Anda di halaman 1dari 4

1.

Cleft Lip and Palate


Cleft adalah celah atau fisur abnormal pada struktur anatomi yang biasanya tertutup.
Cleft lip adalah hasil kegagalan bagian bibir untuk membentuk pada awal kehidupan fetus.
Cleft palate terjadi saat bagian atap mulut tidak berfusi secara normal selama perkembangan
fetal, sehingga membuat celah antara rongga mulut dan rongga hidung. Cleft dapat bervariasi
panjangnya dan lebarnya, tergantung derajat fusi masing-masing bagian.1

Gambar : klasifikasi cleft lip dan palate


Penting untuk diketahui ketika ada cleft lip atau cleft palate, strukturnya semua lengkap
tetapi hanya tidak berfusi secara sempurna. Namun, strukturnya bisa jadi hypoplastic, dimana
jaringan (seperti tulang, otot, dan saraf) tidak berkembang dalam masa perkembangan.1
a. Etiologi Cleft Lip and Palate
Cleft lip dan palate adalah kondisi kongenital ( yang muncul sejak lahir disebabkan
kondisi inherited atau sesuatu yang terjadi selama kehamilan), dikarenakan cleft disebabkan
kerusakan pada perkembangan embriologi, cleft biasanya diikuti langkah fusi embriologi
yang normal. Gangguan perkembangan embriologi pada wajah bagian tengah dan rongga
mulut dapat terkait dengan malformasi hidung, mata, dan struktur wajah lainnya juga. Ketika
anomali kongenital lainnya terjadi selama cleft lip dan palate, itu biasanya memiliki etiologi
genetik dan bagian dari “beragam malformasi” sindrom.1
Dikarenakan fusi embriologi terjadi dari insisif foramen out (ke depan ke alveolus
dan bibir dan ke belakang ke palatum durum dan velum), segala sesuatu yang mengganggu
proses akan menyebabkan cleft dari titik itu hingga ke perifer (bibit atau uvula). 1
Pola cleft dimulai dari perifer dan diikuti garis fusi embriologis normal ke arah
insisif foramen hingga pada titik yang rusak. 1
Cleft dapat terjadi akibat kerusakan atau keterlambatan migrasi sel atau pergerakan
palatal shelves. Terdapat beberapa penyebab dasar cleft dan berhubungan dengan anomali
kraniofasial, meliputi kelainan kromosom dan kelainan genetik, yang mana keduanya ialah
faktor endogen (internal). Sekarang ini, usia orang tua yang tua juga terkait dengan cleft lip
dan palate. Cleft juga terkait dengan teratogens lingkungan atau faktor mekanik in utero,
yang mana keduanya temasuk faktor eksogen (eksternal). 1
Teratogens lingkungan adalah zat yang dapat menyebabkan malformasi kongenital.
Terratogens yang terkait dengan cleft lip dan palate yaitu merokok; obat tertentu, seperti
phenytoin (Dilantin), valium, dan kortikosteroids; dan polusi timah. Virus tertentu berupa
rubella dan bahkan influenza, ditemukan faktor risiko patogenesis cleft. Defisiensi nutrisi ibu
hamil juga terkait dengan cleft yaitu defisiensi vitamin B-6, juga obesitas ibu hamil memiliki
kaitan dengan cleft. 1
Gangguan mekanik juga memiliki dampak pada perkembangan embrionik dan
menyebabkan cleft. Contohnya, salah satu penyebab sekuen pierre robin dengan cleft palate
adalah gangguan mekanik yang disebabkan crownding (kesesakan) in utero). Pada kasus ini,
crowding dapat menyebabkan kepala ditekan kebawah, kemudian membatasi pertumbuhan
mandibula ke depan dan ke bawah, sehingga membuat lidah dalam posisi tinggi yang
menyebabkkan gangguan pada pembentukan palatum. Hasilnya biasanya palatumnya lebar,
cleft palate berbentuk lonceng (berlawanan dengan cleft berbentuk “V”, yang bentuk
biasanya disebabkan gangguan lainnya).1
Kejadian pada proses perkembang pada prenatal yang mengganggu fusi atau penyatuan
sehingga menghasilkan cleft:2
a. Cleft pada palatum primer (contoh : bibir, alveolus, dan anterior palatum hingga
foramen insisif) yang disebabkan oleh kerusakan fusi prosesus nasal medial dan
prominen maksila pada minggu ke-6.
b. Cleft pada palatum sekunder (contoh : palate durum atau palatum mole) yang
disebabkan oleh kerusakan elevasi dan/fusi palatal shelves minggu ke-9.
Meskipun penyebab cleft telah diidentifikasi, etiologi cleft pada seseorang itu kompleks
dan dapat terlibat banyak faktor. Beberapa gen dapat mempengaruhi cleft, namun
mungkint tidak menyebabkan ekpresi cleft kecuali dikombinasikan dengan faktor
lingkunga tertentu. Sebenarnya, dalam kasus cleft penyebab cleft bukan karena hanya
satu faktor, namun multifaktor, makanya cleft disebut mulfactorial inheritance.1

