1. Kutil
Definisi
Pertumbuhan kulit jinak yang menyebabakan timbulnya veruka.
Etiologi
Veruka vulgaris atau kutil disebabkan oleh HPV (human papiloma virus). Virus ini bereplikasi
pada sel sel epidermis dan menular dari orang ke orang. Virus ini akan menular pada orang yang tidak
memiliki imunitas spesifik pada kulitnya.
Gejala klinis
Veruka terlihat sebagai suatu nodul kutil yang kasar pada badan, tungkai, tangan, lengan,
genitalia, dan bahkan membrane mukosa mulut. Di genitalia dan membran mukosa vagina, rektum,
dan uretra, kutil disebut kondilomata akuminata. Penyakit ini tampak sebgai nodul basah seperti kutil
yang dapat ditemukan dalam jumlah banyak. Kutil biasanya dapat menghilang secara spontan dalam
waktu 2 tahun kalau sudah terbentuk imunitas terhadap virus. Namun, respons imun dapat berjalan
lambat sampai beberapa tahun. Veruka biasanya dapat diuang dengan bedah beku atau kuretase yang
dikombinasi dengan elektrodesikasi.
Patogenesis :
diferensiasi sel
Papillomavirus inokulasi virus
menjadi sel
menyerang epitel pada sel basal
keratinosit
gepeng (daerah yang
peka infeksi) pada
kulit dan mukosa
perubahan morfologi
memungkinkan virus kepekaan sel
dan hiperplasia akibat
berkembang secara berubah
percepatan proliferasi
vegetatif sehingga
dan terhambatnya
infeksi menjadi
diferensiasi sel
produktif
2. MOLUSKUM KONTAGIOSUM
Definisi
Moluskum kontagiosum merupakan infeksi virus pada kulit yang umum terjadi pada anak-anak.
Infeksi kulit yang terjadi berupa papul (benjolan licin dan sewarna kulit), tidak nyeri dan dapat hilang
dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam waktu setahun. Penyakit ini mudah menular, namun
hanya menyerang kulit tidak menyerang organ-organ dalam. Cara penularan yang biasa terjadi adalah
lewat kontak langsung maupun kontak dengan benda lain yang terkontaminasi.
Etiologi
Disebabkan oleh virus DNA dari kelompok virus cacar. Penyakit ini menular dari orang ke orang.
Lesi biasanya menyerang anak-anak dan biasanya di bagian kepala dan tubuh. Pada masa dewasa
muda, nodul biasanya timbul di lipatan paha.
Gejala klinis
Moluskum kontagiosum menyebabkan gejala terbentuknya papul yang cukup banyak.
Papul merupakan benjolan yang berbatas tegas, licin, berbentuk kubah dan sewarna dengan
kulit. Ukuran dari papul ini bervariasi, biasanya antara 2-6 milimeter. Di bagian tengah
benjolan seringkali terdapat lekukan kecil yang berisi bahan seperti nasi dan berwarna putih,
yang merupakan ciri khas untuk moluskum kontagiosum. Papul ini dapat meradang secara
spontan ataupun karena trauma akibat garukan. Papul yang meradang memberikan gambaran
benjolan yang merah, dan hangat. Pada anak-anak, papul biasanya terdapat di wajah, leher,
ketiak, kaki dan tangan. Pada orang dewasa, papul dapat ditemukan di daerah genital
(kemaluan), perut bagian bawah, selangkangan, dan bokong sehingga dapat dikategorikan
sebagai Penyakit akibat Hubungan Seksual.
Patogenesis
MCV (Moluskum masuk ke lapisan Lapisan sel yang telah
Kontagiosum virus)pertama prickle cell, maka virus berproliferasi ini
kali masuk ke basal DNA ini melakukan menjadi besar dan
keratinosit lalu ke daerah sintesis berbentuk papul
lapisan supra basal
3. HERPES SIMPLEKS
Definisi
Infeksi Herpes Simpleks ditandai dengan episode berulang dari lepuhan-lepuhan kecil di kulit
atau selaput lendir, yang berisi cairan dan terasa nyeri. Herpes simpleks menyebabkan timbulnya
erupsi pada kulit atau selaput lendir. Erupsi ini akan menghilang meskipun virusnya tetap ada dalam
keadaan tidak aktif di dalam ganglia (badan sel saraf), yang mempersarafi rasa pada daerah yang
terinfeksi. Secara periodik, virus ini akan kembali aktif dan mulai berkembangbiak, seringkali
menyebabkan erupsi kulit berupa lepuhan pada lokasi yang sama dengan infeksi sebelumnya.
