Disusun Oleh:
PGSD 6A
2018
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Lampiran ........................................................................................................................ 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam membentuk tingkah laku sseorang untuk
menciptakan manusia yang berbudi pekerti. Pendidikan harus mampu memupuk dan
menumbuhkan kesadaran akan arti keberadaan manusia untuk lingkungan dan alam
sekitar. Dewasa ini arus penetrasi kebudayaan yang datang dari Barat semakin gencar
mewarnai sistem kehidupan sosiokultural masyarakat Indonesia. Di perparah lagi dengan
adanya kecenderungan sebagian generasi muda bangsa ini berkiblat kepada kebudayaan
tersebut dan meninggalkan budayanya sendiri. Untuk itu, pemerintah gencar
mencanangkan pendidikan berbasis keunggulan dan kearifal lokal. Hal ini bertujuan untuk
memperkenalkan budaya yang ada di sekitar kita agar budaya tersebut tidak dapat tergerus
zaman
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia terdiri dari bermacam suku dan budaya,
misalnya pada daerah Jepara. Jepara merupakan kota yang terkenal dengan sebutan kota
ukir. Tidak banyak yang tahu bahwa Jepara memiliki beragam tradisi dan kebudayaan.
Oleh karena itu pada penelitian ini, penulis akan mengupas keunggulan dan kearifan lokal
yang ada pada daerah Jepara khususnya pada daerah Perbatasan antara Jepara dengan
Kudus.
1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pa saja kearifan lokal yang ada di daerah Jepara Perbatasan
2. Untuk mengetahui pa saja kekunggulan lokal yang ada di daerah Jepara
Perbatasan ?
3. Untuk mengetahui kaitan antara kearifan dan keunggulan lokal dengan
penerapan Pendidikan Kewarganegaraan.
4. Untuk mengetahui sikap masyarakat dari keunggulan dan kearifan lokal
tersebut.
5. Untuk mengetahui dampak bagi masyarakat dari adanya keunggulan dan
kearifan lokal.
6. Untuk mengetahuiperanan kita sebagai seorang pendidik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Keunggulan lokal di Jepara sangat banyak. Salah satu keunggulan lokal yang akan
di bahas adalah Jepara Perbatasan yaitu Jepara Timur daerah Mayong dan Nalumsari.
Diantaranya adalah :
3
1. Horok-horok
2. Gebyok Ukir
4
Dilengkapi pintu kupu tarung, sebutan untuk sebuah pintu yang terdiri dari dua
pintu simetris ini dijual dengan harga Rp. 2,25 juta. Sedangkan gebyok dengan
ukuran besar dengan tinggi 2,7 meter dan lebar 4 meter, umumnya dipatok Rp. 8
juta hingga 10 juta.
Blimbing rejo mulai ada pengrajin Gebyog ini sekitar tahun 1990an yang
dimulai dari seorang warga Blimbing Rejo yang belajar ornamen ukir kemudian
menerapkannya sebagai kerajinan gebyok dan menjadikan profesi tetap dan
kemudian diamalkan keahliannya kepada warga sekitar untuk diajak bekerja
sama.
3. Ari-ari Kartini
Merupakan tempat
plasenta Kartini yang terdapat di
Desa Pelemkerep, Kecamatan
Mayong, Kabupaten Jepara.
Monumen ari-ari Kartini berada
di samping kantor Kecamatan
(dulu kantor wedana).
Monumen Kartini sangat
sederhana. Hanya ada monumen, sumur, dan tugu penanda tempat dia
dilahirkan. Penjaga monumen, menuturkan di tempat itu dahulu rumah keluarga
Kartini berada, Sekarang sudah tak ada
bekasnya.
Ada yang unik di kawasan monumen,
yakni monumen ari-ari dan sumur. Monumen
dibuat menyerupai bunga teratai dengan lekuk
yang bermakna kelahiran. Kuncup kedua dari
atas berjumlah 21 yang menunjukkan tanggal
kelahiran Kartini. Empat buah lampu
menunjukkan bulan April, sedangkan 18 kuncup
paling bawah menunjukkan tahun 1800.
5
Ukiran bawah berjumlah tujuh menunjukkan angka tujuh. Kuncup paling
atas sembilan menunjukkan angka sembilan. Jika dirangkai menjadi tanggal,
bulan, dan tahun kelahiran Kartini: 21 April 1879.
Sumur di depan monumen masih asli. Letak dan bangunan sumur itu tak
berubah. Banyak yang menuturkan sumber air itu tak pernah surut pada musim
kemarau sekalipun. Kedalaman sumur sekitar 10 meter.
Selain keunggulan lokal di Jepara sangat banyak, terdapat kearifan lokalnya juga.
