Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 9 :

Annisa : 06101281722025

Fania wahyu Utami : 06101281722024

Putri Ira Siburian : 06101281722026


Katabolisme Asam
Amino

 Katabolisme merupakan fase
metabolisme yang menyebabkan
molekul organik nutrien seperti
karbohidrat, lipid, dan protein
yang datang dari lingkungan
atau dari cadangan makanan sel
itu sendiri terurai didalam reaksi
bertahap menjadi produk akhir
yang lebih kecil dan sederhana
seperti asam laktat, CO2 dan
amonia.
Tahapan Katabolisme

 Tahapan pertama yakni dengan penguraian molekul organik
seperti karbohidrat, lipid, dan protein menjadi lebih sederhana.
 Pada tahap katabolisme kedua, berbagai produk didalam tahap
I dikumpulkan dan diubah menjadi molekul yang lebih
sederhana lagi. Heksosa, pentosa, dan gliserol pada tahap I
diuraikan menjadi satu jenis unit 2-karbon. Yaitu gugus asetil
dan asetil koenzim A.
 Pada tahap III, gugus asetil-KoA diberikan kedalam siklus
sitrat, yaitu lintas akhir yang bersifat umum yang dilalui oleh
nutrien, menghasilkan karbondioksida. Air dan amonia adalah
contoh produk akhir katabolisme.
Pemindahan Gugus α-Amino Dikatalisis oleh
Transminase
 Transminasi atau aminotransfarase adalah pembebasan gugus α-
amino dari kebanyakkan asam L-amino dan dikatalisa oleh enzim.
 Kebanyakkan transminase bersifat spesifik bagi α-ketoglutarat
sebagai molekul penerima gugus amino didalam reaksi ini. Namun
enzim tersebut tidak terlalu spesifik bagi substratnya yang lain,
yaitu asam L-amino yang memberikan gugus aminonya. Berikut
beberapa bentuk transminase :
Gugus α-amino dari ke-20 asam amino yang biasa dijumpai pada
protein pada akhirnya dipindahkan pada tahap tertenu dalam degradasi
oksidatif molekul tersebut. Asam amino dikatalisa oleh enzim yang disebut
dengan transminasi. Pada eaksi ini biasanya dikenal dengan transminase, gugus
α-amino dipindahkan secara enzimatik ke atom karbon α pada α-ketoglutarat,
sehingga dihasilkan asam α-keto. Reaksi ini juga menyebabkan aminase α-
ketoglutarat membentuk glutamat.
 Kerangka karbon asam amino diuraikan oleh 20 lintas
yang berbeda.

Terdapat 20 jenis asam amino baku dalam protein,
semuanya memiliki kerangka karbon yang berbeda-beda.
Sehubungan dengan itu terdapat 20 lintas katabolik yang
berbeda untuk penguraiannya.

Kerangka karbon dari 10 asam amino pada akhirnya


diuraikan menjadi asetil – KoA. Lima asam amino diubah
menjadi α-ketoglutarat, tiga asam amino diubah menjadi
oksaloasetat dan dua asam amino menghasilkan fumarat.
 Sepuluh Asam Amino Menghasilkan Asetil-KoA Selama
Penguraiannya

Kerangka karbon dari 10 asam amino menghasilkan asetil-
KoA, yang langsung memasuki siklus asam sitrat. Lima dari
sepuluh asam amino diuraikan menjadi asetil-KoA melalui
piruvat. Lima asam amino sisanya diubah menjadi asetoasetil-
KoA, yang lalu diuraikan untuk membentuk asetil-KoA.
Kelima asam amino yang masuk melalu piruvat adalah
alanin, sistein, glisin, serin, dan treonin. Alanin langsung
menghasilkan piruvat melalui transminasi dengan α-ketoglutarat.
Ke-4 karbon asam amino treonin diuraikan menjadi 2-karbon
glisin.
Garis besar lintas dari
Garis besar lintas dari
treonin, glisin, serin, sistein, dan lisin, triptofan, fenilalanin, tirosin,

