DISUSUN OLEH :
NIM : 5161111052
Kelas : Reguler B
FAKULTAS TEKNIK
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karuniaNya saya dapat menyelesaikan “Critical Journal Review” Pendidikan Karakter pada
Anak dan Remaja. Saya juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya di
dalam meriview jurnal ini.
Sebagaimana jurnal Pendidikan Karakter pada Anak dan Remaja. yang berisikan
tentang metode-metode yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan/mengembangkan karakter
pada anak dan remaja.
Review Jurnal ini pasti jauh dari kesempurnaan, baik dalam format maupun isinya.
Karena itu, dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka, saya mengharapkan saran, kritik,
masukan, tanggapan dan hal-hal lain dari pembaca dan pemerhati yang bersifat membangun
demi perbaikan Review Jurnal ini untuk seterusnya. Semoga Review Jurnal ini memberikan
manfaat bagi pembaca, akhir kata saya ucapkan terimakasih.
Penulis
Jurnal 1
Jurnal Pencerahan
Jurnal
ISSN: 1693-7775
Tahun 2013
Jurnal UNIERA
Jurnal
ISSN: 2086-0404
Tahun 2013
Tujuan Penelitian tujuan penelitian ini adalah, untuk memaparkan bahwa filsafat
pendidikan erat kaitannya dengan progresivisme, yaitu suatu
aliran pemikiran yang menganjurkan bahwa kebenaran
ditentukan oleh fungsi. Progresivisme adalah aliran filsafat
pendidikan yang berfokus pada siswa dengan memberikan
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan tidak hanya
untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk berhasil dalam
masyarakat kontemporer dan kompetitif. Jadi penelitian ini juga
bertujuan untuk mengembangkan metode metode untuk system
pendidikan di Indonesia.
Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah Sekolah Dasar dan SMK di
Indonesia.
Metode penelitian Metode Pendidikan Progressivisme
Pendidikan Progressivisme adalah Sebuah teori dengan
sistem pendidikan yang mementingkan kemerdekaan dan
kebebasan anak dari tekanan pengajaran dengan system hafalan,
pendiktean bahan pelajaran dan otorisasi terhadap buku teks.
Para pendidik Progressivisme meyakini bahwa para murid
belajar lebih baik apabila mereka dengan sungguh-sungguh
sangat perhatian atas apa yang dipelajari, yaitu materi pelajaran
yang disukai dan sebaliknya akan terjadi bahwa mereka tidak
akan belajar dengan baik apabila mereka ditekan untuk
menghafal dan mengingat berbagai macam fakta-fakta yang
dianggap percuma. Anak-anak seharusnya belajar melalui kontak
langsung dengan sesuatu objek pelajaran, tempat dan orang-
orang sebagaimana dibaca atau didengarkan oleh mereka.
Berdasarkan hal di atas, maka dalam sistem pendidikan
Progressivisme ini sekolah seharusnya tidak hanya memiliki satu
ruang kelas, melainkan juga harus memiliki ruang kerja,
laboratorium ilmu, studio, ruang seni, ruang masak, gedung olah-
raga dan perkebunan. Dengan fasilitas ini, para pengajar
Progressivisme yakin bahwa dengan prosedural pengadaan
fasilitas ini akan secara otomatis membangun fisik, sosial, emosi
alamiah mereka sebagaimana adanya (Whitney, 1964: 717). Para
anak didik juga memiliki wadah untuk mengekspresikan apa
yang ada dalam pikiran mereka.
SMK Sebuah Tawaran Progresivisme Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebenarnya menurut
hemat penulis telah cukup menjawab problematika pendidikan di
Indonesia, jika dikelola secara baik oleh pemerintah. Tujuan
pendidikan, kurikulum, dan hal lain menyangkut pendidikan
yang dianjurkan aliran progresivisme pendidikan sebenarnya
tercermin dalam SMK. Hal yang salah selama ini menurut
penulis ada pada pemahaman yang keliru yang berkembang di
masyarakat yang seakan-akan “menganak tiri-kan” SMK dan
mengagungagungkan SMA.
