Anda di halaman 1dari 90

Jawaban dari Ucapan “Jazakallahu khaira”

Jika kita diberikan suatu bantuan atau hadiah oleh seseorang atau ia berbuat baik kepada kita, maka
yang terbaik adalah kita doakan selain ucapkan “terima kasih” atau syukran [1]

Doa tersebut sudah kita ketahui bersama yaitu

“Jazakallahu khaira” (untuk satu orang laki-laki)

“Jazakillahu khaira” (Untuk satu orang perempuan)

“Jazakumullahu khaira” (Untuk jamak) [2]

Artinya: Semoga Allah membalas-mu kebaikan

Jawaban untuk doa ini adalah:

“Wa anta fazajakkallahu khaira”

“Wa antum Fajazakumullahu khaira”

atau

“Wa jazakallahu khaira”

“Wa jazakumullahu khaira”

Lafadz ini lebih utama dari ” waiyyakum” meskipun ucapan ini juga boleh, karena perkara ini adalah
lapang

Ucapan balasan doa ini adalah contoh dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam
Dari Anas bin Malik ia berkata: Usaid bin al-Hudhair an-Naqib al-Asyhali datang kepada
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka ia bercerita kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam tentang sebuah keluarga dari Bani Zhafar yang kebanyakannya adalah wanita, maka
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membagi kepada mereka sesuatu, membaginya di antara mereka,
lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata :

‫ ثم‬،‫ فمكث ما شاء ا‬.‫ أو اذكر لي ذاك‬،‫ت بطعام قد أتاني؛ فأتنَي فاذكر لي أهل ذلك البيت‬ ‫ فإذا سمع ت‬،‫ حتى ذهب ما في أيدينَا‬-!‫يا أسيد‬- ‫تركتتنَا‬
‫ل‬ ‫ل‬
،‫ ثم قسم في النصار فأجزل‬:‫ قال‬،‫صلى اا تعلتييهه توتسلتم في النَاس‬‫ فقتسم النَبيي ت‬،‫ شعيمر وتممر‬:‫صللى اا تعلتييهه توتسللتم طعامم همنِ خيبر‬
‫أتى رسوتل ا ت‬
‫ فقال‬: ‫ قال‬-‫ خيررا؛ يشك عاصم‬:‫أو‬- ‫ب الجزاء‬ ‫ي‬
‫ أطي ت‬-!‫أي رسوتل ا‬- ‫ك اا‬ ‫ جزا ت‬:‫ فقال له أسيد شاكررا له‬،‫ ثم قسم في أهل ذلك البيت فأجزل‬:‫قال‬
‫ أتهعفلةم ا‬-‫ت‬
‫صبامر‬ ‫ فإنكم – ما علم ا‬،-‫ أطيب الجزاء‬:‫ أو‬-‫ وأنتم معشتر النصار! فجزاكم ا خيررا‬:‫صللى اا تعلتييهه توتسللتم‬ ‫له النَبي ت‬

“Engkau meninggalkan kami wahai Usaid, sampai habis apa-apa yang ada pada kami, jika engkau
mendengar makanan mendatangiku, maka datangilah aku dan ingatkan padaku tentang keluarga itu atau
ingatkan padaku hal itu.”

Maka setelah beberapa saat, datang kepada Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam makanan dari khaibar
berupa gandum dan kurma, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam membaginya kepada manusia. Ia
berkata: kemudian beliau membaginya kepada kaum Anshar lalu makanan itupun menjadi banyak, lalu ia
berkata: kemudian beliau membaginya kepada keluarga tersebut lalu makanan itupun menjadi banyak.
Lalu Usaid pun mengucapkan rasa syukurnya kepada Nabi: “Jazakallohu athyabal jaza’ –atau khairan–
Ashim (perawi hadits, pent) ragu-ragu dalam lafadznya, lalu ia berkata : Nabi shallallahu alaihi wa
sallam kemudian membalasnya : “wa antum ma’syaral Anshar, fa jazakumullahu khaira –atau athyabal
jaza’- (dan Kalian wahai sekalian kaum Anshar, semoga Allah membalas kalian dengan kebaikan –atau
sebaik-baik balasan), sesungguhnya setahuku kalian adalah orang-orang yang sangat menjaga
kehormatan lagi penyabar…” [3]

Begitu juga praktek para sahabat

Dari Abu Murrah, maula Ummu Hani’ putri Abu Thalib:

:‫ك اللسلَّام ورحمةا اه وبركااته يا اأمتاه! تقول‬


‫ علي ه‬: ‫صاح بأعلى صوهته‬
‫ضها ت‬ ‫ب مع أبي اهريرة إلى أر ه‬
‫ فإذا تدتختل أير ت‬،‫ضه بالعقيق‬ ‫أنه رهك ت‬

‫ا؛ ربلييهتنَي صغيررا‬ ‫ رحم ه‬:‫ يقول‬،‫ك اللسلَّام ورحمةا اه وبركااته‬


‫ك ا‬ ‫وعلي ت‬
‫ ورضي عنَك؛ كما بتتريرتتنَي كبيررا‬،‫ك اا خيررا‬ ‫ يا ابنَيي! وأن ت‬:‫فتقول‬
‫ت فجزا ت‬

Bahwasanya ia berkendara bersama Abu Hurairah ke kampung halamannya di ‘Aqiiq. Ketika ia sampai di
rumahnya ia berkata dengan mengeraskan suaranya: “Alaikissalam warahmatullahi wabarakatuh wahai
ibuku.”

Lalu ibunya berkata :” wa’alaikassalam warahmatullahi wabarakatuh.”

Ia berkata (bersyukur kepada ibunya, pent) : “Rahimakillah (semoga Alloh merahmatimu wahai ibu),
engkau telah merawatku ketika aku masih kecil.”

Maka ibunya berkata : “Wahai anakku wa anta fajazakallahu khairan, semoga Allah meridhaimu
sebagaimana engkau berbuat baik kepadaku saat engkau sudah besar.”[4]

Demikian juga fatwa syaikh Abdul Muhsin Al-Badr

‫ هل هنَاك دليل على أﻥ الرد يكوﻥ بصيغة ) وإياكم ( ؟‬: ‫السﺆال‬

‫ يعنَي قول‬, ‫ وإﻥ قال ) وإياكم ( مﺜلَّ عطﻒ على جزاكم‬,‫ ) وجزاكم ا خيرا ( يعنَى يدعى كما دعا‬: ‫ الﺬي ينَبغي أﻥ يقول‬, ‫ ﻻ‬: ‫فأجاﺏ‬
‫ أنتم جزاكم ا خيرا ونﺺ على الدعاﺀ هﺬا ﻻ شك أنﻬا أوضﺢ وأولى‬: ‫ لكنِ إذا قال‬. ‫) وإياكم ( يعنَي كما يﺤصل لنَا يﺤصل لكم‬

Apakah ada dalil bahwa membalasnya (ucapan jazakallahu khairan) adalah dengan ucapan “wa
iyyakum”?

Beliau menjawab:

“Tidak ada dalilnya, namun sepantasnya dia juga mengatakan “wa jazakumullahu khairan” (dan semoga
Allah juga membalasmu dengan kebaikan), yaitu didoakan sebagaimana dia mendoakan, dan seandainya
ia mengucapkan semisal “wa iyyakum” (mengikuti) atas

ucapan “Jazakum”, yakni ucapan “wa iyyakum” bermakna “sebagaimana kami mendapat kebaikan,
semoga kalian juga”.
Akan tetapi jika ia membalasnya dengan ucapan “antum jazakumullah khaira” dan mengucapkan dengan
lafadz do’a tersebut, tidak diragukan lagi bahwa ini lebih jelas dan lebih utama.”[5]

@Lombok, Pulau Seribu Masjid

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

Catatan kaki:

[1] Ucapan doa lebih baik dari ucapan “syukran ” saja

Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi ditanya:

‫ ) شكرا ( لمنِ أسدﻯ معروفا إلى شﺨﺺ ؟‬: ‫ ما حكم قول‬: ‫السﺆال‬

‫ وباﻟ‬. ‫ منِ فعل ذلك فقد ترك الفﻀل وهو قول جزاك ا خيرا‬: ‫الجواﺏ‬

‫التوفيق‬

Soal:

Apa hukumnya mengucapkan, “Syukran (terima kasih)” bagi seseorang yang telah berbuat baik kepada
kita?

Jawab:

Yang melakukan hal tersebut sudah meninggalkan perkara yang lebih utama, yaitu mengatakan,
“Jazaakallahu khairan (semoga ALLAH membalas kebaikanmu.”

Sumber: Fath Rabbil-Wadud Fil-Fatawa war-Rasaa’il war-Rudud 1/68, no. 30

[2] Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :


‫ك اا تخييررا ؛ فتقتيد أتيبلتتﻎ هفي الﺜلتنَاﺀ‬ ‫صنَهتع إهلتييهه تميعارو م‬
‫ تجتزا ت‬:‫ﻑ فتتقاتل لهتفاهعلههه‬ ‫تمينِ ا‬

“Barang siapa yang diberi suatu kebaikan kepadanya, lalu ia mengucapkan kepada orang yang memberi
kebaikan tersebut:

“ Jazakallohu khairan ”,

maka sesungguhnya hal itu sudah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.” [HR. at-Tirmidzi,
Shahih at-Targhib wat Tarhib 969]

[3] HR. an-Nasa’i no. 8345, Dishahihkan syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah no. 3096

[4] HR. al-Bukahri dalam al-Adabul Mufrod no. 15, syaikh al-Albani berkata: “sanadnya hasan” dalam
shahih al-Adabul Mufrod no. 11

[5] Kaset durus sunan At-Tirmidzi, kitab Al-birr was shilah no. 222

*GANTI UCAPAN KITA DENGAN DOA.*

Jangan ucapkan '0k'

ucapkan "In syaa Allah"

‫اهيﻥ تشآَ تء ل‬
‫اا‬

Jangan ucapkan "wow"

ucapkan "SubhaanAllah"

‫اسيبتﺤاتﻥ اا‬

Jangan ucapkan "hebat"

ucapkan "Maa syaa Allah"

‫تماتشآَتء ي‬.
‫اا‬

Jangan ucapkan "saya baik2 saja"

ucapkan "Allhamdulillah"

‫ايلتﺤيماد هلﻟه‬

Jangan ucapkan "Terimakasih"


ucapkan "Jazaka(ki,kumu)llahu Khairan"

‫تجتزاك اا تخييررا‬

Jangan ucapkan "Hati2 ya...sampai jumpa"

ucapkan "Fii Amanillah"

‫هفي أتتماهﻥ ا‬

Jangan ucapkan "Hello"

ucapkan "Assalamu alaikkum Warahmatullah"

‫اللسلَّتام تعلتيياكيم توتريحتمةا اه‬

Doa yg indah untuk

berterima kasih pada Allah, pada semua kesempatan.

"Allahumma a'inni

'ala dzikrika wa syukrika

wa husni 'ibadatika"

‫الللﻬالم أتهعننَى تعتلى هذيكهر ت‬


‫ك تواشيكهر ت‬
ِ‫ك تواحيسهن‬

‫هعتباتدته ت‬v
‫ك‬

Mari kita sama-sama membetulkan* :

★ *Aamiin*,

★ *In Syaa Allah* dan

★ *Menyingkat kata Assalamu'alaikum*.

★ Dalam bahasa Arab ada 4 kata amin yg berbeda makna :

- Amin = Aman

- Aamin = Meminta perlindungan


- Amiin = Jujur

- *Aamiin = Ya Allah* *kabulkanlah do'a kami*

★ Kita seharusnya tidak menulis :

*Insya Allah* = Menciptakan Allah (naudzubillah ..)

Tapi pastikan kita menulis :

*In Syaa Allah = dengan izin Allah*

�����

★ Assalamualaikum, jgn disingkat, karena ;

1. As = Orang bodoh, keledai

2. Ass = Pantat

3. Askum = Celakalah kamu

4. Assamu = Racun

5. Samlekum = Matilah kamu

6. Mikum = dari bahasa Ibrani, Mari Bercinta.

- Salam pendek,

- Salam sedang dan

- Salam panjang telah

dicontohkan oleh Nabi dan tidak merubah makna aslinya :

11 *Salam pendek* : "Assalamualaikum".


- Dengan 10 kebaikan.

21 *Salam sedang* : "Assalamualaikum warahmatullah".

- Dengan 20 kebaikan.

31 *Salam panjang* : "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh".

- Dengan kebaikan sempurna.

Dengan penjelasan ini mudah-mudahan tidak ada lagi yang menyingkat karena dapat merubah maksud.

- Bila menurut anda ini ada manfaatnya, beritahu ke yg lain.

SHARE JIKA INGIN YANG LAIN DAPAT MANFAAT.

‫تمينِ تدلل تعتلى تخييﺮر فتلتها هميﺜال أتيجهر تفاهعلههه‬

*Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala seperti org yg
melakukannya.*

(HR. Muslim 3509.

*Semoga kita termasuk hamba Allah yang memperoleh kebaikan dari membaca artikel Islami serta dapat
mengamalkan-nya.*

����� Tahukah
� Anda?

Bahwa ikan yg ribuan tahun lalu menelan Nabi Yunus AS itu ternyata masih hidup sampai sekarang,
bahkan sampai hari kiamat nanti.
Hal ini sdh dijelaskan dlm Al-Qur'an : andai Yunus itu tidak beristighfar, sudah tentu ia akan tinggal dalam
perut ikan tersebut sampai hari kebangkitan..

Maka banyakkan lah beristighfar.

Tahukah Anda?

Bahwa janin semasa dalam kandungan perut ibunya, dia sudah dilihatkan perjalanan hidupnya bermula
dr lahir sampai mati.

Kerana itu, kadang2 ketika kita berkunjung ke sesuatu tempat yang baru, kita merasa seolah2 tempat
tersebut sudah tidak asing lg bagi kita.

Tahukah Anda?

Di saat kita bersin, seluruh anggota tubuh kita terhenti berfungsi, seolah2 kita mati, Ini terjadi dalam
hitungan yg sgt pantas. Setelah itu baru berfungsi spt semula. Inilah kenapa dalam Islam disunnahkan
kita membaca "Alhamdulillah" setelah bersin sebagai ungkapan kesyukuran atas berfungsinya kembali
seluruh anggota badan kita.

Tahukah Anda?

Menguap itu bukan tanda bahwa kita mengantuk, tapi itu adalah pertanda bahwa tubuh kita perlu
tambahan oksigen.

Tahukah Anda?

Bahwa memakan buah kurma dalam jumlah yg genap itu akan menghasilkan gula dlm darah.

