Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HIV

MANAGEMENT NYERI PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TERAPI


AKUPUNTUR

Dosen Pembimbing: Ana Fitria Nusantara.,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh;

Ahmad Saifudin
Nur Aziza
Anita Widayanti
Asma wati
Moslehatul
Merina Hz
Sandi dwi N.
Siswaty

PROGRAM STUDY SARJANA KEPERAWATAN

HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG

PROBOLINGGO

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Atas bimbingan dan pertolongan nya sehingga makalah ini dapat
tersusun dengan berdasarkan berbagai sumber pengetahuan yang bertujuan untuk
membantu proses belajar mengajar mahasiswa agar dapat berlangsung secara efektif
dan efisien. Sehingga dapat di terbitkan sesuai dengan yang di harapkan dan dapat di
jadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan. Sehari-hari dan sebagai panduan
dalam melaksanakan makalah dengan judul “MANAGEMENT NYERI PADA PASIEN
HIV/AIDS DENGAN TERAPI AKUPUNTUR “dan dengan selesainya penyusunan makalah
ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapa terima kasih kepada :

1. KH.Moh.Hasan Mutawakkil ‘Alallah,S.M.M, Sebagai Pengasuh Pondok Pesantren


Zainul Hasan Genggong
2. Ns. Iin Isnawati,S.Kep,M.Kep, Sebagai Ketua Stikes Hafshawaty Zainul Hasan
Genggong
3. Ana fitria Nusantara, S.Kep.,Ns.,M.Kep., Sebagai Ketua prodi S1 keperawatan dan
dosen pengajar mata kulia keperawatan HIV/AIDS
4. Santi Damayanti,A.Md, Sebagai Ketua perpustakaan Stikes Hafshawaty Zainul Hasan
Genggong
5. Teman-teman Kelompok Penyusun Makalah
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Sebagai manusia yang
memiliki keterbatasan, kami sebagai penyusun makalah ini mohon maaf jika ada
kesalahan.

Genggong 16 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................


DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 3
C. Tujuan....................................................................................................................... 4
D. Manfaat..................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Apa definisi HIV/AIDS............................................................................................ 5
2.2 Apa definisi terapi komplementer............................................................................. 6
2.3 Apa macam-macam terapi komplementer............................................................. 7
2.4 Apa terapi akupuntur pada pasien HIV/AIDS........................................................ 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................................................. 9
B. Saran.......................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang dianggap sudah tidak ada obatnya dan
selalu dikaitkan dengan kematian secara cepat. Namun demikian, kita masih memiliki
kesempatan untuk bisa hidup sehat sekalipun dengan HIV yang ada didalam tubuh
dengan kurun waktu yang sangat lama. Tetapi, banyak cara yang bisa ditempuh agar
sistem kekebalan tubuh tidak melemah dan tidak rentan terhadap suatu serangan
penyakit.
Disaat kita memulai suatu terapi alternatif, barang kali kkita mengalami sedikit
kebingungan. Salah satu terapi seperti akupuntur, yoga, jamu-jamuan, pijat, refleksi,
meditasi, vitamin, olah raga pernafasan dan lain sebagainya. Kita harus perjelas lagi apa
yang kita harapkan dari terapi-terapi tersebut dan juga sangat penting bagi kita untuk
mengetahui serta mengalami suatu manfaat dari berbagai terapi alternatif bagi seseorang
yang mengalami penyakit HIV positif. Walaupun tidak menutup kemungkinan akan
adanya suatu keajaiban terjadi kesembuhan, dan sampai saat ini belum pernah terjadi
seseorang yang positif terkena HIV berubah menjadi HIV yang negatif. Oleh sebab itu,
kita mempelajari beberapa alternatif yang salah satunya yaitu alternatif terapi akupuntur.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi HIV/AIDS?
1.2.2 Apa definisi terapi komplementer?
1.2.3 Apa macam-macam terapi komplementer?
1.2.4 Apa terapi akupuntur pada pasien HIV/AIDS?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui managemen nyeri pada pasien HIV/AIDS dengan terapi
akupuntur
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi HIV/AIDS
b. Untuk mengetahui definisi terapi komplementer
c. Untuk mengetahui macam-macam terapi komplementer
d. Untuk mengetahui terapi akupuntur pada pasien HIV/AIDS
e.
1.4 Manfaat

