Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM (KI-2142)

KIMIA FISIK

MODUL A-1

TERMOKIMIA

Nama : Jefri Mycell Anju Lumban Gaol

NIM : 12515010

Kelompok : 1

Shift : I (Selasa Pagi)

Tanggal Praktikum : 20 September 2016

Tanggal Pengumpulan : 4 Oktober 2016

Asisten : Fonna (10513066)

LABORATORIUM KIMIA FISIK

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2016
I. JUDUL PERCOBAAN

TERMOKIMIA

II. TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan kapasitas kalor kalorimeter Parr Adiabatik


2. Menentukan ∆H pembakaran Naftalena

III. DASAR TEORI

Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi
kimia, juga merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas
suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika. Pengukuran perubahan
kalor dapat dilakukan dengan alat yang disebut kalorimeter. Kalorimeter dibagi menjadi dua
yaitu kalorimeter bom dan kalorimeter biasa/sederhana.
Kalorimeter bom bekerja secara adiabatik. Kalor yang dilepaskan pada proses
pembakaran di dalam calorimeter bom akan menaikkan suhu calorimeter dan dapat dijadikan
sebagai dasar penentuan kalor pembakaran menggunakan diagram berikut :

Pereaksi pada suhu T Hasil Reaksi pada suhu T

Hasil reaksi pada suhu T

Berdasarkan diagram di atas, yang harus ditentukan adalah ∆Ur yaitu perubahan energy
dalam bagi proses dengan pereaksi dan hasil reaksi berada pada suhu yang sama. Berdasarkan
hokum Hess :

∆Uk = ∆UT + ∆U’


= ∆UT + C (T’ – T)

Dengan C adalah kapasitas kalor calorimeter (eber + air + bom). Karena berlangsung secara
adiabatic, ∆Uk = 0, maka :

∆UT = -C (T’ – T)

Perubahan energy dalam dapat dihitung dengan mengukur keaikan suhu dan kapasitas
kalor, C. kapasitas kalor ditentukan dari pembakaran sejumlah zat yang telah diketauhi kalor
pembakarannya, misalnya asam benzoate, C6H5COOH .
Hasil pengukuran juga dapat dinyatakan sebagai perubahan entalpi, ∆HT, melalui
ungkapan :
∆HT = ∆UT + ∆(nRT)
IV. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan :

1. Buret + klem buret 1 buah


2. Stop watch 1 buah
3. Botol semprot 1 buah
4. Termometer 1 buah
5. Kalorimeter 1 buah
6. Erlenmeyer 1 buah

Bahan yang digunakan :

1. Air
2. Asam benzoate secukupnya
3. Naftalena secukupnya
4. Paraffin secukupnya
5. Gas oksigen
6. Larutan baku Na2CO3 25 mL
7. Indikator metil merah

V. CARA KERJA

A. Penentuan kapasitas kalor calorimeter

1. Sejumlah tablet asam benzoate ditimbang


2. Asam benzoate dimasukkan ke dalam bom dan kawat pemanas dipasang pada kedua
elektroda
3. Bom diisi dengan oksigen sampai tekanan pada manometer mencapai 30 atm
4. Ember calorimeter diisi air sebanyak 2 liter dan kemudian suhu air dalam ember
diatur sampai ± 1,5 °C dibawah suhu kamar
5. Ember dimasukkan ke dalam calorimeter, bom diletakkan di dalam ember
6. Didiamkan selama 5 menit sampai suhu dalam air setimbang
7. Arus listrik dijalankan untuk membakar cuplikan dan kemudian perubahan suhu nya
diamati
8. Suhu air dalam ember setelah 6 menit pembakaran dicatat dan kemudian perubahan
suhu nya dicatat dalam setiap menit hingga mencapai nilai maksimum yang konstan
(selama 2 menit)
9. Setelah selesai, bom dikeluarkan dan gas hasil reaksi nya dibuang
10. Bagian dalam bom dicuci dan hasil cucian nya ditampung dalam Erlenmeyer
11. Hasil cucian nya dititrasi dengan larutan Na2CO3 menggunakan indicator metil
merah
12. Kawat pemanas yang tidak terbakar dilepaskan dari elektroda dan panjang nya diukur
untuk menentukan panjang kawat yang terbakar
13. Kapasitas kalor calorimeter dihitung

B. Penentuan kalor pembakaran zat

Langkah yang dilakuka sama, namun jumlah cuplikan yang dimasukkan


sebanyak 1 gram. Jika zat berupa padatan, maka zat tersebut harus ditekan menjadi tablet
kemudian ditimbang berat nya. Jika zat tersebut berupa cairan yang mudah menguap
maka zat harus dimasukkan ke dalam kapsul kaca yang tipis.

