Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gorontalo memiliki berbagai jenis makanan tradisional yang telah dikenal oleh
masyarakat luas, baik masyarakat Gorontalo atau masyarakat luar Gorontalo. Makanan khas
Gorontalo yang terkenal antara lain binthe biluhuta, ayam iloni, sabongi, tili aya, illabulo,
dan sebagainya. Banyaknya pilihan jenis makanan ini adalah salah satu faktor yang menarik
wisatawan luar kota untuk berkunjung ke Gorontalo.

Namun belum terdapatnya sebuah pusat jajanan dan wisawa kuliner, sehingga
masyarakat gorontalo harus mencari cari tempat-tempat atau warung makan yang
menawarkan menu makanan khas gorontalo. Bahkan masyarakat gorontalo harus menempuh
jarak yang jauh untuk dapat menikmati makanan khas gorontalo.

Saat ini minat masyarakat gorontalo untuk berbisnis kuliner semakin meningkat,
sehingga banyaknya warung-warung yang berjualan di atas jalur pejalan kaki atau trotoar.
Banyaknya warung warung di atas jalur pejalan kaki membuat trotoar tidak berfungsi
sebagaimana fungsinya. Selain di atas trotoar warung-warung juga terdapat di sekitaran jalan
yang dapat mengganggu jalannya kendaraan.

Salah satunya di sekitaran menara keagungan limboto, terdapat berbagai warung-


warung makan, yang sudah menggunakan satu jalur jalan. Sehingga jalan yang seharusnya
dua arah menjadi satu arah yang sempit. Dan di sekitaran menara keagungan juga terdapat
warung-warung yang berjualan di atas trotoar, sehingga masyarakat yang menggunakan
trotoar harus turun dari trotoar untuk sampai di tujuannya..

Sehingga perlu adanya “PUSAT JAJANAN DAN WISATA KULINER


TRADISIONAL GORONTALO” di harapkan mampu mengatasi masalah-masalah tersebut,
serta dapat menarik wisatawan-wisatawan baik dalam dan luar negri.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana cara mengurangi atau mengatasi warung-warung liar?
b. Bagaimana menentukan lokasi yang strategis untuk pusat jajanan dan wisata
kuliner tradisional gorontalo?
c. Bagaimana merancang pusat jajanan dan wisata kuliner tradisional gorontalo?

1.3 LINGKUP BATASAN MASALAH


a.

1.4 TUJUAN
a. Memperoleh lokasi yang strategis untuk pusat jajanan dan wisata kuliner
tradisional gorontalo
b. Memperoleh rancangan pusat jajanan dan wisata kuliner tradisional gorontalo.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang akan memaparakan tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan memaparkan tinjuan pustaka yang akan membahas tentang Pusat
Jajanan dan Wisata Kuliner tradisional Gorontalo
BAB III ANALISIS DAN KONSEP
Bab ini berisi tentang analisis pembahasan dan konsep perancangan, dalam bab ini juga akan
di tampilkan hasil perancangan.
BAB IV KESIMPULAN
Merupakan bab penutup yang merupakan kesimpulan yang berisi jawaban dari rumusan
masalah serta tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Dalam bab ini mencantumkan literature-literatur yang digunakan sebagai pendukung laporan.
LAMPIRAN
Berisi tentang data-data yang dikumpulk
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN JAJANAN

Makanan jajanan yang dijual oleh pedangan kaki lima atau dalam istilah lain
disebut “street food”, menurut FAO (Food Assosiation Organisation) didefinisikan
sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di
jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau
dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


942/Menkes/SK/VII/2003, makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah
oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap
santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran,
dan hotel. Jajanan merupakan segala jenis penganan yang dijajakan, jenis makanan yang
dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, di tempat pemukiman serta lokasi
yang sejenis (Winarno, 1997).
Dari semua definisi dapat disimpulkan bahwa makanan jajanan adalah segala
jenis panganan atau kudapan dan minuman yang dijual di warung-warung atau pedagang
kaki lima yang siap saji dan dapat langsung disantap yang dibuat dari bahan-bahan untuk
pembuatan makanan tanpa dicampur dengan bahan kimia dan dikemas dengan baik.

2.2 PENGERTIAN WISATA KULINER

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga tahun 2003 Wisata adalah
“bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang,
bertamasya dsb)”. Sedangkan Kuliner berati masakan atau makanan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa wisata kuliner ialah perjalanan yang memanfaatkan masakan serta
suasana lingkungannya sebagai objek tujuan Wisata. Masa perjalanan yang tergolong
dalam definisi wisata adalah tidak kurang dari 24 jam dan tidak lebih dari tiga bulan,
serta tidak dalam rangka mencari pekerjaan.
“wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan dalam waktu tertentu untuk
bersenang-senang, istirahat, melewati liburan, mengunjungi objek-objek wisata, berobat,
berdagang, olahaga, ziarah, mengunjungi keluarga, atau mengikuti konferensi.”
Wisatawan terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Wisatawan Nusantara
2. Wisatawan Mancanegara
3. Pengunjung
Wisatawan Nusantara ialah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan di
wilayah teritorial Indonesia bukan untuk bekerja atau sekolah dengan jangka waktu
kurang dari 6 bulan ke Objek wisata komersial (bertransaksi).
Wisatawan Mancanegara ialah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan
perjalanan di luar negara asalnya, selama kurang dari 12 bulan pada suatu destinasi
tertentu, dengan tujuan perjalanan tidak untuk bekerja atau memperoleh pengahasilan.
Pengunjung (Pelancong) ialah Penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan ke objek
wisata komersial selama satu hari (pulang - pergi) tanpa menginap di akomodasi
komersial.

Anda mungkin juga menyukai