Anda di halaman 1dari 11

JURNAL HUTAN LESTARI (2015)

Vol. 3 (3) :363 – 373

POTENSI DAYA TARIK RIAM BERAWAT’N UNTUK WISATA ALAM


DI DUSUN MELAYANG DESA SAHAN KECAMATAN SELUAS
KABUPATEN BENGKAYANG
The Ecotourism Potency of Riam Berawat’n in Dusun Melayang Sahan Village
Seluas Sub-District Bengkayang District

Paramita Rosadi, Emi Roslinda, Wahdina


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak78124
E-mail: mita.2906@gmail.com

ABSTRACT
Bengkayang district have many kind of natural resources and beauty, lead to many potency in
ecotourism. The potency is not discovered yet and one of them is Riam Berawat’n that is found in
Dusun Melayang Sahan Village Seluas Sub-District. This Riam has its own uniqueness with ± 98
min height and it has alegend. The aim of this researchis to findout the potency of Riam Berawat’n
as ecotourism area. The research used descriptive qualitative method analyzed by certain scoring.
The result showed that Riam Berawat’n have the value (B), in scoring which means it has enough
potency to be developed into an ecotourism area with total value of 546,81.

Keywords: Ecotourism potency, Riam Berawat'n, Bengkayang District.

PENDAHULUAN Riam Berawat’n sehingga bisa dijadikan


Kabupaten Bengkayang mempunyai kawasan wisata, karena itu permasalahan
banyak potensi wisata berupa dalam penelitian ini adalah seberapa
keanekaragaman sumber daya dan besarkah potensi daya tarik Riam
keindahan alam. Potensi wisata ini belum Berawat’n untuk di jadikan tempat
dikenal secara luas, salah satunya Riam wisata alam. Tujuan penelitian adalah
Berawat’n yang terdapat di Dusun untuk mengetahui potensi daya tarik
Melayang Desa Sahan Kecamatan Riam Berawat’n untuk wisata alam di
Seluas. Riam ini memiliki keunikan Dusun Melayang Desa Sahan Kecamatan
berupa tinggi ± 98 m serta memiliki Seluas Kabupaten Bengkayang. Manfaat
legenda. Kawasan di sekitar Riam penelitian adalah dapat memberikan
Berawat’n masih terjaga kelestariannya, informasi tentang potensi daya tarik Riam
memiliki keanekaragaman jenis flora dan Berawat’n untuk menjadi wisata alam di
fauna dan adat istiadat masyarakat Dusun Melayang Desa Sahan Kecamatan
dalam kehidupan sosial ekonominya, Seluas Kabupaten Bengkayang.
sehingga berpotensi untuk dijadikan Menurut Yoeti (2008) dalam
kawasan wisata. Saat ini Riam Berawat’n Nurdianti (2013), tujuan pengembangan
telah menjadi tempat wisata alam lokal, ekowisata (wisata alam) yang sebenarnya
namun pengembangan objek wisata Riam yaitu usaha mengkonservasi suatu
Berawat’n membutuhkan fasilitas yang kawasan dengan memperhatikan
memadai untuk meningkatkan intensitas kesejahteraan dan mempertahankan
kunjungan wisatawan yang diharapkan kelestarian lingkungan hidup itu sendiri.
berpengaruh terhadap tingkat sosial Sartono (2000), menyatakan wisata alam
ekonomi masyarakat di sekitarnya. adalah suatu kegiatan sukarela untuk
Sampai saat ini belum diketahui potensi menikmati kondisi lingkungan alam