Virus juga bisa ditemukan di dalam kulit tanpa menyebabkan lepuhan yang nyata, dalam keadaan ini
virus merupakan sumber infeksi bagi orang lain.
Etiologi
Herpes simpleks disebabkan oleh virus DNA. Partikel DNA penular masuk ke dalam nukleus sel
dan memanfaatkan mesin reproduksi sel untuk replikasinya sendiri. Ada dua jenis herpes : tipe I dan
tipe II. Tipe I biasanya menyerang bibir, mulut, hidung, dan pipi. Bentuk herpes ini di peroleh dari
kontak dekat dengan anggota keluarga atau teman yang terinfeksi. Penularan dapat melalui ciuman,
sentuhan, dan memakai handuk bersama. Tipe II biasanya menginfeksi daerah genital dan biasanya
didahului oleh hubungan seksual.
Gejala klinis
Herpes simpleks yang kambuh ditandai dengan adanya kesemutan, rasa tidak nyaman atau rasa
gatal, yang dirasakan beberapa jam sampai 2-3 hari sebelum timbulnya lepuhan.
Lepuhan yang dikelilingi oleh daerah kemerahan dapat muncul di mana saja pada kulit atau selaput
lendir, tetapi paling sering ditemukan di dalam dan di sekitar mulut, bibir dan alat kelamin.
Lepuhan (yang bisa saja terasa nyeri) cenderung membentuk kelompok, yang begabung satu sama
lain membentuk sebuah kumpulan yang lebih besar.Timbul vesikel-vesikel berkelompok yang nyeri,
setelah kontak primer dengan virus tersebut. Infeksi primer dapat terjadi pada sembarang tempat di
kulit, walaupun biasanya timbul di sekitar mulut dan hidung, yang menyebabkan gingivostomatitis; di
sekeliling mata menyebabkan konjungtivitis; pada jari tangan menyebabkan herpes jari tangan dan di
bokong dan genitalia menyebabkan edema kulit yang berate vesikulasi yang luas dan nyeri yang
sangat. Pada infeksi primer, virus ini berjalan naik melalui saraf perifer menuju ganglia radiks
dorsalis, tempat virus berada dalam stadium tidak aktif. Beberapa pasien dapat mengalami reaktivasi
rekuren dari virus laten ini, tetapi kebanyakan pasien tidak mengalami infeksi rekuren. Kelompok
vesikel akan menjadi pustul dalam waktu beberapa hari dan biasanya sembuh secara spontan dalam
waktu 2 minggu.
Herpes progenitalis rekuren menyebabkan tukak dan vesikel yang nyeri. Infeksi herpes rekuren
dapat mengikuti infeksi primer dalam beberapa minggu, bulan, atau tahun. Sembilan puluh delapan
persen herpes genitalis rekuren disebabkan oleh virus tipe II.
Infeksi herpes dapat menimbulkan implikasi serius apabila terjadi pada mata, skitar serviks, pada
bayi baru lahir, atau pada individu yang kekebalannya tertekan. Seorang perempuan hamil yang
menderita herpes genitalis aktif dapat menularkan virus tersebut pada bayinya pada waktu bayi
tersebut melalui jalan lahir. Ensefalitis berat pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kematian atau
retardasi mental. Infeksi herpes tipe I dapat menyebabkan penyakit yang sama beratnya dengan
infeksi herpes tipe II. Infeksi herpes pada pasien yang sakit berat atau yang kekebalannya menurun
dapat menyebabkan tukak kronik yang tidak sembuh, herpes diseminata, dan ensefalitis.
Patogenesis
Virus mulai bereplikasi dan
Virus berpenetrasi ke sel Virus DNA yang baru
merangsang protein dan sintesa
epidermis melalui langkah- terbungkus dalam kapsul dan
DNA dengan mengumpulkan
langkah yang komplek di lapisi dengan lapisan
virus-virus yang utuh dan bahkan
amorfus.
membrane sel dari host yang lisis.
