Anda di halaman 1dari 2

** SERENADA CINTA **

Sungguh belum jua ada ilham yang menyambangiku mengenai siapa sejatinya dirimu, yang
menjadi belahan jiwaku… bertanya-tanya di tiap desahan nafas, apakah kau dan aku telah
saling melontar kata, atau memang persinggungan itu belum terjadi ???

Sekejap seolah kujumpaimu dalam serpihan doa, sujud panjang, mimpi, lembaran lontar atau
bahkan pada secarik elegy cinta… ternyata isyarat itu hanya sebilah fatamorgana meski
rojaa kerap menyertai kala kukepakkan sayap menuju bianglala….

Aku dengan segenap keimananku sungguh meyakini bahwa engkau adalah lelaki pilihanNya.
Engkau adalah mahlukNya yang terbaik yang akan berada di sampingku hingga pada saatnya
senja menempa raga. Engkaulah bintang venus yang bersinar cerah di jingga langitku… duhai
ksatria, terbangkan aku dengan kuda sembranimu menuju romantika cinta yang bukan
sekedar semiotika… kau dan aku disandingkan oleh iradahNya, karenanya kumohon jangan
sekali-kali kau ingkar dari mencintaiNya, cintailah aku setelah engkau persembahkan cinta
tertinggimu pada Allah dan RasulNya…..”

Rindu…

Di belahan bumi manapun engkau berdiri kini, meski mungkin tak seindah padang pertemuan
Adam dan Hawa, aku percaya bahwa Sang Pemilik Jiwa telah menyiapkan tempat terbaik
untuk kita bersua… wahai rindu, untuknya tak perlu kau berkeras menyelami Atlantis yang
tinggal legenda, akupun jua rasakan resah yang menjarah hatimu,, bahkan kerinduan ini
layaknya khamr yang kian menelan kesadaranku. Namun, sekali lagi bersabarlah dalam
lentera keimanan, kesabaran akan berbuah indah dan sungguh sesuatu yang indah akan
dating saatnya kelak….

Cinta…

Kau adalah imamku.. engkau adalah pakaian bagiku dan aku adalah pakaian bagimu, karenanya
kenakanlah baju zirahmu tuk bertarung demi kehormatanku karena engkau adalah pahlawan
yang telah lama kuimpikan… Hari demi hari akan kita hiasi dengan ketundukan padaNya..
kelamnya malam akan kita terangi dengan tangis munajah kehadiratNya… sunyinya istana
kecil akan kita riuhkan dengan tawa jundi-jundi yang kelak dititahkan melanjutkan
perjuangan menegakkan dienNya di muka bumi, insya Allah….

Kasih…
Kau dan aku miliki masa lalu, masa lalu kerap menjadi boomerang bagi insane yang enggan
memandang masa depan.. namun dengan peleburan jiwa, sebuah lembar baru kehidupanpun
telah dimulai. Akadnya, kita hidup untuk hari ini dan esok, dan tiada guna hari kemarin
melainkan ibrah dan mauidzah.. sekali lagi kuyakini bahwa itu adalah bekalan terbaik untuk
merengkuh masa depan nan futuh…

Pangeranku…

Tetaplah sanjungkan harap di dua pertiga malammu, biar kudengar lamat isakmu di balik
hijab penantianku.. Duhai pangeran, bukan hanya pandawa yang berbangga dengan loyalitas
seorang Drupadi, satu ikrarku dengan persaksian malaikatNya “aku jua akan berikhtiar tuk
menjadi yang kau bangga”

Belahan jiwa…

Nantikanlah ku di batas waktu… batas yang akan membuka hijab antara kau dan aku… Batas
Yang menjadikan Halalnya cinta ini…. Ketika aqad berbicara, insya Allah kukan ikhtiar
menjadi bidadarimu yang bersinar taqwa di jannahNya kelak”

(Rintihan hati hawa biasa…..)

Anda mungkin juga menyukai