Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SENSOR & TRANSDUCER

JENIS-JENIS SENSOR

DOSEN PEMBIMBING :
H. HERMAN HAFID, S.Pd

DISUSUN OLEH :

TATMAINNAH AINUN HAQ. MH


17.054

AKADEMI TEKNIK ELEKTROMEDIK MUHAMMADIYAH


MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang ‘Jenis-Jenis Sensor’ ini . Tidak lupa juga
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak H. Herman Hafid, S.Pd selaku dosen
pembimbing saya.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
referensi kepada pembaca mahasiswa Akademi Teknik Elektromedik Muhammadiyah
Makassar. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing, saya meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah ini, dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.

Makassar, 06 Desember 2017

Tatmainnah Ainun Haq. MH


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan sensor dalam perkembangan
industri sangat berpengaruh. Sensor merupakan peralatan atau komponen yang
mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis. Ketepatan dan
kesesuaian dalam memilih sebuah sensor akan sangat menentukan kinerja dari sistem
pengaturan secara otomatis.
Besaran masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan besaran listrik,
seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan sebagainya. Untuk memakaikan besaran listrik
pada sistem pengukuran, atau sistem manipulasi atau sistem pengontrolan, maka biasanya
besaran yang bukan listrik diubah terlebih dahulu menjadi suatu sinyal listrik .
Sensor merupakan alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi sesuatu (seperti:
suhu, kecepatan, jarak dll) dan sering berfungsi untuk mengukur magnitude (besaran)
sesuatu. Sensor adalah jenis transduser (mengubah daya menjadi daya yang lain) seperti
mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus
listrik. Sensor biasanya dikategorikan melalui pengukur dan memegang peranan penting
dalam pengendalian proses pabrikasi modern. Sensor memberikan ekivalen mata,
pendengaran, hidung lidah dan menjadi otak mikroprosesor dari sistem otomatisasi
industri. Jadi sensor sangatlah penting dalam pembuatan alat-alat otomasi misalnya
seperti dalam bidang industri, dan lain-lain.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa sajakah yang termasuk jenis-jenis sensor?
2. Apakah fungsi jenis-jenis sensor?
3. Bagaimanakah pengaplikasian jenis-jenis sensor?
4. Bagaimana karakteristik jenis-jenis sensor?

C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui jenis-jenis sensor
2. Dapat mengetahui fungsi jenis-jenis sensor
3. Dapat mengetahui pengaplikasian jenis-jenis sensor
4. Dapat mengetahui karakteristik jenis-jenis sensor
BAB II
PEMBAHASAN

Jenis-Jenis Sensor
Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan
lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran
listrik disebut Transduser.sensor dalam jenisnya dibagi menjadi beberapa jenis. berikut
adalah jenis jenis sensor:

A. SENSOR CAHAYA
Sebuah alat yang digunakan untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran
listrik. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengubah energi dari foton menjadi elektron.
Idealnya satu foton dapat membangkitkan satu elektron.. Sensor cahaya terdiri dari 3
macam kategori:

1. FOTOVOLTAIKE

Prosedur kerja dari sensor ini yaitu, mengubah energi sinar langsung menjadi
energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron
dan menghasilkan tegangan. Contoh sensor cahaya type photovoltaike adalah solar cell.
Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip
efek Photovoltaic. Yang dimaksud dengan Efek Photovoltaic adalah suatu fenomena
dimana munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan atau kontak dua elektroda
yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat mendapatkan energi cahaya.
Oleh karena itu, Sel Surya atau Solar Cell sering disebut juga dengan Sel Photovoltaic (PV).
Karakteristik solar cell adalah :
“ Semakin tinggi intensitas cahaya yang mengenai permukaan solar cell, maka akan
semakin besar juga tegangan dan arus pada solar cell”.

