Anda di halaman 1dari 18

Makalah Daerah Penangkapan Ikan

DAERAH PENANGKAPAN IKAN KUWE MACAN


(Gnathonodon speciosus)

Disusun oleh:

Nama : Aulia Fitri Jamal

NIM : 1511103010053

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga dapat terselesainya Makalah tentang Daerah Penangkapan
Ikan Kuwe Macan (Gnathanodon speciosus). Shalawat berangkaikan salam tidak
lupa disanjung-sajikan kepada haribaan kita Baginda Rasulullah SAW yang mana
beliau telah membawa kita ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya, jika terjadi kesalahan dalam
makalah ini agar di maklumi. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 25 Desember 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 5


A. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di 5 Pulau Indonesia ................ 5
B. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Ikan Kuwe Macan (Gnathonodon speciosus) ... 8
C. Daerah Penangkapan Ikan Kuwe Macan (Gnathanodon speciosus) ....... 10

BAB IV. PENUTUP ............................................................................................ 12


4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 12
4.2 Saran................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di Wilayah Sumatera .......... 5


Gambar 2. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di Wilayah Jawa dan
Sekitarnya ............................................................................................. 5
Gambar 3. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di Wilayah Sulawesi........... 6
Gambar 4. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di Wilayah Kalimantan ...... 6
Gambar 5. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di Wilayah Papua dan
Sekitarnya ............................................................................................. 7
Gambar 6. Ikan Kuwe Macan (Gnathanodon speciosus) ....................................... 8
Gambar 7. Daerah Sebaran Ikan Kuwe Macan(Gnathanodon speciosus) ............ 11
Gambar 8. Pola Migrasi Ikan Kuwe Macan (Gnathanodon speciosus) ................ 11

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu daerah perairan dimana ikan yang menjadi sasaran penangkapan
tertangkap dalam jumlah yang maksimal dan alat tangkap dapat dioperasikan serta
ekonomis. Suatu wilayah perairan laut dapat dikatakan sebagai “daerah
penangkapan ikan” apabila terjadi interaksi antara sumberdaya ikan yang menjadi
target penangkapan dengan teknologi penangkapan ikan yang digunakan untuk
menangkap ikan. Hal ini dapat diterangkan bahwa walaupun pada suatu areal
perairan terdapat sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan tetapi alat
tangkap tidak dapat dioperasikan yang dikarenakan berbagai faktor, seperti antara
lain keadaan cuaca, maka kawasan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai daerah
penangkapan ikan demikian pula jika terjadi sebaliknya. Sebab-Sebab Utama
Jenis ikan berkumpul disuatu daerah perairan. a. Ikan-Ikan tersebut memiliki
perairan yang cocok untuk hidupnya. b. Mencari makanan. c. Mencari tempat
yang sesuai untuk pemijahannya maupun untuk perkembangan larvanya.
Potensi sumberdaya kelautan di Indonesia selama ini telah dimanfaatkan
dalam berbagai aktivitas perekonomian, di mana salah satunya adalah dalam
usaha perikanan tangkap. Perikanan tangkap itu sendiri merupakan aktivitas
perekonomian yang unik bila dibandingkan dengan aktivitas lainnya. Hal ini
berkaitan dengan kondisi sumberdaya laut dan ikan itu sendiri yang sering
dianggap sebagai sumberdaya milik umum (common property resources).
Sumberdaya ikan ini bersifat renewable resources (sumberdaya yang dapat pulih)
tetapi bukan berarti tak terbatas sehingga apabila tidak dikelola secara hati-hati,
akan memberikan dampak negatif terhadap ketersediaan sumberdaya ikan dan
lingkungan. Dalam usaha perikanan tangkap, permasalahan yang sering terjadi
adalah tingkat penangkapan ikan di suatu wilayah yang melebihi potensi
lestarinya (maximum sustainable yield/MSY) sehingga terjadi fenomena tangkap
lebih (overfishing) yang berakibat pada penurunan hasil tangkapan persatuan
upaya (catch per unit effort) yang pada gilirannya mengakibatkan penurunan
pendapatan nelayan. Ketika pemanfaatan (fishing effort) lebih besar dari pada