Diantaranya adalah :
1. Macan Kurung di Perbatasan Kudus-Jepara
6
Macan kurung merupakan kerajinan kuno
dari jepara yang berasal dari Desa Mulyoharjo,
Jepara. Macan kurung adalah sebuah karya seni
ukir khas Jepara yang berkembang sejak jaman
RA Kartini. Macan kurung muncul di tengah-
tengah sistem pemerintahan kolonial dan adat-
istiadat budaya feodal. Diduga karya seni ini
sebagai ekspresi simbolis perlawanan para perajin
ukir atas tekanan hidup saat kolonial.
7
3. Makam Datuk Singorojo
Datuk Singorojo bernama asli Syekh Gunardi, Beliau adalah putra raja dari
kerajaan Singaraja (Bali) bernama Idha Gusnanda dan memiliki seorang adik
bernama Idha Gusnanti. Kala itu, para penduduk kerajaan tersebut masih
memeluk agama Hindu. Akhirnya terjadilah perselisihan antara Idha Gunardi
(Mbah Datuk Singorojo) dengan ayahandanya, Raja Idha Gus nanda.
Perselisihan tersebut terjadi karena perbedaan pendapat mengenai cara
pemakaman orang yang telah meninggal. Karena kepercayaan yang di anut
oleh Idha Gunardi sudah tidak sejalan dengan kepercayaan yang di anut oleh
ayahandanya sehingga beliau di usir dari tanah Bali. Dengan menempuh jalur
laut hanya dengan menggunakan sebuah genthong air bersama adik
perempuannya, Idha Gusnanti. Merekapun sampai di pulau jawa dan belajar
agama kepada salah satu Wali di Kadilangu, Demak. Setelah dirasa cukup
menuntut ilmu, akhirnya sang guru memandatinya untuk menyebarkan ajaran
tersebut kedaerah utara dengan di temani oleh kedua putra dari sang guru.
Mbah Datuk memerintahkan Rajasa beserta murid-muridnya untuk
membabat (menebangi) pepohonan di sana dan mendirikan sebuah masjid di
daerah Singorojo, namun sebelum masjid tersebut selesai beliau pindah ke
daerah Mantingan karena ada suatu hal yang mendesak, di daerah ini beliau
menetap lama dan mengajarkan agama.
Setelah bertahun-tahun didaerah Mantingan akhirnya beliau meninggal
dunia dan dimakamkan di daerah Singorojo. Kemudian masyarakat Singorojo
menyebutnya dengan sebutan Mbah Datuk Singorojo.
8
Makam mbah Datuk Singorojo ini di kenal angker dan sangat di sakralkan
oleh para penduduk sekitar. Banyak sekali orang-orang datang dari berbagai
daerah untuk melakukan ritual tirakatan atau yang lebih di kenal dengan istilah
“nepi”. Makam ini akan semakin ramai di kunjungi saat mendekati hari
Juma’at (Wage) di bulan Suro, karena pada hari tersebut akan di lakukan ritual
“Buka Luwur” atau pergantian kain kafan yang menutupi Kijing (Batu Nisan)
makam Mbah Datuk Singorojo.
Sehari sebelum ritual tersebut di laksanakan, biasanya akan banyak sekali
orang yang datang untuk melakukan Nepi dengan tujuan-tujuan tertentu,
terutama para spiritualis. Salah satunya agar mendapatkan mustika atau benda
bertuah melalui penarikan ghoib. Tapi sayangnya tidak semua orang berhasil
ketika melakukan penarikan.
2.3 Kaitan Antara Kearifan dan Keunggulan Lokal dengan Penerapan Pendidikan
Kewarganegaraan
a. Penerapan PPKn Terhadap Keunggulan Lokal di Daerah Jepara Perbatasan
a) Horok-horok
Horok-horok merupakan salah satu makanan tradisional khas Jepara. Untuk
itu sebagai salah satu wujud “Cinta Tanah Air”, kita sebagai generasi penerus
harus bisa “mencintai produk dalam negeri” salah satunya makanan tradisional
horok-horok ini. Karena seiring berkembangnya zaman, banyak sekali produk-
produk makanan dari luar negeri yang dapat masuk dan berkembang dalam
masyarakat dan menyingkirkan makanan-makanan tradisional khas Indonesia
sendiri. Untuk itu kita harus selalu melestarikannya.