Kerana itu Rasulullah SAW telah menganjurkan kita untuk makan kurma dalam jumlah ganjil, agar hanya
berubah menjadi karbohidrat.
Tahukah Anda?

Bahwa tepat setelah dikumandangkan azan, itu adalah waktu yang paling mustajab untuk berdoa.

Tahukah Anda?

Di mana dosa-dosa kita diletakkan ketika kita sedang bersolat?

Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya seorang hamba ketika menunaikan solat, dia akan
membawa bersama semua dosa-dosanya. Kemudian dosa-dosa itu diletakkan di atas kepala dan kedua
pundaknya. Maka ketika ia ruku' atau sujud, berjatuhanlah dosa-dosa tersebut.

Wahai orang-orang yang biasa tergesa-gesa dalam solatnya supaya bertenang dan tahanlah agar lebih
lama sedikit ketika sedang ruku' dan sujud agar lebih banyak dosa2 kita yang berguguran..

Tahukah Anda?

Diceritakan ada seorang wanita soleha yg meninggal dunia.

Maka tiap kali penduduk desa menziarah kuburnya, mereka tercium harumnya mawar dr dalam kubur
tsbt. Kemudian suaminya menjelaskan bahwa isterinya ketika masih hidup selalu membaca surah Al-
Mulk terutama setiap kali sebelum tidur.. Sesungguhnya surat Al-Mulk itu menyelamatkan kita semua
dari seksa kubur.

Tahukah Anda?

Ketika kita membaca ayat Kursi setelah kita selesai solat,

maka tiada halangan antara kita dgn syurga kecuali kematian...

Tahukah Anda?
Bahwa para malaikat mendoakan kita selepas selesai solat,

Maka janganlah kita terburu2 untuk beranjak dari tempat duduk..

Boleh di share biar lebih bermanfaat buat orang banyak, kalo pelit di simpen sendiri juga gak apa apa =D

Rasulullah S.A.W bersabda :

"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya, maka
walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR.
Al-Bukhari

MAHKOTA YG DAHSYAT....

1. Mahkota Dzikir:

Laa ilaaha illAllahu wahdahu laa syarikalah lahul mulku wallahul hamdu wahuwa 'alaa kulli sya'in qadiir.

2. Mahkota Tasbih:

Subhanallah wabihamdihi 'adada khalqihii waridha nafsihii wa zinata 'arsyihii wa midaada kalimaatihi

3. Mahkota Doa :

Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah wafil 'aakhirati hasanatau waqinaa 'adzaa bannaar

4. Mahkota Istighfar:

Allahumma Anta rabbii Laa ilaaha illaa anta, khalaktani wa anaa abduka wa anaa 'alaa 'ahdika wawa'dika
mas tatha'tu, a' uudzubika min
syarri maa shana'tu, wa abuu'u laka bini'matika 'alayya wa abuu'u bidzanmbii faghfirlii fa innahu laa
yaghfirufz dzunuuba illaa anta.

5. Mahkota Perlindungan:

Bismillaahil ladzii laa yadhurru ma'asmihi syai'un fil Ardhi walaa fis-samaa-i wahuwas samii'ul 'aliim.

6. Mahkota Pelepas Bencana:

Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minadzh-dzhalimiin.

7. Mahkota Penenang Hati:

Laa haula walau quwwata illaa bilaahil 'aliyyil 'adzhiim.

*Saudaraku...jadikanlah Mahkota-mahkota ini menghiasi kepala dan membasahi Lisanmu.

Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa yang agung dalam perjalanan hidup Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian orang meyakini kisah yang menakjubkan ini terjadi pada Bulan
Rajab. Benarkah demikian? Bagaimanakah cerita kisah ini? Kapan sebenarnya terjadinya kisah ini?
Bagaimana pula hukum merayakan perayaan Isra’ Mi’raj? Simak pembahasannya dalam tulisan yang
ringkas ini.

Pengertian Isra’ Mi’raj

Isra` secara bahasa berasal dari kata ‘saro’ bermakna perjalanan di malam hari. Adapun secara istilah,
Isra` adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama Jibril dari Mekkah ke Baitul
Maqdis (Palestina), berdasarkan firman Allah :
‫اسيبتﺤاتﻥ اللهﺬي أتيسترﻯ بهتعيبهدهه لتييلَّر نمتنِ ايلتميسهجهد ايلتﺤتراهم إهتلى ايلتميسهجهد التيق ت‬
‫صى‬

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke
Al Masjidil Aqsha “ (Al Isra’:1)

Mi’raj secara bahasa adalah suatu alat yang dipakai untuk naik. Adapun secara istilah, Mi’raj bermakna
tangga khusus yang digunakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk naik dari bumi menuju ke
atas langit, berdasarkan firman Allah dalam surat An Najm ayat 1-18.[1]

Kisah Isra’ Mi’raj

Secara umum, kisah yang menakjubkan ini disebutkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla dalam Al-Qur`an dalam
firman-Nya:

‫صى اللهﺬي تباتريكتنَا تحيولتها لهنَاهريتها همينِ تءاتياتهتنَا إهلنه هاتو اللسهمياع ايلبت ه‬
‫صير‬ ‫اسيبتﺤاتﻥ اللهﺬي أتيسترﻯ بهتعيبهدهه لتييرلَّ همتنِ ايلتميسهجهد ايلتﺤتراهم إهتلى ايلتميسهجهد ايلتيق ت‬

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke
Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. Al-
Isra` : 1)

Juga dalam firman-Nya:

‫ توهاتو هبايلافا ه‬.‫ اذو هملرﺮة تفايستتتوﻯ‬.‫ تعللتمها تشهدياد ايلقاتوﻯ‬.‫ي ايوتحى‬
‫ق‬ ‫ إهيﻥ هاتو إهلﻻ تويح م‬.‫ق تعهنِ ايلﻬتتوﻯ‬
‫ توتما يتينَهط ا‬.‫صاهحبااكيم توتما تغتوﻯ‬ ‫ضلل ت‬ ‫ تما ت‬.‫توالنَليجهم إهتذا هتتوﻯ‬
‫ تولتقتيد ترآَها نتيزلتةر‬.‫ أتفتتاتماارونتها تعتلى تما يتترﻯ‬.‫ﺏ ايلفاتﺆااد تما ترتأﻯ‬ ‫ت‬ ‫ت‬ ‫ت‬ ‫ت‬ ‫ت‬ ‫ت‬
‫ تما تكﺬ ت‬.‫ فتأيوتحى إهلى تعيبهدهه تما أيوتحى‬.‫ﺏ قتيوتسييهنِ أيو أيدتنى‬ ‫ فتتكاتﻥ تقا ت‬.‫ ثالم تدتنا فتتتتدللى‬.‫ايلتيعتلى‬
‫ت تربنهه ايلاكيبترﻯ‬ ‫ لتقتيد ترتأﻯ همينِ تءاتيا ه‬.‫طتغى‬
‫صار توتما ت‬ ‫ تما تزاتغ ايلبت ت‬.‫ إهيذ يتيغتشى النسيدترةت تما يتيغتشى‬.‫ هعينَتدتها تجنَلةا ايلتمأيتوﻯ‬.‫ هعينَتد هسيدترهة ايلامينَتتتﻬى‬.‫أايخترﻯ‬

“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah
yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah
wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, Yang
mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. sedang dia berada
di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada
Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada
hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah
dilihatnya. Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah
dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu
yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril)
ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak
berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat
sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”. (QS. An-Najm : 1-18)

Adapun rincian dan urutan kejadiannya banyak terdapat dalam hadits yang shahih dengan berbagai
riwayat. Syaikh Al Albani rahimahullah dalam kitab beliau yang berjudul Al Isra` wal Mi’raj menyebutkan
16 shahabat yang meriwayatkan kisah ini. Mereka adalah: Anas bin Malik, Abu Dzar, Malik bin Sha’sha’ah,
Ibnu ‘Abbas, Jabir, Abu Hurairah, Ubay bin Ka’ab, Buraidah ibnul Hushaib Al-Aslamy, Hudzaifah ibnul
Yaman, Syaddad bin Aus, Shuhaib, Abdurrahman bin Qurath, Ibnu ‘Umar, Ibnu Mas’ud, ‘Ali, dan ‘Umar
radhiallahu ‘anhum ajma’in.

Di antara hadits shahih yang menyebutkan kisah ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam shahihnya , dari sahabat Anas bin Malik :Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“ Didatangkan kepadaku Buraaq – yaitu yaitu hewan putih yang panjang, lebih besar dari keledai dan
lebih kecil dari baghal, dia meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya (maksudnya langkahnya
sejauh pandangannya). Maka sayapun menungganginya sampai tiba di Baitul Maqdis, lalu saya
mengikatnya di tempat yang digunakan untuk mengikat tunggangan para Nabi. Kemudian saya masuk ke
masjid dan shalat 2 rakaat kemudian keluar . Kemudian datang kepadaku Jibril ‘alaihis salaam dengan
membawa bejana berisi khamar dan bejana berisi air susu. Aku memilih bejana yang berisi air susu.
Jibril kemudian berkata : “ Engkau telah memilih (yang sesuai) fitrah”.

Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit (pertama) dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan
(kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia
menjawab:“Muhammad” Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”. Maka
dibukakan bagi kami (pintu langit) dan saya bertemu dengan Adam. Beliau menyambutku dan
mendoakan kebaikan untukku. Kemudian kami naik ke langit kedua, lalu Jibril ‘alaihis salaam meminta
dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab: “Jibril”. Dikatakan
lagi:“Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab:“Muhammad” Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?” Dia
menjawab:“Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit kedua) dan saya bertemu dengan
Nabi ‘Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakariya shallawatullahi ‘alaihimaa, Beliau berdua menyambutku
dan mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit ketiga dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan
(kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia
menjawab:“Muhammad” Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”. Maka
dibukakan bagi kami (pintu langit ketiga) dan saya bertemu dengan Yusuf ‘alaihis salaam yang beliau
telah diberi separuh dari kebagusan(wajah). Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit keempat dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan
(kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia
menjawab: “Muhammad” Dikatakan: “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab: “Dia telah diutus”. Maka
dibukakan bagi kami (pintu langit keempat) dan saya bertemu dengan Idris alaihis salaam. Beliau
menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Allah berfirman yang artinya : “Dan Kami telah
mengangkatnya ke martabat yang tinggi” (Maryam:57).

Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit kelima dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan
(kepadanya):“Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia
menjawab:“Muhammad” Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”. Maka
dibukakan bagi kami (pintu langit kelima) dan saya bertemu dengan Harun ‘alaihis salaam. Beliau
menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit keenam dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan
(kepadanya): “Siapa engkau?” Dia menjawab:“Jibril”. Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?” Dia
menjawab: “Muhammad” Dikatakan: “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab:“Dia telah diutus”. Maka
dibukakan bagi kami (pintu langit) dan saya bertemu dengan Musa. Beliau menyambutku dan
mendoakan kebaikan untukku. Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit ketujuh dan Jibril meminta
dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya): “Siapa engkau?” Dia menjawab: “Jibril”. Dikatakan lagi:
“Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab, “Muhammad” Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?” Dia
menjawab, “Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami (pintu langit ketujuh) dan saya bertemu dengan
Ibrahim. Beliau sedang menyandarkan punggunya ke Baitul Ma’muur. Setiap hari masuk ke Baitul
Ma’muur tujuh puluh ribu malaikat yang tidak kembali lagi. Kemudian Ibrahim pergi bersamaku ke
Sidratul Muntaha. Ternyata daun-daunnya seperti telinga-telinga gajah dan buahnya seperti tempayan
besar. Tatkala dia diliputi oleh perintah Allah, diapun berubah sehingga tidak ada seorangpun dari
makhluk Allah yang sanggup mengambarkan keindahannya
Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan. Allah mewajibkan kepadaku 50 shalat sehari
semalam. Kemudian saya turun menemui Musa ’alaihis salam. Lalu dia bertanya: “Apa yang diwajibkan
Tuhanmu atas ummatmu?”. Saya menjawab: “50 shalat”. Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan
mintalah keringanan, karena sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya.
Sesungguhnya saya telah menguji dan mencoba Bani Isra`il”. Beliau bersabda :“Maka sayapun kembali
kepada Tuhanku seraya berkata: “Wahai Tuhanku, ringankanlah untuk ummatku”. Maka dikurangi dariku
5 shalat. Kemudian saya kembali kepada Musa dan berkata:“Allah mengurangi untukku 5 shalat”. Dia
berkata:“Sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka kembalilah kepada
Tuhanmu dan mintalah keringanan”. Maka terus menerus saya pulang balik antara Tuhanku Tabaraka wa
Ta’ala dan Musa ‘alaihis salaam, sampai pada akhirnya Allah berfirman:“Wahai Muhammad,
sesungguhnya ini adalah 5 shalat sehari semalam, setiap shalat (pahalanya) 10, maka semuanya 50
shalat. Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa
baginya) sedikitpun. Jika dia mengerjakannya, maka ditulis(baginya) satu kejelekan”. Kemudian saya
turun sampai saya bertemu dengan Musa’alaihis salaam seraya aku ceritakan hal ini kepadanya. Dia
berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”, maka sayapun berkata: “Sungguh saya
telah kembali kepada Tuhanku sampai sayapun malu kepada-Nya”. (H.R Muslim 162)

Untuk lebih lengkapnya, silahkan merujuk ke kitab Shahih Bukhari hadits nomor 2968 dan 3598 dan
Shahih Muslim nomor 162-168 dan juga kitab-kitab hadits lainnya yang menyebutkan kisah ini. Terdapat
pula tambahan riwayat tentang kisah ini yang tidak disebutkan dalam hadits di atas....

Kapankah Isra` dan Mi’raj?

Sebagian orang meyakini bahwa peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Rajab. Padahal, para ulama ahli
sejarah berbeda pendapat tentang tanggal kejadian kisah ini. Ada beberapa perbedaan pendapat
mengenai penetapan waktu terjadinya Isra’ Mi’raj , yaitu[2] :

Peristiwa tersebut terjadi pada tahun tatkala Allah memuliakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan
nubuwah (kenabian). Ini adalah pendapat Imam Ath Thabari rahimahullah.

Perisitiwa tersebut terjadi lima tahun setelah diutus sebagai rasul. Ini adalah pendapat yang dirajihkan
oleh Imam An Nawawi dan Al Qurthubi rahimahumallah.

Peristiwa tersebut terjadi pada malam tanggal dua puluh tujuh Bulan Rajab tahun kesepuluh kenabian.
Ini adalah pendapat Al Allamah Al Manshurfuri rahimahullah.