alanin menjadi asetil-KoA melalui dan leusin menjadi asetil-KoA


piruvat. melalui asetoasetil-KoA
 Lima asam amino diubah
menjadi α-ketoglutarat

Kerangka karbon dari


lima asam amino yaitu,
arginin, histidin, asam
glutamat, glutamin, dan
prolin. Memasuki siklus asam
sitrat melalui α-ketoglutarat.
 Tiga Asam Amino diubah
Menjadi Suksinil-KoA
Kerangka karbon metionin,
isoleusin, dan valin, lambat laun
terdegredasi oleh lintas yang
menghasilkan suksinil-KoA,
senyawa anata siklus asam sitrat.
Ketiga asam α-keto yang
diturunkan oleh deaminasi valin,
leusin, dan isoleusin melalui proses
dekarboksilasi oksidatif oleh
komplek enzim yang sama yaitu
sistem asam α-keto dehidrogenase.
Energi Katabolisme
Asam Amino

 Beberapa Asam Amino dapat diubah menjadi glukosa, dan
beberapa lainnya menjadi senyawa keton

Asam amino yang dapat diubah menjadi piruvat, α-ketoglutarat,


suksinat, dan oksaloasetat, dapat diubah menjadi glukosa dan glikogen
oleh lintas metabolisme. Golongan ini disebut asam amino glukogenik.

Pembagian diantara asam amino katogenik dan glukogenik tidak


sedemikian tajam, karena ada dua asam amino (fenilalanin dan tirosin)
yang bersifat katogenik dan glukogenik. Beberapa asam amino yang
dapat diubah menjadi piruvat, juga berpotensi membentuk asetoasetat,
melalui asetil-KoA, terutama pada pendertita diabetes militus.
 Glutamin Mengangkut Amonia
dari Berbagai Jaringan Periferi
Menuju ke Hati

Cara pengangkutan amonia


dari jaringan periferi menuju ke hati
atau ginjal didalam kebanyakan makhuk
hidup adalah dengan megubahnya
menjadi senyawa tidakk beracun,
sebelum membawanya melalui aliran
darah. Pada jaringan termasuk otak,
amonia bersenyawa dengan glutamat
secara enzimatik, menghasilkan
glutamin melalui aktifitas glutamin
sintetase.
 Alanin Membawa Amonia dari Otot ke Hati

Alanin mengangkut amonia


menuju ke hati, dalam bentuk tidak
beracun. Otot, seperti jaringan lain,
menghasilkan amonia selama proses
penguraian asam amino. Amonia juga
dibentuk dari deaminasi adenilat
(AMP).

Amonia yang dibentuk dari kedua sumber ini diangkut dari otot menuju ke hati

oleh asam amino alanin, melalui kerja siklus glukosa-alanin.

Glutamat + Piruvat α-ketoglutarat + alanin

Organisme dapat memecahkan dua masalah dalam satu siklus, organisme ini

menggabungkan amonia dengan piruvat untuk membentuk alanin , suatu asam amino

netral, tidak beracun, yang dibawa melalui darah menuju ke hati untuk selanjutnya diolah.
 Pengeluaran Nitrogen Amino
Merupakan Problema Biokimiawi
Lainnya

Kelebihan amino dalam tubuh


pada akhirnya akan dikeluarkan dengan
menggunakan tiga bentuk utama, sebagai
amonia, sebagai urea, atau sebagai asam urat.
Kebanyakan spesies akuatik,
seperti golongan teleos atau ikan bertulang,
mengeluarkan nitrogen amino sebagai
amonia. Dan karenanya dinamakan hewan
ammonotelik ; kebanyakan hewan terestrial
(darat) mengeluarkan nitrogen amino dalam
bentuk urea, dan disebut ureotelik. Dan
berbagi burung, kadal, ular mengeluarkan
nitrogen amino dalam bentuk asam urat atau
disebut urikotelik.
Siklus Urea
 Krebs menyimpulkan bahwa suatu
proses siklik terjadi, dengan ornitin memegang
peranan serupa dengan oksaloasetat didalam
siklus asam sitrat. Molekul ornitin bergabung
dengan satu molekul NH3 dan CO2 membentuk
sitrulin. Molekul kedua amonia ditambahkan ke
sitrulin, membentuk arginin, yang lalu
terhidrolisis menghasilkan urea, dengan
 Siklus urea pertama kali ditemukan
pembentukkan kembali molekul ornitin. Semua
oleh Hans Krebs dan Kurt Henseleit
organisme yang dapat melakukan biosintesis
pada 1932. Didalam penelitianya arginin dapat mengkatalisis reaksi-reaksi ini
mengemukakkan bahwa sampai ke titik arginin yang dilengkapi oleh
pembentukan urea dari amonia sejumlah besar enzim arginase.
Tahapan Siklus Urea

