Anda di halaman 1dari 13

KESEPAKATAN PERUBAHAN

PESERTA DIKLAT PIM TINGKAT III

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG TAHUN 2016

01. IDENTITAS PROYEK


Judul
Deskripsi Sesuai dengan peraturan bupati Subang nomor14G.39 Tahun
2008 tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Bidang penunjang
medik yaitu :

Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan pengelolaan dan penyediaan sumber
daya bagi penunjang medik

Fungsi :
Untuk menyelenggarakan Tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada pasal aya 1 dalam pasal ini bidang penunjang medik
mempunyai Fungsi :
1. Penyusunan program kerja penunjang medik
2. Penyusunan rencana kebutuhan anggaran sumber daya
penunjang medik
3. Pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka
pengelolaan penunjang medik
4. Penyusunan dan pengelolaan tatalaksana (protap)
penyelenggaraan penunjang medik
5. Penyusunan dan pengelolaan tata laksana (protap)
pengadaan dan distribusi sumber daya penunjang medik
6. Pengelolaan standar kinerja staf
7. Pengelolaan sarana dan peralatan penunjang medik
8. Pelaksanaan, pengawasan dan pengevaluasian
pelaksanaan kegiatan penunjang medik
9. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam
rangka pelaksanaan tugas
10. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan di bidang
penunjang medik
Sponsor Dr. H. ARIYA NATA SUSANDA, SH, MH.Kes
Project Leader JUJU JUARNA, S.Kep, M.MKes
Sumber Daya SUMBER DAYA KUNCI
Tim
1. Plt. Direktur RSUD Kelas B Kabupaten Subang
(Mentor)
Dr. H.ARIYA NATA SUSANDA, SH, MH.Kes
Deskripsi :
Sebagai pimpinan tertinggi satker yang memberikan
dukungan dan selaku sponsor yang akan memberikan
dukungan penuh bagi kelancaran kegiatan perubahan yang
akan dilaksanakan.
2. Wakil Direktur Pelayanan
Dr. H.ARIYA NATA SUSANDA, SH, MH.Kes
Deskripsi
Wakil direktur Pelayanan Selaku mentor akan sangat
strategis dalam rangka mensukseskan proyek perubahan
tersebut.
3. Kepala Seksi pemeliharaan dan pengembangan fasilitas
penunjang medik
ETI CARHETI, B.Sc, M.MKes
Deskripsi
Kepala Seksi pemeliharaan dan pengembangan fasilitas
penunjang medik mempunyai tugas pokok melaksanakan
kegiatan pemeliharaan fasilitas dan pengembangan
pelayanan penunjang medik., ini akan sangat membantu
dalam proses proyek perubahan yang akan dilaksanakan
4. Kepala seksi ketenagaan dan pengembangan mutu
penunjang medik
AMINAH EKAWATI, AMK, ST
Deskripsi
Kepala seksi ketenagaan dan pengembangan mutu
penunjang medik mempunyai tugas pokok melaksanakan
kegiatan pengelolaantenaga dan pengembangan mutu
penunjang medik
Sebagai pengelola SDM penunjang medik sangat
mempunyai peranan penting dalam kesuksesan proyek
perubahan
5. Para Kepala Ruangan Rawat inap
Deskripsi
Sebagai menejer ruang rawat inap yang sangat dekat
dengan perawat aksana diharapkan setiap hari dapat
memantau kegiatan proyek perubahan, sehingga besar
sekali pengaruhnya terhadap kesuksesan proyek ini
6. Para Kepala instalasi
Deskripsi
Membawahi kepala ruangan, mempunyai peranan penting
dalam kesuksesan proyek perubahan ini , kerena sehari-hari
mengawasi pelaksanaan pelayanan
7. Para kepala ruangan
Deskripsi
Membawahi pelaksana pelayanan di bidang penunjang
medik peranya sangat penting dalam kesuksesan proyek
perubahan ini
8. Pelaksana pelayanan
Deskripsi
Sebagai ujung tombak pemberi pelayanan sehingga peranya
saangat sentral dalam pelaksanaan proyek perubahan ini
02. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan
kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat
kompleks.
Dalam era globalisasi sekarang ini, perkembangan pengelolaan rumah
sakit, baik dari aspek manajemen maupun operasional sangat dipengaruhi oleh
berbagai tuntutan dari lingkungan, yaitu lingkungan eksternal dan internal.
Tuntutan eksternal antara lain adalah dari masyarakat pengguna pelayanan
(pasien) rumah sakit, bahwa rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu, dan biaya pelayanan kesehatan terkendali sehingga
akan berujung pada kepuasan pasien. Tuntutan dari pihak internal antara lain
adalah pemerintah daerah.
Rumah sakit sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan masyarakat
selalu mendapatkan kritikan yang diarahkan pada kualitas pelayanan yang
dinilai masih rendah. Hal ini terutama dialamatkan pada Rumah Sakit Umum
Daerah atau Rumah Sakit Milik Pemerintah. Penyebabnya adalah masalah
klasik, yaitu masalah keterbatasan dana sehingga rumah sakit tidak bisa
mengembangkan mutu layanannya, baik karena peralatan medis yang terbatas
maupun kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah.
Rumah sakit sebagai sarana rujukan kesehatan masyarakat selalu
mendapatkan kritikan yang diarahkan pada kualitas pelayanan yang dinilai
masih rendah. Demikian pula halnya ini sering ditujukan pada Rumah Sakit
Umum Daerah atau Rumah Sakit Milik Pemerintah. Penyebabnya adalah
masalah klasik, yaitu masalah keterbatasan dana sehingga rumah sakit tidak
bisa mengembangkan mutu layanannya, baik karena peralatan medis yang
terbatas, keterbatasan persediaan barang farmasi maupun kemampuan
Sumber Daya Manusia (SDM) .
Undang-Undang No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit mengamanatkan
tentang fungsi sosial rumah sakit dan menyatakan bahwa penyelengaraan
pelayanan kesehatan harus berlandas kepada etika dan moral, menerapkan
prinsif keselamatan pasien, menjaga mutu pelayanan dan terbuka kepada
masyarakat.
Terhitung sejak tanggal 12 April 2007 melalui Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 484 / Menkes / SK / IV / 2007 Rumah Sakit Umum Subang
dinyatakan sebagai Rumah Sakit Pemerintah Kelas B Non Pendidikan, izin
rumah sakit nomor 44532311, registrasi rumah sakit nomor 3213010 dan
terhitung sejak tanggal 17 Desember 2008 melalui Surat Keputusan Bupati
Subang Nomor 900 / Kep. 626. DPPKAD / 2008 ditetapkan sebagai Rumah
Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten Subang Sebagai Badan Layanan
Umum Daerah. Manajemen rumah sakit terus berusaha untuk meningkatkan
cakupan dan kualitas pelayanan melalui pengembangan organisasi, peningkatan
sumber daya manusia, pengembangan sarana dan prasarana pelayanan serta
dengan peningkatan pola pengelolaan keuangan ke arah bisnis yang sehat yang
dapat menjadikan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten
Subang sebagai institusi pemerintah yang profesional dan akuntable.
Sejak tahun 2015 Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten Subang
sedang mempersiapkan akreditasi Rumah Sakit. Dimana standar akreditasi
yang dipakai yaitu standar akreditasi nasional versi 2012 yang dalam
pelaksanaanya harus merujuk kepada kecenderungan dan kriteria standar
akreditasi yang ditetapkan oleh KARS. Sesuai dengan standar yang ditetapkan
bahwa implementasi standar akreditasi tersebut dapat mendorong pemilik dan
tenaga pelaksana rumah sakit untuk memberikan pelayanan dengan standar
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Dasar Hukum
a. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Undang – undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
c. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
d. Undang – undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4585)
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1333/Menkes/SK/II/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
g. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
h. Peraturan Bupati Subang No 14D. 8 tahun 2008 tentang tugas pokok dan
fungsi RSUD Kelas B Kabupaten Subang
i. Keputusan Bupati Subang No.900/KEP.626-DPPKAD/2008 tentang
Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten Subang
Sebagai Badan Layanan Umum Daerah
STRUKTUR ORGANISASI

STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR PELAYANAN

KABID. PENUNJANG MEDIK

Ka.Sub.Bid. Ka.Sub.Bid. Ketenagaan


Pemeliharaan Dan UPT Kefarmasian dan
dan Pengembangan Mutu
Pengembangan Fasilitas Penunjang Medik
penunjang medik
penunjang medik

Sesuai dengan peraturan bupati Subang nomor14G.39 Tahun 2008 tentang


Tugas Pokok Dan Fungsi Bidang penunjang medik yaitu :
Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan pengelolaan dan penyediaan sumber daya bagi
penunjang medik
Fungsi :
Untuk menyelenggarakan Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal aya 1
dalam pasal ini bidang penunjang medik mempunyai Fungsi :
1. Penyusunan program kerja penunjang medik
2. Penyusunan rencana kebutuhan anggaran sumber daya penunjang medik
3. Pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka pengelolaan penunjang
medik
4. Penyusunan dan pengelolaan tatalaksana (protap) penyelenggaraan
penunjang medik
5. Penyusunan dan pengelolaan tata laksana (protap) pengadaan dan
distribusi sumber daya penunjang medik
6. Pengelolaan standar kinerja staf
7. Pengelolaan sarana dan peralatan penunjang medik
8. Pelaksanaan, pengawasan dan pengevaluasian pelaksanaan kegiatan
penunjang medik
9. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam rangka
pelaksanaan tugas
10. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan di bidang penunjang
medik