Ada yang berpendapat, peristiwa tersebut terjadi enam bulan sebelum hijrah, atau pada bulan
Muharram tahun ketiga belas setelah kenabian.
Ada yang berpendapat, peristiwa tersebut terjadi setahun dua bulan sebelum hijrah, tepatnya pada
bulan Muharram tahun ketiga belas setelah kenabian.

Ada yang berpendapat, peristiwa tersebut terjadi setahun sebelum hijrah, atau pada bulan Rabi’ul
Awwal tahun ketiga belas setelah kenabian.

Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri hafidzahullah menjelaskan : “Tiga pendapat pertama tertolak.


Alasannya karena Khadijah radhiyallahu ‘anha meninggal dunia pada bulan Ramadhan tahun kesepuluh
setelah kenabian, sementara ketika beliau meninggal belum ada kewajiban shalat lima waktu. Juga tidak
ada perbedaan pendapat bahwa diwajibkannya shalat lima waktu adalah pada saat peristiwa Isra’ Mi’raj.
Sedangakan tiga pendapat lainnya, aku tidak mengetahui mana yang lebih rajih. Namun jika dilihat dari
kandungan surat Al Isra’ menunjukkan bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada masa-masa akhir
sebelum hijrah.”

Dapat kita simpulkan dari penjelasan di atas bahwa Isra` dan Mi’raj tidak diketahui secara pasti pada
kapan waktu terjadinya. Ini menunjukkan bahwa mengetahui kapan waktu terjadinya Isra’ Mi’raj
bukanlah suatu hal yang penting. Lagipula, tidak terdapat sedikitpun faedah keagamaan dengan
mengetahuinya. Seandainya ada faidahnya maka pasti Allah akan menjelaskannya kepada kita. Maka
memastikan kejadian Isra’ Mi’raj terjadi pada Bulan Rajab adalah suatu kekeliruan. Wallahu ‘alam..

Sikap Seorang Muslim Terhadap Kisah Isra’ Mi’raj

Berita-berita yang datang dalam kisah Isra’ Miraj seperti sampainya beliau ke Baitul Maqdis, kemudian
berjumpa dengan para nabi dan shalat mengimami mereka, serta berita-berita lain yang terdapat dalam
hadits- hadits yang shahih merupakan perkara ghaib. Sikap ahlussunnah wal jama’ah terhadap kisah-
kisah seperti ini harus mencakup kaedah berikut :

Menerima berita tersebut.

Mengimani tentang kebenaran berita tersebut.

Tidak menolak berita tersebut atau mengubah berita tersebut sesuai dengan kenyataannya.

Kewajiban kita adalah beriman sesuai dengan berita yang datang terhadap seluruh perkara-perkara
ghaib yang Allah Ta’ala kabarkan kepada kita atau dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam.[3]

Hendaknya kita meneladani sifat para sahabt radhiyallahu ‘anhum terhadap berita dari Allah dan rasul-
Nya. Dikisahkan dalam sebuah riwayat bahwa setelah peristiwa Isra’ Mi’raj, orang-orang musyrikin
datang menemui Abu Bakar As Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Mereka mengatakan : “Lihatlah apa yang
telah diucapkan temanmu (yakni Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam)!” Abu Bakar berkata : “Apa
yang beliau ucapkan?”. Orang-orang musyrik berkata : “Dia menyangka bahwasanya dia telah pergi ke
Baitul Maqdis dan kemudian dinaikkan ke langit, dan peristiwa tersebut hanya berlangsung satu malam”.
Abu Bakar berkata : “Jika memang beliau yang mengucapkan, maka sungguh berita tersebut benar sesuai
yang beliau ucapkan karena sesungguhnya beliau adalah orang yang jujur”. Orang-orang musyrik kembali
bertanya: “Mengapa demikian?”. Abu Bakar menjawab: “Aku membenarkan seandainya berita tersebut
lebih dari yang kalian kabarkan. Aku membenarkan berita langit yang turun kepada beliau, bagaimana
mungkin aku tidak membenarkan beliau tentang perjalanan ke Baitul Maqdis ini?” (Hadits diriwayakan
oleh Imam Hakim dalam Al Mustadrak 4407 dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha).[4]

Perhatikan bagaimana sikap Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu terhadap berita yang datang dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau langsung membenarkan dan mempercayai berita tersebut. Beliau
tidak banyak bertanya, meskipun peristiwa tersebut mustahil dilakukan dengan teknologi pada saat itu.
Demikianlah seharusnya sikap seorang muslim terhadap setiap berita yang shahih dari Allah dan rasul-
Nya.

Hikmah Terjadinya Isra`

Apakah hikmah terjadinya Isra`, kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak Mi’raj langsung dari
Mekkah padahal hal tersebut memungkinkan? Para ulama menyebutkan ada beberapa hikmah
terjadinya peristiwa Isra`, yaitu:

Perjalanan Isra’ di bumi dari Mekkah ke Baitul Maqdis lebih memperkuat hujjah bagi orang-orang
musyrik. Jika beliau langsung Mi’raj ke langit, seandainya ditanya oleh orang-orang musyrik maka beliau
tidak mempunyai alasan yang memperkuat kisah perjalanan yang beliau alami. Oleh karena itu ketika
orang-orang musyrik datang dan bertanya kepada beliau, beliau menceritakan tentang kafilah yang
beliau temui selama perjalanan Isra’. Tatkala kafilah tersebut pulang dan orang-orang musyrik bertanya
kepada mereka, orang-orang musyrik baru mengetahui benarlah apa yang disampaikan oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Untuk menampakkan hubungan antara Mekkah dan Baitul Maqdis yang keduanya merupakan kiblat
kaum muslimin. Tidaklah pengikut para nabi menghadapkan wajah mereka untuk beribadah keculali ke
Baitul Maqdis dan Makkah Al Mukarramah. Sekaligus ini menujukkan keutamaan beliau melihat kedua
kiblat dalam satu malam.

Untuk menampakkan keutamaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dibandingkan para nabi yang lainnya.
Beliau berjumpa dengan mereka di Baitul Maqdis lalu beliau shalat mengimami mereka.[5]
Faedah Kisah

Kisah yang agung ini sarat akan banyak faedah, di antaranya :

Kisah Isra’ Mi’raj termasuk tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla.

Peristiwa ini juga menunjukkan keutamaan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas seluruh
nabi dan rasul’alaihimus shalatu wa salaam

Peristiwa yang agung ini menunjukkan keimanan para sahabat radhiyallahu’anhum. Mereka meyakini
kebenaran berita tentang kisah ini, tidak sebagaimana perbuatan orang-orang kafir Quraisy.

Isra` dan Mi’raj terjadi dengan jasad dan ruh beliau, dalam keadaan terjaga. Ini adalah pendapat jumhur
(kebanyakan) ulama, muhadditsin, dan fuqaha, serta inilah pendapat yang paling kuat di kalangan para
ulama Ahlus sunnah. Allah Ta’ala berfirman yang artinya : “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan
hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. Al-Isra` : 1)

Penyebutan kata ‘hamba’ digunakan untuk ruh dan jasad secara bersamaan. Inilah yang terdapat dalam
hadits-hadits Bukhari dan Muslim dengan riwayat yang beraneka ragam bahwa beliau shallallahu ‘alaihi
wa salaam melakukan Isra` dan Mi’raj dengan jasad beliau dalam keadaan terjaga.

Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata dalam Lum’atul I’tiqad “… Contohnya hadits Isra` dan Mi’raj,
beliau mengalaminya dalam keadaan terjaga, bukan dalam keadaan tidur, karena (kafir) Quraisy
mengingkari dan sombong terhadapnya (peristiwa itu), padahal mereka tidak mengingkari mimpi”[6]

Imam Ath Thahawi rahimahullah berkata : “Mi’raj adalah benar. Nabi shallallahu ‘alaihi wa salaam telah
melakukan Isra` dan Mi’raj dengan tubuh beliau dalam keadaan terjaga ke atas langit…”[7]

Penetapan akan ketinggian Allah Ta’ala dengan ketinggian zat-Nya dengan sebenar-benarnya sesuai
dengan keagungan Allah, yakni Allah tinggi berada di atas langit ketujuh, di atas ‘arsy-Nya. Ini merupakan
akidah kaum muslimin seluruhnya dari dahulu hingga sekarang.

Mengimani perkara-perkara ghaib yang disebutkan dalam hadits di atas, seperti: Buraaq, Mi’raj, para
malaikat penjaga langit, adanya pintu-pintu langit, Baitul Ma’mur, Sidratul Muntaha beserta sifat-
sifatnya, surga, dan selainnya.
Penetapan tentang hidupnya para Nabi ‘alaihimus salaam di kubur-kubur mereka, akan tetapi dengan
kehidupan barzakhiah, bukan seperti kehidupan mereka di dunia. Oleh karena itulah, di sini tidak ada
dalil yang membolehkan seseorang untuk berdoa, bertawasul, atau meminta syafa’at kepada para Nabi
dengan alasan mereka masih hidup. Syaikh Shalih Alu Syaikh rahimahullah menjelaskan bahwa Nabi
Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salaam dalam Mi’raj menemui ruh para Nabi kecuali Nabi Isa ‘alaihis
salaam. Nabi menemui jasad Nabi Isa karena jasad dan ruh beliau dibawa ke langit dan beliau belum
wafat.[8]

Banyaknya jumlah para malaikat dan tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga adalah kalimur Rahman (orang yang diajak bicara
langsung oleh Ar Rahman).

Allah Ta’ala memiliki sifat kalam (berbicara) dengan pembicaraan yang sebenar-benarnya.

Tingginya kedudukan shalat wajib dalam Islam, karena Allah langsung yang memerintahkan kewajiban
ini.

Kasih sayang dan perhatian Nabi Musa’alaihis salaam terhadap umat Islam, ketika beliau menyuruh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk diringankan kewajiban shalat.

Penetapan adanya nasakh (penghapusan hukum) dalam syariat Islam, serta bolehnya me-nasakh suatu
perintah walaupun belum sempat dikerjakan sebelumnya, yakni tentang kewajiban shalat yang awalnya
lima puluh rakaat menjadi lima rakaat.

Surga dan neraka sudah ada sekarang, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melihat keduanya
ketika Mi’raj.

Para ulama berbeda pendapat apakah Nabi melihat Allah pada saat Mi’raj. Ada tiga pendapat yang
populer : Nabi melihat Allah dengan penglihatan, Nabi melihat Allah dengan hati, dan Nabi tidak melihat
Allah namun hanya mendengar kalam Allah.

Pendapat yang benar bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj hanya berlangusng satu kali saja dan tidak berulang.

Barangsiapa yang mengingkari Isra`, maka dia telah kafir, karena dia berarti menganggap Allah berdusta.
Barangsiapa yang mengingkari Mi’raj maka tidak dikafirkan kecuali setelah ditegakkan padanya hujjah
serta dijelaskan padanya kebenaran.

Hukum Mengadakan Perayaan Isra` Mi’raj

Bagaimana hukum mengadakan perayaan Isra’ Mi’raj? Berdasarkan dari penjelasan di atas, nampak jelas
bagi kita bahwa perayaan Isra` Mi’raj tidak boleh dikerjakan, bahkan merupakan perkara bid’ah, karena
dua alasan :
Malam Isra` Mi’raj tidak diketahui secara pasti kapan terjadinya. Banyaknya perselisihan di kalangan para
ulama, bahkan para sahabat dalam penentuan kapan terjadinya Isra` dan Mi’raj, merupakan dalil yang
sangat jelas menunjukkan bahwa mereka tidaklah menaruh perhatian yang besar tentang waktu
terjadinya. Jika waktu terjadinya saja tidak disepakati, bagaimana mungkin bisa dilakukan perayaan Isra’
Mi’raj?

Dari sisi syari’at, perayaan ini juga tidak memiliki landasan. Seandainya perayaan tersebut adalah bagian
dari syariat Allah, maka pasti akan dikerjakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para
sahabatnya, atau minimal beliau sampaikan kepada ummatnya. Seandainya beliau dan para sahabat
mengerjakannya atau menyampaikannya, maka ajaran tersebut akan sampai kepada kita.

Jadi, tatkala tidak ada sedikitpun dalil tentang hal tersebut, maka perayaan Isra’ Mi’raj bukan bagian
dari ajaran Islam. Jika dia bukan bagian dari agama Islam, maka tidak boleh bagi kita untuk beribadah
dan bertaqarrub kepada Allah Ta’ala dengan perbuatan tersebut. Bahkan merayakannya termasuk
perbuatan bid’ah yang tercela.

Berikut di antara fatwa ulama dalam masalah ini. Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin
rahimahullah pernah ditanya : ”Pertanyaan ini tentang perayaan malam Isra’ Mi’raj yang terjadi di Sudan.
Kami merayakan malam Isra’ Mi’raj rutin setiap tahun, Apakah perayaan tersebut memiliki sumber dari
Al Qur’an dan As Sunnah atau pernah terjadi di masa Khulafaur Rasyidin atau pada zaman tabi’in?
Berilah petunjuk kepadaku karena saya bingung dalam masalah ini. Terimakasih atas jawaban Anda.”

Jawaban Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah : “Perayaan seperti itu tidak memiliki dasar dari Al Qur’an
dan As Sunnah dan tidak pula pada zaman Khulafaur Rasyidin . Petunjuk yang ada dalam Al Qur’an dan
sunnah rasul-Nya justru menolak perbuatn bid’ah tersebut karena Allah Ta’ala mengingkari orang-orang
yang menjadikan syariat bagi mereka selain syariat Allah termasuk perbuatan syirik, sebagaimana firman
Allah :

‫أتيم لتﻬايم اشترتكاء تشتراعوا لتاﻬم نمتنِ النديهنِ تما لتيم يتأيتذﻥ بههه ل‬
‫ا‬

“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka
agama yang tidak diizinkan Allah?” (Asy Syuura:21)

Dan juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


‫منِ عمل عملَّر ليس عليه أمرنا فﻬو رد‬

“ Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari Allah dan rasul-Nya maka
amalan tersebut tertolak “.

Perayaan malam Isra’ Mi’raj bukan merupakan perintah Allah dan rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan ummatnya dalam setiap khutbah Jum’at melalui
sabda beliau :

‫أما بعد فإﻥ خير الﺤديث كتاﺏ ا وخير الﻬدي هدي مﺤمد وشر المور مﺤدثاتﻬا وكل بدعة ضلَّلة‬

“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah firman Allah dan sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah perkara baru
dalam agama, dan setiap bid’ah adalah sesat.”[9]

Semoga paparan ringkas ini dapat menambah ilmu dan wawsan kita, serta dapat menambah keimanan
kita. Wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad

Penyusun : Adika M.

Artikel Muslim.Or.Id

KAPAN WAKTU YANG TEPAT MEMBACA AL-KAHFI DI HARI JUM‘AT?

