TINJAUAN PUSTAKA
proses pencernaan. Di mana makanan akan ditelan, nutrisi akan diserap, dan
dari rongga yolk-sac yang dilapisi oleh endoderm masuk ke dalam mudigah
untuk membentuk sus primitif. Dua bagian lain dari rongga yang dilapisi
sebuah saluran buntu, masing-masing adalah usus depan dan usus belakang.
b. Usus depan terletak kaudal dari tabung faring dan berjalan ke kaudal
4
c. Usus tengah dimulai dari sebelah kaudal tunas hati dan meluas
kepertemuan dua pertiga kanan dan sepertiga kiri kolon tranversum pada
orang dewasa.
membrana kloakalis.
Usus depan membentuk esofagus, trakea dan tunas paru, lambung dan
duodenum proksimal dari muara duktus biliaris. Selain itu, terbentuk hati,
bagian atas duodenum. Karena bagian atas usus depan dibagi oleh suatu
duodenum distal dari muara duktus biliaris, dan berlanjut hingga ke taut
berjalan, lengkung usus tengah berputar 270o berlawanan arah jarum jam.
5
Usus belakang membentuk bagian dari sepertiga distal kolon
tranversum hingga ke bagian atas kanalis analis; bagian distal kanalis analis
6
2.1.2. Kelainan Kongenital Traktus Gastrointestinal
pada traktus gastrointestinal dan sudah ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh
2.2.1. Pengertian
suatu faktor mekanis yang mendorong dinding dorsal usus depan ke arah
anterior. Kelainan ini terjadi sebanyak 1:3000-4500 bayi lahir hidup. Sekitar
sepertiga anak yang terkena lahir prematur. Pada 85% kasus, bagian
proksimal esofagus berakhir sebagai suatu kantong buntu dan bagian distal
terjadi sendiri-sendiri.
7
2.2.2. Epidemiologi
anak dari Copenhagen pada abad 17 tepatnya pada tahun 1862 dengan lebih
kurang 14 kasus atresia esofagus, kelainan ini di duga sebagai suatu malformasi
Tahun 1941 seorang ahli bedah Cameron Haight dari Michigan telah
berhasil melakukan operasi pada atresia esofagus dan sejak itu pulalah bahwa
Amerika Utara insiden dari Atresia Esofagus berkisar 1:3000-4500 dari kelahiran
hidup, angka ini makin lama makin menurun dengan sebab yang belum diketahui.
1:2500 kelahiran hidup. Atresia Esofagus 2-3 kali lebih sering pada janin
yang kembar.
2.2.3. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui zat teratogen apa yang bisa menyebabkan
Namun saat ini, teori tentang terjadinya atresia esofagus menurut sebagian
besar ahli tidak lagi berhubungan dengan kelainan genetik. Perdebatan tentang
proses embriopatologi masih terus berlanjut, dan hanya sedikit yang diketahui.
8
2.2.4. Embriologi
evaginasi ventral dari lantai foregut postfaringeal pada awal gestasi minggu ke-4
dan apeks paru primitif terletak pada bagian caudal evaginasi ini. Pada masa
pertumbuhan cepat, trakea yang terletak di ventral berpisah dari esofagus yang
terletak di dorsal. Menurut sebuah teori, trakea berpisah akibat pertumbuhan cepat
longitudinal dari primordial respirasi yang menjauh dari foregut. Teori lain
menyatakan bahwa trakea pada awalnya merupakan bagian dari foregut yang
belum berpisah kemudian berpisah karena proses pembentukan apeks paru kearah
kranial. Proses ini berhubungan dengan pola temporospatial dari gen Sonic
Lebih lanjut pemisahan epitel foregut ini ditandai dengan peningkatan apoptosis.
trakea untuk berpisah dari esofagus. Menurut kedua teori ini atresia esofagus
keberadaan celah trakeoesofageal pada atresia esofagus dengan FTE. Teori lain
akibat dari perwsambungan antara trakea dengan esofagus distal. Teori kegagalan
9
sedangkan teori atresia primer menyatakan bahwa fistula tumbuh dari trakea
menuju esofagus.
2.2.5. Patofisiologi
esofagus distal. Janin dengan atresia tidak dapat dengan efektif menelan cairan
cairan amnion masuk melalui trakea ke dalam usus. Polihidramnion bisa terjadi
mengeluarkan banyak sekali air liur atau saliva. Aspirasi dari saliva atau air susu
sekresi dari gaster dapat masuk ke paru-paru dan sebaliknya, udara juga
dapat bebas masuk ke dalam saluran pencernaan saat bayi menangis ataupun
akut gaster yang fatal. Diketahui bahwa bagian esofagus distal tidak
bertambahnya ukuran otot transversal pada posterior trakea. Dinding trakea lemah
pada munculnya pneumonia yang bisa berulang-ulang. Trakea juga dapat kolaps
10
bila diberikan makanan ataupun air susu dan ini akan menyebabkan pernapasan
2.2.6. Klasifikasi
Klasifikasi asli oleh Vogt tahun 1912 masih digunakan sampai saat ini .
Gross pada tahun 1953 memodifikasi klasifikasi tersebut, sementara Kluth 1976
didasarkan pada klasifikasi asli dari Vogt. Hal ini terlihat lebih mudah untuk
dikenali.
