Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM
ISLAM SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN

Kelompok 1
1. Daffa Dwiki Saputra ( 21040115170001 )
2. Fikrah El-Hifzi ( 21040114120045 )
3. Octafian Y.P ( 21040114120043 )

TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016
BAB 1
Pendahuluan

Islam dibawa oleh Nabi Muhammad ke muka bumi sejak 14 abad lalu adalah
untuk memperkenalkan sebuah paradigma kehidupan yang berorientasi menjaga
harkat dan martabat kemanusian, menyelamatkan, dan membahagiakan.
Paradigma kehidupan dimaksudkan itu bersifat komprehensif atau menyeluruh,
menyangkut keyakinan tentang ketuhanan, kemanusiaan, alam, serta bagaimana
mendapatkan keselamatan hidup secara sempurna itu.
Dalam sejarahnya tidak mudah memperkenalkan paradigma itu ke tengah-
tengah masyarakat. Resistensi sedemikian kuat, yang dilakukan oleh orang-
orang yang memiliki cara pandang lama yang sudah hidup secara mengakar.
Paradigma lama tentu saja sudah menguntungkan kelompok-kelompok tertentu,
sekalipun menyengsarakan pihak lainnya.
BAB II
Pembahasan

A. Islam Agama Yang Sempurna


Islam adalah agama yang sempurna. Sempurna dalam tempat (
Syumuliyah al-Makaan ), sempurna dalam waktu (Syumuliyah Az-Zaman
) dan sempurna dalam minhaj/pedoman ( Syumuliyah al-Minhaj ).

 Sempurna dalam tempat maksud nya semua tempat dimuka bumi


ini adalah tempat yang sesuai dengan islam.Demikian
pula,siapapun orang nya dan dari mana asal nya semua ciptaan-
Nya diketahui oleh sang pencipta.
 Islam sempurna dalam waktu maksud nya adalah bahwa risalah
isalm abadi sepanjang masa.Mulai dari Nabi Adam AS, sampai
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para Nabi.Dan isla
ini tetap sesuai dengan kebutuhan manusia hingga akhir zaman.
 Islam sebagai minhaj yang sempurnna didasari kepada asas
akidah,dibina dari akhlak dan ibadah kemudian didukung oleh
dakwah dan jihad, Asas dari islam adalah aqidah.Ini dasar dari
bangunan islam.Tanpa akidah maka tidak akan kuat,seperti halnya
rumah yang tanpa fondasi.
Islam bagaikan bangunan yang sempurna dengan fondasi aqidah yang
kuat dan sendi tiangnya berupa ibadah kepada Allah Swt yang diperindah
dengan akhlak yang mulia.Sedangkan peraturan dalam syariat Allah
adalah memperkuat bangunan tersebut.Manakal dakwah dan jihad
merupakan pagar – pagar yang menjaga dari kerusakan musuh – musuh
islam.

B. Paradigma
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang
terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam
berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku
(konatif).[1] Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep,
nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam
sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual
Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang
merupakan kata serapan dari bahasa Latin pada tahun 1483
yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola; bahasa
Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk
"membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik)

C. Peran Islam Dalam Perkembangan Iptek


 Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu
pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat
Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang.
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib
dijadikan landasan pemikiran (qaidah fikriyah) bagi seluruh
bangunan ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah
Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan
menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan
diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan
tidak boleh diamalkan.
 Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam)
sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-
hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan
umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme)
seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa
boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan
halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh
memanfaatkan iptek, jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam.
Sebaliknya jika suatu aspek iptek telah diharamkan oleh Syariah,
maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia
menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Ilmu sangat bermanfaat, tetapi juga bisa menimbulkan bencana
bagi manusia dan alam semesta tergantung dengan orang-orang
yang menggunakannya. Untuk itu perlu ada etika, ukuran-ukuran
yang diyakini oleh para ilmuwan yang dapat menjadikan
pengembangan ilmu dan aplikasinya bagi kehidupan manusia agar
tidak menimbulkan dampak negatif.
2. Peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada
2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma
pemikiran dan ilmu pengetahuan. Jadi, paradigma Islam, dan
bukannya paradigma sekuler, yang seharusnya diambil oleh umat
Islam dalam membangun struktur ilmu pengetahuan. Kedua,
menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek. Jadi,
syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang
seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam dalam
mengaplikasikan iptek. Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh
umat Islam dengan baik, insyaallah akan ada berbagai berkah dari
Allah kepada umat Islam dan juga seluruh umat manusia. Mari kita
simak firman-Nya: “Kalau sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya”. (Qs. al-A’raaf [7]: 96).
DAFTAR PUSTAKA

http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/03/etika-islam-dalam-penerapan-
ilmu.html
https://jorjoran.wordpress.com/2011/06/19/makalahislam-sebagai-paradigma-
ilmu-pendidikan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Paradigma
http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/03/etika-islam-dalam-penerapan-
ilmu.html

Anda mungkin juga menyukai