Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PERMINTAAN

Pengadaan Produk harus kita katkan dengan berorientsi pada pasar, apa
yang dibutuhkan konsumen di pasar. Kebutuhan konsumen akan suatu
produk tercermin dari permintaan konsumen di pasar.

Dalam ekonomi perdagangan, permintaan diartikan sebagai jumlah


barang yang dibeli oleh konsumen pada harga tertentu di suatu periode
tertentu. Permintaan dalam suatu pasar dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu sebagai berikut :

1) Permintaan efektif adalah permintaan terhadap jumlah produk


yang diperkirakan positif akan dibeli. Permintaan efektif dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu :
a. Permintaan sekarang, yaitu sejumlah pembelian produk oleh
atau sejumlah penjualan produk oleh perusahaan yang sudah
beroperasi.
b. Permintaan yang akan dating, yaitu sejumlah permintaan atas
produk untuk masa yang akan datang yang tercermin dari
kontrak pembelian sekarang.
2) Permintaan potensial, adalah permintaan atas sejumlah produk
yang mungkin akan dibeli oleh konsumen akhir atau konsumen
industry. Permintaan potensial ini disebut sebagai peluang pasar
(Market Opportunity).

1. Menghitung besarnya permintaan efektif

Untuk menghitung permintaan efektif dapat dilakukan dengan dua


cara, yaitu dengan pendekatan produksi dan impor-ekspor dan metode
rasio rantai.
a. Pendekatan produksi dan impor-ekspor mengetengahkan
pemahaman bahwa permintaan adalah produksi ditambah impor
dikurangi ekspor dan selisih persediaan.

P = Pr + I – { E+(P0 –P1)}
Keterangan :

P = Permintaan;

Pr = produksi ;

P0 = Persediaan Awal ;

P1 = Persediaan Akhir ;

I = impor ;

E = ekspor l

Rumusan diatas biasanya digunakan untuk analisis perdagangan /


Industri tingkat nasional. Contoh produk berupa gula pasir.

Tabel 2.2 Gula Pasir

Tahun Produksi Impor Ekspor Selisih Selisih


Persediaan Persediaan
B+C-
(D+E)
A B C D E F
2003 2.000.000 3.000.000 - 500.000 5.500.000
2004 2.000.000 4.500.000 - - 6.500.000
2005 2.500.000 3.500.000 - 200.000 5.800.000
2006 2.000.000 3.500.000 - 300.000 5.200.000
2007 2.000.000 3.500.000 - 500.000 5.000.000

b. Metode Rasio Rantai adalah metode perhitungan elemen yang


lebih kecil dari suatu urutan mata rantai suatu produk. Rumusanya
adalah sebagai berikut :

P = JPd X Ipk X X1 X2 X ….. X Xn


Keterangan :

P = permintaan ;

JPd = Jumlah Penduduk ;

Ipk = pendapatan perkapita;

X1-n = urutan mata rantai.

Rumus diatas dapat digunakan untuk usaha perdagangan dan industry


dalam skala usaha tingkat wilayah atau zona domestic.

Contoh :

Perusahaan akan mengembangkan produk berupa sabun mandi untuk


kesehatan dan sabun antio jamur.

 Penduduk Kota Cikarang adalah 100.000 Orang.


 Pendapatan perkapita setahun menurut statistic Rp.3.000.000,00
 Alokasi biaya kesehatan 50%
 Alokasi biaya pembelian sabun 25%
 Alokasi biaya pembelian sabun kesehatan 15%
 Alokasi biaya pembelian Sabun Anti Jamur 10%

Perhitungan dengan menggunakan rumus rasio mata rantai:

 Permintaan efektif sabun kesehatan :


P = 100.000 x Rp.3.000.000,00 x 25% x 15% = Rp.5.625.000.000,00
 Permintaan efektif sabun anti jamur :
P = 100.000 x Rp.3.000.000,00 x 50% x 25% x 10 % = Rp.3.750.000.000,00

2. Menghitung besarnya permintaan potensial

Penghitungan permintaan potensial atau ramalan permintaan dalam analisis pasar


merupakan kegiatan memperkirakan permintaan kuantitatif pada dating didasarkan
pada objektivitas (data valid yang releven). Untuk mendukung pembuatan ramalan
potensial, maka data permintaan efektif harus diperoleh dari keadaan beberapa
tahun ke belakang (Minimal 5 Tahun). Misalnya, kita gunakan data dari Biro Pusat
Statiastik Pusat atau Daerah.
Agar data yang digunakan dapat memberikan gambaran yang mendekati
kenyataan dan data hstorikal permintaan efektif lebih akurat, maka perlu
diperhatikan beberapa factor berikut :

1. Segmen pasar yang dituju;


2. Prospek pasar (daya serap pasar);
3. Perusahaan pesaing;
4. Kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan harga dan diskon,
jasa hantar dan layanan purna jual, pola promosi, pola distribusi, dan lain-
lain.