363
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :363 – 373

(asli), melihat dan menikmati keunikan Joniarto (2013), melakukan


serta keindahan alam, dan keinginan penelitian yang berjudul “Daya tarik Air
untuk mengetahui kerahasiaan alam. Terjun Gunung Serindung Di Kecamatan
Salatiga Kabupaten Sambas”. Penelitian
Selanjutnya dinyatakan bahwa wisata
ini bertujuan untuk mengetahui tentang
alam adalah kegiatan yang mengandalkan potensi daya tarik wisata terutama air
daya tarik antraksi alam sebagai objek. terjun, keanekaragaman flora dan fauna
Syarat terpenting dari wisata alam adalah serta keindahan alam lainnya yang
memperhatikan daya dukung alam dan terdapat di kawasan Air Terjun Gunung
budaya lokal yang didatangi, membantu Serindung. Hasil penelitian menunjukkan
pelestarian alam dan ekonomi masyarakat kawasan Air Terjun Gunung Serindung
Kecamatan Salatiga Kabupaten Sambas
lokal, dilaksanakan dalam skala terbatas
memiliki nilai unsur daya tarik 948,12
sesuai dengan berbagai tuntunan mutu termasuk dalam kategori baik (B) untuk
dan perilaku terhadap penyelenggara atau dikembangkan menjadi suatu objek
pengunjung, meningkatkan pemahaman wisata alam. Aleksander (2010),
pengunjung terhadap ekologi, budaya melakukan penelitian di kawasan Hutan
lokal dan masalah pembangunan. Lindung Lubuk Lintang menunjukkan
Alikodra (1999) dalam Latupapua nilai untuk kriteria daya tarik areal
sebesar 1013,43, maka Kawasan Hutan
(2011), menyatakan potensi objek
Lindung Lubuk Lintang memiliki potensi
ekowisata yang tinggi mempunyai nilai daya tarik areal yang baik (B) untuk
keanekaragaman jenis fauna yang tinggi. dikembangkan menjadi objek wisata
Daya tarik wisata menurut Kodhyat alam. Riam Berawat’n sebagai salah satu
(1996) adalah segala sesuatu yang kawasan pelestarian alam yang masih
mendorong orang untuk berkunjung dan alami dan berpotensi untuk dijadikan
sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata
singgah di daerah tujuan wisata yang
Alam (ODTWA). Penelitian mengenai
bersangkutan. Menurut Direktorat potensi Objek dan Daya Tarik Wisata
Jenderal Pariwisata dalam Manual Objek Alam di Riam Berawat’n belum pernah
dan Daya Tarik Wisata Alam (1990), dilakukan. Untuk itu perlu dilakukan
potensi wisata merupakan sumber daya penelitian mengenai potensi yang ada di
alam yang mempunyai daya tarik Riam tersebut.
tersendiri bagi pengunjung/wisatawan METODE PENELITIAN
baik dalam keadaan alami maupun Penelitian ini dilaksanakan di Riam
setelah adanya usaha budidaya. Berawat’n Dusun Melayang Desa Sahan
Departemen Kehutanan (1987), Kecamatan Seluas Kabupaten
menyatakan bahwa wisata alam adalah Bengkayang selama ± 4 (empat) minggu
bentuk dan kegiatan yang memanfaatkan efektif di lapangan mulai tanggal 03
potensi sumber daya alam dan tata November 2014 sampai selesai.
lingkungan. Sedangkan objek wisata alam Penelitian ini menggunakan metode
adalah sumber daya alam yang berpotensi deskriptif kualitatif yang berpedoman
serta mempunyai daya tarik bagi pada pedoman penilaian Objek Daya
wisatawan dan upaya pembinaan cinta Tarik Wisata Alam (ODTWA) PHKA
alam, baik dalam keadaan alami maupun tahun 2003. Data yang di kumpulkan
setelah ada usaha budi daya. mengacu pada pedoman Penilaian Objek

364
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :363 – 373

dan Daya Tarik Wisata Alam. Kriteria- Tarik Wisata Alam secara ringkas dapat
kriteria setiap penilaian Objek dan Daya dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Kriteria Penilaian Daya Tarik Wisata (Assessment Criteria of Tourism
Potency)
No Unsur Bobot
1 Kriteria Penilaian Daya Tarik Wisata 6
2 Kriteria Penilaian Aksesibilitas 5
3 Kriteria Penilaian Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi 5
4 Kriteria Penilaian Akomodasi 3
5 Kriteria PenilaianSarana Prasarana Penunjang 3
6 Kriteria Penilaian Ketersediaan Air Bersih 6