Pengobatan :
Diagnosis herpes biasanya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan penamilan klinis. Diagnosis ini
dapat diperkuat dengan melakukan biakan herpes. Tidak ada pengobatan yang adekuat untuk infeksi
herpes kulit. Penyebaran herpes genitalis melalui hubungan seksual dapat dicegah dengan memakai
kondom karet ketika ada vesikel dan diteruskan sampai 7 hari sesudahnya. Selain itu jangan memakai
handuk, pakaian dalam, dan pakaian renang milik oramg lain. Asiklovir adalah obat pilihan untuk
infeksi herpes simpleks.
Setelah infeksi varisela primer, virus akan bertahan pada ganglia radiks dorsalis. Herpes zoster
biasanya menyerang pasien yang berusia lanjut. 3-4 hari sebelum timbulnya herpes zoster, penderita
merasa tidak enak badan, menggigil, demam, mual, diare atau sulit berkemih.
Penderita lainnya hanya merasakan nyeri, kesemutan atau gatal di kulit yang terkena. Virus varisela
dorman yang diaktifkan dan timbul vesikel-vesikel meradang unilateral di sepanjang satu dermatorm.
Kulit disekitarnya mengalami edema dan pendarahan. Keadaan biasanya didahului atau disertai nyeri
hebat dan/atau rasa terbakar. Herpes zoster dapat berlangsung selama kurang lebih tiga minggu.
Patogenesis
VZV (varisella zoster virus) Siklus replikasi virus pertama kemudian diikuti penyebaran
masuk ke dalam tubuh melalui terjadi hari ke 2-4 yang berlokasi virus dalam jumlah sedikit
mukosa saluran pernafasan pada lymph nodes regional primer. melalui darah dan kelenjar
bagian atas, orofaring ataupun limpa yang menyebabkan
conjungtiva. terjadi viremia primer.
mengakibatkan viremia
replikasi virus tersebut dapat
sekunder. Pada fase ini,
mengalahkan mekanisme
partikel virus akan menyebar
tubuh yang belum matang
ke seluruh tubuh dan
sehingga akan berlanjut
mencapai epidermisyang
dengan replikasi kedua yang
mengakibatkan timbul lesi
terjadi di hepar dan limpa
yang khas
Pada Herpes Zoster belum diketahui pathogenesis belum diketahui seluruhnya. Selama terjadinya
varicella, VZV berpindah tempar dari lesi kulit dan permukaaan mukosa ke ujung syaraf sensoris dan
di transportasikan secara centripetal melalui serabut syaraf ganglion ke ganglion sensoris.
Pada ganglion tersebut terjadi infeksi laten dimana virus tersebut tidak lagi menular dan
bermultiplikasi, tetapi dapat mempunyai kemampuan untuk berubah menjadi infeksius apabila terjadi
reaktivasi virus. Reaktivasi virus dapat diakibatkan dari turunnya imunitas seluler pada penderita
karsinoma. Pada saat terjadi reaktivasi virus akan kembali bermultiplikasi sehingga terjadi radang dan
gangguan ganglion sensoris.
Pengobatan :
Pengobatan herpes zoster lokal bersifat simfomatik dengan kompres pada tempat yang terserang
dan member obat penghilang rasa sakit.
5. EKSANTEMA VIRUS
Definisi
Penyakit yang ditmbulkan oleh virus yang menyebabkan demam dan timbul ruam-ruam pada
kulit yang disertai demam.
Etiologi
Rubeola atau campak disebabkan oleh mikrovirus RNA. Rubela atau campak jerman juga
disebabkan oleh miksovirus RNA. Eritema infeksiosum, disebut juga penyakit kelima, merupakan
penyakit virus yang biasanya terdapat pada anak-anak dan disebabkan oleh parvovirus.
Mononukleosis infeksiosa disebabkan oleh virus Eipstein-Barr. Penyakit tangan, kaki, dan mulut
disebabkan oleh infeksi virus Coxsackie A16 atau enterovirus 71.