Dalam rangka persiapan akreditasi rumah sakit Bidang Penunjang medik


merupakan bagian dari standar penilaian pelaksanaan akreditasi tersebut..
Bidang penunjang medik Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B kabupaten Subang
memiliki sub unit atau instalasi sebagai berikut :
1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi Laboratorium
3. Instalasi Radiologi
4. Instalasi Gizi
5. Instalasi Bang Darah
6. Unit patologi anatomi

Dalam pemenuhan kebutuhan sumber daya penunjang Medik, baik obat-


obatan, bahan dan alat habis pakai semuanya bersumber kepada instalasi
farmasi. Untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut ditemukan hal-hal
yang dalam pelaksanaan pengelolaanya belum sesuai dengan standar
kebutuhan. Dari data stoke opname akhir Desember tahun 2016 ditemukan
beberapa permasalahan . Diantaranya banyak obat ataupun bahp yang
persediaanya sudah mengalami kekosongan, dilain pihak juga ditemukan
beberapa jenis obat dan bahp yang tersisa masih sangat banyak, bahkan menurut
perhitungan kami masih ada obat ataupun bahp yang aman beberapa tahun
kedepan. Setelah dilakukan observasi dan melakukan wawancara kepada
beberapa petugas farmasi, dapat ditemukan beberapa penyebab dari
permasalahan tersebut, diantaranya : pemesanan kebutuhan sumber daya
farmasi belum dilakukan satu pintu, pemesanan yang dilakukan tidak didasarkan
kepada kebutuhan rata-rata dari kebutuhan instalasi atau unit, belum ada alur
permintaan barang dan formulir pemesanan tidak mencantumkan sisa stok dan
kebutuhan rata-rata.
03. TUJUAN
a. Jangka pendek ( Rencana 60 hari )
Dalam 60 hari kerja, sebagai sarana pendukung dari pelaksanaan
substansi proyek perubahan , lebih menekankan beberapa hal , diantaranya:
1) Tersusunya kebijakan direktur tentang pengelolaan barang farmasi
2) Tersedianya alur pemesanan barang farmasi
3) Tersusunya SPO pemesanan barang Farmasi
4) Tersusunya formulir permintaan barang sesuai kebutuhan
b. Jangka panjang
1) Terciptanya pelaksanaan pengelolaan barang farmasi yang efektif,
efisien dan akuntabel
2) Terciptanya tertib administrasi di bidang penunjang medik
3) Terciptanya hasil pelaporan yang sesuai dengan kegiatan yang telah
dilakukan di lingkup bidang penunjang medik
04. MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dengan melalui proyek perubahan ini adalah RSUD
Kabupaten Subang mampu memberikan pelayanan barang farmasi sesuai kebutuhan
secara efektif, dan efisien .
05. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pada Proyek Perubahan ini difokuskan kepada pelaksanaan
pengelolaan ketersediaan barang farmasi sesuai kebutuhan di Rumah Sakit
Umum Kelas B Kabupaten subang
06. OUTPUT KUNCI (KEY PROJECT DELIVERABLES)
1. Tersedianya SPO pemesanan 1. Merupakan suatu acuan atau langkah-
barang farmasi langkah untuk mekanisme pemesanan
barang farmasi
2. Tersedianya SPO permintaan 2. Merupakan suatu acuan atau langkah-
kebutuhan barang farmasi unit langkah untuk mekanisme permintaan
barang farmasi sesuai kebutuhan unit
3. Tersedianya Instrumen (formulir) 3. Merupakan suatu bukti tertulis
permintaan barang farmasi unit permintaan barang farmasi unit
sesuai kebutuhan
4. Tersedianya alur pemesanan
4. Memudahkan mekanisme pemesanan
barang farmasi unit
barang farmasi unit

5. Terlaksananya sosialisasi SPO


5. Media penjelasan dan tatap muka
pemesanan barang farmasi dan dengan stakeholders
SPO permintaan kebutuhan
barang farmasi unit