Pengambilan data dilakukan dengan bobotnya berpedoman pada penilaian


cara wawancara tertutup dengan Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
masyarakat sekitar, instansi terkait, PHKA tahun 2003. Jumlah nilai untuk
pengunjung objek wisata, tokoh satu kriteria penilaian Objek dan Daya
masyarakat dan responden kunci. Data Tarik Wisata Alam dapat dihitung dengan
sekunder diperoleh dari penelitian orang persamaan sebagai berikut :
lain atau sumber yang telah S=NxB
dipublikasikan, data jumlah penduduk, Keterangan :
data curah hujan, data topografi, data S = skor/nilai suatu kriteria
N = jumlah nilai-nilai unsur pada krieria
potensi hutan (flora dan fauna) dan data
B = bobot nilai
penunjang lainnya. Hasil dari nilai yang telah didapat
Setelah data primer dan sekunder dibandingkan lagi dengan nilai klasifikasi
terkumpul selanjutnya pengolahan data pengembangan dari masing-masing
dan analisa data dilakukan secara kriteria penilaiann, setelah itu nilai bobot
skoring. Nilai bobot dari masing-masing yang telah didapat dari tabulasi klasifikasi
kriteria penilaian tersebut berbeda-beda pengembangan dari masing-masing
satu sama lain berdasarkan pedoman kriteria penilaian tersebut dirata-ratakan
penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata berdasarkan kelas baik, sedang dan buruk
Alam PHKA tahun 2003. Perhitungan untuk mendapatkan hasil akhir penilaian
untuk masing-masing kriteria tersebut objek wisata Riam Berawat’n yang dapat
menggunakan tabulasi dimana angka- dilihat pada Tabel 2.
angka diperoleh dari hasil penilaian
responden dan peneliti yang nilai

365
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :363 – 373

Tabel 2. Klasifikasi Unsur Pengembangan Berdasarkan Nilai Bobot SetiapKriteria


Penilaian (Classification ofDevelopment Point Based on weight value of
assessment Criteria)
No Nilai Total Penilaian Potensi Unsur
1 660-879 Potensi dikembangkan (A)
2 480-659 Cukup potensial dikembangkan (B)
3 281-479 Tidak potensial dikembangkan (C)
Sumber : Modifikasi Buku Biru (Sasaran Ukuran Pembinaan Pengembangan Objek Wisata Alam PHKA
Tahun 2003

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil perhitungan setiap unsur dan pada Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
sub unsur pada kriteria penilaian daya PHKA 2003secara ringkas dapat dilihat
tarik Riam Berawat’n yang berpedoman pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Kriteria Penilaian Daya Tarik Wisata Alam (Result of Assessment of
Criteria Ecotourism Potency)
No Kriteria Nilai Bobot Jumlah Nilai
1 Penilaian Daya Tarik Wisata 179,31 6 1075,86
2 Penilaian Aksesibilitas 120 5 600
3 Penilaian Kondisi Lingkungan Sosial
Ekonomi 75 5 375
4 Penilaian Akomodasi 0 3 0
5 PenilaianSarana Prasarana Penunjang 120 3 360
6 Penilaian Ketersediaan Air Bersih 145 6 870

Berdasarkan tabel diatas dapat menonjol seperti batuan, flora, fauna dan
diketahui bahwahasil penelitian untuk air, kebersihan udara dan lokasi,
unsur penilaian kriteria daya tarik wisata kenyamanan serta keamanan. Daya tarik
di Riam Berawat’n mendapat jumlah nilai merupakan modal utama yang membuat
total sebesar 179,31. Nilai yang telah di orang berkeinginan untuk mengunjungi
dapat dikalikan dengan nilai bobot untuk dan melihat secara langsung ke tempat
kriteria penilaian daya tarik wisata yaitu 6. yang mempunyai daya tarik. Daya tarik
Nilai kriteria penilaian daya tarik areal yang dimiliki kawasan Riam Berawat’n
Riam Berawat’n dengan nilai keseluruhan cukup besar untuk menarik minat
179,31 x 6 = 1075,86. Nilai yang telah pengunjung.
didapat dikelaskan dengan klasifikasi Sumber daya alam di Riam
usaha pengembangan objek wisata, maka Berawat’n mengandung nilai pengetahuan,
kawasan Riam Berawat’n memiliki daya kebudayaan, pengobatan dan kepercayaan.
tarik areal yang bernilai (A) yang berarti Hanya sebagian masyarakat yang percaya
baik untuk dikembangkan menjadi objek adanya nilai kepercayaan. Pilihan kegiatan
wisata alam. Kondisi kawasan di Riam wisata alam yang dapat dilakukan antara
Berawat’n memiliki keunikan, kepekaan lain menikmati keindahan, memancing,
sumberdaya alam, mempunyai tracking, berenang, berkemah, pendidikan
pilihan/variasi kegiatan wisata alam, dan hiking. Jenis sumber daya alam yang
terdapat sumber daya alam yang menonjol adalah batuan, flora, fauna, dan

366
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :363 – 373

air. Flora yang terdapat disekitar riam Berdasarkan hasil pengamatan


Berawat’n antara lain barangan, asam langsung terhadap kriteria penilaian
bacang, jambu monyet dan lain-lain. kondisi lingkungan sosial ekonomi di
Fauna yang terdapat disekitar Riam lokasi Riam Berawat’n memperoleh nilai
Berawat’n antara lain ular, kupu-kupu, sebesar 75 x 5 = 375. Hasil tersebut
burung-burung dan lain-lain. Kebersihan menunjukkan bahwa kondisi lingkungan
Riam Berawat’n sangat baik, tidak ada sosial ekonomi di kawasan Riam
pengaruh dari pemukiman penduduk, Berawat’n memiliki nilai (C) yang berarti
sampah, binatang, jalan ramai, coret- buruk untuk dikembangkan menjadi objek
coretan dan industri.Keamanan dinilai wisata alam. Hasil penilaian menunjukkan
cukup baik meskipun rawan kegiatan bahwa kondisi lingkungan sosial ekonomi
penebangan liar dan memiliki arus sungai di sekitar Riam Berawat’n buruk.
yang berbahaya, tidak ada pencurian, tidak Penataan ruang wilayah di Riam
ada kepercayaan yang mengganggu dan Berawat’n belum ada sama sekali. Status
bebas dari penyakit berbahaya seperti lahan Riam Berawat’n adalah hutan
malaria. Riam Berawat’n juga sangat Negara (Cagar Alam Gunung Nyiut).
nyaman, udaranya sejuk, bebas bau yang mata pencaharian penduduk sekitar Riam
mengganggu, bebas dari lalu lintas yang Berawat’n sebagian besar adalah petani.
mengganggu dan bebas dari kebisingan Dengan tingkat pendidikan sebagian
Hasil penjumlahan keseluruhan untuk besar adalah lulus Sekolah Dasar.
kriteria aksesibilitas di Riam Berawat’n Penilaian kriteria kondisi lingkungan
yaitu 120 x 5= 600, maka dari hasil sosial ekonomi diperlukan karena sangat
tersebut menunjukkan bahwa kawasan penting dalam mendukung potensi pasar.
Riam Berawat’n memiliki aksesibilitas Penilaian kriteria kondisi lingkungan
dengan nilai (C) yang berarti buruk untuk sosial ekonomi dinilai dalam radius 5 km
dikembangkan sebagai objek wisata alam. dari batas kawasan intensive use atau
Aksesibilitas untuk menuju Riam jarak terdekat dengan obyek.
Berawat’n dapat ditempuh melalui jalan Penilaian kriteria akomodasi
darat dari Kabupaten Bengkayang menuju memperoleh nilai 0, dari nilai tersebut
lokasi Riam Berawat’n melewati jalan maka menunjukkan bahwa akomodasi di
Kecamatan Ledo → Kecamatan Sanggau Riam Berawat’n mendapatkan nilai (C)
Ledo → Simpang Sujah → Dusun yang berarti buruk untuk dikembangkan
Melayang Baru → Dusun Melayang Lama sebagai tempat objek wisata alam. Hasil
(Pangkok), jarak tempuh dari Kabupaten pengamatan di lapangan dan informasi
Bengkayang ± 73 Km atau ± 2 jam dari tokoh masyarakat dan masyarakat
perjalanan tanpa singgah. Aksesibilitas sekitar bahwa dikawasan Riam Berawat’n
merupakan faktor yang mempermudah belum terdapat penginapan yang
pengunjung untuk bepergian dari tempat disediakan untuk para pengunjung Riam
tinggal pengunjung ke lokasi tempat Berawat’n. Pada umumnya pengunjung
wisata yang akan dikunjunginya. Faktor yang datang dari luar daerah menginap
tersebut sangat penting dalam mendorong di rumah Kepala Desa Sahan atau Kepala
potensi pasar suatu tempat wisata. Dusun Melayang atau menginap di rumah