Gejala klinis
Pada penyakit Rubeola sekitar 2 minggu sesudah kontak, pasien akan mulai merasa demam,
batuk, sakit kepala, dan konjungtivitis. Eksantema timbul pada wajah, tubuh dan bagian proksimal
ekstremitas yang terdiri dari eritema merah terang dan makula-makula yang menyatu. Pada mukosa
bukalis atau palatum timbul bercak-bercak terang yang berbintik-bintik dikenal sebagai bercak
Koplik. Campak yang atipikal muncul pada banyak pasien. Campak yang atipikal muncul pada
seorang yang sudah di imunisasi dengan vaksin yang virusnya sudah mati. Campak atipikal bisanya
muncul tanpa bercak Koplik. Pada campak jenis ini, terlihat ruam polimorf pada ekstremitas distal,
dan insidens pneumonia sangat tinggi..
Rubella atau campak jerman, penyakit ini timbul 2-3 minggu sesudah kontak, disertai dengan
malese dan demam ringan. Timbul pula makula-makula merah muda pada wajah dan dalam sehari
akan menyebar ke tubuh. Eksantema akan memudar dalam waktu beberapa hari. Biasanya terdapat
pembesaran kelenjar limfe pasca aurikular dan suboksipital yang nyeri. Diagnosis dipastikan dengan
peningkatan titer antibodi IgM yang spesifik terhadap rubela. Terapinya adalah simtomatik.
. Pada penyakit eritema infeksiosum , pipi dan ekstremitas timbul makula-makula pucat bagaikan
jalinan jala, kadang-kadang disertai demam ringan, malese dan erupsi kulit yang gatal. Infeks ini
berlangsung 1-2 minggu dan tidak perlu mendapatkan pengobatan.
Mononukleosis infeksiosa Infeksi ini disertai malese, demam, faringitis eksudatif, adenopati
pascaauricular dan hepatosplenomegali. Erupsi pada kulit yang terjadi pada tubuh berbentuk makula
eritematosa dan papulovesikula.
Penyakit tangan, kaki dan, mulut .Pada telapak tangan, jari-jari, telapak kaki, dan membrane
mukosa mulut akan timbul banyak vesikel yang berbentuk oval dan dikelilingi oleh eritema.
Patogenesis
Virus measles masuk melalui Dua sampai tiga hari setelah Virus menyebar pada semua
droplet, menempel dan berbiak invasi, replikasi dan kolonisasi sistem retikuloendotelial dan
pada epitel nasofaring. berlanjut pada kelenjar limfe menyusul viremia kedua
regional dan terjadi viremia setelah 5-7 hari dari infeksi
yang pertama. awal.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa
menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit
ada. Virus ini masuk melalui saluran pernafasan terutama bagian atas, juga kemungkinan melalui
kelenjar air mata.
.
Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam
menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan
karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit. Bercak koplik pada
mukosa bukal pipi berhadapan dengan molar II terdiri darieksudat serosa dan proliferasi sel endotel
serupa dengan bercak pada lesi kulit. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri
sekunder. Pada kasus ensefalomielitis yang mematikan, terjadi demielinisasi pada daerah otak dan
medulla spinalis. Pada SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis) dapat terjadi degenerasi korteks
dan substansia alba.
Pengobatan:
Pengobatan infeksi ini simfomatik. Pemberian vaksin rubeola telah banyak menurunkan insidens
penyakit ini. Hanya terapi simptomatik dengan asetaminofen difenhidramin eliksir oral dan lidokain
topical yang diberikan pada pasien.
Gejala klinis
Tinea kapitis atau infeksi jamur kulit kepala biasanya disebabkan oleh Trychopyton tonsurans
atau Microsporum canis. T. tonsurans ditularkan melalui kontak antara anak dengan anak dan
mengakibatkan pitak berbentuk oval. Rambut patah dengan panjang erbeda-beda dan permukaan kulit
kepala bersisik dan berkrusta dengan papula yang diskret. M. canis biasanya ditularkan dari anak
kucing ke anak-anak dan dapat menimbulkan pitak-pitak radang purulen.
Tinea korporis adalh infeksi jamur kulit diseluruh wajah, tubuh, dan ekstremitas. Seringkali
skuama di perifer disertai dengan eritema dan pustule yang terlihat dalam bentuk seperti cincin.