1
tangkapan optimum (MSY), maka akan terjadi pemanfaatan yang berlebihan (over
exploited).
Ikan Kuwe (Caranx sexfasciatus) atau yang lebih dikenal dengan nama blue
fin treavllyu, termasuk ikan dasar dari golongan predator. Sejatinya si Kuwe
adalah ikan perairan berkarang dangkal dan berbatasan dengan laut terbuka. Ikan
kuwe memiliki lingkup “pergaulan” yang unik. Seperti halnya manusia, ikan
kuwe pun gemar bercengkerama dengan teman sebayanya. Habitat ikan kuwe
kecil lebih senang berada di dekat karang. Adapun ikan kuwe besar kebanyakan
menyebar lebih jauh dan sering pula muncul ke permukaan. Beberapa jenis ikan
kuwe, seperti kuwe gerong, kuwe mata besar, kuwe rambut, dan kuwe sirip biru.
Ikan ini bermasuk tangguh dalam mempertahankan hidupnya. Kendati begitu,
perlu beberapa trik untuk memburunya. Para mania mancing menyarankan agar
memburunya tidak secara troling. Sebab ada, risiko umpan tersangkut karang.
Namun bisa saja Kuwe dipancing dengan troling bila memmakai
umpan minow (Umpan tiruan berbentuk ikan). Banyak jenis umpan yang bisa
dipakai untuk memancing ikan kuwe. Seperti bentuong, bandeng, kacang-kacang,
cendero, ikan terbang. Bisa juga cumi-cumi. Bila memakai umpan tiruan, ada
umpan minow, konahead (cumi-cumian dari plastik), umpan dari plastik lunak
(palstic jig). Apabila memakai umpan ikan hidup, timah bisa juga ditambahi
pemberat agar posisinya ada di bawah permukaan. Untuk pemancing ikan kuwe
gerong berukuran besar bisa juga menggunakan cara kasting dari pantai (surf
casting), dari tebing (rock casting), secara koncer (mancing di atas kapal yang
jangkarnya dilego dengan memakai umpan ikan hidup), atau bisa juga mancing di
atas kapal yang hanyut oleh arus (drifting).

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui daerah persebaran ikan kuwe.
2. Habitat ikan kuwe hubungannya dengan daerah penangkapan.
3. Tingkah laku ikan kuwe.
4. Daerah Penangkapan ikan kuwe.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Daerah penangkapan ikan merupakan suatu daerah perairan dimana ikan


yang menjadi sasaran penangkapan tertangkap dalam jumlah yang maksimal dan
alat tangkap dapat dioperasikan serta ekonomis. Suatu wilayah perairan laut dapat
dikatakan sebagai “daerah penangkapan ikan” apabila terjadi interaksi antara
sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan dengan teknologi
penangkapan ikan yang digunakan untuk menangkap ikan. Hal ini dapat
diterangkan bahwa walaupun pada suatu areal perairan terdapat sumberdaya ikan
yang menjadi target penangkapan tetapi alat tangkap tidak dapat dioperasikan
yang dikarenakan berbagai faktor, seperti antara lain keadaan cuaca, maka
kawasan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan
demikian pula jika terjadi sebaliknya. Pengetahuan mengenai daerah penangkapan
ikan meliputi kelimpahan, kepadatan stok, sifat fisik lingkungan, pola migrasi dan
distribusi jenis-jenis ikan sangat penting, seperti I daerah terumbu karang. Begitu
pula pada ekosistem terumbu karang, ekosistem ini mempunyai produktivitas
organik yang sangat tinggi, demikian pula keanekaragaman biota yang ada
didalamnya. Sebagai sumber daya hayati terumbu karang dapat pula
menghasilkan berbagai produk yang mempunyai nilai eonomi tinggi (Nelwan,
2004).
Perikanan adalah suatu kegiatan ekonomi. Tujuan pembangunannya untuk
Indonesia adalah sebagai devisa negara, sumber pendapatan nelayan dan sumber
protein hewani bagi manusia. Untuk mencapai tujuan-tujuan itu, produk-produk
perikanan biasanya harus mengalami perpindahan pemilikan dari nelayan atau
petani ikan sebagai produsen kepada penduduk sebagai konsumen. Perpindahan
pemilikan yang dimaksud terjadi karena adanya pasar. Sebab itu pemasaran
adalah mata rantai yang penting dalam suatu pembangunan perikanan. Produksi
ikan bersifat musiman, terutama ikan laut. Dengan demikian, pada suatu saat
produksi ikan sangat melimpah, banyak ikan yang tidak dimanfaatkan sehingga
menjadi busuk. Hal ini sangat merugikan bagi nelayan atau pengusaha yang
berkecimpung dalam dunia bisnis Perikanan. Ikan merupakan salah satu sumber

3
zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup manusia. Manusia telah
memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak beberapa abad yang lalu. Sebagai
bahan pangan, Ikan mengandung zat gizi utama berupa protein, lemak, vitamin,
dan mineral (Junianto, 2003).
Ikan merupakan salah satu komoditi yang berperan penting dalam
kehidupan manusia. Di negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia, Filipina,
dan Peru, produksi dari perikanan selain bisa digunakan konsumsi pemenuhan
kebutuhan protein hewani, juga merupakan sumber penghasilan negara (devisa)
berupa ekspor. Perikanan, seperti halnya sektor ekonomi lainnya, merupakan
salah satu aktivitas yang memberikan konstribusi terhadap kesejahteraan suatu
bangsa. Sebagai salah satu sumber daya alam yang bersifat dapat diperbaruhi
(renewable), pengelolaan sumber daya ini memerlukan pendekatan yang bersifat
menyeluruh dan hati-hati. Pada mulanya, pengelolaan sumber daya ini banyak
didasarkan pada faktor biologis semata, dengan pendekatan yang disebut
Maximum Sustainable Yield (tangkapan maksimum yang lestari) atau disingkat
MSY. Dalam pendekatan ini menjelaskan bahwa setiap spesies ikan memiliki
kemampuan untuk berproduksi yang melebihi kapasitas produksi (surplus),
sehingga apabila surplus ini dipanen (tidak lebih dan tidak kurang), maka stok
ikan mampu bertahan secara berkesinambungan (sustainable). Dengan tercapainya
tingkat MSY maka akan tercapai produksi yang maksimum secara ekonomi dan
merupakan tingkat upaya yang optimal secara sosial (Fauzi, 2008).

4
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di 5 Pulau Indonesia

Gambar 1. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di Wilayah Sumatera

Gambar 2. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di Wilayah Jawa dan


Sekitarnya

5
Gambar 4. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di Wilayah Kalimantan

Gambar 3. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di Wilayah Sulawesi

6
Gambar 5. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di Wilayah Papua dan
Sekitarnya

Kemajuan teknologi yang berkembang pesat pada era globalisasi ini,


mempunyai kelebihan berupa keuntungan yang sangat berguna bagi para nelayan
dan masyarakat perikanan. Salah satunya dengan adanya peta prakiraan daerah
penangkapan ikan di setiap wilayah yang diterbitkan secara pembaharuan dan
berkelanjutan. Peta prakiraan dapat mempermudah para nelayan untuk
mengetahui informasi keberadaan atau potensial dimana gerombolan ikan berada
yang menjadi sasaran target tangkapan mereka. Dewasa ini, para nelayan tidak
perlu lagi melihat kondisi alam secara konvensional untuk melihat tanda-tanda
adanya gerombolan ikan di permukaan laut dan hanya perlu melihat peta
prakiraan daerah penangkapan ikan yang menjadi gambaran umum letak titik
pusat daerah penangkapan mereka. Dilihat dari gambar peta prakiraan daerah
penangkapan di berbagai pulau besar Indonesia yaitu Pulau Sumatera, Pulau Jawa
dan sekitarnya, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, dan Pulau Papua mempunyai
daerah potensial ikan yang dilihat dari simbol ikan yang berwarna hitam dan
daerah penangkapan ikan yang dilihat dari simbol ikan yang berwarna hitam.
Hasil prakiraan tersebut diambil pada tanggal 19-20 Desember 2016 yang dipublis
oleh Balai Penelitian dan Observasi Laut Pusat Penelitian dan Pengembangan

7
Sumber Daya Laut dan Pesisir Balitbang Kelautan dan Perikanan. Peta prakiraan
yang diinformasikan oleh Lembaga Pusat Balitbang Kelautan dan Perikanan.

B. Ciri-Ciri dan Klasifikasi Ikan Kuwe Macan (Gnathonodon speciosus)


Klasifikasi ikan Kuwe menurut Anonymous (2007) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Carangidae
Genus : Gnathanodon
Species : Gnathanodon speciosus

Gambar 6. Ikan Kuwe Macan (Gnathanodon speciosus)

Tubuh kuwe berbentuk oval dan pipih. Warna tubuhnya bervariasi, yaitu
biru bagian atas dan perak hingga keputih-putihan di bagian bawah. Tubuh
ditutupi sisik halus berbentuk sikloid. Sisiknya kecil dengan gurat sisi yang
bercabang. Dibagian dada sisiknya berkurang atau tidak ada. Terdapat tiga duri,
dua yang pertama terpisah dari sirip yang diam. Sirip ekornya berjagak
(Poernomo dkk, 2006).

8
Ikan Kuwe termasuk ikan dasar dari golongan predator. Sejatinya si Kuwe
adalah ikan perairan berkarang dangkal dan berbatasan dengan laut terbuka. Ikan
kuwe memiliki lingkup “pergaulan” yang unik. Seperti halnya manusia, ikan
kuwe pun gemar bercengkerama dengan teman sebayanya. Habitat ikan kuwe
kecil lebih senang berada di dekat karang. Adapun ikan kuwe besar kebanyakan
menyebar lebih jauh dan sering pula muncul ke permukaan. Beberapa jenis ikan
kuwe, seperti kuwe gerong, kuwe mata besar, kuwe rambut, dan kuwe sirip biru.
Ikan ini bermasuk tangguh dalam mempertahankan hidupnya. Kendati begitu,
perlu beberapa trik untuk memburunya. Para mania mancing menyarankan agar
memburunya tidak secara troling. Sebab ada, risiko umpan tersangkut karang.
Namun bisa saja Kuwe dipancing dengan troling bila memakai
umpan minow (Umpan tiruan berbentuk ikan).
Banyak jenis umpan yang bisa dipakai untuk memancing ikan kuwe. Seperti
bentuong, bandeng, kacang-kacang, cendero, ikan terbang. Bisa juga cumi-cumi.
Bila memakai umpan tyiruan, ada umpan minow, konahead (cumi-cumian dari
plastik), umpan dari plastik lunak (palstic jig). Apabila memakai umpan ikan
hidup, timah bisa juga ditambahi pemberat agar posisinya ada di bawah
permukaan. Untuk pemancing ikan kuwe gerong berukuran besar bisa juga
menggunakan cara kasting dari pantai (surf casting), dari tebing (rock casting),
secara koncer (mancing di atas kapal yang jangkarnya dilego dengan memakai
umpan ikan hidup), atau bisa juga mancing di atas kapal yang hanyut oleh arus
(drifting).
Ikan kuwe termasuk ikan segala musim. Artinya, bisa dipancing sepanjang
tahun. Meski begitu, kan tersebu terbanyak pada awal musim hujan seperti
November-Maret. Ada beberapa tempat yang konon banyak ikan kuwenya, seperti
Karang Kryoya, Karang Kaimun, Karang berak, dan Karang Susuh yang berada di
Teluk Jakarta. Bisa juga di Tanjungan timur Pulau Sang Hyang di Anyer Jawa
Barat. Jika di Muara binuangeun di Pulau tinjil dan Pulau Deli. Kalau ke Ujung
Kulon Jawa Barat di Daerah Batu Asin dan Tanjung Waton. Jika di Pelabuhan
Ratu di Karang Handap, Karang Bolong, atau Slodong Barat.
Ikan kuwe termasuk ikan segala musim. Artinya, bisa dipancing sepanjang tahun.
Meski begitu, kan tersebu terbanyak pada awal musim hujan seperti November-

9
Maret. Ada beberapa tempat yang konon banyak ikan kuwenya, seperti Karang
Kryoya, Karang Kaimun, Karang berak, dan Karang Susuh yang berada di Teluk
Jakarta. Bisa juga di Tanjungan timur Pulau Sang Hyang di Anyer Jawa Barat.
Jika di Muara binuangeun di Pulau tinjil dan Pulau Deli. Kalau ke Ujung Kulon
Jawa Barat di Daerah Batu Asin dan Tanjung Waton. Jika di Pelabuhan Ratu di
Karang Handap, Karang Bolong, atau Slodong Barat.

