Anda di halaman 1dari 5

Metabolisme Protein

Protein adalah salah satu makromolekul yang terdapat di jaringan


tubuh intensitial dan cairan darah. Sumber protein dibagi menjadi dua yakni
sumber protein nabati seperti kacang-kacangan dan sumber protein hewani
seperti daging ikan, telur, daging sapi dan sebagainya. Asam amino tidak
dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebihan atau terjadi
kekurangan sumber energy lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan
menggunakan asam amino sebagai sumber energy. Apabila suatu protein
kelebihan kadarnya di dalam tubuh, akan terjadi 2 tahapan yaitu protein yang
mengandung unsur Nitrogen dan protein yang tidak mengandung unsur
Nitrogen. Protein yang mengandung Nitrogen contohnya NH3 dan NH4OH
yang akan disintesis melalui hati dan menghasilkan urea. Lalu, dibawa oleh
garam menuju ginjal dan dikeluarkan dalam bentuk urin. Sedangkan,
protein yang tidak mengandung unsur Nitrogen yang nantinya akan disintesis
menjadi bahan baku karbohidrat dan lemak lalu dioksidasi kembali agar
menjadi energy yang diperlukan oleh tubuh.

1. Siklus Asam Sitrat (Siklus Krebs)

Makanan yang mengandung protein akan melewati system pencernaan


yang akan merubah senyawa protein menjadi senyawa yang lebih sederhana
yaitu asam amino. Proses ini dinamakan dengan katabolisme protein. Ada
sekitar 20 jenis asam amino yang nantinya akan diolah menjadi ATP di siklus
krebs. Namun, sebelum mencapai siklus krebs terdapat beberapa jenis asam
amino yang harus dirubah terlebih dahulu menjadi Asetil KoA. Ada beberapa
yang langsung menjadi Asetil KoA da nada juga beberapa jenis yang dirubah
terlebih dahulu menjadi piruvat dan membebaskan karbondioksida sebelum
akhirnya menjadi Asetil KoA. Selain itu, ada juga beberapa jenis asam amino
yang dirubah menjadi asetoasetat sebelum menjadi Asetil KoA.
Setelah asetil KoA terbentuk dibantu oleh oksaloasetat dari siklus
krebs yang sudah berlangsung sebelumnya, Asetil KoA membentuk Sitrat
yang menjadi starting point ( titik awal ) dari siklus krebs. Sitrat berubah
menjadi iso-sitrat dan selanjutnya menjadi alpha-ketogultarat. Pada alpha-
ketogultarat, terdapat beberapa jenis asam amino yang bisa langsung masuk
ke tahap ini. Namun, asam amino tersebut seperti arginine harus dirubah
terlebih dahulu menjadi Glutamat barulah dapat masuk ke tahap alpha-
ketogultarat. Selanjutnya akan membentuk suksinil KoA. Pada tahap ini juga
beberapa jenis asam amino dapat langsung masuk tanpa menjadi Asetil KoA.
Seperti Metionin. Selanjutnya, akan terbentuk suksina dan fumarat. Pada titik
fumarat, juga ada beberapa asam amino yang dapat bergabung langsung.
Fumarat akan menjadi malat dan menjadi oksaloasetat yang akan terus
berputar ke tahap awal lagi siklus krebs.

Sistem
Pencernaan

Protein
Piruvat

Asam Amino

CO2 Asetil KoA

Asetoasetat
Di dalam tubuh asam amino akan mengalami proses transaminasi yang akan
membentuk Nitrat. Apabila kadar Nitrat di dalam tubuh terlampau tinggi, akan
berbahaya karena Nitrat mengandung senyawa toksik. Oleh karena itu, Nitrat diubah
menjadi senyawa tidak berbahaya yaitu urea yang melalui Transiminasi dan
Deaminase pada siklus urea. Siklus urea adalah proses lanjutan dari ammoniak.
Ammoniak ditambah HCO3− dan akan berubah menjadi Carbomoyl Phospat yang
nantinya akan menjadi Citrulin. Setelah citrulin terbentuk yang tadinya berada di
Mitokondria akan keluar menuju sitosol yang akan membentuk Argininosuccinate
yang nantinya terpecah menjadi Arginin dan Fumarat. Fumarat akan masuk kdalam
siklus krebs. Sedangkan arginine akan terpecah kembali menjadi urea dan ornitin.
Ornitin akan kembali pada siklusnya dan urea merupakan produk akhir dari siklus
urea.
a. Transaminasi
Katabolisme asam amino terjadi melalui reaksi transaminasi yang
melibatkan pemindahan gugus amino secara enzimatik dari satu asam amino ke asam
amino lainnya. Enzim yang terlibat dalam reaksi ini adalah transaminase atau amino
transaminase. Enzim ini spesifik bagi ketoglutarat sebagai penerima gugus amino
namun tidak spesifik bagi asam amino sebagai pemberi gugus amino.
Transaminase mempunyai gugus prostetik, piridoksal fosfat, pada sisi aktifnya
yang berfungsi sebagai senyawa antara pembawa gugus amino menuju ketoglutarat.
Molekul ini mengalami perubahan dapat balik di antara bentuk aldehidanya
(piridoksal fosfat), yang dapat menerima gugus amino, dan bentuk teraminasinya
(piridoksamin fosfat). Ada sekitar 12 asam amino protein yang mengalami reaksi
transaminasi dalam proses degradasinya. Beberapa asam amino lain mengalami
proses deaminasi dan dekarboksilasi.

b. Deaminase
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat.
Dalam beberpa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses
deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamate dehidrogenase sebagai katalis. .
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+.
Selain NADH+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai
akseptor electron. Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses
transaminasi, maka glutamat dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam
metabolisme asam amino. Di samping melalui metabolisme gugus amino, asam
amino dapat mengalami reaksi-reaksi yang mengakibatkan berubahnya rantai karbon.
(Rozi & dkk., 2016).
Daftar Pusataka

Rozi, M. F., & dkk. (2016). Makalah Biokimia " Metabolisme Protein ". Indramayu .

Anda mungkin juga menyukai