Infeksi ini ditularkan dari hewan melalui M. canis atau Trichophyton rubrum.
Tinea kruris merupakan infeksi jamur pada lipat paha. Infeksi ini leih sering dialami laki-laki
disertai rasa gatal dan lesi berbentuk anular atau berbentuk lengkung dengan eritema perifer dan
skuama yang seringkali meluas smapai ke paha.
Tinea pedis dan tinea manuum adalah infeksi jamur pada kaki dan tangan, mungkin merupakan
infeksi jamur yang paling sering terjadi. T. rubrum dapat menimbulkan bercak berskuama disertai
eritema pada telapak kaki dan tangan. T. mentagrophytes menimbulkan peradangan erupsi pustular,
berkrusta pada kaki.
Tinea barbae ditandai dengan bercak berkrusta dan berskuama disertai dengan pustule diseluruh
daerah yang berjenggot. Infeksi ini bisanya karena kontak dengan hewan dan disebabkan oleh T.
mentagrophytes.
Infeksi jamur pada kuku atau onikomikosis, ditandai dengan kuku yang distrofik. Pasien mengalami
hyperkeratosis subungual dan pemisahan lempeng kuku dari bantalan kuku. Infeksi ini sangat resisten
terhadap terapi dan sering kambuh jika pengobatan dihentikan.
Tinea versikolor disebabkan oleh pityrosporum orbiculare. Bercaknya berbatas sangat jelas,
berskuama, berwarna putih atau kecoklatan, terlihat pada tubuh, leher dan ektremitas.
Patogenesis
Pengobatan:
Pengobatan yang sering dilakuakn untuk tinea pedis, tinea kruris, dan tinea korporis adalah pemerian
obat antijamur topical yang mengandung ekonazol. Pasien juga diminta untuk menjaga hygiene kaki
dan mengenakan pakaian dalam longgar dan terbuat dari katun dan sepatu yang tidak terlalu sempit .
7. KANDIDIASIS
Definisi
Kandidiasis (candidosis, moniliasis, thrush) sendiri adalah infeksi oleh jamur genus Candida,
terutama C.albicans. biasanya ini merupakan infeksi superficial kulit atau selaput lendir, walaupun
kadang-kadang bermanifestasi sebagai infeksi sistemik, endokarditis, atau meningitis; beberapa
bentuk dapat lebih parah pada pasien dengan tanggap imun yang lemah dan dapat mengenai mulut,
vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru.
Etiologi
Kandidiasis yaitu sejenis infeksi ragi disebabkan oleh candida albicans merupakan organism
normal dari saluran cerna tetapi dapat menimbulkan onfeksi oportunistik. Orang-orang yang gemuk
dan pasien diabetes mellitus, atau orang-orang yang sedang mendapatkan antibiotika spectrum luas
atau kortikosteroid dapat timbul infeksi kulit.
Gejala klinis
Infeksi kandida di daerah paronikia menyebabkan pembengkakan, eritema, dan pembentukan
nanah. Kandida pada mulut atau trush, tampak sebagai lapisan putih pada lidah, kadang-kadang
disertai bercak-bercak di sudut mulutyang mengalami maserasi dan retak-retak. Diagnosis infeksi
kandida dipastikan dengan pemeriksaan mikroskopik dengan kalium hidroksida dari kerokan kulit,
dan biakan.
Patogenesis
Rippon (1974) mengemukakan bahwa. Sesudah terjadi lesi,. Pada kandidosis akut biasanya hanya
terdapat blastospora, sedang pada yang menahun didapatkan miselium. Kandidosis di permukaan alat
dalam biasanya hanya mengandung blastospora yang erjumlah besar, pada stadium lanjut tampak
hifa. Hal ini dapat dipergunakan untuk menilai hasil pemeriksaan bahan klinik, misalnya dahak, urin
untuk menunjukkan stadium penyakit. Kelainan jaringan yang disebabkan oleh C. albicans dapat
berupa peradangan, abses kecil atau granuloma. Pada kandidosis sistemik, alat dalam yang terbanyak
terkena adalah ginjal, yang dapat hanya mengenai korteks atau korteks dan medula dengan terbentuk
abses kecil dan keputihan.. Aktifitas sel limfosit T sangat dipengaruhi oleh Protein Kinase C (PKC)
yaitu protein yang mengatur alur sinyal transduksi yang berperan dalam aktifitas sel.