Soal:

.
Kapan waktu yg tepat utk membaca surat al-Kahfi? Apakah di malam atau siang hari?

Terima kasih.

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du.

Sebelumnya, kita akan simak beberapa hadits berikut.

Dari Abu Sa‘id al-Khudri -radhiyallahu ‘anhu-, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Barang siapa yg membaca surat al-Kahfi pada malam Jum‘at, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan
rumah yg mulia (Ka’bah)”.

(HR. ad-Darimi No. 3470 dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6471)

Dalam riwayat lain, beliau bersabda,

“Barang siapa yg membaca surat al-Kahfi pada hari Jum‘at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum‘at.”

(HR. Hakim No. 6169, Baihaqi No. 635, dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’ No. 6470)

Dalam dua hadits di atas, pada hadits pertama, Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menyebutkan,
‘membaca surat al-Kahfi di malam Jum‘at’. Sementara di hadits kedua, beliau menyatakan, ‘membaca
surat al-Kahfi pada hari Jum‘at.’

.
Mengisyaratkan bahwa surat al-Kahfi bisa dibaca selama 24 jam di hari Jum‘at. Dimulai sejak
terbenamnya matahari di hari Kamis, hingga Maghrib hari Jum‘at.

al-Munawi menukil keterangan al-Hafizh Ibnu Hajar,

Kata al-Hafizh Ibnu Hajar dlm Kitabnya al-Amali,

“Anjuran membaca al-Kahfi ada di beberapa riwayat, ada yg menyatakan ‘hari Jum‘at’ dalam riwayat lain
‘malam Jum‘at’. Bisa kita kompromikan bahwa waktu yg dimaksud adalah siang dan malam Jum‘at”.

(lihat Faidhul Qadir [6/258])

al-Munawi jg mengatakan,

“Dianjurkan utk membaca surat al-Kahfi di hari Jum‘at atau malam harinya, sebagaimana ditegaskan asy-
Syafi‘i”.

(lihat Faidhul Qadir [6/257])

Berdasarkan keterangan di atas, tdk ada waktu khusus utk membaca surat al-Kahfi. Anda bisa
membacanya selama hari Jum‘at. Anda bisa pilih waktu yg paling longgar & nyaman sehingga bisa
membaca dg penuh perenungan.

Dengan demikian, kita bisa berharap janji yg Allah berikan bagi orang yg membaca al-Kahfi yaitu diberi
cahaya, berpeluang utk kita dptkan.

www.konsultasisyariah.com
‫مج لستر‬:

���� MENOLONG AGAMA ALLAH ADALAH DENGAN MENGAMALKANNYA

� �Asy-Syaikh al-Allamah Dr. Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata:


‫ وإﻥ أهملته لم تنَتفع منَه ولو جمعت أسلﺤة الدنيا في‬،‫ الدينِ مﺜل السلَّح إﻥ استعملته نفعك وحماك‬،‫الدينِ ﻻ ينَتصر بنَفسه وإنما ينَتصر بأهله‬
‫ أدنى سارق وأدنى عدو يتغلب عليك‬،‫بيتك إذا لم تستعملﻬا‬.

"Agama tidak bisa membela dirinya sendiri, tetapi pemeluknyalah yang akan membelanya, agama seperti
senjata yang jika engkau gunakan maka akan memberi manfaat bagimu dan melindungimu, namun jika
engkau biarkan saja maka engkau tidak akan mendapatkan manfaat darinya, walaupun engkau
mengumpulkan semua senjata di dunia ini di rumahmu jika engkau tidak menggunakannya maka pencuri
yang paling lemah dan musuh yang paling lemah akan bisa mengalahkan dirimu."

� Syarh kitab al-Kabair, 09-07-1439 H

� Sumber || https://twitter.com/DrSFawzan/status/978223974097317888?s=19

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia

⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy

���������

{ Dua Kekuatan Dalam Diri Anda }

Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan:


Di dalam diri manusia ada dua kekuatan: kekuatan dalam melakukan sesuatu dan kekuatan dalam
meninggalkan sesuatu.

Dan hakekat kesabaran adalah menjadikan kekuatan dalam melakukan sesuatu untuk melakukan hal
yang bermanfaat baginya, dan menjadikan kekuatan dalam meninggalkan sesuatu untuk meninggalkan
hal yang membahayakan baginya.

Diantara manusia ada orang yang kekuatan sabarnya dalam melakukan sesuatu yang bermanfaat lebih
besar daripada sabarnya dalam meninggalkan sesuatu yang membahayakan baginya, sehingga dia
mampu bersabar dalam menghadapi beratnya ketaatan, tapi dia tidak sabar dari ajakan hawa nafsu
untuk melakukan apa yang terlarang baginya.

Dan diantara mereka ada orang yang kekuatan sabarnya dalam meninggalkan larangan lebih besar
daripada kekuatan sabarnya dalam menghadapi beratnya ketaatan.

Diantara mereka ada juga yang tidak memiliki kesabaran, baik terhadap ini maupun itu.

Dan orang yang paling afdhol adalah orang yang paling sabar dalam dua jenis kesabaran ini.

Oleh karena itu, ada banyak orang yang sabar dalam berjuang untuk bangun malam di musim panas
maupun musim dingin, dan sabar terhadap beratnya puasa, namun dia tidak sabar terhadap pandangan
yang diharamkan.

Banyak pula orang yang sabar terhadap pandangan yang diharamkan tapi dia tidak sabar dalam beramar
ma'ruf nahi munkar serta berjihad melawan kaum kuffar dan kaum munafikin, bahkan (bisa jadi) dia
orang yang paling lemah dalam hal ini.

Dan kebanyakan orang; tidak memiliki kesabaran terhadap salah satu dari kedua jenis kesabaran ini.
Sedang yang paling sedikit adalah orang yang memiliki kesabaran dalam keduanya.
[Uddatush Shobirin, hal: 18]

Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny, MA

Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam

Oleh: Mutiara Risalah Islam

�Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ust Dr. Musyaffa’Ad Dariny, M.A

�Anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel,Tanya Jawab Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah
Islam MRI

�Dafar ke Wa : 089628222285 atau�klik 

Bismillaahi hirahmaa nirahiim

Asalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

♦Kisah pemuda Hina, yang dicintai para malaikat.�

Di Yaman, tinggallah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak. Karena penyakit
itu tubuhnya menjadi belang-belang. Walaupun cacat tapi ia adalah pemuda yang saleh dan sangat
berbakti kepada ibunya, seorang perempuan wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan
memenuhi semua permintaan ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan.

“Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersamamu. Ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan haji,” pinta
sang ibu.


Mendengar ucapan sang ibu, Uwais termenung. Perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh, melewati padang
tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Lantas
bagaimana hal itu dilakukan Uwais yang sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan?

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seekor anak lembu, kira-kira untuk apa
anak lembu itu? Tidak mungkin pergi haji naik lembu. Uwais membuatkan kandang di puncak bukit.
Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. “Uwais gila... Uwais gila..” kata
orang-orang yang melihat tingkah laku Uwais. Ya, banyak orang yang menganggap aneh apa yang
dilakukannya tersebut.

Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik-turun bukit. Makin hari anak lembu
itu makin besar, dan makin besar pula tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari,
anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah pada musim haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram, begitu
juga otot Uwais yang makin kuat. Ia menjadi bertenaga untuk mengangkat barang. Tahukah sekarang
orang-orang, apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari? Ternyata ia sedang latihan untuk
menggendong ibunya.

Uwais menggendong Ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Makkah! Subhanallah, alangkah besar cinta
Uwais pada ibunya itu. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais berjalan tegap menggendong ibunya wukuf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata
telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa.

“Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais.

“Bagaimana dengan dosamu?” tanya sang Ibu keheranan.

Uwais menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu
yang akan membawaku ke surga.”
Itulah keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah subhanahu wata’ala pun memberikan karunia
untuknya. Uwais seketika itu juga sembuh dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih
ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuknya Uwais tersebut? Ituah
tanda untuk Umar bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat Rasulullah untuk mengenali Uwais.

Beliau berdua sengaja mencari di sekitar Ka’bah karena Rasulullah berpesan, “Di zaman kamu nanti akan
lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kalian berdua, pergilah cari dia. Dia akan datang dari
arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman.”

“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta
yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan
banyak bertanya, demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan).” (HR Bukhari dan
Muslim)

Uwais Al Qarni pergi ke Madinah

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al Qarni sampai juga di kota Madinah. Segera ia
mencari rumah Nabi Muhammad. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu
sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al Qarni
menyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada di rumahnya, beliau sedang
berada di medan pertempuran. Uwais Al Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah r.a., istri Nabi.
Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi, tetapi Nabi
tidak dapat dijumpainya.

Dalam hati Uwais Al Qarni bergejolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi dari medan perang.
Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terniang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan
sakit-sakitan itu,agar ia cepat pulang ke Yaman, “Engkau harus lepas pulang.”

Akhirnya, karena ketaatanya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya
untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al Qarni dengan
terpaksa pamit kepada Siti Aisyah r.a., untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan
salamnya untuk Nabi. Setelah itu, Uwais pun segera berangkat pulang mengayunkan lengkahnya dengan
perasaan amat sedih dan terharu.
Peperangan telah usai dan Nabi pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi menanyakan
kepada Siti Aisyah r.a., tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais anak yang taat
kepada orang ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi, Siti Aisyah r.a. dan para
sahabat tertegun. Menurut keterangan Siti Aisyah r.a. memang benar ada yang mencari Nabi dan segera
pulang ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan
ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al Qarni, penghuni
langit itu, kepada sahabatnya, “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai
tanda putih di tengah telapak tangannya.”

Sesudah itu Nabi memandang kepada Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khaththab seraya berkata, “Suatu
ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit,
bukan orang bumi.”

Waktu terus berganti, dan Nabi kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh
Umar bin Khaththab. suatu ketika Khalifah Umar teringat akan sabda Nabi tentang Uwais Al Qarni,
penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib.
Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib selalu
menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu. yang kerjanya hanya
menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa Khalifah Umar dan sahabat Nabi, Ali bin Abi
Thalib selalu menanyakan dia?

Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu
ketika, Uwais Al Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat
ada rombongan kafilah yang baru datang dari Yaman, segera Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib
mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah
itu mengatakan bahwa Uwais ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan
kota. Mendengar jawaban itu, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib segera pergi menjumpai Uwais Al
Qarni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib memberi salam. Tapi
rupanya Uwais sedang salat. Setelah mengakhiri salatnya dengan salam, Uwais menjawab salam Khalifah
Umar dan Ali bin Abi Thalib sambil mendekati kedua sahabat Nabi tersebut dan mengulurkan tangannya
untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah dengan segera membalikan telapak tangan Uwais,
seperti yang pernah dikatakan Nabi. Memang benar! Tampaklah tanda putihdi telapak tangan Uwais Al
Qarni.


Wajah Uwais nampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi. Bahwa ia adalah penghuni langit. Khalifah
Umar dan Ali bin Abi Thalib menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah”. Mendengar jawaban Uwais,
mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang
sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia
baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. akhirnya Khalifah Umar dan Ali bin Abi
Thalib memohon agar Uwais membacakan doa dan Istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia
berkata kepada Khalifah, “Saya lah yang harus meminta do’a pada kalian”.

Mendengar perkataan Uwais, “Khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari
Anda”. Seperti dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al Qarni
akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar berjanji untuk
menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais
menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari
selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Fenomena ketika Uwais Al Qarni Wafat:

Beberapa tahun kemudian, Uwais Al Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan
dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang ingin berebutan ingin memandikannya. Dan ketika di
bawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang sudah menunggu
untuk mengafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, di sana ternyata
sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa ke pekuburannya,
luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk menusungnya.

Meninggalnya Uwais Al Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang
amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah
dan pemakamannya, padahal Uwais Al Qarni adalah seorang yang fakir yang tidak dihiraukan orang.
Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada
orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “Siapakah sebenarnya engkau Wahai
Uwais Al Qarni? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang
kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai pengembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatnya, engkau
menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami
kenal.mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang
diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya.”

Berita meninggalnya Uwais Al Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar
kemana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al Qarni.
Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al Qarni disebabkan permintaan
Uwais Al Qarni sendiri kepada Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib agar merahasiakan tentang dia.
Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi, bahwa
Uwais Al Qarni adalah penghuni langit.

Begitulah Uwais Al Qarni, sosok yang sangat berbakti kepada orang tua, dan itu sesuai dengan sabda
Rasulullah ketika beliau ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau menjawab, “Mereka adalah
(yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR Ibnu Majah).______

Karena Hijrah itu Bukan Sekedar Update Status dan Ganti Casing

# Kiat Agar Hijrah Tidak Gagal

Istilah “hijrah” menjadi lebih populer di zaman ini. Hijrah yang dimaksudkan yaitu mulai kembali kepada
kehidupan beragama, berusaha mematuhi perintah Allah, menjauhi larangan-Nya dan berusaha menjadi
lebih baik, karena sebelumnya tidak terlalu peduli atau sangat tidak peduli dengan aturan agama. Istilah
ini dibenarkan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa orang yang berhijrah
(muhajir) adalah orang yang meninggalkan larangan Allah dan kembali kepada Allah dan agamanya.

Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫” توايلامتﻬاهجار تمينِ هتتجتر تما نتتﻬى اا تعينَه‬Dan Al-Muhaajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan
larangan Allah”. [1]
Sangat membuat kita sedih, ketika ada sebagian saudara kita yang “hijrahnya gagal” yaitu tidak istiqamah
di atas agama, kembali lagi ke dunia kelamnya yang dahulu dan kembali melanggar larangan Allah.

Berikut kiat-kiat agar “hijrah tidak gagal” dan dapat istiqamah di jalan agama:

1. Berniat ikhlas ketika hijrah

Hijrah bukan karena tendensi dunia atau kepentingan dunia tetapi ikhlas karena Allah. Seseorang akan
mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya dan sesuai dengan niat hijrahnya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan
apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya kepada
Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ingin ia dapatkan atau mendapatkan
wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia inginkan itu.” [2]

Bahkan kita tetap harus meluruskan niat ketika telah hijrah agar tetap istiqamah

dr. Raehanul Bahraen

Muslimafiyah.Com

Al Ghuroba☝

“Islam Datang Dalam Keadaan Asing, Dan Akan Kembali Dalam Keadaan Asing, Maka Beruntunglah
Orang ² yang Terasingkan ” (HR.Muslim no.208)
“Sahabat Bertanya Siapakah Orang² yang Terasingkan Itu !!! Nabi Menjawab : Mereka Ialah Orang ² yang
Senantiasa Berbuat Kebaikan di Atas Kerusakan ” (HR.Ahmad)

“Waman Yattaqillah”

“Yaj'Allahumma Makhraja”

(“Barang siapa yang Bertaqwa Kepada Allah ,,, Maka di Jadikan Jalan Keluar Baginya {Atas Semua
Persoalan} ) Potongan Ayat Seribu Dinar

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Sudah Memberikan sebuah Jalan yang di Baliknya ada Kemuliaan dan
Kemenangan

Is Kariman Aw Mut Syahidan

Hidup Mulia Atau Mati Syahid☝☝

(Ikuut share)

Waspadai... jebakan:

" Hedonic Treadmill "

Pertanyaannya : kenapa makin tinggi income seseorang, ternyata makin menurunkan peran uang dalam
membentuk kebahagiaan?