Manfaat disusun makalah ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Untuk Mahasiswa


a. Menambah pengetahuan tentang managemen nyeri pada pasien
HIV/AIDS dengan terapi akupuntur
b. Mengembangkan kreatifitas dan bakat penulis
c. Menilai sejauh mana penulis memahami teori yang sudah di dapat tentang
managemen nyeri pada pasien HIV/AIDS dengan terapi akupuntur
d. Mampu menganalisis jurnal sesuai dengan managemen nyeri pada pasien
HIV/AIDS dengan terapi akupuntur
1.4.2 Untuk Institusi Stikes Zainul Hasan Genggong
a. Makalah ini dapat menjadi audit internal kualitas pengajar
1.4.3 Sebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalam pemberian materi
tentang managemen nyeri pada pasien HIV/AIDS dengan terapi akupuntur
1.4.4 Untuk Pembaca
Pembaca dapat mengetahui, memahami dan menguasai tentang
managemen nyeri pada pasien HIV/AIDS dengan terapi akupuntur
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi HIV/AIDS

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sindroma yang


menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab yang
diketahui untuk dapat menerangkan terjadinya defisiensi tersebut sepertii keganasan,
obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal dan sebagainya ( Rampengan
& Laurentz ,1997 : 171).
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh manusia (H. JH. Wartono, 1999 : 09).
AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan
tubuh (dr. JH. Syahlan, SKM. dkk, 1997 : 17).
Jadi, HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang
menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif lama
dapat menyebabkan AIDS, sedangkan AIDS sendiri adalah suatu sindroma penyakit
yang muncul secara kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan sistem
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
2.2 Definisi Terapi Komplementer
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern. Komplementer adalah pengguaan terapi tradisional ke dalam
pengubatan modern (andrewset al, 1999.) terminology ini dikenal sebagai terapi
modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan
kesehatan ( crips & taykor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang menyebutkan
dengan pengobatan holistic. Pendapat ini di dasari oleh bentuk terapi yang
mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk
mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (smith et al, 2004 )
Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternative sebagai sebuah
domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan,
modalitas,praktik dan di tandai dengan teori dan keyakinan,dengan cara berbeda dari
sistem pelayanan kesehatan yang umum di masyarakat atau budaya yang ada
(complementary and alternative medicine/ CAM research methology conference, 1997
dalan snyder & lindquis, 2002,). Terapi komplementer dan alternative termasuk
didalamnya seluruh praktek dan ide yang didefinisikan oleh pengguna sebagai
pencegahan atau pengobatan penyakit atau promosi kesehatan dan kesejahteraan.
Definisi tersebut menunjukkan terapi komplementer sebagai pengembangan
terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi
keharmonisan individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang
telah terintegrasi tersebut ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah di samakan
dengan obat modern. Kondisi sesuai dengan prinsip keperawatan yang memandang
manusia sebagai makhluk yang holistic (bio,psiko, sosial, dan spiritual).
Prinsip holistic pada keperawatan ini perlu di dukung kemampuan perawat dalam
menguasain berbagai bentuk terapi keperawatan termasuk terapi komplementer. Peneran
terapi komplementer pada keperawatan perlu mengacu kembali kepada teori teori yang
mendasari praktik keperawatan. Misalnya teori rogers yang memandang manuasia
sebagai sistem terbuka, kompleks, mempunyai berbagai dimensi dan energy. Teori ini
dapat mengembangkan pengobatan tradisional yang menggunakan energy misalnya tai
chi, chikung, dan reiki.
Teori keperawatan yang ada dapat dijadikan dasar bagi perawat dalam
mengembangkan terapi komplementer misalnya teori transkultural yang dalam
praktiknya mengaitkan ilmu fisiologi, anatomi, patofisiologi, dan lain lain hal ini
didukung dalam catatan kepertawatan Florence nightingale yang telah menekankan
pentingnya mengembangkan lingkungan untuk penyembuhan dan pentingnya terapu
seperti music dalam proses penyembuhan. Selain itu, terrapin komplementer
meningkatkan kesempatan perawat dalam menunjukkan caring pada klien (synder &
lindquis, 2002).
2.3 Macam-Macam Terapi Komplementer
Terapi komplementer ada yan invasif dan non invasif. Contoh terapi komplementer
invasif adalah akupuntur dan cupping (bekam basah) yang menggunakan jarum dalam
penobatannya . sedangkan jenis Non_invasif seperti terapi energi (reiki, chikung, tai chi,
prana ,terapi suara), terapi biologis (herbal, terapi nutrisi ,food combining, terapi jus,
terapi urine, hidroterapi colon dan terapi sentuhan modalitas;akupresur, pijat bayi,
refleksi, reiki, rolfing, dan terapi lainnya( Hitchock et al, 1999).
National Center For Complementary /Alternatife Medicine (NCCAM) membuat
klasifikasi dari berbagai terapi dan sistem pelayanan dalam lima kategori .kategori
pertama, mind-body therapy yaitu memberikan intervensi dengan berbagai teknik untuk
memfasilitasi kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi tubuh
misalnya perumpamaan (imagery), yoga, terapi musik, berdoa, jurnaling, biofeedback,
humor, tai chi, dan terapi seni.

