian shalat menurut istilah adalah sebagai berikut:

a. Menurut istilah syara’ shalat ialah sebuah peribadahan

kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang di dalamnya ada perkataan

dan perbuatan yang dilakukan secara khusus dan menuntut syarat-syarat

yang ditentukan, dibuka dengan takbir dan ditutup dengan salam.


b. Menurut Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh as- Sunnah, shalat

ialah ibadat yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang

1 Syekh Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqh Empat Madzhab, Terj. dari Al-Fiqh ‘Ala al-
Mazahib AlArba’ah oleh Chatibul Umam dan Abu Hurairah, Jilid II, (Jakarta: Darul Ulum Press,
1996), Cet. 2, hlm. 9
M. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, (Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama, 2008), Cet. 1, h. 87
dimulai dengan takbir bagi Allah Ta‟ala dan disudahi dengan memberi

salam.2
c. Menurut Sulaiman Rasjid, shalat adalah ibadat yang

tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan

takbir, disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang

ditentukan.3

Dengan demikian shalat adalah ibadah yang meliputi kata-kata dan

perbuatan sesuai dengan syarat tertentu yang diawali dengan takbir dan

diakhiri dengan salam.

Kata-kata “berjamaah” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

mempunyai arti bersama-sama.4 Asal kata berjamaah adalah dari

“jama’ah”, diambil dari bahasa Arab ( ‫“ ) جمع ع يجمع ع جماعععة‬kumpulan”5,

yang artinya “kelompok” atau al-Jama’ah adalah kata yang berasal dari

makna al- Ijtima’ (berkumpul), yang maknanya adalah menunjukkan atas

banyaknya manusia, dan jumlah yang paling sedikit yang dapat dikatakan

sebagai ijtima’ (berkumpul) adalah dua orang. Dan shalat jamaah itu

paling sedikitnya dua orang, satu imam dan satu makmum.6

2 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah I, Terj. dari Fiqhussunnah, oleh Mahyuddin Syaf,
(Bandung: PT Alma’arif, 1973), Cet. 1, hlm. 205
3 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), Cet. 27, hlm.
53
4 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. 1,
hlm. 357.
5 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah,
1990), Cet. 8, hlm. 91.
6 Imam Abu Zakariya bin Yahya bin Syaraf An-Nawawi Ad-Dimasyqi, Raudhatuth-
Thalibin, Terj. dari Raudhatuth-Thalibin, oleh Muhyiddin Mas Rida, dkk., (Jakarta: Pustaka
Jamaah secara etimologi, dari kata al-jam’u yaitu mengikat sesuatu

yang tercerai-berai dan menyatukan sesuatu dengan mendekatkan antara

ujung yang satu dengan ujung yang lain.7 Dengan demikian jamaah adalah

sekelompok manusia yang disatukan oleh persamaan tujuan. Secara

terminology syar’i, para ahli fiqih menyatakan bahwa jamaah dinisbatkan

pada sekumpulan manusia. Menurut al-Kasani: “jamaah diambil dari arti

kumpulan dan batasan minimal dari suatu perkumpulan adalah dua orang

yaitu seorang imam dan seorang makmum”.8 Jadi, shalat berjamaah

menurut bahasa artinya shalat bersama-sama atau shalat berkelompok.

Adapun yang dimaksud dengan shalat berjamaah (‫)صلةا الجماعة‬,

menurut istilah syara’, adalah shalat yang dikerjakan bersama-sama oleh

dua orang atau lebih, dan salah seorang di antara mereka ada yang sebagai

imam dan yang lainnya sebagai makmum. 9 Firman Allah SWT dalam Q.S.

An-Nisa [4]: 102:

‫مخنهكممم‬ ‫صممل نولة ن فنخلت ن ك‬


‫قمم خم ن‬ ‫ن‬
‫فممةة م‬
‫طائ ر ن‬ ‫ت ل نهكمم ك‬
‫م ٱل ل‬ ‫ت رفيهر خم فنممأقنخم ن‬ ‫ذا ك‬
‫كن ن‬ ‫ونإ ر ن‬
١٠٢ … ‫ك‬ ‫مع ن ن‬ ‫ل‬
Artinya: Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu)
lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka
hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu…

Azzam, 2007), Cet. 1, hlm. 688.


7 Shalih bin Ghanim as-Sadlan, Fiqih Shalat Berjamaah, Terj. dari Shalaatul Jamaah
Hukmuha Wa Ahkaamuha oleh Thariq Abd. Aziz at-Tamimi, (Jakarta, Pustaka as-sunnah, 2006),
Cet. 1, hlm. 28.
8 Shalih bin Ghanim as-Sadlan, Fiqih Shalat Berjamaah…, hlm. 28.
9 Shalih bin Ghanim as-Sadlan, Fiqih Shalat Berjamaah…, hlm. 28
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan shalat berjamaah adalah keterikatan antara shalat

seorang makmum dan shalat seorang imam dengan syarat-syarat tertentu

atau aktivitas shalat yang dilakukan secara bersama-sama dan

sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang yakni imam dan

makmum.

Shalat yang dilakukan secara berjamaah (bersama imam) memiliki

keutamaan yang lebih besar dari pada shalat sendirian. Adapun keutamaan

shalat berjamaah dapat diuraikan sebagai berikut:10

a. Salat berjamaah lebih utama daripada salat sendirian,


dengan pahala 27 derajat.
b. Setiap langkahnya diangkat kedudukannya 1 derajat dan
dihapuskan baginya satu dosa.
c. Didoakan oleh para malaikat
d. Terbebas dari pengaruh (penguasaan) syaitan.
e. Memancarkan cahaya yang sempurna di hari kiamat.
f. Mendapatkan balasan yang berlipat ganda.
g. Sarana penyatuan hati dan fisik, saling mengenal dan saling
mendukung satu sama lain.
h. Membiasakan kehidupan yang teratur dan disiplin.
Pembiasaan ini dilatih dengan mematuhi tata tertib hubungan antara
imam dan ma'mum, misalnya tidak boleh menyamai apalagi
mendahului gerakan imam dan menjaga kesempurnaan shaf-shaf shalat.
i. Merupakan pantulan kebaikan dan ketaqwaan.

10 httpsid.wikipedia.orgwikiSalat_berjamaah.htm, diakses pada 19 Nopermber 2017.

Anda mungkin juga menyukai