11
mediastinum superior setinggi vetebra thoracal III/IV. Esofagus distal
(fistel), dimana lebih tipis dan sempit, memasuki dinding posterior trakea
II. Esofagus distal pendek dan berakhir pada jarak yang berbeda diatas
diafragma.
12
Gambar 3. Atresia Esofagus tanpa fistula. Pandangan depan dada dan
cukup intak dengan trakhea. Traktus yang seperti fistula ini bisa sangat
13
Gambar 4. H-Fistula. Barium esofagogram menunjukkan fistel dari
ujung distal esofagus tetapi berlokasi 1-2 cm diatas ujung dinding depan
esofagus.
14
5. Atresia esofagus dengan fistula trakheo esofagus distal dan proksimal
Seharusnya sudah dicurigai dari kebocoran gas banyak keluar dari kantong
Gambar 6. Hubungan antara dua fistula ke trakea dari bagian atas dan
bawah esofagus.
esofagus.
15
2.2.7. Manifestasi Klinik dan diagnosis
sebelum bayi lahir. Salah satu tanda awal dari atresia esofagus diketahui dari
amnion yang sangat banyak. Tanda ini bukanlah diagnosa pasti tetapi jika
penemuan gelembung perut (bubble stomach) yang kecil atau tidak ada pada USG
16
Gambar 9. Hasil USG :tidak terdapatnya gambaran stomach bubbe/ gelembung
Bayi dengan Atresia Esofagus tidak mampu menelan saliva dan ditandai
dengan saliva yang banyak, dan memerlukan suction berulang. Pada fase ini tentu
sebelumnya makan untuk pertama kali, kateter stiff wide-bored harus dapat
melewati mulut hingga esofagus. Pada Atresia Esofagus, kateter tidak bisa lewat
Gambar 10. Panah merah menunjukkan akhir dari tabung orogastrik yang diblokir
saat memasuki esofagus distal dari akibat atresia esofagus pasien. Perhatikan
kurangnya gas dalam perut menunjukkan saluran fistula tidak terhubung ke trakea
esofagus distal.
17
Rongent dada dan abdomen memperlihatkan ujung kateter tertahan. Di
atresia esofagus yang terisolasi. Perlu diperhatikan bahwa kateter harus bersifat
Gambar 11. Foto AP dari dada dan perut bagian atas saat lahir. Sebuah
tabung nasogastrik di tempat berakhir di cerukan dada. Bagian perut tidak terisi
udara. Temuan ini konsisten dengan atresia esofagus tanpa fistula distal.
18
dilatasi dari kantong esofagus, karena adanya penumpukan cairan amnion saat
prenatal.
dan penyempitan dari trakhea. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya fistula.
2.2.8. Therapi
kongenital yang lain. Radiografi dada harus dievaluasi secara hati-hati untuk
dibutuhkan.
tempat bersalin ke sentral bedah anak / NICU. Kateter suction, terutama tipe
esofagus bagian atas untuk mensuction sekret & mencegah aspirasi selama
19
Semua bayi dengan Atresia Esofagus harus dilakukan echocardiagram
pembuluh darah besar dan biasanya menunjukkan sisi kanan lengkungan aorta
pendekatan pada operasi. Sekitar 25% bayi dengan tetralogi fallot. Lengkungan
2.2.9. Prognosis
antara lain berat badan lahir bayi, ada atau tidaknya komplikasi pneumonia dan
2.2.10. Penatalaksanaan
Atresia esofagus ditangani dengan tindakan bedah. Persiapan operasi untuk bayi
20
4. NGT dimasukkan secara oral dan dilakukan suction rutin.
Pada bayi prematur dengan kesulitan bernapas, diperlukan perhatian khusus. Jelas
apabila udara respirasi masuk ke dalam lambung melalui fistula karena adanya
memasukkan ujung endotracheal tube sampai ke pintu masuk fistula dan dengan
penting untuk dilakukan agar segera dapat mengetahui apabila terdapat adanya
hal yang darurat. Tetapi satu pengecualian ialah bila bayi prematur dengan
yang keluar melalui distal fistula akan menimbulkan distensi lambung yang akan
Pada keadaaan diatas, maka tindakan pilihan yang dianjurkan ialah dengan
21
teratasi. Targetnya ialah operasi dilakukan 8-10 hari kemudian untuk memisahkan
vaskular yang baik dan menggunakan ventilator dengan tekanan yang cukup
Posisi bayi ditidurkan pada sisi kiri dengan tangan kanan diangkat di
antara esofagus proximal dan distal dapat disambung langsung. Ini disebut
dengan primary repair, yaitu apabila jarak kedua ujung esofagus dibawah 2
ruas vertebra. Bila jaraknya 3-6 ruas vertebra, dilakukan delayed primary
repair. Apabila jarak kedua ujung esofagus lebih dari 6 ruas vertebra, maka
22
dicoba dilakukan tindakan diatas, apabila tidak bisa juga maka esofagus
Penting untuk memastikan bahwa lapisan mukosa ikut terjahit (B). Kateter
(C). Anastomosis kedua ujung esofagus dengan jahitan benang 5-0 absorbable
Pasca operasi pasien diventilasi selama 5 hari. Suction harus dilakukan secara
rutin. Selang kateter untuk suction harus ditandai agar tidak masuk terlalu dalam
kerusakan. Setelah hari ke-3 bisa dimasukkan NGT untuk pemberian makanan.
23
Gambaran operasi perbaikan dari Atresia esofagus dengan Fistula trakeoesofageal
distal.
24