2. FOTOKONDUKTIF
Sensor ini memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya. prinsip
kerjanya, semakin tinggi intensitas cahaya yang terima sensor, maka akan semakin kecil
pula nilai tahanannya.
Sensor cahaya tipe fotokonduktif akan memberikan perubahan resistansi pada
terminal outputnya sesuai dengan perubahan intensitas cahaya yang diterimanya. Sensor
cahaya tipe fotovoltaik ini ada beberapa jenis diantaranya adalah :

LDR (Light Depending Resistor)


LDR adalah sensor cahaya yang memiliki 2 terminal output, dimana kedua terminal
output tersebut memiliki resistansi yang dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya
yang diterimanya. Dimana nilai resistansi kedua terminal output LDR akan semakin rendah
apabila intensitas cahaya yang diterima oleh LDR semakin tinggi.

Karakteristik LDR:
“ Semakin tinggi intensitas cahaya yang mengenai permukaannya, maka hambatan
semakin kecil.”

Photo Transistor

Photo transistor adalah suatu transistor yang memiliki resistansi antara kaki
kolektor dan emitor dapat berubah sesuai intensitas cahaya yang diterimanya. Photo
transistormemiliki 2 terminal output dengan nama emitor dan colektor, dimana nilai
resistansi emeitor dan kolektor tersebut akan semakin rendah apabila intensitas cahaya
yang diterima photo transistor semakin tinggi.
Photo Dioda

Photo dioda adalah suatu dioda yang akan mengalami perubahan resistansi pada
terminal anoda dan katoda apabila terkena cahaya. Nilai resistansi anoda dan katoda pada
photo dioda akan semakin rendah apabila intensitas cahaya yang diterima photodioda
semakin tinggi.

3. Sensor Cahaya Infra Merah

Sensor cahaya infra merah adalah sensor cahaya yang hanya akan merespon
perubahan cahaya inframerah. Sensor cahaya infra merah pada umumnya berupa photo
ttransistor atau photo dioda. Dimana apabila sensor cahaya infra merah ini menerima
pancaran cahaya infra merah maka pada terminal outputnya akan memberikan perubahan
resistansi. Akan tetapi ada juga sensor cahaya yang telah dibuat dalam bentuk chip IC
penerima sensor infra merah seperti yang digunakan pada penerima remote televisi.
Dimana chip IC sensor infra merah ini akan memberikan perubahan tegangan output
apabila IC sensor infra merah ini menerima pancaran cahaya infra merah.

4. Sensor Cahaya Ultraviolet


Sensor cahaya ultraviolet merupakan sensor cahaya yang hanya merespon
perubahan intensitas cahaya ultraviolet yang mengenainya. Seonsor cahaya ultraviolet ini
akan memberikan perubahan besaran listrik pada terminal outputnya pada saat menerima
perubahan intensitas pancaran cahaya ultraviolet. Sensor cahaya yang populer salah
satunya UVtron. Modul sensor cahaya UVtron akan memberikan perubahan tegangan
output pada saat sensor UVtron menerima perubahan intensitas cahaya ultraviolet. Berikut
adalah bentuk modul sensor cahaya UVtron.

B. SENSOR SUHU
Sensor suhu adalah komponen elektronika baik aktif maupun pasif yang dapat
merespon perubahan temperature atau suhu disekitar komponen tersebut dan
menghasilkan perubahan elektrik sesuai dengan perubahan suhu atau temperature yang
direspon komponen tersebut.

Jenis-Jenis Sensor Suhu


Sensor suhu dibagi dalam 4 golongan utama, dari tiap jenis sensor suhu ini memiliki
beberapa tipe dan bentuk yang berbeda. Berikut adalah 4 jenis utama sensor suhu.

1. Thermocouple (T/C)
Thermocouple pada intinya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang
disambungkan dan dilebur bersama, dimana terdapat perbedaan yang timbul antara
sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding.

Kelebihan Thermocouple
● Self Powered
● Sederhana
● Murah
● Bentuk yang beragam
● Range respon suhu yang luas
Kekurangan Thermcouple
● Tidak linier
● Tegangan output rendah
● Memerlukan tegangan referensi
● Kurang Stabil
● Kurang Sensitif
Karakteristik Thermocouple

“Semakin besar temperatur maka tegangan atau voltage juga akan semakin besar atau
bertambah”

Salah satu contoh thermocouple adalah J-TC Thermocouple. JTC merupakan sensor
yang mengubah besaran suhu menjadi tegangan, dimana sensor ini dibuat dari sambungan
dua bahan metallic yang berlainan jenis. Sambungan ini dikomposisikan dengan campuran
kimia tertentu, sehingga dihasilkan beda potensial antar sambungan yang akan berubah
terhadap suhu yang dideteksi.