Pengobatan:
Pengobatannya dengan menghilangkan faktor-faktor predisposisi. Infeksi kandida dapat diobati
dengan nistatin oral atau topical, mikonazol, atau klotrimazol topical atau krim amtoferisin.
Selulitis adalah infeksi streptokokus yang ditandai oleh daerah eritema yang meluas, demam, dan
limfangitis. Penisilin oral adalah pengobatan pilihan. Erispelas merupakan suatu infeksi kulit toksis
serius yang ditimbulkan streptokok. Lesinya sangat merah, berbatas jelas, dan lunak. Dapat terlihat
bula yang berdarah pada kulit yang mengalami inflamasi. Lesi ini biasanya terjadi pada wajah dan
ekstremitas. Pasien mengalami demam tinggi, malese , dan toksik.. Eritrasma menimbulkan bercak-
bercak bersisik, kering dan eritematosa pada daerah intertriginosa.
Trikomikosis aksilaris adalah infeksi rambut aksila dan kadang-kadang rambut pubis. Pada
rambut terbentuk bagian-bagian yang keras berwarna kuning, merah atau hitam. Infeksi ini tidak
menimbulkan gejala dan tidak menular.
Folikulitis superficial disebabkan oleh stafilokokuss, ditandai dengan pustula-pustula kecil yang
dikelilingi oleh eritema dan ditemukan pada muara folikel rambut. Kulit kepala dan ekstremitas
merupakan daerah yang sering terserang. Higiene yang kurang baik, maserasi dan kulit yang
mengelupas merupakan factor predisposisi timbulnya infeksi ini. Pengobatan dilakukan dengan
menggunakan sabun antibakteri dan kadang-kadang antibiotik sistemik. Folikulitis bak mandi air
panas terdapat pada pasien yang berendam dalam bak air panas yang tidak cukup bersih. Erupsi ini
biasanya terdapat pada bagian tubuh yang terendam dan disebabkan..
Infeksi stafilokokus dan stretokokus pada lipatan kuku dapat menimbulkan nyeri hebat, infeksi ini
dikenal sebagai paronikia. Infeksi ini dapat merupakan kelanjutan tersobeknya kulit jari di dekat atau
dasar atau sisi kuku. Lipatan kuku menjadi eritematosa, bengkak dan nyeri. Karena paronikia dapat
juga disebabkan oleh candida, maka perlu dilakukan biakan jamur untuk memastikan penyebabnya.
Paronikia akut akibat bakteri diobati dengan antibiotika sistemik, dan nanah yang tertimbun harus
dikeringkan.
Patogenesis
Pengobatan:
Pengobatannya dapat berupa nasihat tentang teknik kesehatan yang benar untuk mencegah
penularan penyakit. Selulitis dapat dengan penisilin oral. Pasien erisepelas biasanya harus
dirawat di rumah sakit dan diobati dengan penisilin intravena Eritrasma dan trikomikosis aksilaris
dapat dengan antibiotic topikal. Folikulitis dapat dengan antibiotik sistemik. Folikulitis
superficial ,siprofloksasin adalah obat yang efektif untuk infeksi ini.
Pencegahan melalui gizi:
1. Mengonsumsi buah sirsak : vitamin dominanannya adalah vitamin C yang baik untuk kulit
mengandung antioksidan.
2. Mengonsumsi kedelai : mengandung lesitin untuk peremajaan sel.
3. Mengonsumsi belimbing avokad jeruk nanas: mengandung vitamin C.
4. Menonsumsi gandum : mengandung vitamin B yang membantu kulit mengikat lemak
5. Mengonsumsi makanan laut : asam omega 3 dapat memmengurangi terjadinya kulit kering dan
peradangan
6. Meminum air putih : mengeluarkan toksin.
DAFTAR PUSTAKA
www.kahiil.wordpress.com
www.w3.org
patofisiologi 2
www.medicastore.com
www.klikdokter.com
www.indonesiaindonesia.com
www.berbagimanfaat.com