367
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :363 – 373

penduduk setempat.Berdasarkan tinjauan Berawat’n mendapatkan nilai (A) yang


di lapangan diperoleh bahwa akomodasi berarti baik untuk dikembangkan sebagai
di objek wisata Riam Berawat’nbelum objek wisata alam. Air bersih merupakan
ada. Meskipun akomodasi di Riam faktor yang harus tersedia dalam
Berawat’n dikategorikan buruk, namun pengembangan suatu tempat wisata baik
kondisi seperti ini yang biasanya dicari untuk pengelolaan maupun pelayanan.
oleh para wisatawan. Jika sudah ada Volume/ketercukupan air pada lokasi
penginapan dilokasi objek wisata malah Riam Berawat’n dinilai banyak. Jarak
akan menghilang kondisi alami dari sumber air terhadap lokasi sangat dekat
kawasan tersebut. (< 1 Km) dan sangat mudah untuk
Berdasarkan hasil pengamatan dialirkan. Untuk kelayakan konsumsi
langsung pada penilaian kriteria umumnya air Riam Berawat’n dapat
saranaprasarana penunjang memilikinilai dikonsumsi namun dibutuhkan perlakuan
keseluruhan sebesar 120 x 3 = 360. Hasil sederhana yaitu harus dimasak dahulu
tersebut menunjukkan bahwa sarana- dan selalu tersedia sepanjang tahun
prasarana penunjang di kawasan Riam meskipun saat kemarau. Unsur-unsur
Berawat’n memiliki nilai (A) yang berarti yang dinilai meliputi volume/
baik untuk dikembangkan menjadi objek ketercukupan air, jarak sumber air
wisata alam. Sarana prasarana yang terhadap objek, kemudahan air dialirkan
tersedia yaitu jaringan listrik dan ke objek, kelayakan konsumsi dan
angkutan umum. Peranan sarana dan kontinuitas.
prasarana penunjang adalah untuk Hasil penilaian keseluruhan terhadap
memudahkan pengunjung dalam kriteria-kriteria daya tarik wisata alam di
menikmati potensi dan daya tarik wisata Riam Berawat’n disajikan pada Tabel 4.
alam. Sarana prasarana penunjang
diperlukan untuk dapat membuat
wisatawan yang datang ke objek wisata
merasa nyaman.
Hasil pengamatan langsung pada
criteria penilaian ketersediaan air bersih
memperoleh nilaisebesar 145x6 = 870.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa
ketersediaan air bersih di kawasan Riam

368
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :363 – 373

Tabel 4. Hasil Setiap Penilaian Berdasarkan Standar Baku Klasifikasi Pengembangan


ODTWA PHKA 2003 (Results of Criteria Assessment Based on Development
Classification Standards ODTWA PHKA 2003)
Standar Baku
No Kriteria Penilaian Nilai /Skor Klasifikasi
Penilaian
1 Penilaian Daya Tarik Wisata 1075,86 Baik (A) ≥ 993 – 1.260
≥ 724 – 993
456 – 724
2 Penilaian Aksesibilitas 600 Buruk (C) ≥1000 – 1300
≥ 700 – 1000
400 – 700
3 Penilaian Kondisi Lingkungan 375 Buruk (C) ≥ 975 – 1300
Sosial Ekonomi ≥ 650 – 975
325 – 650
4 Penilaian Akomodasi 0 0 ≥ 140 – 180
≥ 100 – 140
60 – 100
5 Penilaian Sarana Prasarana 360 Baik (A) ≥ 220 – 300
Penunjang ≥ 140 – 220
60 – 140
6 Penilaian Ketersediaan Air Bersih 870 Baik (A) ≥ 730 – 900
≥ 560 – 730
390 – 560
Skor total Penilaian/ 6 3280,86 /6 (B) Cukup ≥ 676 – 873
= 546,81 potensial
dikembangkan
sebagai objek
wisata alam
≥ 629 – 526
281 – 479

Hasil perhitungan pada tabel diatas pilihan/variasi kegiatan wisata alam,


diketahui bahwa kawasan wisata alam terdapat sumber daya alam yang
Riam Berawat’n mendapat nilai baik (B), menonjol seperti batuan, flora, fauna dan
yang berarti cukup potensial untuk air, kebersihan udara dan lokasi,
dikembangkan sebagai salah suatu objek kenyamanan serta keamanan. Daya tarik
daerah tujuan wisata dengan skor total Riam Berawat’n adalah keunikan berupa
penilaian sebesar 546,81. Berdasarkan riam yang tinggi, tebing-tebing yang
hasil penelitian Riam Berawat’n tinggi, tumbuhan lumut di bebatuan,
memiliki potensi daya tarik kawasan yang terdapat kolam atau lubuk dibawah riam
baik (A) untuk dikembangkan sebagai serta habitat tanaman anggrek. Riam ini
tempat tujuan wisata alam. Kondisi mempunyai tinggi 98 m yang terletak di
kawasannya memiliki keunikan, aliran Sungai Umbo.
kepekaan sumberdaya alam, mempunyai