Kategori kedua, Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang
mengembngkan pendekatan pelayanan biomedis berbeda dari berat misalnya pengobatan
tradisional cina, Ayurvedia, pengobatan asli amerika, cundarismo, homepathy,
naturopathy. Kateori ke tiga dari klasivikasi NCCAM adalah terapi biologis, yaitu natural
dan praktik biologis dan hasil-hasilnya misalnya herbal , makanan).

Kategori ke empat adalah terapi manipulatif dan sistem tubuh. Terapi ini di
dasarkan oleh manipulasi dan pergerakan tubuh misalnya pengobatan kiropraksi, macam-
macam pijat, rplfing, terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi. Terakhir terapi energi
yaitu terapi yang fokusnya berasal darienergi didalam tubuh (biofields)atau
mendatangkan energi dari luar tubuh misalnya terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan,
reiki, external qi gong magnet. Klasifikasi kategori kelima ini biasanya dijadikan satu
kategori berupa kombinasi antara biofield dan bioelektromagnetik (Snyeder Lindquis,
2002).

Klasifikasi lain menurut Smith et al (2004) meliputi gaya hidup (pengobatan


holistik, nutrisi), botanikal (hemeopati, akupresur & akupunktur, refleksi,masage); mind-
body (meditasi, quided imagery, biofeedback, color

2.4 Terapi Akupuntur pada Pasien HIV/AIDS


Pada pasien HIV/AIDS salah satu manifestasi klinisnya yaitu merasakan nyeri.
Nyeri pada pasien HIV/AIDS memiliki intesitas yang berbeda antara satu orang dengan
orang lain. Pada sebuah penelitian menjelaskan bahwa nyeri pada pasien HIV/AIDS
dapat dihilangkan dengan terapi komplementer yaitu akupuntur. Akupuntur yaitu terapi
yang membutuhkan penyisipan jarum kecil ke daerah-daerah tertentu dari tubuh. Hal ini
dapat digunakan untuk berbagai alasan. Misalnya, akupunktur dapat digunakan untuk
meningkatkan energi, mengurangi kelelahan, mengurangi nyeri saraf, bahkan membantu
menghilangkan kecanduan. Teori pada penelitian ini menyebutkan bahwa akupuntur
sebagai pengganti analgesik. Berbagai teori yang mendukung akupunktur dapat
digunakan sebagai terapi analgesia atau penghilang nyeri pun bermunculan. Teori-teori
tersebut, antara lain sebagai berikut:
2.4.1 Teori endorfin yang menyatakan bahwa akupuntur menstimulasi sekresi
endorphin di dalam tubuh, terutama enkephalin yang mempunyai efek analgesia
2.4.2 Teori sistem saraf otonom yang mengungkapkan akupunktur mempengaruhi
susunan saraf otonom, yaitu saraf simpatis dan parasimpatis yang berperanan
dalam patofisiologi nyeri.
2.4.3 Teori neurotransmitter yang menyatakan akupunktur dapat mempengaruhi
kadar neurotransmitter spesifik, seperti serotonin dan noradrenalin yang terlibat
dalam proses timbulnya nyeri.
2.4.4 Teori Gate Control yang menyatakan bahwa persepsi nyeri diatur oleh bagian
dari sistem saraf yang mengatur impuls yang akan diinterpretasikan sebagai nyeri.
Bagian sistem saraf ini disebut gerbang masuk (the Gate). Jika gerbang masuk ini
menerima terlalu banyak impuls, gerbang akan berlimpahan impuls yang meluap-
luap, lalu menutup untuk mencegah impuls lainnya untuk masuk. Gate ini akan
menutup secara bertahap mulai dari yang kecil hingga yang besar. Akupunktur
menutup gerbang masuk dan mencegah serabut saraf C untuk menghantarkan
impuls nyeri.
2.4.5 Teori Motor Gate yang menyatakan beberapa bentuk paralisis dapat diatasi
dengan akupunktur dengan membuka kembali gerbang masuk yang terhambat
akibat penyakit sehingga impuls motorik yang dihantarkan dapat mencapai efektor,
yaitu otot dan kelenjar endokrin. Teori ini dinyatakan kembali oleh Professor
Jayasuriya (1977). Ia mengatakan bahwa salah satu faktor yang berkaitan dengan
perbaikan hantaran impuls motorik adalah aktivasi sel spindle yang distimulasi
oleh neuron motorik gamma. Jika akupunktur menstimulasi pelepasan neuron
motorik gamma, pelepasan itu menyebabkan kontraksi serat otot intrafusal yang
mengaktivasi sel spindle dan memicu kontraksi otot.

