Anda di halaman 1dari 3

Telaah Jurnal

A. Latar Belakang
Kesehatan bayi pada kelanjutan perkembangan dan pertumbuhannya sangat
ditentukan oleh kesehatan bayi itu sendiri saat lahir dan hari-hari pertama kehidupan
diluar rahim. Periode neonatus meliputi waktu dari sejak lahir sampai usia 28 hari,
merupakan waktu penyesuaian dari kehidupan intra uteri menuju kehidupan ekstra uteri.
Masa transisi dari fetus ke kehidupan neonatal merupakan periode yang sangat kritis.
Bayi akan mengalami berbagai perubahan fisiologis untuk beradaptasi dengan
lingkungan luar rahim. Salah satu proses adaptasi fisiologis yang harus dilakukan bayi
dan diidentifikasi oleh perawat selama periode transisi ini adalah adaptasi system
gastrointestinal. Ketidakmampuan bayi beradaptasi dengan kehidupan ekstra uteri
mempegaruhi kondisi kesehatannya dan bahkan dapat berakibat fatal. Feeding yang
segera setelah kelahiran sangat penting dalam hubungannya untuk mendukung proses
adaptasi kehidupan ekstra uteri sistem gastrointestinal bayi baru lahir (BBL) karena
bermanfaat untuk merangsang peristaltik usus sehingga isi usus dapat segera dikeluarkan.

B. Tujuan
Mengetahui hubungan antara feeding setelah kelahiran dengan penurunan level bilirubin
setelah kelahiran

C. Pembahasan
Bayi baru lahir harus memulai untuk memasukkan, mencerna dan mengabsorbsi
makanan setelah lahir, sebagaimana plasenta telah melakukan fungsi ini. Saat lahir
kapasitas lambung BBL sekitar 6 ml/kgBB, atau rata-rata 50-60 cc, tetapi segera
bertambah sampai 90 ml selama beberapa hari pertama kehidupan. BBL mempunyai usus
yang lebih panjang dalam ukurannya terhadap besar bayi dan jika dibandingkan dengan
orang dewasa, keadaan ini menyebabkan area permukaan untuk absorbsi lebih luas. Saat
lahir saluran cerna steril, Sekali bayi terpapar dengan lingkungan luar dan cairan mulai
masuk, bakteri masuk ke saluran cerna.
Feses pertama yang dieksresi oleh bayi disebut mekonium, berwarna gelap, hitam
kehijauan, kental, konsistensinya seperti aspal, lembut, tidak berbau, dan lengket. Feses
mekonium pertama biasanya keluar dalam 24 jam pertama setelah lahir. Jika tidak keluar
dalam 36-48 jam, bayi harus diperiksa patensi anus, bising usus dan distensi abdomen
dan dicurigai kemungkinan obstruksi. Tipe kedua feses yang dikeluarkan oleh bayi
disebut feses transisional, bewarna coklat kehijauan dan konsistensinya lebih lepas dari
pada feses mekonium. Feses ini merupakan kombinasi dari mekonium dan feses susu.
Feeding (pemberian makanan) pertama jika memungkinkan diberikan saat
melakukan pengkajian pada BBL. Pemberian feeding sangat penting dilakukan agar bayi
dapat beradaptasi dengan lingkungan ekstra uteri terutama pada sistem pencernaan.
Keterlambatan feeding menyebabkan stasis usus sehingga isi usus yang mengandung
mekonium lama dikeluarkan. Mekonium merupakan penyimpan bilirubin dalam jumlah
yang sangat besar dan ini dapat diabsrobsi kembali ke dalam sirkulasi jika tertunda
dieliminasi. Kegagalan dalam membersihkan mekonium dengan cepat mempertinggi
reabsrobsi usus dan meningkatkan bilirubin serum.

D. Kesimpulan
 sesegera mungkin dilakukan feeding sesaat setelah kelahiran untuk membantu bayi
beradaptasi dengan lingkungan ektra uteri terutama pada sistem pencernaan.
 Dilakukan jika bayi lahir normal dan dipastikan tidak ada cairan mekonium yang
tertelan.
 Keterlambatan melakukan feeding pada bayi mengakibatkan nilai bilirubin akan
meningkat.
TUGAS MATA KULIAH DIGESTIVE
TELAAH JURNAL
ADAPTASI SISTEM GASTROINTESTINAL BAYI BARU LAHIR DAN
FEEDING SETELAH KELAHIRAN

Oleh :
M. NAUVAL FIRDAUS
NIM 160411039

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG
TAHUN 2017

Anda mungkin juga menyukai