369
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :363 – 373

Daya tarik suatu lokasi kawasan ke Riam Berawat’n akan semakin


wisata merupakan alasan yang utama para bertambah. Menurut Soekadijo (2000),
pengunjung untuk mengunjungi ke lokasi bahwa aksesibilitas merupakan syarat
wisata dalam rangka melakukan kegiatan penting untuk objek wisata. Tanpa
wisata. Sudarto (1999), menyatakan dihubungan dengan jaringan transfortasi
unsur–unsur paling penting yang menjadi tidak mungkin suatu objek mendapatkan
daya tarik sebuah daerah tujuan wisata/ kunjungan wisatawan.
ekowisata adalah kondisi alamnya, Berdasarkan hasil pengamatan
kondisi flora dan fauna yang unik, langka langsung terhadap kriteria penilaian
dan endemik, kondisi fenomena alamnya, kondisi lingkungan sosial ekonomi di
kondisi adat dan budayanya. Lokasi lokasi Riam Berawat’n memperoleh nilai
Riam Berawat’n dapat dikembangkan sebesar 75 x 5 = 375. Hasil tersebut
sebagai ODTWA, karena memiliki daya menunjukkan bahwa kondisi lingkungan
tarik keunikan berupa Riam yang tinggi, sosial ekonomi di kawasan Riam
tebing-tebing yang tinggi, mempunyai Berawat’n memiliki nilai (C) yang berarti
kenyaman serta variasi kegiatan wisata. buruk untuk dikembangkan menjadi
Hasil penjumlahan keseluruhan objek wisata alam.Hasil penilaian
untuk kriteria aksesibilitas di Riam menunjukkan bahwa kondisi lingkungan
Berawat’n yaitu 120x5= 600, dari hasil sosial ekonomi di sekitar Riam Berawat’n
tersebut menunjukkan bahwa kawasan buruk. Penataan ruang wilayah di Riam
Riam Berawat’n memiliki aksesibilitas Berawat’n belum ada sama sekali. Status
dengan nilai (C) yang berarti buruk untuk lahan Riam Berawat’n adalah hutan
dikembangkan sebagai objek wisata Negara (Cagar Alam Gunung Nyiut).
alam. Aksesibilitas untuk menuju Riam mata pencaharian penduduk sekitar Riam
Berawat’n dapat ditempuh melalui jalan Berawat’n sebagaian besar adalah petani.
darat dari Kabupaten Bengkayang Dengan tingkat pendidikan sebagian besar
menuju lokasi riam Berawat’n melewati adalah lulus Sekolah Dasar.
jalan Kecamatan Ledo → Kecamatan Penilaian kriteria kondisi lingkungan
Sanggau Ledo → Simpang Sujah → sosial ekonomi diperlukan karena sangat
Dusun Melayang Baru → Dusun penting dalam mendukung potensi pasar.
Melayang Lama (Pangkok), jarak tempuh Kegiatan pariwisata selain menghasilkan
dari Kabupaten Bengkayang ±73 Km pemasukan bagi Pemerintah Daerah
atau ±2 jam perjalanan tanpa singgah. setempat, namun efeknya secara luas juga
Melihat perkembangan jumlah kunjungan dapat meningkatkan kesejahteraan
wisatawan di Riam Berawat’n yang ekonomi masyarakat. Masyarakat di
semakin meningkat, maka perlu sekitar objek wisata dapat menjalankan
dilakukan usaha perbaikan dan pelebaran usaha dengan cara berdagang, menjual
jalan agar dapat dilewati bus besar. hasil panennya, dan menyediakan jasa
Selain itu kualitas jalan juga harus baik, bagi wisatawan yang datang. Masyarakat
jalan-jalan yang kondisinya rusak harus akan sangat senang apabila objek wisata
segera diperbaiki. Jika kondisi jalannya Riam Berawat’n banyak dikunjungi
sudah bagus maka kunjungan wisatawan wisatawan, karena secara otomatis