Mengapa banyak yang tidak berminat ke SMK? Ini semua
sebagian besar mungkin karena masalah gengsi dan alur
kehidupan. Kondisi SMK yang tidak lagi dikembangkan dan
minimnya jumlah SMK, membuat SMK seolah-olah menjadi
tidak begitu bermakna. Banyak orang yang memiliki gengsi
tinggi, hal tersebut membuatnya lebih memilih SMA, mengapa
demikian? Apakah duduk di bangku SMK merupakan hal yang
menimbulkan rasa malu? Pemerintah perlu melakukan
pembenahan untuk pengembangan SMK supaya masyarakat
yang ingin mendapatkan pendidikan yang langsung sesuai
dengan bidangnya bisa mendapatkan pendidikan sebagaimana
mestinya.
Hal ini sebenarnya mulai perlahanlahan dilakukan
pemerintah. Dalam pemberitaan Koran Tempo Interaktif,
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyatakan bahwa
kebutuhan tenaga kerja terampil dari SMK lebih banya. Untuk
itu, tahun pada tahun 2009 lalu, komposisi SMK ditargetkan
menjadi 40 persen. Konsep kejuruan ini ternyata telah diakui
pemerintah sebagai langkah menanggulangi pengangguran yang
terus bertambah di Indonesia (Tempo Interaktif, 26/03/2009).
Pendidikan kejuruan atau SMK sebenarnya baik dalam
rangka membina bakat dan kreatifitas peserta didik sehingga
ketika keluar dari dunia pendidikan formal dan berhadapan
dengan kehidupan masyarakat, mereka tidak akan kewalahan
menciptakan lapangan kerja sendiri.
Prinsip yang terdapat pada Adapun yang menjadi prinsipprinsip pendidikan yang dianut
penelitian oleh aliran ini dapat didaftarkan secara singkat adalah:
Anak-anak dibiarkan bebas berkembang secara alami
Perhatian, didorong langsung pada pengalaman, karena ini
dianggap sebagai pendorong yang paling baik dalam
pengajaran.
Guru harus menjadi seorang narasumber dan seorang
pembimbing dan pengarah dalam aktivitas pembelajaran.
Sekolah Progressivisme seharusnya menjadi sebuah
laboratorium bagi reformasi pendidikan dan tempat untuk
bereksperimen (Ornstein dan Levine, 1985: 203)
Pendapat senada juga disampaikan Kneller (1971: 134),
yaitu bahwa prinsip pendidikan progresivisme adalah:
1. Pendidikan adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk
hidup. Kehidupan yang baik adalah kehidupan intelegen,
yaitu kehidupan yang mencakup interpretasi dan rekonstruksi
pengalaman.
2. Pengajaran harus secara langsung dihubungkan dengan
berbagai kepentingan anak.
3. Belajar melalui pemecahan masalah harus didahulukan dari
belajar melalui subject matter.
4. Peran guru tidak langsung tetapi untuk memberikan petunjuk
kepada anak.
5. Sekolah perlu mendorong kerjasama dibanding kompetisi.
Dengan kata lain, bahwa pendidikan model Progressivisme
ini sangat menekankan bahwa si anak harus diajar menjadi
seorang yang berdiri sendiri (independen), menjadi seorang
pemikir yang percaya diri. Dalam hal ini, si anak diarahkan untuk
belajar dan mempelajari persoalan-persoalan yang ia anggap
paling menarik, yaitu dengan memilih sendiri pokok persoalan
yang hendak dipelajari, kemudian menetapkan defenisi bagi
dirinya sendiri atas persoalan yang sedang diteliti atau yang
sedang dikerjakannya. Selanjutnya ia akan mengekspresikan apa
yang ia rasakan dan yang ia yakini. Peran sang guru di sini
adalah membantu murid untuk belajar dan mendisplinkan sang
anak agar tetap konsekwen atas apa yang telah ia pilih sebagai
persoalan yang paling ia minati.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode
pendidikan Progressivisme system pendidikan mementingkan
kemerdekaaan dan kebebasan anak dari tekanan pengajaran
dengan system hafalan, pendiktean bahan pelajaran dan otorisasi
terhadap buku. Jadi system pendidikan Progressivisme ini lebih
baik digunakan daripada metode-metode pendidikan tradisional.