Goldman, et.al (2010) menyatakan akupunktur dapat mengurangi rasa nyeri karena
jarum akupunktur memicu dilepaskannya adenosin, salah satu zat penghilang rasa sakit
alami. Selain dapat mengurangi rasa nyeri, peningkatan tingkat adenosin juga dapat
menimbulkan efek menenangkan. Kelompok itu menerapkan perawatan akupunktur
standar pada tikus yang menderita nyeri di kaki. Saat dan sesudah ditusuk jarum, ternyata
tingkat adenosin dalam jaringan di sekitar jarum melonjak 24 kali lipat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang
menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif
lama dapat menyebabkan AIDS, sedangkan AIDS sendiri adalah suatu sindroma
penyakit yang muncul secara kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan
sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan
dalam pengobatan modern. Komplementer adalah pengguaan terapi tradisional ke
dalam pengubatan modern (andrewset al, 1999.) terminology ini dikenal sebagai
terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam
pelayanan kesehatan ( crips & taykor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang
menyebutkan dengan pengobatan holistic.
Terapi komplementer ada yan invasif dan non invasif. Contoh terapi
komplementer invasif adalah akupuntur dan cupping (bekam basah) yang
menggunakan jarum dalam penobatannya . sedangkan jenis Non_invasif seperti
terapi energi (reiki, chikung, tai chi, prana ,terapi suara), terapi biologis (herbal, terapi
nutrisi ,food combining, terapi jus, terapi urine, hidroterapi colon dan terapi sentuhan
modalitas;akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki, rolfing, dan terapi lainnya( Hitchock et
al, 1999).
Pada sebuah penelitian menjelaskan bahwa nyeri pada pasien HIV/AIDS dapat
dihilangkan dengan terapi komplementer yaitu akupuntur. Akupuntur yaitu terapi
yang membutuhkan penyisipan jarum kecil ke daerah-daerah tertentu dari tubuh. Hal
ini dapat digunakan untuk berbagai alasan.
3.2 Saran
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan
pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor keterbatasan waktu,
pemikiran dan pengetahuan penulis yang terbatas, oleh karena itu untuk
kesempernuan makalah ini penulis sangat membutuhkan saran-saran dan masukan
yang bersifat membangun kepada semua pembaca.Tidak terlepas dari semua itu
penulis juga menyarankan bahwa sebaiknya kita harus menjaga kesehatan kita. Agar
dapat terciptanya suatu kehidupan yang sehat tanpa adanya suatu penyakit seperti
manegemen nyeri pada pasien HIV/AIDS dengan terapi akupuntur.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.1997.AIDS dan Penanggulangannya (Ed. 3).Jakarta:PUSDILANKES & The Ford


Foundation
Hanwari, D.2009.Global Effect HIV/AIDS Dimensi Psikoreligi.Jakarta:FKUL
Nasronudin.2007.HIV & AIDS Pendekatan Biologis Molekuler, Klinis &
Sosial.Surabaya:Airlangga University Press
Nursalam, Kurniawati, D, N.2009.Asuhan Keperawatan pada Pasien
HIV/AIDS.Jakarta:Salemba Medika
Sunaryati, S. S.2011.14 Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat
Mematikan.Yogyakarta:FlashBook

Anda mungkin juga menyukai