370
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :363 – 373

kesejahteraan masyarakat ikut meningkat. seperti kantor pos, jaringan air minum,
Untuk itu perlu dilakukan program jaringan telepon, rumah makan, bank,
pemberdayaan ekonomi lokal, misalnya pasar, dan toko souvenir sehingga perlu
dengan diadakan pelatihan bagi disediakan oleh Pemerintah setempat.
masyarakat tentang pengolahan makanan Peranan sarana dan prasarana penunjang
atau membuat kerajinan tangan. Dengan adalah untuk memudahkan pengunjung
demikian dapat membuka lapangan kerja dalam menikmati potensi dan daya tarik
baru dan mengurangi jumlah wisata alam. Sarana merupakan salah satu
pengangguran. faktor penunjang yang memudahkan
Akomodasi di kawasan Riam pengunjung dalam menikmati objek
Berawat’n mendapatkan nilai (C) yang wisata secara langsung.
berarti buruk untuk dikembangkan Air bersih merupakan faktor yang
sebagai tempat objek wisata. Akomodasi harus tersedia dalam pengembangan
merupakan salah satu faktor yang suatu tempat wisata baik untuk
diperlukan dalam kegiatan wisata pengelolaan maupun pelayanan. Volume
khususnya pengunjung yang cukup jauh. (ketercukupan) air pada lokasi Riam
Unsur-unsur yang dinilai adalah jumlah Berawat’n dinilai banyak. Jarak sumber
penginapan dan jumlah kamar (radius 15 air terhadap lokasi sangat dekat (< 1 Km)
km dari objek). Hasil pengamatan di dan sangat mudah untuk dialirkan. Untuk
lapangan dan informasi dari tokoh kelayakan konsumsi umumnya air Riam
masyarakat dan masyarakat sekitar bahwa Berawat’n dapat dikonsumsi namun
dikawasan Riam Berawat’n belum ada dibutuhkan perlakuan sederhana yaitu
penginapan yang disediakan untuk para harus dimasak dahulu dan selalu tersedia
pengunjung Riam Berawat’n. biasanya sepanjang tahun meskipun saat kemarau.
pengunjung yang datang dari luar daerah Menurut Shayadat (2006), agar
menginap di rumah Kepala Desa Sahan objek daya tarik wisata dapat
atau Kepala Dusun Melayang atau dikembangkan sebagai ODTWA
menginap di rumah penduduk setempat. diperlukan berbagai upaya seperti
Hasil pengamatan langsung pada promosi dan pemasaran guna menarik
penilaian kriteria saranaprasarana potensi pasar, meningkatkan pengelolaan
penunjang memiliki nilai sebesar 120 x 3 dan pelayanan sesuai standar pelayanan,
= 360. Hasil tersebut menunjukkan melakukan pemenuhan terhadap standar
bahwa sarana prasarana penunjang di akomodasi yang diperlukan dan
kawasan Riam Berawat’n memiliki nilai meningkatkan diversifikasi atraksi wisata.
(A) yang berarti baik untuk Menurut Cooperet al(1998), beberapa
dikembangkan menjadi objek wisata komponen objek wisata yaitu atraksi
alam. Sarana prasarana penunjang yang wisata baik berupa alam, buatan (hasil
terdapat di lokasi Riam Berawat’n adalah karya manusia), atau peristiwa
jaringan listrik dan angkutan umum. (kegiatan) yang merupakan alasan utama
Meskipun nilai sarana prasarana kunjungan. Fasilitas-fasilitas dan
penunjang mendapatkan nilai baik (A), pelayanan dibutuhkan oleh wisatawan di
namun masih banyak yang belum tersedia daerah tujuan wisata. Akomodasi,