Dalam menghitung permintaan potensial (Ramalan Permintaan), biasanya digunakan


: (1) Ramalan dengan Metode Deret Berkala (Time Series Method), (2) ramalan
dengan Metode Korelasi (Correlation Method).

Kedua metode tersebut merupakan perhitungan ramalan yang menghubungkan


antara variable bebas (independent variable) Variabel terikat/tidak bebas (dependent
variable). Pada metode deret berkala Variabel independen adalah waktu, sedangkan
pada metode korelasi variable independen adalah bukan waktu. Permusannya secara
matematis ditunjukan dengan persamaan linier sebagai berikut :

Y = a + Bx

Keterangan :

Y = Variabel dependen;

X = Variabel Independen;

a,b = Konstanta.

Perhitungan deret berkala :

Koofesien a dan b dihitung dengan rumus sebagai berikut :

∑𝑌 ∑ 𝑋𝑌
a= b=∑
𝑛 𝑋2

Keterangan :

Y = nilai hasil ramalan;

X = waktu tertentu;
a = rata-rata permintaan masa lalu;

b = koefisien perubahan setiap waktu;

n = jumlah data atas urutan waktu.

Contoh :

Perhitungan ramalan permintaan (Permintaan potensial) untuk produk berupa gula


pasir. Dimana data pada masa lalu adalah sebagai berikut :

Tahun Jumlah Permintaan/Terjual


2001 7.200.000
2002 7.500.000
2003 7.000.000
2004 8.000.000
2005 7.500.000
2006 8.200.000
2007 8.400.000

Dari data diatas, kita dapat menyusun table perhitungan Ramalan Permintaan
sebagai berikut.

Tabel 2.3 Perhitungan Ramalan Permintaan

Tahun X Y X2 XY
2001 -3 7.200.000 9 -64.800.000
2002 -2 7.500.000 4 -30.000.000
2003 -1 7.000.000 1 -7.000.000
2004 0 8.000.000 0 0
2005 1 7.500.000 1 7.500.000
2006 2 8.200.000 4 32.800.000
2007 3 8.400.000 9 75.600.000
JUMLAH 53.800.000 28 14.100.000

∑𝑌 58.800.000
a= = = 7.685.714
𝑛 7

∑ 𝑋𝑌 14.100.000
b= = = 503.571
𝐸𝑋 2 28

Dengan demikian, persamaan ramalan permintaan (Proyeksi


Permintaan) produk gula pasir adalah

Y = 7.685.714 + 503.571 x
Jadi, proyeksi permintaan untuk tahun :

 2008 = 7.685.714 + (503.571 x 4) = 9.699.782


 2009 = 7.685.714 + (503.571 x 5) = 10.203.299
 2010 = 7.685.714 + (503.571 x 6) = 10.706.816
 2011 = 7.685.714 + (503.571 x 7) = 10.203.299
 2008 = 7.685.714 + (503.571 x 8) = 11.210.333

Tabel 2.4 Historikal dan Proyeksi Permintaan Gula Pasir

Tahun X Permintaan
HISTORIKAL
2001 -3 7.200.000
2002 -2 7.500.000
2003 -1 7.000.000
2004 0 8.000.000
2005 1 7.500.000
2006 2 8.200.000
2007 3 8.400.000
PROYEKSI
2008 4 9.699.998
2009 5 10.203.569
2010 6 10.707.140
2011 7 11.210.711
2008 8 11.714.282

2. Analisis Penawaran

Penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan produsen/Pedagang


di pasar untuk periode tertentu. Untuk mengetahui besarnya jumlah
penawaran, kita harus melakukan analisis terhadap perkembangan
penawaran pada masa lalu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Besarnya penawaran suatu produk biasanya dihitung dari


persediaan di suatu wilayah pasar (Misal disuatu Negara); dimana
persediaan atau jumlah yang ditawarkan adalah penjumlahan antara
produksi domestik ditambah dengan impor.
Penawaran = Produksi Domestik + Impor

Perkiraan (Prospek) penawaran dilakukan dengan menganilisis data


mengenai perkembangan produksi dan impor barang yang dimaksud.