6. Terlaksananya implementasi 6. Merupakan implementasi dari proyek


SPO pemesanan barang farmasi perubahan
dan SPO permintaan kebutuhan
barang farmasi unit
07. PENTAHAPAN ( MILESTONES)
TAHAPAN UTAMA WAKTU
PERENCANAAN
1. Menemui mentor dan sponsor
2. Mengumpulkan data dan informasi
3. Menganalisa dan mengidentifikasi masalah
PENGORGANISASIAN
1. Rapat pembentukan tim efektif
2. Rapat koordinasi dan sosialisasi dengan stakeholder
internal dan ekternal
PELAKSANAAN
1. Menyusun Standar Prosedur Operasional pelayanan
keperawatan
2. Pembuatan Instrumen serah terima
3. Penetapan Standar Prosedur Operasional Oleh
Direktur
4. Sosialisasi proyek perubahan kepada stakeholder
internal
5. Implementasi Proyek perubahan
MONITORING DAN EVALUASI
1. Monitoring dan evaluasi proyek perubahan
2. Membuat laporan akhir
08. TATA KELOLA PROYEK
Struktur Deskripsi
PROJECT SPONSOR (
DIREKTUR DIREKTUR )
Memberikan dukungan strategis
dan arahan atas seluruh program

MENTOR COACH MENTOR


Berperan dalam memberikan
STAKE PROJECT STAKE
persetujuan, dukungan dan
HOLDER LEADER HOLDER arahan atas keseluruhanproyek,
INTERNAL EKSTERNAL bertindak sebagai pembimbing
dan pengawas secara profesional,
inspirator,membantu project
leader dalam memetakan agenda
TIM EFEKTIF
proyek,serta memfasilitasi project
PROYEK PERUBAHAN
leader dalam menyelesaikan
masalah yang timbul selama
pelaksanaan proyek

COACH
1. Membantu untuk
mengoptimalkan bimbingan
dan arahan untuk
mendapatkan hasil yang lebih
baik
2. Memberikan masukan dalam
menyusun rancangan,
memonitor kegiatan dan
melakukan intervensi bila
project leader mengalami suatu
permasalahan terkait proyek
perubahan

STAKEHOLDERS
Memberikan dukungan terhadap
rencana area proyek perubahan
yang akan dilakukan

PROJECT LEADER
1. Mengelola tim efektif agar
perubahan dapat terlaksana
dan mendapatkan hasil yang
diharapkan
2. Mengkoordinir agar seluruh tim
dapat bekerja dan memberikan
hasil terhadap proyek
perubahan
3. Memotivasi tim agar bekerja
sesuai harapan

TIM EFEKTIF
Bekerja secara bersama-sama
sesuai dengan tugasnya
Komit untuk mewujudkan project
sesuai dengan yang diharapkan
09. ANGGARAN
Jumlah Deskripsi
1. Sosialisasi Program Perubahan kepada 400.000
stakeholder internal makan 20 x 2 x Rp.
20.000
2. Sosialisasi Program Perubahan kepada 400.000
stakeholder eksternal Snack dan makan,
20.000 x Rp. 20.000,-
3. Pembentukan tim efektif
Snack dan makan,
Snack 15 x Rp 10.000 150.000
Makan 15 x Rp. 20.000,- 300.000
4. ATK untuk kegiatan dan laporan akhir 500.000

1.750.000
10. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
Dalam pelaksanaan Proyek perubahan ini ada beberapa stakeholder yang
terlibat atau pendukung , diantaranya :
a. Stakeholders Internal
1) Direktur
2) Wakil Direktur pelayanan ( Mentor )
3) Ka.Sub.Bid. Ketenagaan dan pengembangan mutu penunjang medik
4) Ka.Sub.Bid. Pemeliharaan dan pengembangan fasilitas penunjang
medik
5) Kepala Instalasi farmasi
6) Kepala instalasi laboratorium
7) Kepala instalasi radiologi
8) Seluruh Kepala ruangan dibawah penunjang medik
9) Seluruh pelaksana dibawah penunjang medik

b. Stakeholders ekternal
1) Kepala Bagian Kesekretariatan beserta Ka.Su.Bag
2) Kepala Bagian Keuangan beserta Ka.Sub.Bag
3) Kepala Bagian Perencanaan dan Informasi beserta Ka.Sub.Bag
4) Kepala Bidang Keperawatan Beserta Ka.Sub.bid .
5) Kepala Bidang Pelayanan Medik beserta Ka.Sub.Bid dan UPT
Kedaruratan
6) Komite Medik
7) Komite Keperawatan
8) Satuan Pengawas Internal

Anda mungkin juga menyukai