2. Resistance Temperature Detector (RTD)


Resistance Temperature Detector (RTD) memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik
dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah
presisi dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan.
Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki tahanan suhu, kelinearan,
stabilitas dan reproduksibilitas.

Kelebihan Resistance Temperature Detector (RTD)

● Stabilitas kerja yang tinggi


● Memiliki akurasi pengukuran yang tinggi
● Lebih linier daripada thermocouple
Kekurangan Resistance Temperature Detector (RTD)
● Harga RTD mahal
● Memerlukan supply daya
● Resistansi yang rendah
● Tahanan absolut yang rendah
● Mengalami self heating
Karakteristik Resistance Temperature Detector (RTD)

“Semakin kecil temperatur maka resistansi juga akan semakin kecil”

3. Thermistor
Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai
koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau
sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu
mendeteksi perubahan suhu yang kecil.

Kelebihan Thermistor

● Level perubahan output yang tinggi


● Respon terhadap perubahan suhu yang cepat
● Perubahan resistansi pada kedua terminal (pin)
Kekurangan Termistor
● Tidak linier
● Range pengukuran suhu yang sempit
● Rentan rusak
● Memerlukan supply daya
● Mengalami self heating
Karakteristik Termistor
“Semakin kecil temperatur, maka resistansinya semakin besar,begitupun sebaliknya”

Contoh sensor suhu yang termasuk termistor adalah NTC (Negative Temperature
Coefficient) dan PTC (Positive temperature coefisient). NTC dan PTC merupakan sensor
yang mengubah besaran suhu menjadi hambatan. PTC dikatakan positive karena,nilai
tahanannya akan naik jika temperatur naik, dan turun jika temperatur turun, sedangkan
NTC dikatak negative karena, nilai tahannya turun jika temperature naik.

KARAKTERISTIK PTC dan NTC

PTC : “Semakin besar temperature, maka resistansi semakin besar”


NTC : “Semakim besar temperature, maka resistansi semakin kecil”

4. IC Sensor Suhu
IC Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu yang menggunakan
chipsilikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan
arus yang sangat linear.

Kelebihan IC Sensor Suhu

● Output paling linier


● Perubahan level output yang tinggi
● Harga murah
Kekurangan IC Sensor Suhu
● Temperatur kerja dibawah 200 0C (T < 200 0C)
● Memerlukan supply daya
● Respon time yang lambat
● Mengalami self heating
● Konfigurasi terbatas

Karakteristik IC Sensor Suhu

“Semakin besar temperaturnya, maka tegangan atau arus yang mengalir juga akan
semakin besar”

Salah satu jenis IC sensor suhu adalah IC sensor suhu tipe LM35.IC sensor suhu LM 35 ini
memiliki output yang linier dan bekerja dengan tegangan 5 volt DC. IC sensor suhu LM 35
sering digunakan sebagai pengindera temperature atau suhu ruangan.

Dalam menentukan sensor suhu sebaiknya kita tau objek atau medan/tempat sensor suhu
bekerja sehingga kita dapat menentukan ukuran fisik dan jenis sensor suhu yang tepat.

C. SENSOR TEKANAN
Sensor Tekanan (Pressure Sensor) merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur tekanan suatu zat, yaitu dengan mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal
listrik.

JENIS-JENIS SENSOR TEKANAN


Tekanan merupakan suatu besaran yang mengacu pada besarnya gaya yang
diberikan terhadap zat cair ataupun gas per satuan luas. Pada saat dilakukan pengukuran
tekanan pada zat gas, ternyata ada beberapa jenis tekanan yang dapat diukur. Berdasarkan
tekanan yang terukur, maka nilai atau besar suatu tekanan dapat dibedakan dalam
beberapa tipe :
1. Tekanan Absolut (Absolute Pressure) merupakan tekanan yang diukur
dengan menjumlahkan tekanan dalam suatu wadah dengan tekanan
atmofer.
2. Tekanan Gauge (Gauge Pressure) merupakan tekanan yang diukur dari
selisih antara tekanan absolut dengan tekanan atmosfer.
3. Tekanan Hampa (Vacuum Pressure) merupakan tekanan yang nilainya
lebih rendah dari tekanan atmosfer.
4. Tekanan Diferensial (Differential Pressure) merupakan suatu tekanan
yang diukur terhadap tekanan yang lainnya atau beda tekanan.