VI. DATA PENGAMATAN

A. Penentuan kapasitas kalor calorimeter (Asam Benzoat)

Massa asam benzoat : 0,93 gram


Volume air :2L
Tekanan gas O2 : 30 atm
T awal lingkungan : 26°C
T awal sistem : 25,92°C

t (menit) 1 2 3 4 5 6 7 8
T (°C) 27,5 28,14 28,28 28,32 28,34 28,34 28,35 28,35

T setelah 6 menit : 28,35 °C


Panjang awal kawat : 12 cm
Panjang kawat terbakar : 9 cm
Panjang kawat tersisa : 3 cm
Volume Na2CO3 titrasi : 7,1 mL

B. Penentuan kalor pembakaran zat (Naftalena)

Massa Naftalena : 1,04 gram


Volume air :2L
Tekanan gas O2 : 30 atm
T awal lingkungan : 25,65°C
T awal sistem : 25,6°C

t (menit) 1 2 3 4 5 6 7 8
T (°C) 28,05 29,2 29,44 29,5 29,53 29,53 29,53 29,53

T setelah 6 menit : 29,53 °C


Panjang awal kawat : 12 cm
Panjang kawat terbakar : 8,3 cm
Panjang kawat tersisa : 3,7 cm
Volume Na2CO3 titrasi : 13,8 mL

VII. PENGOLAHAN DATA

1. Penentuan kapasitas kalorimeter bom (C)


a. Faktor koreksi Asam Nitrat (U1)

U1 = V Na2CO3 x (1) kal/mL


= 7, 1mL x (1) kal/mL
= 7,1 kal

b. Faktor koreksi pembakaran kawat (U2)

U2 = ∆l x (2,3) kal/cm
= (12 - 3) cm x (2,3) kal/cm
= 20,7 kal

c. Kapasitas kalor (∆Ut = -6318 kal/gr)

C = -(∆Ut x massa As.Benzoat) – U1 – U2

∆T

= -(-6318 kal/gr x 0,93 gr) + 7,1 kal + 20,7 kal

(28,35 – 25,92) K

= 2429,4403 kal/K

2. Penentuan ∆Ut Naftalena

a. Faktor koreksi Asam Nitrat (U1)

U1 = V Na2CO3 x (1) kal/mL


= 13,8 mL x (1) kal/mL
= 13,8 kal

b. Faktor koreksi pembakaran kawat (U2)

U2 = ∆l x (2,3) kal/cm
= (12 – 3,7) cm x (2,3) kal/cm
= 19,09 kal

c. ∆Ut = -(C x ∆T) + U1 + U2


Massa naftalena

= -(2429,4403 kal/K x 3,93 K) + 13,8 kal + 19,09 kal

1,04 gr

= - 9148,8561 kal/gr

= - 38425,19562 J/gr

= - 38425,19562 J/gr x 128 gr/mol

= - 4918,4250 kJ/mol

3. Penentuan entalpi Naftalena

∆H = ∆Ut + ∆nRT
= - 4918,4250 kJ/mol + (-2)(8,314 x 10-3 kJ/molK)(29,53+273)
= - 4923,4554 kJ/mol

4. Persentase kesalahan = ∆H lit - ∆H perc x 100%


∆H lit
= - 5156,3 – (- 4923,4554) x 100%

-5156,3

= 4,515%
VIII. PEMBAHASAN
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan besarnya kapasitas kalor kalorimeter
adalah 2429,4403 kal/K dan entalpi pembakaran Naftalena adalah sebesar - 4923,4554 kJ/mol
dengan persentase kesalahan 4,515%.

X. SARAN
Persiapan asisten praktikum untuk membimbing praktikum sudah baik. Namun alangkah
lebih baik nya jika alat-alat yang akan digunakan saat praktikum sebaiknya dirawat kebih
intens agar saat praktikum tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Persiapan materi dari
asisten praktikum nya agar diperdalam saja.

XI. DAFTAR PUSTAKA

1. Brady, James E. 1999. Kimia Universitas : Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara.
2. Azargohar, R., Jacobson, K.L., Powell, E.E., Dalai, A.K. Evaluation of properties of fast
pyrolysis products obtained from Canadian waste biomass. Journal of analytical and
applied pyrolysis. 2013.

XII. LAMPIRAN
1. Jawaban pertanyaan.
a. Apakah perbedaan ∆U dan ∆H?
b. Mengapa ∆U pada persamaan (1) sama dengan nol?
c. Perkirakan kalor pembakaran naftalena dari energi ikatan dan data lain yang diperoleh dari
literatur.

Jawaban
a. ∆UT adalah energi dalam reaksi pada suhu tetap yang besarnya sama dengan kalor yang
dihasilkan dari reaksi pada volume tetap. Pada volume tetap, dV = 0 sehingga W = 0, maka ∆UT =
QV
∆HT adalah entalpi reaksi pada suhu tetap yang besarnya sama dengan kalor yang dihasilkan dari
reaksi pada tekanan tetap. Pada tekanan tetap, dP = 0, sehingga dH = dU + d(PV) = -PdV + Q +
PdV + VdP = Qp
b. ∆Uk bernilai nol pada persamaan (1) karena proses yang berlangsung dalam sistem kalorimeter
bersifat adiabatik, sehingga tidak ada panas yag keluar.
c. Persamaan Reaksi Pembakaran Naftalena :
C10H8(S) + 12O2(g) 10CO2(g) + 4H2O(l)

∆Hc = {8(C-H) + 4(C=C) + 6(C-C) + 12(O=O)} – {20(C=O) + 8(O-H)}


= {8(412) + 4(612) + 6(348) + 12(495)} – {20(743) + 8(463)}
= 13772 kJ/mol – 18564 kJ/mol
= -4792 kJ/mol

2. Data Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai