By: GROUP 5 ANDREY VADYLA 1600005083 DAVID RAMALI 1600005000 DENIS RENHARD 1600005764 HUQIE ELFIANA UMAY 1600004364 JOHAN SOETOTO 1600004963
BINUS BUSSINESS SCHOOL
BINUS UNIVERSITY 2017
SUMMARY
PLASTECH,INC.
Plastech
adalah
produsen
Plastic
Pellets
yang
berguna
sebagai
bahan
baku
dalam
produk
plastik
cetakan,
yang
biasanya
digunakan
perusahaan
jasa.
Perusahaan
ini
fokus
dalam
hal
peralatan
dan
keahlian
khusus
untuk
memadukan
berbagai
bahan.
Plastech
mengoperasikan
enam
mesin
antara
lain
adalah
feeding
hopper,
blending
maching,
water
bath,
dan
Pelletizer.
Dua
baris
mesin
lainnya
memiliki
peralatan
khusus
tambahan
untuk
menangani
bahan
kimia
yang
berbahaya.
Pemesanan
yang
ada
tersebut
kebanyakan
dalam
jumlah
kecil
karena
pelanggan
tidak
ingin
menyimpan
persediaan
yang
tinggi.
Dengan
demikian,
ukuran
batch
produksi
yang
relatif
kecil
dan
terdapat
sejumlah
besar
setup.
Pada
tahun
1992,
ukuran
batch
rata-‐rata
adalah
13.000
pound
dan
terdapat
320
setup.
Sementara
itu
waktu
penyiapan
rata-‐rata
(average
setup
time)
adalah
24
jam.
Pada
tahun
1992,Plastech
kehilangan
2
Significant
Customers
yang
memiliki
46%
total
pounds
dari
plastik.
Kemudian
mereka
merancang
strategi
pemasaran
baru
untuk
mencari
pekerjaan
tambahan
dari
semua
pelanggan
yang
ada
dan
memperluas
lini
produknya.
Untuk
memenuhi
tantangan
yang
muncul
pada
tahun
1993,
Shift
ketiga
ditambahkan
untuk
memenuhi
peningkatan
volume
produksi
dan
persiapan.
Meskipun
pendapatan
perusahaan
meningkat
20%,
namun
profitnya
turun
83%
dari
tahun
fiskal
1992.
Operation
Manager
dari
Plastech
tentunya
ingin
mencari
tahu
alasan
terjadinya
hal
terseut.
• Question
1:
Which
factors
contributed
to
the
decline
in
profits?
Faktor
yang
mempengaruhi
penurunan
profit
antara
lain
adalah:
1. Meningkatnya
direct
labor
expense
Direct
labor
Expense
meningkat
dari
14.8%
menjadi
18.5%.
Hasilnya
tenaga
kerja
langsung
bertanggung
jawab
atas
semua
produksi
dan
penyiapan.
Sejalan
dengan
adanya
penambahan
shift
ketiga.
Pada
tahun
fiscal
1992,
1993
kita
dapat
melihat
beberapa
hal
berikut
:
The
expense
of
direct
labor
in
fiscal
year
:
Expense
Direct
Labor
1992
=
528,000/3,564,288
=
14.8%
Expense
Direct
Labor
1993
=
792,000/4,283,288
=
18.5%
Cara
lain
untuk
melihat
kenaikan
biaya
tenaga
kerja
langsung
di
tahun
fiskal
adalah
menghitung
setiap
unit
yang
dihasilkan
dengan
jumlah
produksi.
Expense
Direct
Labor
1992
=
528,000/4,193,280
=
0.126
Expense
Direct
Labor
1993
=
792,000/5,069,173
=
0.156
2. Meningkatnya
Selling
Expense
Biaya
penjualan
meningkat
dari
22.9%
ke
27.9%.
Pada
tahun
fiscal
1992,
1993
kita
dapat
melihat
beberapa
hal
berikut
:
The
selling
expenses
in
fiscal
year
Selling
Expense
1992
=
819,786/3,564,288
=
22.9%
Selling
Expense
1993
=
1,199,366/4,283,288
=
27.9%
Atau
kita
dapat
melihat
perubahan
itu
dengan
menghitung
biaya
penjualan
dengan
jumlah
produksi.
Selling
Expense
1992
=
819,786/4,193,280
=
0.195
Selling
Expense
1993
=
1,199,366/5,069,173
=
0.237
3. Menurunnya
Average
Sales
Price
Harga
jual
rata-‐rata
sedikit
menurun
dari
0,850
menjadi
0,845.
Akibatnya,
laba
bersih
setelah
pajak
terasa
sebesar
$
25,346
pada
tahun
1993.
Jadi,
penurunan
profit
terjadi
karena
peningkatan
biaya
direct
labor
dan
selling
cost,
lalu
penurunan
harga
penjualan.
• Question
2:
What
did
Lincoln
Smith
find
when
he
computed
the
direct
and
indirect
labor
productivity
figures?
Di
tahun
fiskal
1992-‐1993
kita
dapat
melihat
yang
terjadi
bahwa
:
Rasio
dari
productive
time
menuju
total
time
pada
tahun
fiskal
Ratio
1992
à
16,320
/
24,000
=
68%
Ratio
1993
à
18,360
/
36,000
=
51%
Dengan
rate
gaji
yang
tidak
berubah,
Differential
amount
adalah
µ
=-‐3%
Dan
rasio
antara
produktivitas
direct
&
indirect
labor
adalah
:
Lincoln
Smith
menemukan
adanya
peningkatan
dari
jumlah
produktivitas
direct
labor
dari
528,000
menjadi
792,000
(meningkat
sebesar
33%).
Kemudian
Indirect
Labor
Productivity
juga
meningkat
sebesar
17%.
Dengan
peningkatan
namun
total
set
up
waktu
tersebut
juga
meningkat
sekitar
56%,
hal
ini
membuktikan
bahwa
produktivitas
waktu
yang
ada
tidak
efisien.
1) Question
3:
Identify
and
describe
the
root
cause
of
the
decline
in
operating
profits.
Recommend
a
plan
of
action
for
plastech.
Masalah
yang
menyebabkan
Declining
Operating
Profit
adalah
:
1) Low
Gross
Profit
Margin
(1992-‐1993)
Pada
tahun
1992,
annual
gross
profit
adalah
$1,709,428
dan
di
tahun
1993
Gross
profit
meningkat
dibandingkan
tahun
sebelumnya
sebesar
13%
(244,966).
Tetapi
jika
kita
lihat
dari
total
persentase,
jumlah
nilai
tersebut
adalah
-‐2,96%,
selisih
dari
47,96%
dan
45%.
Hal
ini
menyebabkan
penurunan
operating
profit.
2) Kurangnya
kontrol
terhadap
Expense
Pada
tahun
1992,
annual
gross
profit
adalah
$1,709,428,
setelah
tax
net
profit
adalah
$189,991.
Namun,
pada
tahun
1993
net
profit
after
tax
adalah
$31,482
pada
saat
gross
profit
tersebut
meningkat
dari
tahun
sebelumnya
yakni
sebesar
244,966
(peningkatan
sebesar
13%).
Lalu
Net
Profit
After
Tax
pada
tahun
1993
turun
sebesar
-‐86%
yang
mana
hal
ini
merupakan
kesalahan
besar.
Hal
ini
dipengaruhi
oleh
keseluruhan
Expense
yang
terus
meningkat,
seperti
:
§ Peningkatan
sales
expense
sekitar
32%
pada
saat
sales
revenue
meningkat
hanya
sebesar
17%,
karena
peningkatan
revenue
yang
rendah,
hal
ini
tidak
dapat
mengimbangi
expense
lainnya
atau
expense
terkait
seperti
Labor
Cost.
§ Peningkatan
production
cost
karena
peningkatan
direct
&
indirect
labor
productivity.
Peningkatan
ini
akan
baik
untuk
perusahaan
jika
total
Productive
Time
nya
efisien.
Namun,
seiring
dengan
meningkatnya
produktivitas,
Setup
time
semakin
meningkat
sementara
Productive
Time
tidak
meningkat
signifikan.
§ General
&
Administrative
expense.
33%
dari
peningkatan
direct
labor,
expense
yang
diberikan
untuk
administrasi
ternyata
lebih
besar.
§ Productive
time
meningkat
namun
tidak
efisien,
hal
tersebutmembuat
setup
time
menjadi
lebih
besar.
3) Tidak
cukupnya
revenue
volume
Pada
2
tahun
fiscal
ini,
kita
dapat
melihat
bahwa
sales
revenue
lebih
rendah
dari
production
cost.
Dapat
di
hitung
dari
sales
volume
natara
2
tahun
ini
yang
menjelaskan
bahwa
kecilnya
perbedaan
dari
jumlah
produk
yakni
sebanyak
875,893
produk.
Meskipun
Plastech
telah
menurunkan
harga
untuk
mendapatkan
volume
penjualan
yang
besar,
namun
ternyata
hasilnya
tidak
seperti
yang
mereka
harapkan.
Rekomendasi
untuk
Plastech.
Jika
Plastech
ingin
merekonstruksi
Operating
profit,
mereka
perlu
meminimalisasi
Operating
Expenditure
dan
memaksimalkan
Operating
Revenue.
Tentunya
mereka
membutuhkan
rencana
khusus
:
1.
Meminimalisasi
Operating
Expenditure,
seperti
:
• Membatasi
Labor
:
Jumlah
peningkatan
direct
labor
yang
terlalu
besar
sebaiknya
pihak
HR
dari
Plastech
harus
memilih
pekerja
yang
memiliki
skill
yang
tinggi
dan
mengurangi
pekerja
yang
skillnya
terbatas
dan
kurang
produktif.
• Membatasi
setup
time
:
Plastech
kehilangan
waktu
dalam
periode
setup
time,
hampir
40%
productive
time
mereka
hilang.
Padahal,
mereka
dapat
menggabungkan
pesanan
yang
sama
dengan
bahan
yang
sama.
Mereka
dapat
menginvestasikan
teknologi
atau
membangun
gudang
untuk
stok
barang
untuk
kontrak
jangka
panjang
dengan
traditional
customer.
• Membuat
ragam
produk
namun
dengan
volume
yang
wajar,
melakukan
diversifikasi
produk
yang
memiliki
umur
produksi
yang
panjang,
serta
disamping
itu
Plastech
juga
harus
tetap
menjaga
hubungan
dengan
pelanggan.
• Mengendalikan
pengeluaran,
contoh
:
melakukan
pengkajian
dalam
mengeluarkan
biaya
agar
biaya
tidak
melebihi
anggaran
pengeluaran
yang
sudah
ditetapkan.
2.
Memaksimalkan
pendapatan,
seperti
:
• Pendapatan
penjualan
:
dari
tahun
1992
sampai
1993,harga
dapat
dikategorikan
rendah
karena
adanya
launching.
Untuk
tahun
berikutnya
Plastech
harus
terus
evaluasi
terhadap
produk
yang
akan
dijual.
• Sourcing
terhadap
pelanggan
baru:
Ini
akan
membantu
Plastech
meningkatkan
pelanggan
dan
pendapatan
mereka.
• Memperbanyak
teknologi:
Di
pasar
plastik,
investasi
pada
mesin
dan
teknologi
adalah
solusi
terbaik
untuk
bertahan
dan
berkembang.
Plastech
bisa
menginvestasikan
teknologi
pada
pembuatan
produk
serta
yang
bersifat
administrasi,
perusahaan
dapat
meminimalisi
penggunaan
SDM
dengan
mesin.