Anda di halaman 1dari 3

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BIMA

UPT. PUSKESMAS LANGGUDU


Jln. Lintas Tente Karumbu Langgudu Bima

No. ICD-10 : N98.9 FLUOR ALBUS / VAGINAL DISCHARGE NON GONORE


1. Pengertian Keluarnya cairan yang berlebihan dari dalam vagina disertai dengan gatal/rasa
terbakar pada vulva.
Dapat disebabkan oleh infeksi vagina (kolpitis) yang lebih bersifat encer dan
radang serviks (servisitis) yang bersifat muko-purulen.
2. Anamnesis Keluhan
Biasanya terjadi pada daerah genitalia wanita yang berusia di atas 12 tahun,
ditandai dengan adanya perubahan pada duh tubuh disertai salah satu atau lebih
gejala rasa gatal, nyeri, disuria, nyeri panggul, perdarahan antar menstruasi atau
perdarahan paska-koitus.

3. Pemeriksaan Fisik Penyebab discharge terbagi menjadi maslah infeksi dan non infeksi. Masalah non
infeksi dapat karena benda asing, peradangan akibat alergi atau iritasi, tumor,
vaginitis atropik, atau prolaps uteri, sedangkana msalah infeksi dapat disebabkan
oleh bakteri, jamur, atau virus seperti berikut ini:
1. Kandidiasis vaginitis, disebabkan oleh candida albicans, duh tubuh tidak
berbau, Ph <4,5 , terdapat eritema vagina dan eritema satelit di luar
vagina.
2. Vaginosis bakterial ( pertumbuhan bakteri anaerob, biasanya gardnerella
vaginalis ), memperlihatkan adanya duh putih atau abu-abu yang melekat
di sepanjang dinding vagina dan vulva, berbau amis dengan Ph > 4,5.
3. Servisitis yang disebabkan oleh chlamydia, dengan gejala inflamasi,
serviks yang mudah berdarah dan disertai duh mukopurulen.
4. Trichomoniasis, seringkali asimtomatik, kalau bergejala tampak, duh
kuning kehijauan, duh berbuih, bau amis dan pH >4,5.
5. Pelvik inflammatory disease ( PID ) yang disebabkan oleh chlamaydia,
ditandai dengan nyeri abdomen bawah, dengan atau tanpa demam.
Servisitis bisa di tandai dengan kekakuan adneksa dan serviks pada nyeri
angkat palpasi bimanual.
6. Liken planus.
7. Gonore.
8. Infeksi menular seksual lainya.
9. Atau adanya benda asing ( misalnya tampon atau kondom yang terlupa
diangkat ).
4. Kriteria Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
5. Diagnosis kerja Fluor Albus
6. Diagnosis Banding 1. Radang panggul ( Pelvic Inflamatory Disease = PID ) dapat terjadi bila
infeksi merambah keatas, ditandai dengan nyeri tekan, nyeri panggul
kronis, dapat menyebabkan infertilitasdan kehamilan ektopik.
2. Infeksi vagina yang terjadi pada paksaan aborsi, atau paska melahirkan,
dapat menyebabkan kematian, namun dapat dicegah dengan diobati
dengan baik.
3. Infertilitas merupakan komplikasiyang kerap terjadi akibat PID, selain itu
kejadian abortus spontan dan janin mati akibat sifilis, dapat menyebabkan
infertilitas.
4. Kehamilan ektopik dapatmenjadi komplikasi akibat infeksi faginal yang
menjadi PID.
7. Pemeriksaan Swab vagina atas ( high vaginal swab ) tidak terlalu berarti untuk diperiksa,
Penunjang kecuali pada keadaan keraguan menegakkan diagnosis, gejala kambuh, postaborsi
dan postinstrumentation.
8. Tatalaksana Pasien dengan riwayat resiko rendah penyakit menular seksual dapat diobati
sesuai dengan gejala dan arah diagnosisnya.
Vaginosis bakterial:
1. Metronidazol dan klindamisin secara oral atau pervaginam.
2. Tidak perlu pemeriksaan dengan pasangna pria.
3. Bila sedang hamila atau menyusuigunakan metronidazol 400 mg, 2x
sehariuntuk 5-7 hari atau pervaginam. Tidak direkomendasikan untuk
minum 2 gr peroral.
4. Tidak dibutuhkan peningkatan dosiskontrasepsi hormonal bila
menggunakan antibiotik yang tidak menginduksi enzim hati.
5. Pasien yang menggunakan IUD tembaga dan mengalami
vaginosisbakterial dianjurkan untuk mengganti metode kontrasepsinya.

9. Edukasi
10. Prognosis Prognosis pada umumnya dubia ad bonam.
1. Prognosis lebih buruk apabila adanya gejala radang panggul.
2. Prognosis lebih baik apabila mampu memelihara kebersihan diri ( hindari
menggunakan antiseptik vagina yang mahal membuat iritasi dinding
vagina ).
14. Indikator

15. Kepustakaan 1. Faculty of sexsual and reproduvtive healthcare. 2012. Clinical guidance
2012. Management of vaginal discharge in nongenitounrinary medicine
setting. England : clinical efeectiveness unit. Di unduh dari
www.evidence.nhs.uk. (Faculty of sexsual and Reproductive Healthcare ,
2012 )
2. World Health Organitation, 2005. Sexually transmitted and other
reproductive tract infection. A Guide to esential practice. WHO Library
Kataloguing in Publication Data. (World Health Organization, 2005 ).

Anda mungkin juga menyukai