Kajian-kajian dalam ilmu financial psychology menemukan jawabannya, yang kemudian dikenal dengan
nama “hedonic treadmill”.

Gampangnya hedonic treadmill ini adalah seperti ini : saat gajimu 5 juta, semuanya habis. Saat gajimu
naik 30 juta per bulan, eh semua habis juga.
Kenapa begitu? Karena ekspektasi dan gaya hidupmu pasti ikut naik, sejalan dengan kenaikan
penghasilanmu.

Dengan kata lain, nafsmu untuk membeli materi/barang mewah akan terus meningkat sejalan dengan
peningkatan income-me. Itulah kenapa disebut hedonic treadmill : seperti berjalan diatas treadmill,
kebahagiaanmu tidak maju-maju. Sebab nafsu-mu akan materi tidak akan pernah terpuaskan.

Saat income 10 juta/bulan, naik Avanza. Saat income 50 juta/bulan naik Alphard. Ini mungkin salah satu
contoh sempurna tentang jebakan hedonic treadmill.

Hedonic treadmill membuat ekspektasimu akan materi terus meningkat. Itulah kenapa kebahagiaanmu
stagnan, meski income makin tinggi. Sebab harapanmu akan penguasaan materi juga terus meningkat
sejalan kenaikan income-mu.

Ada eksperimen menarik : seorang pemenang undian berhadiah senilai Rp 5 milyar dilacak
kebahagiaannya 6 bulan setelah ia mendapat hadiah.

Apa yang terjadi ? Enam bulan setelah menang hadiah 5 milyar, level kebahagaiaan orang itu SAMA
dengan sebelum ia menang undian berhadiah.

Itulah efek hedonic treadmill : karena nafsumu terus meningkat, kebahagiaanmu seolah berjalan di
tempat, meski income melompat 10 kali lipat. Atau bahkan dapat hadiah 5 milyar.

Jadi apa yang harus dilakukan agar kita terhindar dari jebakan hedonic treadmill? Lolos dari jebakan
nafsu materi yang tidak pernah berhenti?

Disinilah relevan untuk terus mempraktekan gaya hidup yang minimalis yang bersahaja ( qona'ah ) :
sekeping gaya hidup yang tidak silau dengan gemerlap kemewahan materi.
Prinsip hedonic treadmill adalah : more is better. Makin banyak materi yang kamu miliki makin bagus.
Jebakan nafsu yang terus membuai. Makin banyak mobil yang kamu miliki, makin bagus. Makin banyak
properti yang kamu beli makin tajir. Godaan nafsu kemewahan yang terus berkibar-kibar.

Gaya hidup minimalis punya prinsip yang berkebalikan : less is more. Makin sedikit kemewahan materi
yang kamu miliki, makin indah dunia ini. Gaya hidup minimalis yang bersahaja punya prinsip : hidup akan
lebih bermakna jika kita hidup secukupnya. When enough is enough.

Prinsip hidup bersahaja, yang tidak silau dengan kemewahan materi, mungkin justru akan membawa kita
pada kebahagiaan hakiki.

Dalam istilah islam kita kenal dengan " juhud " letakan materi duniawi pada tempatnya, sedikit atau
banyaknya materi yg dimiliki tidak mengganggu ketaatan kepada Allah dan tidak merubah sikap
sederhana dlm prinsip hidup bersahaja (harusnya boleh saja income dan materi terus bertambah, tp
sikap dan gaya hidup tdk berubah)

Sebab pada akhirnya, bahagia itu sederhana : misal masih bisa menikmati secangkir Kopi atau teh di pagi
hari dgn goreng pisang atau nasi uduk... setelah sebelumnya menyelesaikan sholat subuh berjamaah,
tilawah dan sedekah... adalah kebahagiaan yg memuaskan dahaga jiwa.

Selamat menemukan kebahagiaan yang bersahaja.

#indahnyaberbagi

(Semoga berkah bagi penulisnya, kami hanya copas dan tanpa tahu penulisnya)

Assalamu'alaikum..

Bismillah..
" Panyakit Hati Muncul Karena Sibuk Memata-matai Orang Lain "

Bisa jadi

Penyakit hati muncul

Karena terlalu sibuk

Ngurus urusan orang lain..

Sibuk ngurus postingan orang...

Senang orang lain susah...

Susah orang lain senang,

Orang gembira dia sesak...

Orang berhasil dia hasad...

Orang sukses dia murung...

Orang posting nasehat dia baper...

Susah mau ngapa-ngapain klo ngurusin orang trus...

Mending fokus bersyukur


Perbaiki kekurangan diri

Saudaraku,

Terlalu sibuk memikirkan urusan orang lain, akan merugikan diri sendiri apalagi sampai tahap

“memata-matai” untuk mencari-cari keselahan saudaranya.

Ini yang dimaksud dengan tajassus dalam ayat,

‫ﺾ الﻈلننِ إهيثمم ۖ توتﻻ تتتجلساسوا‬


‫تيا أتييتﻬا اللهﺬيتنِ آَتمانَوا ايجتتنَهابوا تكهﺜيررا نمتنِ الﻈلننِ إهلﻥ بتيع ت‬

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian
tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu (memata-matai) mencari-cari kesalahan orang
lain ”

(Al-Hujurat : 12).

An-Nawawi menjelasakan mengenai tajassus, beliau berkata,

“Tajassus adalah mencari aurat (kesalahan-kesalahan tersembunyi orang lain, ada juga yang mengatakan
mencari/memeriksa yang tersembunyi dan kebanyakannya adalah kejelekan (yang tersembunyi).”

[ Syarh An-Nawawi lil Muslim ]

Setiap kita pasti punya kesalahan tersembunyi, tentu kita tidak ingin kesalahan itu ditampakkan karena
bisa jadi kita sudah bertaubat dan menyesal.

Syaikh Al-‘Utsaimin menjelaskan,


“Tidak selayaknya manusia melakukan tajassus, bahkan harus dinilai sesuai dzahir yang nampak, selama
tidak ada indikasi yang tidak sesuai dengan dzahirnya.”

[Tafsir Surat Al-Hujurat hal. 50-51]

Demikian juga hadits larangan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta
ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling
mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara.”

[ HR. Al-Bukhari no. 6064 dan Muslim no. 2563].

Demikian semoga bermanfaat

@Yogyakarta Tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel.muslimafiyah

RETURN THE KHILAFAH

Tugas kita bukan memastikan kemenangan.

Tugas kita adalah bersungguh-sungguh menjadikan diri kita ini mendapatkan pertolongan Allah Ta'ala;
hingga jika kita melempar, maka bukan tangan kita yang menyebabkan ia melesat sangat kuat. Allah-lah
sesungguhnya melempar sebagaimana kita dapati dalam Al-Qur'an surat Al-Anfaal ayat 17.

...‫ت تو ﻟلتهكلنِ ٱلﻟت ترتمﻟى‬


‫ت إهﻴذ ترتمﻴي ت‬
‫توتما ترتمﻴي ت‬...
"...dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar...." (QS, Al-
Anfaal, 8: 17).

Tidak berkurang kemuliaan para Nabi yang hingga akhir hayat tidak mendapatkan satu orang pun
pengikut atau hanya memperoleh satu-dua pengikut. Di antara para Nabi, dakwah mereka ada tampak
gagal. Tetapi tidak. Sesungguhnya dakwah mereka tidak gagal. Allah Ta'ala tinggikan perjuangan mereka.

Tugas kita bersiap dan menata diri; menjaga tertib amal agar tidak jatuh seperti dalam perang Uhud,
menjaga tertib iman agar tidak kalah sebagaimana dalam perang Hunain serta tidak mengandalkan
orang-orang munafik. Tidak terjadi kekalahan pada kaum muslimin melainkan karena diabaikannya i'dad
(bersiap dengan baik dan matang), tiadanya tertib amal, lemahnya tertib iman dan khianatnya orang-
orang munafik.

Sepanjang sejarah, jatuhnya kaum muslimin ini; runtuhnya ahlussunnah ini; di Andalusia dimana kita
pernah sangat berjaya, di Iran yang di sana pernah ada Imam Muslim, At-Tirmidzi, Al-Hakim dan lain-lain;
juga di berbagi belahan bumi lainnya justru ketika jumlah kita banyak. Sangat banyak. Mayoritas, bahkan.
Tetapi besarnya jumlah kita hanya menjadi hitungan angka.

Tidak ada akan pernah terjadi dan tidak akan pernah ummat Islam ini menjadi yang terbaik, kecuali jika
syaratnya terpenuhi, yakni amru bil ma'ruf, nahyu 'anil munkar dan iman kepada Allah Tabaraka wa
Ta'ala.

‫ب لتتكاتﻥ تخﻴيررا للاﻬم ۚ نمﻴنَﻬاام ٱﻴلامﻴﺆهمانَوتﻥ‬ ‫س تتﻴأاماروتﻥ هبﭑِﻴلتمﻴعارو ه‬


‫ﻑ توتتﻴنَﻬتﻴوتﻥ تعهنِ ٱﻴلامنَتكهر توتاﻴﺆهمانَوتﻥ هبﭑِلﻟه ۗ تولتﻴو تءاتمتنِ أتﻴهال ٱﻴلهك ﻟتت ه‬ ‫اكنَتا ﻴم تخﻴيتر أالمﺮة أاﻴخهرتجﻴت هلللنَا ه‬
‫ﻟ‬ ‫ﻴ‬
‫توأكﺜتارهاام ٱلفتهساقوتﻥ‬ ‫ﻴ‬ ‫ت‬

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik." (QS. Ali Imran, 3: 110).
Banyaknya majelis ilmu jika amru bil ma'ruf dan nahyu 'anil munkar tidak ditegakkan, maka ummat ini
tidak akan pernah menjadi yang terbaik. Apalagi jika pengajian pun telah kehilangan ilmu dan tak ada
gelegak dakwahnya sehingga tidak menambah iman.

Kalau seandainya saat ini kita gagal...., kalah...; kalau seandainya, hanya seandainya saja, kita tidak
mampu mewujudkan apa yang seharusnya, sedangkan kita tidak surut dalam berjuang dan tidak pula
berputus asa terhadap rahmat Allah, maka ini adalah pintu awal kemenangan yang besar di masa yang
akan datang; dalam persoalan lebih besar dan berkelanjutan.

Oleh Fauzil Adhim

#KhilafahAjaranIslam

#ReturnTheKhilafah

#IslamRahmatanLilAlamin

[13/4 20.44] +62 895-3411-77825: *Kisah Fatimah, wanita baik hati yang tak pernah dapat haid*

[13/4 20.49] +62 895-3411-77825: Siti Fatimah binti Muhammad lahir pada 20 Jumadil Akhirah lima
tahun sebelum Rasulullah SAW diangkat menjadi Rasul. Dia merupakan putri keempat Nabi Muhammad
dan ibunya Khadijah binti Khuwalid.

Kelahirannya disambut sangat gembira oleh Rasulullah karena dia lahir pada saat tahun ke lima sebelum
diangkat menjadi Rasul.

Fatimah mendapat julukan Az-Zahra karena dia tidak pernah haid dan pada saat melahirkan nifasnya
hanya sebentar. Dia juga dijuluki sebagai pemimpin para wanita-wanita penduduk surga.

Dalam kitab fataawa adz-Dzahiriyyah di kalangan Hanafiyyah disebutkan bahwa


"Sesungguhnya Fatimah tidak pernah mengalami haid sama sekali, saat beliau melahirkan pun langsung
suci dari nifasnya setelah sesaat agar tiada terlewatkan salat baginya, karenanya beliau diberi julukan Az-
Zahra".

Aisyah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Ketika aku dalam perjalanan ke langit, aku dimasukkan
ke surga, lalu berhenti di sebuah pohon dari pohon-pohon surga. Aku melihat yang lebih indah dari
pohon yang satu itu, daunnya paling putih, buahnya paling harum. Kemudian, aku mendapatkan
buahnya, lalu aku makan. Buah itu menjadi nuthfah di sulbi-ku. Setelah aku sampai di bumi, aku
berhubungan dengan Khadijah, kemudian ia mengandung Fatimah. Setelah itu, setiap aku rindu aroma
surga, aku menciumi Fatimah". (Tafsir Ad-Durrul Mantsur tentang surat Al-Isra: 1; Mustadrak Ash-
Shahihayn 3: 156).

Pada usia 5 tahun, Fatimah ditinggal ibundanya Khadijah. Mau tidak mau secara langsung dia
menggantikan tempat ibundanya untuk melayani, membantu dan membela ayahandanya.

Dalam usia kanak-kanak Fatimah mendapatkan berbagai cobaan, salah satunya adalah menyaksikan
perlakuan keji kaum kafir Quraish kepada ayahnya. Sering kali dia meneteskan air mata di pipinya, ketika
melihat penderitaan yang dialami Nabi Muhammad.

Saat Fatimah beranjak dewasa, banyak sahabat-sahabat dari ayahnya yang hendak melamarnya, antara
lain Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Namun, Rasulullah menolak pinangan sahabat-sahabatnya
tersebut.

"Saya menunggu keputusan wahyu dalam urusannya (Fatimah)".

Kemudian malaikat Jibril datang untuk mengabarkan Rasulullah bahwa Allah telah menikahkan Fatimah
dengan Ali bin Abi Thalib. Tak lama akan kehadiran malaikat Jibril, Ali bin Abi Thalib datang menghadap
Rasulullah untuk meminang Fatimah. Dengan tangan terbuka Nabi Muhammad menerima Ali bin Abi
Thalib sebagai menantunya.

Acara pernikahan putrinya berlangsung dengan kesederhanaan, karena pada saat itu Ali tidak memiliki
sesuatu yang bisa dijadikan mahar. Ali meminang Fatimah dengan mas kawin sebesar 400 dihram.
Sebelumnya dia menggadaikan baju besinya kepada Utsman bin Affan. Rasulullah menyimpan perasaan
kasih sayang sangat mendalam terhadap Ali bin Abi Thalib. Beliau pernah bersabda kepada Ali bin Abi
Thalib.