Sensor tekanan ada beberapa jenis, salah satunya adalah LVDT (Linear Variabel
differential Transformer). LVDT (Linear Variabel differential Transformer) adalah sensor yang
membaca tekanan melalui pergeseran inti magnet. LVDT (Linear Variabel differential
Transformer) adalah transformer diferensial yang mempunyai prinsip kerja berbasiskan
prinsip variable induktansi

Konstruksi LVDT (Linear Variabel Differential Transformer)


LVDT (Linear Variabel differential Transformer) terdiri dari sebuah kumparan primer

dan dua buah kumparan sekunder yang identik, kumparan diberi jarak secara aksial dan

digulung pada kerangka kumparan berbentuk silinder, inti magnet berbentuk batangan dan

ditempatkan di tengah susunan kumparan dan dapat bergerak. Pergerakan inti magnet

pada LVDT akan menghasilkan nilai tegangan induktansi magnetik (GGL Induksi) pada

output kumparan sekunder 1 dan 2. Dari prinsip kerja transformer differensial LVDT (Linear

Variabel differential Transformer) tersbut maka dapat dibuat sensor tekanan menggunakan

LVDT yang di ilustrasikan seperti pada gambar berikut.

Gambar Ilustrasi Sensor Tekanan Menggunakan LVDT


Perubahan tekanan dalam kantung akan mengakibatkan perubahan posisi inti

magnet pada kumparan LVDT, sehingga mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada

kumparan sekunder 1 dan 2. Dengan perubahan induksi magnetik pada kumparan sekunder

1 dan 2 tersebut maka output kumparan 1 dan 2 akan menghasilkan tegangan induksi

magnetik yang besarnya sebanding perseseran inti magnet LVDT akibat perubahan tekanan

pada kantung. Pergeseran inti magnet (batang magnet) di tengah kumparan tersebut akan

menimbulkan tegangan output pada kumparan yang mendapat induksi dari inti magnet

tersebut.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
● Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan
lingkungan fisik atau kimia. Sensor terdiri dari beberapa jenis, salah satunya yaitu
sensor cahaya, sensor suhu dan sensor tekanan.
● Sensor cahaya adalah Sebuah alat yang digunakan untuk mengubah besaran cahaya
menjadi besaran listrik, yang termasuk jenis sensor cahaya adalah fotovoltaike,
fotokonduktif,sensor cahaya inframerah dan sensor cahaya ultraviolet
● Prinsip kerja dari solar cell adalah fotovoltaike.
● Prinsip kerja dari LDR, PhotoTransistor, PhotoDioda adalah fotokonduktif
● Sensor suhu adalah sebuah alat yang mengubah temperature menjadi besaran
listrik, sensor suhu memiliki beberapa jenis, diantaranya adalah thermocouple,
thermistor,RTD, IC sensor suhu, dimana besaran tegangan atau arus yang
dihasilkan berbeda-beda sesuai karakteristiknya.
● Sensor Tekanan adalah sensor yang mengubah besaran tekanan menjadi besaran
listrik, yang termasuk sensor tekanan adalah sensor absolut,gauge, hampa, dan
diferesnsial.
● Sensor-sensor tersebut diaplikasikan dalam berbagai bidang sehingga dapat
mengubah suatu besaran baik suhu, tekanan, maupun cahaya menjadi besaran
listrik.
DAFTAR PUSTAKA

● https://www.academia.edu/29631468/Makalah_pressure_sensor?
● http://elektronika-dasar.web.id/sensor-tekanan-dengan-lvdt/
● http://teknikelektronika.com/pengertian-sensor-suhu-jenis-jenis-
sensor-suhu/
● http://zonaelektro.net/sensor-suhu/
● http://zonaelektro.net/sensor-cahaya/
● http://panduanteknisi.com/jenis-dan-fungsi-sensor-cahaya.html
● https://id.wikipedia.org/wiki/Sensor

Anda mungkin juga menyukai