C. Daerah Penangkapan Ikan Kuwe Macan (Gnathanodon speciosus)


Ikan ini memiliki bentuk tubuh streamline dimana tubuh bagian anterior dan
posterior mengerucut dan bila dilihat secara transversal, penampang tubuh seperti
tetesan air. Penampang tubuh tersebut akan memberikan kemudahan ikan dalam
menembus air sebagai media hidup. Bentuk tubuh tersebut biasanya dikatakan
sebagai bentuk tubuh ideal (fusiform).
Ikan kuwe hidup di daerah yang sangat luas pada daerah perairan pantai dan
dilepas pantai. Spesies ini dikenal memiliki toleransi terhadap salinitas yang
rendah dari estuaria dan sungai. Ikan ini merupakan ikan semi pelagis yang
menghabiskan waktunya berenang di kolom perairan. Ikan ini kebanyakan hidup
di perairan pantai yang dangkal yang terdapat karang dan batu karang. Ikan ini
hidup di kedalaman 20 m, namun pada umumnya hidup di kedalaman 100 m.
Ikan kuwe tersebar di perairan indo-pasifik, samudra hindia sampai perairan
hawaii, Kepulauan Marquesas di central Pacific Ocean, utara sampai selatan
Jepang, Kepulauan Ogasawara, selatan sampai utara Australia.

10
Gambar 7. Daerah Sebaran Ikan Kuwe (Gnathanodon speciosus)

Dilihat dari tingkah lakunya ikan kuwe merupakan jenis ikan predator yang
hidup secara soliter atau membentuk gerombolan. Ikan kuwe pada umumnya
memangsa jenis crustacea seperti kepiting dan lobster berduri, namun pada
kondisi malam memangsa ikan Ciguatoxic. Ikan kuwe merupakan ikan yang
melakukan migrasi dari satu perairan ke perairan lain untuk mencari lingkungan
yang sesuai untuknya. Reproduksi untuk spesies ini terjadi pada musim panas
bersamaan dengan migrasinya dengan area bertelur adalah atol.

Gambar 8. Pola Migrasi Ikan Kuwe (Gnathanodon speciosus)

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa:
1. Ikan kuwe tersebar di perairan indo-pasifik, samudra hindia sampai
perairan hawaii, Kepulauan Marquesas di central Pacific Ocean, utara
sampai selatan Jepang, Kepulauan Ogasawara, selatan sampai utara
Australia.
2. Ikan kuwe hidup di daerah yang sangat luas pada daerah perairan pantai
dan dilepas pantai. Spesies ini dikenal memiliki toleransi terhadap
salinitas yang rendah dari estuaria dan sungai.
3. Ikan kuwe merupakan ikan semi pelagis yang menghabiskan waktunya
berenang di kolom perairan.
4. Ikan kuwe kebanyakan hidup di perairan pantai yang dangkal yang
terdapat karang dan batu karang. Ikan ini hidup di kedalaman 20 m,
namun pada umumnya hidup di kedalaman 100 m.
5. Ikan kuwe merupakan jenis ikan predator yang hidup secara soliter atau
membentuk gerombolan. Ikan kuwe pada umumnya memangsa jenis
crustacea seperti kepiting dan lobster berduri, namun pada kondisi
malam memangsa ikan Ciguatoxic.
6. Ikan kuwe merupakan ikan yang melakukan migrasi dari satu perairan
ke perairan lain untuk mencari lingkungan yang sesuai untuknya.
7. Reproduksi untuk spesies ini terjadi pada musim panas bersamaan
dengan migrasinya dengan area bertelur adalah atol.
8. Dilihat dari habitat, persebaran dan tingkah laku dari ikan kuwe ini,
daerah penangkapannya adalah pada daerah perairan pantai dan dilepas
pantai yang terdapat karang pada kedalaman 20-100 m.

12
4.2 Saran
Semoga dengan adanya peta prakiraan daerah penangkapan ikan yang
diperoleh lewat website Lembaga Pusat Kementerian Kelautan dan Perikanan,
dapat memudahkan kegiatan penangkapan ikan bagi para nelayan dalam
menemukan lokasi daerah penangkapan sehingga ikan atau biota laut yang
terdapat didalamnya bisa terjaga kelestarian ekosistemnya dan keberlanjutan
biotanya dengan waktu jangka panjang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, A. 2008. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi.
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nelwan, A. 2004. Pengembangan Kawasan Perairan Menjadi Daerah


Penangkapan Ikan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

14

Anda mungkin juga menyukai