"Fatimah lebih kucintai dari pada engkau, namun dalam pandanganku engkau lebih mulia dari pada dia".
(HR Abu Hurairah).

Setelah menikah, pada suatu hari datanglah seorang suku bani SAlim yang terkenal akan praktek sihir
dan melontarkan kata-kata makian kepada Nabi Muhammad SAW. Namun, Nabi Muhammad menjawab
dengan lemah lembut.

Ahli sihir tersebut terpesona hingga akhirnya dia memeluk agama Islam. Nabi meminta kepada Salman
untuk membawa ahli sihir tersebut ke tempat seseorang saudara seagama Islam yang dapat memberinya
makan, dikarenakan ahli sihir tersebut dalam keadaan lapar.

Salman mengajaknya mengunjungi beberapa rumah. Namun tidak ada seorang pun yang dapat
memberinya makan, karena pada saat itu memang bukanlah waktu orang makan.

Akhirnya ahli sihir tersebut diajak oleh Salman untuk mengunjungi rumah Fatimah. Usai Salman
memberi tahu maksud kunjungannya, dengan air mata berlinang Fatimah mengatakan bahwa di
rumahnya tidak ada makanan sejak tiga hari yang lalu.

Namun putri Nabi Muhammad tersebut enggan menolak seorang tamu "Saya tidak dapat menolak
seorang tamu yang lapar tanpa memberinya makan sampai kenyang".

Kemudian Fatimah melepas kain kerudungnya dan memberikannya kepada Salman untuk menukarnya
dengan jagung kepada Shamoon orang Yahudi. Salman dan ahli sihir tersebut sangat terharu melihat
kemurahan hati Fatimah.
Salman membawa jagung permintaan Fatimah. Dengan tangannya sendiri, Fatimah menggiling jagung
tersebut dan membakarnya menjadi roti.

Salman menyarankan agar Fatimah menyisihkan beberapa roti untuk anak-anaknya yang kelaparan. Hal
tersebut dijawab oleh Fatimah, bahwa dirinya tidak berhak untuk berbuat demikian, karena dia telah
memberikan kain kerudungya itu untuk kepentingan Allah.

[14/4 06.59] +62 856-4104-3754: Soehardjoepri (Hasbi Maula):

����������

Sejenak Pagi:

*Pesan Luqman Hakim untuk anaknya bag-1*

Luqman Hakim adalah seorang yang arif bijaksana. Beliau dianugerahi oleh Alloh hikmah, akal dan
kemampuan memahami sesuatu. Beliau diberi ilmu dan kemampuan yang luar biasa dalam
mengamalkan ilmunya. Seseorang tidak akan dikatakan hakim (ahli hikmah, arif budiman) jika tidak
memiliki ilmu dan amal.

Beliau mengamalkan ilmunya dan mewasiatkan pada putranya agar selalu bersandar pada Alloh baik di
dunia atau di akhirat. Sebenarnya banyak mutiara hikmah dari Luqman Hakim, namun yang diulas hanya
beberapa pesan Lukman Hakim kepada Anaknya :

1. Wahai anakku, juallah duniamu demi kehidupan akhiratmu, niscaya engkau akan memperoleh
keduanya dengan beruntung.

2. Wahai anakku, janganlah mencampuri urusan dunia terlalu dalam sehingga membuat rusak urusan
akhiratmu, tetapi janganlah meninggalkan sama sekali, sehingga engkau menjadi beban orang lain.

3. Wahai anakku, sebagaimana engkau tidur, demikianlah engkau mati dan sebagaimana engkau bangun,
demikianlah engkau dibangkitkan kelak.

Beramallah engkau dengan amal salihh, niscaya engkatu tidur dan bangun seperti pengantin baru, dan
janganlah beramal dengan amal buruk, sebab engkau akan tidur dan bangun dengan kekuatan, seperti
orang yang dikejar-kejar penguasa untuk dibunuh.
4. Wahai anakku, apabila terdapat pada diri seseorang lima hal yaitu : a) agama, b) harta, c) sifat malu, d)
baik budi dan e) dermawan. Maka ia seorang yang bersih lagi takwa, menjadi kekasih Alloh dan lepas
dari gangguan setan.

5. Wahai anakku, menjadi orang bisu tetapi berakal itu lebih baik daripada engkau menjadi orang yang
banyak bicara tetapi bodoh.

Tiap-tipa sesuatu itu jadi petunjuknya. Akal petunjuk iala berpikir dan petunjuk berpikir itu adalah diam.

Barang siapa berkata-kata dalam hal yang tidak baik maka ia benar-benar sia-sia, barang siapa berpikir
tanpa mengambil pelajaran maka ia benar-benar lalai dan barang siapa dia tanpa berpikir maka ia benar-
benar rugi.

Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

*Robbana Taqobbal Minna*

Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin


�❤�

[14/4 15.58] +62 822-6963-3140: AL HABIB ALI BIN ABDURRAHMAN AL-JUFRI :

"AKU TELAH BERKELILING DUNIA DAN YANG AKU LIHAT MEREKA SEMUA KERING DARI KECINTAAN
KEPADA RASULULLAH SAW...TAK PERNAH AKU TEMUKAN KECINTAAN YANG LEBIH BESAR DARIPADA
KECINTAAN MASYARAKAT INDONESIA".

Lebih lanjut lagi Al Habib Ali Aljufri berkata :

"Hadirnya kalian di perkumpulan besar ini meninggalkan segala urusan dunia kalian yang semuanya itu di
dasari dari Kecintaan yang besar yang ada di hati-hati kalian kepada Rasulullah Saw dan itu pulalah yang
membuat aku hadir dari tempat yang jauh, karena ingin mendapatkan Kemuliaan berkumpul bersama
kalian para Pecinta Rasulullah Saw".
"Akan datang masanya nanti datang penduduk Dunia (Dari America, Rusia, Cina, Inggris, dll) ke
Indonesia, untuk belajar lebih dekat dengan Allah Swt dengan kecintaan kepada Rasulullah Saw pada
Masyarakat Indonesia".

"Aku (Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Jufri) telah berkeliling Dunia dan yang aku lihat mereka semua
kering dari Kecintaan kepada Rasulullah Saw yang perlu ada contohnya dan tak pernah aku temukan
Kecintaan yang lebih BESAR daripada Kecintaan Masyarakat Indonesia".

"Maka jagalah kecintaan ini jangan dengarkan mereka yang mencoba meruntuhkan dan memudarkan
kecintaanmu kepada Rasulullah Saw dan pada Ahlul Bait serta para Sahabatnya Ra".

"KARENA KALIAN ADALAH AHLUL MADINAH...Kalian (Penduduk Indonesia) menerima Islam yang di bawa
oleh Walisongo (9 Wali) tanpa peperangan, begitu pula penduduk Madinah masuk Islam tanpa
peperangan".

"Kalian (Penduduk Indonesia) selalu menyambut dengan hangat tamu-tamu dari luar negeri dengan
kasih sayang dan Akhlaq dan budi pekerti yang luhur, begitu pulalah Ahlul Madinah menyambut kaum
Muhajirin yang Hijrah bersama Rasulullah Saw".

Allahumma Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa 'Alaa Aali Sayyidina Muhammad.

[14/4 22.19] +62 822-6963-3140: Indahnya Perjalanan Hidup Fatimah Az-Zahra Ummu Abiha

Bab 1 - KELAHIRAN AZ-ZAHRA

� Telah datang tahun ke-10 dari pernikahan yang diberkati antara Muhammad s.a.w dan Khadijah r.a.
Pernikahan yang mulia serta berkat bagi kedua mempelai yang suci. Putera Quraisy dengan seorang
wanita suci yang merupakan ikutan wanita-wanita Quraisy. Tahun ini datang dengan kesiapan mereka
berdua menerima si buah hati yang keempat dari perkahwinan yang penuh dengan keberkatan. Dalam
tahun ini telah terjadi kejadian yang besar dalam sejarah Mekah dan Bait Al-‘Atiq (Ka’bah). Sejarah yang
begitu penting bagi seorang yang bernama Muhammad yang mulia.

� Para penduduk Mekah telah berkumpul dan bersepakat untuk membina semula Ka’bah. Pada awalnya
mereka membinanya semula disebabkan penghormatan mereka serta diikuti rasa takut dan bersalah.
Pada waktu itu Ka’bah telah terbakar disebabkan percikan api yang bermula dari tempat pembakaran
milik seorang wanita Mekah. Ini mengakibatkan tabir Ka’bah terbakar serta menjalar ke seluruh
bangunan Ka’bah.

�Beberapa saat kemudian dengan izin Allah s.w.t. datanglah air bah dari atas bukit dan memadamkan api
tersebut dan mengakibatkan dinding Ka’bah roboh. Orang-orang Quraisy yang datang hanya terpaku
dengan pemandangan yang berlaku di hadapan mereka, dan tangan mereka pun berdakap. Mereka tidak
tahu apa yang harus mereka lakukan untuk memperbaiki Baitullah tersebut. Sebuah bangunan yang
didirikan di Mekah sebagai tempat berhaji bagi kabilah-kabilah yang datang, yang tentu sahaja akan
memberikan faedah yang besar bagi penduduk Mekah

[14/4 22.19] +62 822-6963-3140: ❤ Kedatangan orang-orang Quraisy disebabkan kerana kedekatan jiwa
mereka dengan Ka’bah, yang merupakan satu-satunya tempat di mana semua kabilah boleh bersatu.
Penduduk Mekah pun sudah bersiap sedia untuk memperbaiki Ka’bah. Kebiasaannya mereka tidak
menghancurkan bangunan yang tersisa itu untuk membina sebuah bangunan yang baru. Kemudian
datanglah Walid al-Mughirah al Makhzumi sambil mengambil peralatannya (untuk membuat tapak yang
baru) dan berkata “Ya Allah ya Tuhan kami yang dapat menghilangkan keburukan, sesungguhnya kami
tidak menginginkan kecuali kebaikan.”

❤Dia pun menghayunkan peralatannya, sedangkan kaum Quraisy yang lain hanya berdiam diri
memandang ke arah Walid dengan tidak melakukan sesuatu apa pun. Mereka takut akan hal tersebut
iaitu dengan menghancurkan sisa Baitullah. Mereka takut terhadap diri mereka masing-masing dan takut
akan murka Allah yang akan menimpa mereka. Mereka pun menunggu waktu yang tepat untuk sama-
sama bertindak. Sesudah Walid memulakan pekerjaannya dan tiada hal yang buruk yang terjadi, maka
barulah pada keesokan hari mereka membantunya.

❤Mereka pun datang bersama-sama untuk membangunkan semula Ka’bah yang telah rosak. Kabilah-
kabilah Gujarat yang lain pun turut datang membantu untuk membina Ka’bah. Muhammad pun turut
membantu dalam pekerjaan yang mulia tersebut dan baginda juga turut memindahkan batu bersama-
sama dengan yang lainnya. Setelah pembangunan Ka’bah selesai, para kabilah pun berselisih faham
tentang siapa yang berhak untuk meletakkan Hajarul Aswad pada kedudukannya semula.
❤Semua kabilah menginginkan untuk mendapatkan kemuliaan dengan memindahkan batu suci tersebut
ke tempatnya. Perselisihan antara mereka pun semakin hebat sehingga mereka saling mengancam
antara satu sama lain untuk berperang demi mempertahankan hak mereka untuk memindahkan batu
suci tersebut. Kemelut tersebut berlanjutan sampai 4 atau 5 malam. Kecemasan antara mereka pun
meningkat, sehingga datanglah Abu Umayyah bin Mughirah, menambah serentetan pahlawan dari
keluarga Makhzumi. Dia adalah seorang yang tertua di antara orang-orang Quraisy dan merupakan ayah
daripada Ummul Mukminin Ummu Salamah r.a. Dia berkata kepada kaum Quraisy yang bertikai, “Wahai
kaum Quraisy, berselisihlah kalian terhadap apa yang kalian perdebatkan. Orang yang pertama kali yang
menginjakkan kaki di masjid ini adalah orang yang akan memutuskan persengketaan di antara kalian. ”

[14/4 22.19] +62 822-6963-3140: Mereka menerima penyelesaian yang diberikan oleh Abu Umayyah
Bin Mughirah. Mata mereka pun tertuju ke arah pintu masjid lalu menunggu siapakah gerangan yang
akan menjadi penengah bagi mereka. Mereka akan menerima dengan setulus hati jika pemuda yang
datang itu adalah seorang dengan bijaksana, tidak pernah melakukan kesalahan dan seorang yang
memiliki ketenangan. Dengan segala jenis pemikiran tentang ciri-ciri seseorang yang akan menjadi
penengah di antara mereka disertai dengan pengharapan akannya, tampillah di hadapan mereka seorang
al-Amin, seorang yang memiliki kehormatan tertinggi.

�Mereka pun menyambutnya dengan penuh rasa penerimaan, “Ini adalah Muhammad bin Abdullah al-
Hasyimi, kita akan redha dengan segala ketetapan yang akan dia buat terhadap kita.” Dengan serta merta
mereka pun menceritakan kepada Muhammad tentang perselisihan yang terjadi di antara mereka.
Muhammad lalu meminta sehelai kain, lalu baginda meletakkan batu Hajarul Aswad di atasnya dan
berkata, “Ambillah bahagian masing-masing dari setiap kabilah (yang bertikai) dari kain ini dan marilah
kita angkat bersama-sama.”n Mereka pun mengangkat batu Hajarul Aswad bersama-sama dan
membawanya ke tempatnya semula. Muhammad lalu menopang batu tersebut dengan kedua-dua
tangannya supaya ia terletak dengan sempurna di tempatnya semula. Umur Muhammad pada waktu itu
sekitar 35 tahun sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq.

� Muhammad pun kembali ke rumah kerana baginda meninggalkan isterinya dalam keadaan hendak
melahirkan anak. Baginda bergegas kerana takut sesuatu hal terjadi terhadap kepada isterinya yang
tercinta iaitu Khadijah Binti Khuwailid. Berita gembira pun datang menghampiri Al-Amin bahawa
Khadijah telah melahirkan anak yang keempat iaitu anak perempuan pada hari Jumaat, pada tarikh 20
Jamadil Akhir, bertepatan juga dengan orang Quraisy selesai membina Ka’bah.

�Umur Khadijah pada waktu itu belum mencapai 50 tahun. Kegembiraan tersebut bertambah ketika
Muhammad dengan kecerdasannya menyelamatkan orang Quraisy dari pertempuran antara mereka. Al-
Amin telah mencairkan darah orang-orang Quraisy serta pemimpin-pemimpin mereka. Disebabkan hal
tersebut lahirnya sebuah puisi Al-Qarsyi yang menceritakan tentang kecerdikan Muhammad.