Dan dalam pendidikan Progressivisme ini murid tidak hanya
duduk dan mendengar melainkan murid bergerak dan bekerja
pada diri mereka sendiri karena itu kana membuat anak lebih
baik untuk belajar. dan dengan progressivisme ini akan secara
otomatis membangun fisik, sosial, emosi alamiah mereka
sebagaimana adanya. Dan juga metode ini meyakinkan bahwa
smk adalah salah satu cara untuk mengurangi pengangguran di
Indonesia. Sebab pendidikan kejuruan atau smk ini sebenarnya
sangat baik dalam rangka membina bakat dan kreatifitas peserta
didik sehingga ketika keluar dari dunia pendidikan formal dan
berhadapan dengan kehidupan masyaraka, mereka tidak akan
kewalahan menciptakan lapangan kerja sendiri.
Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Filsafat Progresivisme
dalam wujud yang murni memperkenalkan bahwa pendidikan
selalu ada dalam nuansa proses pengembangan. Pendidikan harus
siap untuk memodifikasi metode dan kebijakan-kebijakan yang
berhubungan dengan perkembangan pengetahuan dan perubahan
yang baru dalam lingkungan. Tujuan pendidikan progresivisme
adalah memberikan keterampilan dan alat-alat yang bermanfaat
untuk berinteraksi dengan lingkungannya yang berada dalam
proses perubahan secara terus-menerus. Yang dimaksud dengan
alat-alat adalah keterampilan pemecahan masalah yang dapat
digunakan oleh individu untuk menentukan, menganalisis, dan
memecahkan masalah. Proses belajar terpusatkan pada perilaku
kooperatif dan disiplin diri, dimana kebudayaan sangat
dibutuhkan dan sangat berfungsi dalam masyarakat. Pendidikan
menurut aliran progresivisme ini menekankan kreativitas murid,
di mana ia dengan bebas mengekspresikan apa yang menarik
dalam pikirannya. Guru hanya bertugas untuk membimbing dan
mengarahkan maksud dan tujuan murid, tidak boleh lebih dari
itu. Kurikulum bersumber dari murid dan kemudian ia difasilitasi
oleh sekolah semaksimal mungkin. Aliran ini tidak berpatokan
kepada kurikulum yang sifatnya baku, sehingga untuk menilai
hasil dari pendidikan itu menjadi sangat sulit. Dan inilah yang
menjadi kelemahannya. SMK sebagai bagian pendidikan di
Indonesia sudah sepantasnya terus dikembangkan dan menjadi
prioritas pendidikan di Indonesia. Hal ini dirasakan perlu
mengingat lulusan SMA bahkan perguruan Tinggi yang tidak
memiliki spesialisasi cenderung menjadi pemasok utama tingkat
pengangguran di Indonesia. Dengan dikembangkannya SMK
dengan berbagai minat, bakat dan kreatifitas, ditambah dengan
kerjasama-kerjasama dengan berbagai perusahaan pemilik modal
diharapkan lulusan SMK akan menjadi tenaga terampil siap
pakai baik di perusahaan sponsor, maupun dengan membuka
lapangan kerja sendiri.
Kelebihan Penelitian Kekuatan penelitian ini adalah isi jurnal sangat bermakna untuk
perkembangan pendidikan di Indonesia. Jurnal ini mengambil
contoh yang mudah dipahami pembaca. Metode yang dipaparkan
di Jurnal ini sangat baik jika diterapkan untuk pendidikan di
Indonesia. Jurnal ini member solusi untuk mengatasi
pengangguran di Indonesia dengan cara memilik pendidikan
kejuruan atau smk agar setelah keluar dari pendidikan formal
maka siswa tersebut dapat membuka lapangan kerja sendiri.
Kelemahan Penelitian Kelemahan penelitian ini adalah kurang megkaji seperti yang
dikatakan oleh penulis pada halaman 135 yaitu “para pendidik
progressive berpikiran bahwa para guru haruslah dibayar lebih
banyak agar mereka lebih banyak memerhatikan murid”. Jadi
dalam kalimat tersebut belum tentu guru yang di gaji lebih
banyak memerhatikan siswanya bahkan bisa jadi guru yang
digaji lebih banya malah tidak memerhatikan siswanya. Oleh
sebab itu cara tersebut masih perlu dikaji lebih lagi. Kemudian
dalam pengetikan jurnal masih banyak kalimat atau kata-kata
yang masih kurang huruf dalam pengetikkan.