371
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :363 – 373

makanan dan minuman tidak hanya yang tinggi. Variasi kegiatan wisata
tersedia dalam bentuk fisik tapi juga alam yang dapat dikembangkan
harus dapat menciptakan perasaan hangat antara lain menikmati keindahan,
dan memberikan kenangan pada memancing, tracking, berkemah,
lingkungan dan makanan setempat. pendidikan / penelitian, sedangkan
Aksesibilitas (jalan dan transportasi) untuk kegiatan hiking bisa
merupakan salah satu faktor kesuksesan dipromosikan sebagai daya tarik
daerah tujuan wisata. Faktor-faktor wisata di Riam Berawat’n. Berarti
pendukung seperti kegiatan pemasaran, kawasan Riam Berawat’n memiliki
pengembangan, dankoordinasi juga potensi daya tarik wisata yang bisa
diperlukan. dikembangkan sebagai tempat wisata
alam, namun masih banyak yang harus
PENUTUP dibenahi seperti aksesibilitas di
Kesimpulan perbaiki dan dipermudah, akomodasi
1. Nilai skor total yang diperoleh dari seperti penginapan harus tersedia,
hasil perhitungan seluruh kriteria sarana prasarana penunjang harus di
penilaian yaitu penilaian daya tarik bangun didekat lokasi, namun harus
wisata, aksesibilitas, kondisi tetap memperhatikan aturan yang
lingkungan sosial ekonomi, akomodasi, berlaku.
sarana prasarana penunjang dan Saran
ketersediaan air bersih diperoleh nilai 1. Sangat diperlukan adanya inisiatif dari
sebesar 546,81, sehingga Pemerintah Daerah untuk mengelola,
menunjukkan bahwa kawasan daya mengembangkan, dan melestarikan
tarik Riam Berawat’n masuk dalam kawasan Riam Berawat’n menjadi
kategori (B) yang berarti cukup salah satu kawasan objek wisata.
potensial untuk dikembangkan sebagai 2. Diharapkan masyarakat setempat tetap
tempat tujuan wisata alam di menjaga kelestarian hutan dilokasi
Kabupaten Bengkayang. Riam Berawat’n serta tetap
2. Hasil penilaian dari daya tarik wisata mempertahankan potensi-potensi
Riam Berawat’n masuk dalam wisata yang terdapat di daerah tersebut
kategori baik (A), aksesibilitas masuk khususnya Riam Berawat’n.
kategori buruk (C), sarana prasarana
penunjang masuk dalam kategori baik DAFTAR PUSTAKA
(A), ketersediaan air bersih masuk
Aleksander. 2010. Studi Potensi Daya
dalam kategori baik (A), kondisi sosial Tarik Areal Untuk Wisata Alam
ekonomi masuk dalam kategori buruk Dalam Kawasan Hutan Lindung
(C), sedangkan akomodasi masuk Lubuk Lintang Kecamatan Sepauk
dalam kategori buruk (C). Kabupaten Sintang Kalimantan
3. Daya tarik wisata Riam Berawat’n Barat.Skripsi. Fakultas Kehutanan
yang berpotensi untuk dikembangkan Jurusan Manajemen Hutan.
Universitas Tanjungpura Pontianak.
adalah keunikan sumber daya alam
yaitu Riam Berawat’n, tebing-tebing

372
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :363 – 373

Cooper, C., J, Fletcher. D., Gilbert, S., Nurdianti, A.2013. Potensi Pengembangan
Wanhill., R. Shepherd., 1998. Editor. Wisata Alam Di Habitat Maleo
Tourism: Priciples and Practic.Ed ke- (Macrocephalon maleo) Taman
2. Pearson Education Limited. Nasional Lore Lindu Bidang
England. Pengelolaan Wilayah (BPW) I Saluki
Departemen Kehutanan. 1987. Wisata Kec. Gumbasa Kab. Sigi.Warta
Dalam Beberapa Aspek. Dinas Rimba. I (1) :1-8
Kehutanan Provinsi Kalimantan Sartono, D . 2000. Suatu Tinjauan Aturan
Barat. Pontianak. Dasar Pengembangan Objek dan
Direktorat Jendral Pariwisata. 1990. Daya Tarik Wisata Alam. Dalam
Manual Objek dan Daya Tarik Makalah Loka Karya Pengembangan
Wisata Alam. Bogor. Eco-Tourism di Taman Nasional
Cisarua. Jawa Barat.
Joniarto. 2013. Daya Tarik Wisata Air
Terjun Gunung Serindung Di Soekadijo, R. G. 2000. Anatomi
Kecamatan Salatiga Kabupaten Pariwisata: Memahami Pariwisata
Sambas. Skripsi. Fakultas Kehutanan sebagai ”Systemic Linkage”. PT
Universitas Tanjungpura Pontianak. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Pontianak. Sudarto, G. 1999. Ekowisata: Wahana
Kodhyat, H. 1996. Sejarah Pariwisata dan Pelestarian Alam, Pengembangan
Perkembangannya di Indonesia. Ekonomi Berkelanjutan, dan
PT.Gramedia Widiasarana Indonesia. Pemberdayaan Masyarakat. Yayasan
Jakarta. KalpataruBahari. Bekasi.
Latupapua, YTh. 2011. Persepsi Syahadat E. 2006. Faktor-Faktor yang
Masyarakat Terhadap Potensi Objek Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan
Daya Tarik Wisata Pantai Di di Taman Nasional Gunung Gede
Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Pangrango (TNGP). Jurnal Penelitian
Maluku Tenggara. Agroforestri. VI dan Sosial Ekonomi Kehutanan 3(1):
(2) : 81:93-102 1–16.

373

Anda mungkin juga menyukai