[14/4 22.19] +62 822-6963-3140: � Walaupun syair tersebut dibuat bertepatan dengan lahirnya
Fatimah pada hari yang mulia, tetap juga mendapat cabaran dari kaum Quraisy atas penamaan tersebut.
Hubairah mengisahkan dalam puisi itu tentang khabar gembira yang terjadi di negeri yang penuh berkat.
Muhammad mengendong anaknya dengan penuh kelembutan, sedangkan hatinya berasa sangat terharu
semasa melihat wajah suaminya penuh dengan keceriaan.

�Muhammad mendapat anak yang keempat iaitu anak perempuan dan baginda tidak menampakkan
ketidak relaan akan itu kerana belum dikurniakan anak lelaki. Kegembiraan Khadijah bertambah tatkala
melihat raut wajah anaknya yang mirip sekali dengan wajah suaminya Muhammad. Khadijah berharap
dengan itu Allah s.w.t. akan selalu menjaga anaknya dengan perlindunganNya dan pertolonganNya dan
agar anaknya kelak menjadi seperti ayahnya secara fizikal dan tingkah laku.

� Suatu hari Abbas berkunjung kepada Ali dan Fatimah r.a dan salah seorang dari mereka bertanya,
“Manakah yang lebih tua di antara kami ?.” Abbas menjawab, “Wahai Ali, kamu lahir 2 tahun sebelum
orang-orang Quraisy memperbaiki Ka’bah, sedangkan Fatimah lahir bertepatan dengan selesainya
orang-orang Quraisy membina Ka’bah.

� Rasul s.a.w. berasa senang dengan kelahiran Fatimah dan berkata kepada Khadijah, “Wahai Khadijah
sesungguhnya dia (Fatimah) adalah manusia yang diberkati dan sesungguhnya Allah s.w.t. memberi
keturunanku darinya.” Ini adalah faktor yang penting bagi seorang ayah, disertai kemiripan yang dimiliki
oleh Fatimah dengan ayahnya sebagaimana diberitakan. Al-Hakim meriwayatkan daripada Anas bin
Malik r.a berkata, “Sesungguhnya Fatimah adalah seorang yang sangat mirip dengan Rasul s.a.w. Kulitnya
putih, bibirnya merah dan rambutnya hitam.

�Daripada Ummul Mukminin Ummu Salamah r.a berkata, “Fatimah adalah anak Rasulullah s.a.w. Dia
adalah seorang memiliki perawakan mirip dengan Rasulullah s.a.w. Daripada Aisyah Ummul Mukminin r.a
berkata, “Saya tidak pernah melihat seorang pun dari ciptaan Allah s.w.t. (manusia) yang serupa ucapan
dan perkataannya dengan Rasulullah s.a.w. selain Fatimah r.a.” Sesungguhnya dia adalah wanita yang
suci serta memiliki cahaya kemuliaan. Dia seorang wanita yang suci serta memiliki cahaya kemuliaan. Dia
seorang yang agung serta memiliki kemiripan dengan kekasih Allah s.w.t. Dia juga mewarisi kemuliaan
dan yang memiliki kehormatan.
Sekian~
~ ~

�Rujukan : Buku Indahnya Perjalanan Hidup Fatimah Az-Zahra Ummu Abiha

�Penerbit : JASMIN PUBLICATIONS

�Penulis buku : Dr Muhammad Abduh Yamani

[15/4 19.31] +62 895-3224-50707: Utk yg blm pernah menyimak � ini :

Bismillahirrohmanirrohim

*DO'A SELAMAT DARI MATI MENDADAK*

*CUKUP DIBACA SEKALI SEUMUR HIDUP*

*MARI KITA BACA SEKARANG JUGA* *!*

Do'a keselamatan dari kematian mendadak.

Di riwayat kan dari Rasulallah SAW, bahwasanya Allah Subhana Wa Ta'alla berfirman:

*Wahai (Kekasihku) Muhammad,tidak ada seorang pun dari Ummat Mu yang membaca do'a ini
walaupun sekali dalam umur nya kecuali dengan kemulyaan dan keagungan Ku,*

*Aku akan menjamin untuk nya tujuh perkara* *:*


*1*: Aku akan angkat kefakiran dari nya.

*2*: Aku akan amankan dia dari pertanyaan Mungkar dan Nakir.

*3*: Aku akan tuntun jalan nya di Shirat.

*4*: Aku akan menjaga nya dari kematian mendadak.

*5*: Aku akan haramkan neraka atasnya.

*6*: Aku akan menjaga nya dari himpitan kubur.

*7*: Aku akan melindungi nya dari kemurkaan Raja yang jahat dan dzalim.

*BERIKUT INI DO'ANYA* *:*

‫تﻻ هالـهت اتتمﻻ مت‬


‫اا اتيلتجلهييال ايلتجتمباار‬

*Laa ilaaha illallahul jaliilul jabbaar,*

‫تﻻ هالهت اهﻻي اا ايلتواهحاد ايلقتتمﻬار‬

*Laa ilaaha illallahul waahidul qohhaar,*

ُ‫تﻻ هالهت اهﻻي اا ايلتکهرييام التمستمتارا‬

*Laa ilaaha illallahul kariimus sat taar,*

‫تﻻ هالهت اهﻻي اا ايلتکبهييار ايلامتتتعال‬

*Laa ilaaha illallahul kabiirul mutta 'aal*

‫ک لتها اهلترﻬا تواهحردا تر رمبا تو تشاههردا اتتحردا تو ت‬


‫صتمردا تونتيﺤانِ لتها اميسلهاميوتﻥ‬ ‫تﻻ هالهت اهﻻي اا تويحتدها تﻻ تشري ت‬
*Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarii ka lahu ilahan wahidan rabban wa syaahidan ahadan wa
shamadan wa nahnu lahu muslimuun,*

‫ک لتها اهلترﻬا تواهحردا تر رمبا تو تشاههردا اتتحردا تو ت‬


‫صتمردا تونتيﺤانِ لتها تعابهاديوﻥ‬ ‫تﻻ هالهت اهﻻي اا تويحتدها تﻻ تشريي ت‬

*Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarii ka lahu ilahan wahidan rabban wa syaahidan ahadan wa
shamadan wa nahnu lahu 'aabiduun,*

‫ک لتها اهلترﻬا تواهحردا تر رمبا تو تشاههردا اتتحردا تو ت‬


ُ‫صتمردا تونتيﺤانِ لتها تقانهتايوﻥت‬ ‫تﻻ هالهت اهﻻي اا تويحتدها تﻻ تشري ت‬

*Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarii ka lahu ilahan wahidan rabban wa syaahidan ahadan wa
shamadan wa nahnu lahu kanituun,*

‫ک لتها اهلترﻬا تواهحردا تر رمبا تو تشاههردا اتتحردا تو ت‬


‫صتمردا تونتيﺤانِ لتها ت‬
ُ‫صابهاريوتﻥت‬ ‫تﻻ هالهت اهﻻي اا تويحتدها تﻻ تشري ت‬

*Laa ilaahaillallahu wahdahu laa syarii ka lahu ilahan wahidan rabban wa syaahidan ahadan wa
shamadan wa nahnu lahu shabiruun,*

‫تﻻ هالهت اهﻻي اا امتﺤلممد تراسوال ل‬


‫ا‬

*Laa ilaaha illallaahu Muhammadar rasuulullah,*

‫ت اتيمری‬
‫ض ا‬ ‫الللﻬالم اهلتيي ت‬،
‫ک فتتمو ي‬

‫ک تتتولكيل ا‬
، ِ‫ت تيا اتيرتحتم التمراهحﺮمييتن‬ ‫توتعلتيي ت‬.

*Allohumma ilaika fawadh'tu amrii,wa 'alaika tawak kaltu yaa arhamar rahimiin,*

‫ک تحهمييمد تمهجيياد‬ ‫صلتميي ت‬


‫ت تعتلى اهيبتراههييم توآَهل اهيبتراههييم اهنتم ت‬ ‫الللﻬالم ت‬
‫صهمل تعتلى امتﺤلمﺮد وآَهل امتﺤلمﺮد تكما ت‬

*Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa ali Muhammad kamaa shallaita 'alaa Ibrahiim wa ali Ib'rahiim
innaaka hamiidum majiid,*

‫ت تعتلى اهيبتراههييم توآَهل اهيبتراههييم هفي ايلعاتلميتنِ اهنتم ت‬


‫ک تحهمييمد تمهجيياد‬ ‫ک تعتلى امتﺤلمﺮد وآَهل امتﺤلمﺮد تكما تباتريک ت‬
‫توتباهر ي‬.

*Wa baarik 'alaa Muhammad wa ali Muhammad kamaa barakta 'alaa Ibrahiim wa ali Ibrahiim fil
'aalamina innaka hamiidum majiid.*

Kirim ke 10 orang dalam 1 jam anda telah mendapatkan pahala 10 juta sholawat pada *Baginda
Muhammad SAW* dalam buku catatan amal anda dengan izin *Allah Subhana Wa Ta'alla*

[15/4
a 20.58] +62 822-6963-3140: Indahnya Perjalanan Hidup Fatimah Az-Zahra Ummu Abih a
Bab 2 - TEMPAT KELAHIRAN SAYYIDAH FATIMAH

� Rumah Sayyidah Khadijah Binti Khuwailid Ummul Mukminin r.a, terletak di lorong Al-Hijr di Mekah al-
Mukaramah. Ia juga disebut dengan lorong Attharin (penuh wewangian) sebagaimana disebutkan oleh
al-Azraqi. Ia merupakan tempat Fatimah dilahirkan, anak Khadijah daripada Nabi Muhammad s.a.w.

�Al-Azraqi menyebutkan bahawa Nabi s.a.w. hidup bersama Khadijah di rumah tersebut dan Khadijah
pun wafat di dalamnya. Disebabkan kewafatannya Khadijah membuatkan Nabi s.a.w. tidak berasa tenang
sampailah baginda berhijrah ke Madinah. Rumah tersebut diambil oleh Uqail pada masa
kekhalifahannya, dan dia membina masjid di situ serta menunaikan solat. Rumah tersebut sekarang tidak
dikenali lagi kerana telah tertimbun tanah.

�Secara kebetulan ketika projek pengalian yang dilakukan di sekitar Mekah untuk melakukan perluasan
di Mekah, ditemui bahagian-bahagian bangunan yang masih tertinggal dan diketahui sebagai rumah
Khadijah dan pengukuran pun telah dilakukan. Sebahagian besar foto-foto rumah itu akan ditunjukkan di
dalam buku ini. Itu semua terwujud atas bantuan dan kerjasama yang baik Dr Sami’ ‘Anqawi, semoga
beliau dimuliakan atas segala bantuannya dan bimbingannya dalam mempelajari daerah tersebut.
Dengan itu saya mengucapkan terima kasih yang banyak kepada beliau.

�Rumah tersebut telah ditinggikan serta dibuatkan jalan sehingga ia boleh dituruni sampai beberapa
dalam serta dapat berhubung kepada beberapa tempat. Di sisi rumah tersebut terdapat tempat duduk
yang diperbuat dari batu bata. Ukuran tingginya sekitar 30 cm dan panjang 10 meter dan lebar 4 meter.
Di situ juga terdapat ruangan tempat untuk anak-anak membaca Al-Quran dan sisi kanannya pula
terdapat pintu kecil dengan melalui dua anak tangga. Pintu tersebut mengarah ke jalan kecil berukuran 2
meter.

*�KISAH RASULULLAH ‫ ﷺ‬YANG MENCIUM TANGAN SI TUKANG BATU�*

� Diriwayatkan pada saat itu Rasulullah ‫ ﷺ‬baru tiba dari Tabuk, peperangan dengan bangsa Romawi yang
kerap menebar ancaman pada kaum muslimin. Banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam
peperangan ini. Tidak ada yang tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.
�Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah ‫ﷺ‬berjumpa dengan seorang
tukang batu. Ketika itu Rasulullah ‫ ﷺ‬melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya
merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.

�Rasulullah ‫“* ﷺ‬Kenapa tanganmu kasar sekali?”*

�Si tukang batu menjawab, *“Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan
batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah
tangan saya kasar.”*

Rasulullah ‫ﷺ‬adalah manusia paling mulia, tetapi orang yang paling mulia tersebut begitu melihat tangan
si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang halal, Rasul pun menggenggam tangan itu, dan
menciumnya seraya bersabda,

*“Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada”, ‘inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api
neraka selama-lamanya’.*

*Rasulullah ‫ﷺ‬tidak pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy, tangan para Pemimpin Khabilah,
Raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az Zahra dan tukang batu itulah yang
pernah dicium oleh Rasulullah. Padahal tangan tukang batu yang dicium oleh Rasulullah justru tangan
yang telapaknya melepuh dan kasar, kapalan, karena membelah batu dan karena kerja keras.*

�Suatu ketika seorang laki-laki melintas di hadapan Rasulullah. Orang itu di kenal sebagai pekerja yang
giat dan tangkas. Para sahabat kemudian berkata, *“Wahai Rasulullah, andai bekerja seperti dilakukan
orang itu dapat digolongkan jihad di jalan . (Fii sabilillah), maka alangkah baiknya.” Mendengar itu Rasul
pun menjawab, “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fi sabilillah;
kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu fii sabilillah;
kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu fi sabilillah.”*

(HR Thabrani)
*Orang-orang yang pasif dan malas bekerja, sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah
kehilangan sebagian dari harga dirinya, yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur.
Rasulullah amat prihatin terhadap para pemalas.*

*"Maka apabila telah dilaksanakan shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah
dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”*

. (QS. Al-Jumu’ah 10)

*”Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas
di bumi ini”.*

(QS Nuh19-20)

*"Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka
para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab:
”Bersusah payah dalam mencari nafkah.”*

(HR. Bukhari)

*"Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan
Allah ‘Azza Wa Jalla”.*

(HR. Ahmad)

Subhanallah...

*Kisah ❤ ALI DAN FATIMAH*

*Ali adalah pemuda yang tampan, gagah, kuat dan cerdas Dan Fatimah adalah perempuan yang
tegar,baik,cantik dan lembut.Ali tinggal bersama Rasulullah SAW sejak kecil sehingga Ali dan Fatimah
tumbuh bersama hingga remaja.Dan tumbuhlah rasa cinta Ali kepada Fatimah,namun Ali bukan pemuda
bodoh ia adalah pemuda beriman yang selalu menjaga hatinya,mencintai Fatimah dalam diam.Ia
pendam rasa itu bertahun-tahun setan saja tak pernah tau rasa itu.begitu pun Fatimah tak mengetahui
bahwa Ali menyimpan rasa untuk nya.