 Siklus Urea muncul dalam bentuk amonia bebas, oleh deaminasi oksidatif

glutamat didalam mitokondria sel hati. Reaksi ini dikatalisi oleh glutamat

dehidrogenase yang memerlukan NAD+ :

Glutamat- + NAD+ H2O α-ketoglutarat2- + NH4 + NADH + H+

 Amonia bebas yang terbentuk segera dipergunakan, bersama-sama dengan

karbondioksida yang dihasilkan didalam mitokondria oleh respirasi, untuk

membentuk karbomil fosfat didalam matriks, pada suatu reaksi yang

bergantung kepada ATP, yang dikatalisis oleh enzim karbomil fosfat sintetase I.

Angka romawi ini menunjukkan bentuk mitokondria enzim ini untuk

membedakannya dari bentuk sitosolnya (II).


 Fungsi bentuk sitosol ini berbeda, bentuk ini diperlukkan
didalam biosintesis nukleotida. Reaksi didalam mitokondria
yakni : 
 HCO3- + NH4+ + 2ATP4- H2N C O PO32- + 2ADP3 + Pi- + H+
O

Karbomil fosfat sintetase I merupakan enzim pengatur,


enzim ini memerlukan N-asetil-glutamat sebagai modulator
positif atau perangsangnya. Karbomil fosfat merupakan senyawa
berenergi tinggi, molekul ini dapat dipandang sebagai suatu
pemberi gugus karbomil yang telah diaktifkan. Gugus fosfat ATP
dipergunakan untuk membentuk satu molekul karbomil fosfat.
 Pada tahap selanjutnya dari siklus urea, karbomil fosfat memberikan gugus
karbomilnya kepada ornitin untuk membentuk sitrulin dan membebaskan
fosfatnya, dalam suatu resaksi yang dikatalisis oleh ornitin


transkarbamoilase, yakni enzim mitokondria yang memerlukan Mg2+ :

Karbomil fosfat + Ornitin Sitrulin + Pi- + H+

 Sitrulin yang terbentuk kemudian meninggalkan mitokondria dan menuju


kedalam sitosol sel hati.
 Gugus amino yang kedua sekarang datang dalam bentuk L-aspartat, yang
sebaliknya diberikan L-glutamat oleh kerja aspartat transaminase.

Oksaloasetat + L-glutamat L-aspartat + α-ketoglutarat


 L-glutamat tentunya menerima gugus amino dari kebanyakkan asam
amino umum lainnya oleh transminasi menjadi α-ketoglutarat.
Pemindahan gugus amino kedua ke sitrulin terjadi dengan reaksi
pemadatan diantara gugus amino aspartat dan karbon karbonil sitrulin


dengan adanya ATP, untuk membentuk argininosuksinat. Reaksi ini
dikatalisa oleh argininosuksinat sintetase sitosol hati, suatu enzim yang
tergantung kepada Mg2+.

Sitrulin + aspartat + ATP argininosuksinat + AMP + Ppi + H+

Pada tahap selanjutnya argininosuksinat segera terurai oleh


argininosuksinat liase untuk membentuk argini dan fumarat bebas.

Argininosuksinat arginin + fumarat


 Fumarat yang terbentuk, kembali menuju kumpulan
senyawa antara siklus asam sitrat. Pada reaksi terakhir


dari siklus urea, enzim arginase hati menguraikan
arginin, untuk menghsilkan urea dan ornitin.

 Arginin + H2O Ornitin + Urea

 Oleh karena itu, ornitin diregenerasi dan dapat masuk ke


mitokondria kembali, untuk memulai putaran selanjutnya
dari siklus urea.

Anda mungkin juga menyukai