b. Klasifikasi Cleft Lip and Palate


Veau (1931) mengklasifikasi cleft lip sebagai berikut :3
• Class I : membentuk unilateral di vermillion, tidak melibatkan bibir
• Class II : membentuk unilaterak di vemillion border, dengan cleft melebar ke bibir
tapi tidak meliputi dasar hidung
• Class III : clefting unilateral vermilion border pada bibir melebar ke dasar hidung
• Class IV : Clefting bilateral pada bibir, apakah itu komplit/tidak komplit clefting

Veau (1931) mengklasifikasikan cleft palate, sebagai berikut :3


• Class I : Hanya palatum mole
• Class II : Soft dan hard palate, tapi tidak prosesus alveolus
• Class III : palatum durum dan mole dan berlanjut melalui alveolus pada satu sisi area
premaksila
• Class IV : Palatum durum dan mole dan berlanjut ke prosesus pada kedua sisi
premaksila.

David dan Ritchie (1922) menyatakan sistem tiga kelompok sederhana yang
memisahkan bibir, alveolur, dan palatum, menggunakan prosesus alveolar sebagai garis
pembagi kategori tersebut, yaitu :4
 Kelompok I : Cleft prosesus prealveolar (Cleft yang mempengaruhi bibir)
1. Unilateral (kanan/kiri) : komplit/tidak komplit)
2. Bilateral ( Kanan : komplit/tidak komplit; kiri : komplit/tidak komplit)
3. Median (Komplit/tidak komplit)

 Kelompok II : Cleft prosesus postalveolar (Cleft yang mempengaruhi palatum)


1. Palatum mole
2. Palatum durum

 Kelompok III : Cleft prosesus alveolar ( ada cleft yang melibatkan prosesus alveolar)
1. Unilateral (kanan/kiri) : komplit/tidak komplit)
2. Bilateral ( Kanan : komplit/tidak komplit; kiri : komplit/tidak komplit)
3. Median (Komplit/tidak komplit)

Segmentasi anatomi ke dalam prepalate dan palate dibagi menjadi empat katagori oleh
klasifikasi American Cleft Palate-Craniofacial Association (Harkins et al., 1962), berupa :4
 Cleft prepalate ( Cleft lip dan palatum primer embrionik)
1. Cleft bibir ( cheiloschisis)
2. Cheft alveolus (alveoloschisis)
3. Cleft bibir, alveolus, dan palatum primer (cheiloalveoloschisis)

 Cleft palate ( Cleft palatum sekunder embrionik)


1. Cleft palatum durum (uranoschisis)
2. Cleft palatum mole (staphyloschisis atau veloschisis)
3. Cleft palatum durum dan mole (uranostaphyloschisis)

 Cleft prepalate dan palate (alveolocheilopalatochisis)

 Fasial cleft other than prepalatal dan palatal


1. Cleft prosesus mandibula
2. Cleft naso-okular
3. Cleft oro-okular
4. Cleft oroaural

International Classification (Broadbent et al., 1969) mengklasifikasi bibir, alveolus, dan


palaum berdasarkan temuan topografi, berupa :4
1. Cleft palatum anterior (primer)
2. Cleft palatum anterior (primer) dan posterior (sekunder)
3. Cleft palatum posterior (sekunder)

International Classification (Broadbent et al., 1969) mengklasifikasi cleft fasial jarang,


berupa :4
1. Cleft median bibir atas, dengan atau tanpa hypoplasia atau aplasia premaksila
2. Cleft oblik (oro-orbital)
3. Cleft transversal (oroauriciular)
4. Cleft bibir bawah, hidung, dan cleft sangat jarang lainnya

Ref :
1. Kummer, Ann W. Cleft Palate and Craniofacial Anomalies : Effect on speech and
Resonance. 3 rd Ed. USA : Cengage Learning. 2014. P. 40-58.
2. Cameron, Angus C. Handbook of Pediatric Dentistry. 4 th Ed. China : Mosby Elsevier.
2013. P. 447-51.
3. Dean, Jeffrey A. McDonald and Avery’s Dentistry for the Child and Adolescent. 10th
Ed. 2016. China: Elsevier. P. 479.
4. Alexander C. Allori, M.D., M.P.H., John B. Mulliken, M.D., John G. Meara, M.D.,
D.D.S., M.B.A., Stephen Shusterman, D.M.D., Jeffrey R. Marcus, M.D. Classification
of Cleft Lip/Palate : Then an Now. The Cleft Palate–Craniofacial Journal 54(2) .2017.
pp. 175–188.

Anda mungkin juga menyukai