9
b) Gebyog Ukir
Sama halnya dengan Horok-horok, Gebyog ukir ini merupakan salah satu
kerajinan Khas dari daerah Jepara. Jadi, kita harus bisa mencintai produk
sendiri. Akan lebih baik apabila kita belajar untuk membuat kerajinan tersebut
sebagai wujud “Cinta Tanah Air”. Untuk itu kita memerlukan kreatifitas untuk
selalu melakukan inovasi agar gebyog khas Jepara ini memiliki daya tarik yang
tinggi dan tidak akan tergerus oleh perkembangan zaman.
c) Ari-ari Kartini
Dengan adanya monumen ini, merupakan salah satu wujud menghargai
prestasi serta jasa pahlawan yang telah memperjuangkan Emansipasi wanita
ini. Monumen ari-ari Kartini dapat memberikan motivasi untuk menjadi
seseorang yang memiliki semangat kebangsaan yang sesuai dengan nilai-nilai
Pendidikan Karakter.
10
Untuk itu kita perlu menghargai jasa beliau dalam menyebarkan agama Islam
dengan cara mendoakannya.
11
masyarakat sekitar dapat mengingat perjuangan Datuk Singorojo dalam
mneyebarkan agamanya dengan mengunjungi makamnya.
Sikap kontra terhadap kearifan lokal di daerah Perbatasan Jepara adalah
kepemilikan macan kurung belum diketahui. Ada yang menyebutkan bahwa
macan kurung termasuk daerah wilayah Kudus, ada juga yang menyebutkan
termasuk daerah wilayah Jepara. Sedangkan pada Beratan, ketika mengelilingi
desa banyak yang terganggu dengan menghalangi jalan utama desa. Sedangkan di
makam Datuk Singorojo dijadikan tempat yang diyakini dapat memberikan ilmu
ghaib.
2.5 Dampak bagi Masyarakat dari Adanya Keunggulan dan Kearifan Lokal
a. Dampak dari Keunggulan Lokal di Daerah Perbatasan Jepara Perbatasan
Dampak dari keunggulan lokal di daerah perbatasan Jepara perbatasan yaitu
horok-horok dan lawang gebyok ukir adalah sebagai lapangan pekerjaan dari
masyarakat sekitar dan menjadi ciri khas dari daerah tersebut. Selain sebagai
lapangan pekerjaan, horok-horok bisa digunakan sebagai pengganti nasi. Dan
lawang gebyok dapat dijadikan sebagai salah satu sentra produk unggulan ukir
milik Desa Blimbing Rejo. Sedangkan ari-ari Kartini sebagai pengingat
masyarakat akan kelahiran dari pahlawan yang berasal dari daerah Jepara.
12
pembuatannya, agar siswa mengetahui keunggulan lokal di daerahnya sendiri
supaya keunggulan tersebut tidak tergerus oleh perkembangan jaman.
Selain itu, pada makanan horok-horok, siswa diperkenalkan dan cara
pembuatan makanan tersebut. Agar siswa mempunyai keahlian dalam membuat
makanan ciri khas daerahnya sendiri. Sedangkan pada monumen ari-ari Kartini
sebagai pendidik kita bisa mengajarkan bagaimana cara merawat peninggalan
sejarah pahlawan dari Daerahnya, dan memberikan contoh perilaku yang baik dari
R.A Kartini semasa perjuangan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan dan Saran
3.1.1. Kesimpulan
Keunggulan dan kearifan lokal di daerah Jepara Perbatasan sangat banyak,
diantaranya adalah keunggulan lokalnya yaitu horok-horok, gebyok ukir, dan
ari-ari Kartini. Sedangkan kearifan lokalnya yaitu macan kurung, Baratan di
Desa Dorang, dan Makam mbah Datuk Singorojo.
Keunggulan lokal dan kearifan lokal menjadi ciri khas dari suatu daerah
tertentu. Ciri khas tersebut tentunya mempunyai pro dan kontra maupun
dampak bagi masyarakat sekitar. Kita sebagai pendidik seharusnya bisa
memperkenalkan dan melestarikan keunggulan dan kearifan lokal pada siswa
agar mengetahui tentang keunggulan dan kearifan lokal di daerahnya masing-
masing.
3.1.2. Saran
Keunggulan dan kearifan lokal sekarang ini jarang diketahui oleh
masyarakat. Salah satunya adalah kearifan lokal yaitu Baratan di Desa Dorang
yang sekarang ini dari tahun ke tahun semakin sedikit masyarakat yang
mengikuti. Hal tersebut dikarenakan kurangnya melestarikan kebudayaan yang
sudah tergerusnya sebuah jaman yang semakin modern. Seharusnya,
masyarakat tersebut melestarikan kearifan lokal agar menjadi ciri khas dari
daerahnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Rachmadyanti, Putri. 2017. “Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar
Melalui Kearifan Lokal”. JPSD. 3(2); 201-2014.
15
LAMPIRAN
16