Untuk produksi domestic. Dilakukan melalui pendekatan


perhitungan atas ; (1) hasil produksi dari industry yang sudah ada
(Berjalan) dengan kapasitas nyata yang terpasang, dan rencana
ekspansinya dan (2) industry yang akan dibangun. Untuk impor produk
(barang) dilakukan dengan memperhitungkan jumlah barang yang
diimpor. Impor ini merupakan salah satu variable yang menunjukan
besarnya penawaran pada masa lalu.

Contoh :

Misalnya, disuatu Negara produk gula pasir dalam negeri tidak cukup
untuk memenuhi permintaan didalam negeri, sehingga setiap tahunnya
diperlukan impor. Jumlah impor untuk :

 Tahun 2001 Sebanyak 7.200.000


 Tahun 2002 Sebanyak 7.500.000
 Tahun 2003 Sebanyak 7.000.000
 Tahun 2004 Sebanyak 8.000.000
 Tahun 2005 Sebanyak 7.500.000
 Tahun 2006 Sebanyak 8.200.000
 Tahun 2007 sebanyak 8.400.000

Tabel 2.5 Historial dan Proyeksi Penawaran Gula Pasir (Dalam Ton)

Penawaran
Produksi Dalam Negeri Total
Impor Penawaran
TAHUN
Lama Baru/Ekspans Oleh (A)+(B)+(C
(A) i (B) Importir )
Lama (C)
HISTORIKA
L
2001 2.000.00 Tidak Ada 7.200.000 9.200.000
0
2002 2.000.00 Tidak Ada 7.500.000 9.500.000
0
2003 2.000.00 Tidak Ada 7.000.000 9.000.000
0
2004 2.500.00 Tidak Ada 8.000.000 10.000.000
0
2005 2.500.00 Tidak Ada 7.500.000 10.000.000
0
2006 3.000.00 Tidak Ada 8.200.000 11.200.000
0
2007 3.000.00 Tidak Ada 8.400.000 11.400.000
0
PROYEKSI
2008 2.500.00 Tidak Ada 11.300.00 13.800.000
0 0
2009 2.500.00 Tidak Ada 11.300.00 13.800.000
0 0
2010 2.500.00 Tidak Ada 11.300.00 13.800.000
0 0
2011 2.500.00 Tidak Ada 11.300.00 13.800.000
0 0
2012 2.500.00 Tidak Ada 11.300.00 13.800.000
0 0

Catatan :

Data hasil produksi dan pembangunan industry dicari dari instansi terkait
atau dari lembaga riset.

Setelah data dari hasil analisis permintaan penawaran didapatkan, maka


selanjutnya kita dapat menghitung besarnya peluang pasar.
3. Analisis Peluang Pasar

Peluang pasar dalam suatu wilayah adalah selisih dari permintaan dan
penawaran. Peluang pasar tersebut dapat diformulasikan dengan rumus
sebagai berikut :

Peluang Pasar = Permintaan – Penawaran

Contoh :

Misalnya, besar permintaan dan penawaran dalam suatu wilayah berdasarkan proyeksi yang telah
dibuat sebelumnya adalah sebagai berikut :

Tahun Permintaan Penawaran


Tahun 2008 9.699.782 13.800.000

Tahun 2009 10.203.299 13.800.000


Tahun 2010 10.706.816 13.800.000
Tahun 2011 11.210.333 13.800.000
Tahun 2012 11.713.850 13.800.000

Tabel 2.6 Proyeksi Permintaan dan Penawaran

Tahun Permintaan Penawaran Peluang Keseimbangan


Proyeksi
2008 9.699.782 13.800.000 4.100.218 0
2009 10.203.299 13.800.000 3.596.701 0
2010 10.706.816 13.800.000 3.093.184 0
2011 11.210.333 13.800.000 2.589.667 0
2012 11.713.850 13.800.000 2.086.150 0
Berdasarkan analisis (Perhitungan) dapat disimpulkan, bahwa :

a. Dari perimbagnan permintaan, ternyata diperlukan tambahan penawaran, sehingga terdapat


kesempatan pasar yang besar.
b. Usaha yang dapat dibuka adalah pemasok/Importir atau membuka industry gula untuk
menambah produksi dalam negeri.

Anda mungkin juga menyukai