1. Sasaran Advokasi
- DPRD setempat
- DPR Provinsi
- Kepala dinas kesehatan
- lembaga perwakilan rakyat,
- para mitra di kalangan pengusaha/ swasta,
- badan penyandang dana,
- kalangan media massa,
- organisasi profesi,
- organisasi kemasyarakatan,
- lembaga swadaya masyarakat,
- bidan desa
- kader posyandu
- masyarakat (Ibu hamil, ibu menyusui)
2. Masyarakat/ Lsm
a. Menggalang potensi untuk mengembangkan gerakan /upaya
pencegahan stunting yang dimulai dari sejak bayi dalam kandungan sampai usia
golden period.
4. Jejaring/ Koalisi
Jejaring dalam melaksanan advokasi sangat begitu penting sebagai dampak
keberhasilan dalam melakukan advokasi yaitu karena mendapar dukungan dan respon
yang baik mengenai stunting dan dapat bersama-sama mampu melakukan pencegahan
serta memberikan solusi untuk mengurangi prevalensi stunting yang telah terjadi.
Jejaring dalam advokasi merupakan Kelompok-kelompok organisasi maupun
perorangan yang bekerjasama untuk mencapai perubahan dalam kebijakan hukum dan
program untuk isu/masalah tertentu, dalam hal ini mengatasi masalah stunting.
Adapun jejaring advokasi dalam hal mencari dukungan meliputi :
- Lembaga swadaya masyarakat
- Masyarakat setempat
- Tenaga kesehatan daerah tersebut
- Pengusaha daerah setempat
- Pemberdayaan kader
- Kelompok ibu PKK
- Tenaga medis yang mendukung
- Kalangan media massa
Adapun jaringan tersebut untuk mendukung, seperti pemberdayaan kader
peningkatan pengetahuan kader untuk melakukan penyuluhan gizi kepada ibu hami dan
ibu menyusi, pembentukan ibu-ibu PKK atau sebuah organisasi dimana para ibu
hamil.busui mendapatkan tempat/wadah dalam menyalurkan aspirasi serta
menuangkan pendapat dan mendapat pengetahuan baru.
Strategi Pemberdayaan Masyarakat :
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menanggulangi masalah
stunting serta dampaknya untuk generasi masa depan dan resiko penyakit degeneratif
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah.
c. Mengembangkan berbagai cara untuk menggali dan memanfaat kan sumber daya
yang dimiliki oleh masyarakat untuk pembangunan kesehatan
d. Mengambangkan berbagai bentuk kegiatan pembangunan kesehatan yang sesuai
dengan kultur budaya masyarakat setempat.
e. Mengembangkan manajemen sumberdaya yang dimiliki masyarakat secara terbuka
(transparan
5. Melakukan Lobi
Lobi adalah berbincang bincang secara informal dengan para pejabat untuk
menginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan yang akan
dilaksanakan.
Tahap pertama pada lobi ini adalah tenaga kesehatan bidang gizi
menyampaikan keseriusan masalah kesehatan yang dihadapi di wilayah kerjanya, dan
dampaknya terhadap kehidupan masyarakat. Kemudian disampaikan alternatif yang
terbaik untuk memecahkan atau menanggulangi masalah tersebut. Dalam lobi ini perlu
dibawa atau ditunjukkna data yang akurat tentang masalah kesehatan tersebut
kepada pejabat yang bersangkutan. Pada hal ini pihak sasaran advokasi harus
memecahkan amsalah alternatif tentang pencegahan generasi stuntigng serta
penanggulangan yang akan dilakukan pemerintah selanjutnya.
Lalu selanjutnya, meminta pendapat serta dukungan dalam negatasi masalah
tersebut agar tidak berdampak untuk kedepannya.
6. Melakukan Negosiasi
Negosiasi yaitu bentuk interaksi sosial saat pihak-pihak yang terlibat berusaha
saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Negosiasi dilakukan
karena pihak – pihak yang berkepentingan perlu membuat kesepakatan mengenai
persoalan yang menuntut penyelesaian. proses tawar-menawar dng jalan berunding
guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi)
dan pihak (kelompok atau organisasi) yg lain; 2 penyelesaian sengketa secara damai
melalui perundingan antara pihak yg bersengketa.
Keterampilan Dasar Dalam Bernegosiasi :
1. Harus mempunyai ketajaman dan kelihaian
2. Harus bersifat sabar
3. Mempunyai kemampuan beradaptasi
4. Mempunyai daya tahan
5. Mempunyai kemampuan bersosialisasi
6. Mempunyai konsentrasi yang tinggi
7. Mempunyai artikulasi
8. Memiliki selera humor Jadi, sebelum mengakhiri negosiasi, pastikan hal-hal
berikut ini:
a. Kekuatan tawar menawar
b. Kepentingan-kepentingan dalam negosiasi
c. Suasana negosiasi
Dalam melakukan negosiasi mengenai program pencegahan stunting serta
penanggulangan stunting yang terjadi untuk mengindari resiko penyakit degeneratif
yang terjadi.
PEMBAHASAN TERKAIT MASALAH STUNTING :
Defenisi Stunting
Stunting merupakan istilah para nutrinis untuk penyebutan anak yang tumbuh
tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek)
adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah
median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional.
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan
dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya
(MCN, 2009). Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2SD), ditandai
dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan
kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan
sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan menurut
umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca
persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak
memadai dan atau kesehatan. Stunting merupakan pertumbuhan linier yang gagal
untuk mencapai potensi genetic sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan
penyakit (ACC/SCN, 2000).
Stunting didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama dengan atau
kurang dari minus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-rata standar atau keadaan
dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain
seusianya (MCN, 2009) (WHO, 2006). Ini adalah indikator kesehatan anak yang
kekurangan gizi kronis yang memberikan gambaran gizi pada masa lalu dan yang
dipengaruhi lingkungan dan keadaan sosial ekonomi.
Penyebab Stunting
Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu
proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus
kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan peluang
peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab
tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine
growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan
kurangnya asupan makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan
meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga
meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk
mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunted (Allen
and Gillespie, 2001).
Gizi buruk kronis (stunting) tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja seperti
yang telah dijelaskan diatas, tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor
tersebut saling berhubungan satu sama lainnnya. Terdapat tiga faktor utama penyebab
stunting yaitu sebagai berikut :
1. Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam
makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).
2. Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),
3. Riwayat penyakit.
Dampak Stunting
Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga prestasi
belajar menjadi rendah dan tidak dapat melanjutkan sekolah. Bila mencari pekerjaan,
peluang gagal tes wawancara pekerjaan menjadi besar dan tidak mendapat pekerjaan
yang baik, yang berakibat penghasilan rendah (economic productivity hypothesis) dan
tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan. Karena itu anak yang menderita stunting
berdampak tidak hanya pada fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan,
produktivitas dan prestasinya kelak setelah dewasa, sehingga akan menjadi beban
negara. Selain itu dari aspek estetika, seseorang yang tumbuh proporsional akan
kelihatan lebih menarik dari yang tubuhnya pendek.
Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko meningkatnya
angka kematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan motorik yang rendah serta
fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen & Gillespie, 2001). Gagal tumbuh yang
terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada
kehidupan berikutnya dan sulit diperbaiki.
Masalah stunting menunjukkan ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu
panjang, yaitu kurang energi dan protein, juga beberapa zat gizi mikro.
Cara Mencegah Stunting
e. Asam Folat
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel,
memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Sumber asam folat antara lain :
bayam, lobak, kacang-kacangan, serealia dan sayur-sayuran.