Saat Ali telah dewasa keinginan nya meminang Fatimah sangat besar.namun Abu bakar lebih dulu
meminang Fatimah.Ali hanya bisa berserah kepada Allah SWT sebab dibanding Abu bakar dia bukan
siapa-siapa Abu bakar adalah orang dekat Rasulullah dan kekayaan nya luar biasa melimpah.dia merasa
kecil sebab Ali merasa dirinya hanya pemuda miskin.namun lamaran Abu bakar ditolak oleh Rasulullah ,
betapa bahagianya Ali.namun setelah Abu bakar kini Umar bin Khattab yang melamar Fatimah, seperti
tak punya harapan lagi.sebab Umar bin Khattab adalah laki-laki yang gagah berani ,tampan,kaya dan luar
biasa.lalu Ali menyendiri dalam kesendirian itu Ali bertafakur memohon keikhlasan hati kepada Allah.
Saat dalam kesendirian itu Abu bakar memanggil nya "Wahai Ali Rasulullah sedang menunggu mu
dirumah beliau"

Dalam perjalanan ke Rumah Rasulullah ,Ali berfikir mungkin Rasulullah ingin membicarakan pernikahan
Umar dengan Fatimah.semakin sesak dadanya menahan sakit.

Namun ternyata begitu sampai dirumah Rasulullah Ali mengetahui bahwa Rasulullah pun menolak
lamaran Umar.betapa lega dan bahagia dalam hati Ali.

Lalu Rasulullah mengucapkan niat beliau untuk menikah kan Ali dan Fatimah.Betapa bahagia hati Ali saat
itu.namun ada kegundahan sebab ia tak punya apa-apa untuk dijadikan mahar.namun kewibawaan
Rasulullah meringankan mahar untuk Putri nya, Beliau menerima meskipun hanya sekedar cincin besi.

Lalu Ali menggadaikan Baju besinya sebagai mahar pernikahan nya dengan Fatimah.

Betapa bahagianya dua pasangan yang saling mencintai dalam penjagaan kesucian cinta tersebut

Setelah pernikahan , saat Fatimah hanya berdua dengan Ali dikamar mereka.saat itu Fatimah
mengatakan " Wahai Suamiku,sesungguhnya sebelum menikah dengan mu aku telah mencintai seorang
Pria yang tampan,gagah,kuat dan cerdas"kata Fatimah

Ali kaget, rupanya bukan aku cinta pertama Fatimah batin Ali ,dia langsung memalingkan wajahnya dari
Fatimah dengan raut kekecewaan. Lalu bertanya "Siapa sesungguhnya Pria beruntung itu wahai
Fatimah?"tanya Ali

Fatimah tersenyum sambil memeluk punggung Ali yang memalingkan wajah nya. "Lelaki itu,adalah
dirimu wahai suamiku"kata Fatimah .dan betapa bahagianya Ali mendengar itu wajah tampannya
tersenyum bahagia mendengar ucapan Fatimah dan dipeluklah istri tercinta nya .

Wallahua'lam
Baca Sampai selesai�

"Melamar Duluan itu Sunnah. Kok, malu?"

Ukhty...

Tentulah, kita sudah mendengar cerita tentang Siti Khadijah yang melamar duluan kepada Rasulullah.

Beliau meski kaya raya, namun beliau tidak malu untuk melamar Rasulullah yang masih terlalu muda.
Sedangkan Khadijah sudah janda.

Bisakah, ukhty melamar duluan?

Malu? itu hanya ketidak biasaan dalam lingkungan. Jika ukhty ingin menjadi yang terkenal. Jadilah yang
tidak biasa dilakukan orang lain. Maka engkau luarbiasa. sedangkan melakukan yang biasa dilakukan
orang lain. Engkau hanya biasa-biasa saja.

Selain itu juga, merupakan sunnah. Seorang wanita melamar duluan kepada Akhy.

Sebagaimana dari Sahl bin Sa'ad, ia berkata : "Aku berada di sebuah kaum, lalu seorang wanita berkata
kepada Rasulullah SAW. (Ya, Rasulullah) saya bersedia menjadi istri anda".

(HR. Bukhari dan Muslim)

'Masak mau malu pada kebaikan?'

���

WANITA MELAMAR PRIA SECARA SYAR'I, BAGAIMANA CARANYA?


----------------------------------------------

Bolehkah wanita melamar pria? Bagaimana caranya?

>> JAWAB:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Islam tidak membatasi yang boleh mengajukan lamaran hanya yang lelaki, sehingga wanita juga boleh
mengajukan diri untuk melamar seorang pria. Jika itu dilakukan dalam rangka kebaikan, misalnya karena
ingin mendapatkan suami yang soleh, atau suami yang bisa mengajarkan agama, bukan termasuk
tindakan tercela. Artinya, bukan semata karena latar belakang dunia.

Dari Tsabit al-Bunani bahwa Anas bin Malik pernah bercerita,

‫اه أتلت ت‬
‫ك هبى تحاتجةم‬ ‫ت تيا تراسوتل ل‬
‫ض تعلتييهه نتيفتستﻬا تقالت ي‬ ‫ت ايمترأتةم إهتلى تراسوهل ل‬
‫اه – صلى ا عليه وسلم – تتيعهر ا‬ ‫تجاتء ه‬

Ada seorang wanita menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menawarkan dirinya untuk Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia mengatakan, “Ya Rasulullah, apakah anda ingin menikahiku?”

Mendengar ini, putri Anas bin Malik langsung berkomentar,

‫تما أتقتلل تحتياتءتها تواتسيوأتتتايه تواتسيوأتتتايه‬

“Betapa dia tidak tahu malu… sungguh memalukan, sungguh memalukan.”

Anas membalas komentarnya,


‫ت تعلتييهه نتيفتستﻬا‬
‫ض ي‬ ‫ك ترهغبت ي‬
‫ت هفى النَلبهنى – صلى ا عليه وسلم – فتتعتر ت‬ ‫ههتى تخييمر همينَ ه‬

“Dia lebih baik dari pada kamu, dia ingin dinikahi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan menawarkan
dirinya untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari 5120)

BAGAIMANA CARANYA?

Mengenai cara, ini kembali kepada kondisi di masing-masing masyarakat. Bagaimana cara melamar
wanita yang paling wajar. Bisa juga dilakukan dengan cara berikut,

PERTAMA, Menawarkan diri langsung ke yang bersangkutan

Seperti yang diceritakan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pada hadis di atas.

Demikian pula disebutkan dalam riwayat lain dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu,

Ada seorang wanita menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menawarkan dirinya,

‫ك نتيفهسى‬ ‫ت لتهت ت‬
‫ب لت ت‬ ‫تيا تراسوتل ل‬
‫اه هجيئ ا‬

“Ya Rasulullah, saya datang untuk menawarkan diri saya agar anda nikahi.”

Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikannya, beliau tidak ada keinginan untuk
menikahinya. Hingga wanita ini duduk menunggu. Kemudian datang seorang sahabat,
‘Ya Rasulullah, jika anda tidak berkehendak untuk menikahinya, maka nikahkan aku dengannya.’ (HR.
Bukhari 5030)

Dan di lanjutan hadis, sahabat ini diminta untuk mencari mahar, sampaipun hanya dalam bentuk cincin
besi, dst, yang mungkin sudah sering kita dengar. Yang selengkapnya bisa anda pelajari di: Hukum Al-
Quran Dijadikan Mahar

Hadis ini meunjukkan bahwa sah saja ketika ada seorang wanita yang menawarkan diri untuk dinikahi
lelaki yang dia harapkan bisa menjadi pendampingnya.

Dalam kitab Fathul Bari, wanita yang minta dinikahi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak haya satu. Al-
Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani menyebutkan beberapa riwayat yang menceritakan para wanita lainnya,
yang menawarkan dirinya untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, diantaranya Khaulah binti Hakim,
Ummu Syuraik, Fatimah bin Syuraih, Laila binti Hatim, Zaenab binti Khuzaemah, dan Maemunah binti Al-
Harits. (Fathul Majid, 8/525).

KEDUA, melalui perantara orang lain yang amanah

Termasuk melalui perantara keluarganya, ayahnya atau ibunya atau temannya.

Ini seperti yang dilakukan Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, ketika putrinya Hafshah selesai masa
iddah karena ditinggal mati suaminnya, Umar menawarkan Hafshah ke Utsman, kemudian ke Abu Bakr
radhiyallahu ‘anhum.

Umar mengatakan,

‫ت أتيوتجتد تعلتييهه همننَي تعتلى اعيﺜتماتﻥ‬ ‫ت أتابو بتيكﺮر فتلتيم يتيرهجيع إهلت ل‬
‫ تواكينَ ا‬،‫ي تشييرئا‬ ‫ك تحيف ت‬
‫صةت بهينَ ت‬
‫ فت ت‬،‫ت اعتمتر‬
‫صتم ت‬ ‫ فتقايل ا‬،‫ق‬
‫ إهيﻥ هشيئ ت‬:‫ت‬
‫ت تزلويجتا ت‬ ‫ت أتتبا بتيكﺮر ال ن‬
‫صندي ت‬ ‫فتلتهقي ا‬
“Kemudian aku menemui Abu Bakar ash-Shiddiq dan berkata, ‘Jika engkau mau, aku akan nikahkan
Hafshah binti ‘Umar denganmu.’ Akan tetapi Abu Bakar diam dan tidak berkomentar apa pun. Saat itu
aku lebih kecewa terhadap Abu Bakar daripada kepada ‘Utsman….” (HR. Bukhari 5122 & Nasai 3272)

Semacam ini juga yang pernah dilakukan Khadijah radhiyallahu ‘anha, beliau melamar Muhammad
sebelum menjadi nabi melalui perantara temannya, Nafisah bintu Maniyah. Kemudian disetujui semua
paman-pamannya dan juga paman Khadijah. Ketika akad dihadiri Bani Hasyim dan pembesar Bani
Mudhar, dan ini terjadi 2 bulan sepulang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Syam berdagang
barangnya Khadijah. (ar-Rahiq al-Makhtum, hlm. 51)

Dalam salah satu fatwannya, Lajnah Daimah ditanya mengenai hukum wanita yang menawarkan diri agar
dinikahi lelaki yang soleh. Jawab Lajnah,

‫ وﻻ حرج في ذلك فقد فعلته خديجة رضي ا عنَﻬا وفعلته‬،‫إذا كاﻥ المر كما ذكر شرع لﻬا أﻥ تعرض نفسﻬا على ذلك الرجل أو نﺤوه‬
‫ وفعله عمر رضي ا عنَه بعرضه ابنَته حفصة على أبي بكر ثم على عﺜماﻥ رضي ا عنَﻬما‬،‫الواهبة المﺬكورة في سورة الحزاﺏ‬

Jika dia seorang laki-laki yang shalih sebagaimana disebutkan maka disyari’atkan bagi wanita itu untuk
menawarkan diri kepadanya atau yang semisalnya untuk dinikahi. Ini dibolehkan, sebagaimana yang
telah dilakukan Khadijah radhiyallahu’anha.

Juga dilakukan oleh seorang wanita yang menawarkan dirinya (kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam
untuk dinikahi beliau), sebagaimana yang tersebut di surat Al-Ahzab.

Juga pernah dilakukan Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu yang menawarkan putrinya Hafshah kepada
Abu Bakr kemudian kepada Utsman bin ‘Affan radhiyallahu’anhum. (Fatawa al-Lajnah ad-Daimah, 18/48
no. 6400).

Allahu a’lam.

----------------------------------------------
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits

================================

Sumber: https://konsultasisyariah.com/28481-cara-syari-wanita-melamar-pria.htmlWANITA MELAMAR


PRIA SECARA SYAR'I, BAGAIMANA CARANYA?

----------------------------------------------

Bolehkah wanita melamar pria? Bagaimana caranya?

>> JAWAB:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Islam tidak membatasi yang boleh mengajukan lamaran hanya yang lelaki, sehingga wanita juga boleh
mengajukan diri untuk melamar seorang pria. Jika itu dilakukan dalam rangka kebaikan, misalnya karena
ingin mendapatkan suami yang soleh, atau suami yang bisa mengajarkan agama, bukan termasuk
tindakan tercela. Artinya, bukan semata karena latar belakang dunia.

Dari Tsabit al-Bunani bahwa Anas bin Malik pernah bercerita,

‫اه أتلت ت‬
‫ك هبى تحاتجةم‬ ‫ت تيا تراسوتل ل‬
‫ض تعلتييهه نتيفتستﻬا تقالت ي‬ ‫ت ايمترأتةم إهتلى تراسوهل ل‬
‫اه – صلى ا عليه وسلم – تتيعهر ا‬ ‫تجاتء ه‬

Ada seorang wanita menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menawarkan dirinya untuk Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia mengatakan, “Ya Rasulullah, apakah anda ingin menikahiku?”
Mendengar ini, putri Anas bin Malik langsung berkomentar,

‫تما أتقتلل تحتياتءتها تواتسيوأتتتايه تواتسيوأتتتايه‬

“Betapa dia tidak tahu malu… sungguh memalukan, sungguh memalukan.”

Anas membalas komentarnya,

‫ت تعلتييهه نتيفتستﻬا‬
‫ض ي‬ ‫ك ترهغبت ي‬
‫ت هفى النَلبهنى – صلى ا عليه وسلم – فتتعتر ت‬ ‫ههتى تخييمر همينَ ه‬

“Dia lebih baik dari pada kamu, dia ingin dinikahi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan menawarkan
dirinya untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari 5120)

BAGAIMANA CARANYA?

Mengenai cara, ini kembali kepada kondisi di masing-masing masyarakat. Bagaimana cara melamar
wanita yang paling wajar. Bisa juga dilakukan dengan cara berikut,

PERTAMA, Menawarkan diri langsung ke yang bersangkutan

Seperti yang diceritakan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pada hadis di atas.

Demikian pula disebutkan dalam riwayat lain dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu,

Ada seorang wanita menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menawarkan dirinya,
‫ك نتيفهسى‬ ‫ت لتهت ت‬
‫ب لت ت‬ ‫تيا تراسوتل ل‬
‫اه هجيئ ا‬

“Ya Rasulullah, saya datang untuk menawarkan diri saya agar anda nikahi.”

Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikannya, beliau tidak ada keinginan untuk
menikahinya. Hingga wanita ini duduk menunggu. Kemudian datang seorang sahabat,

‘Ya Rasulullah, jika anda tidak berkehendak untuk menikahinya, maka nikahkan aku dengannya.’ (HR.
Bukhari 5030)

Dan di lanjutan hadis, sahabat ini diminta untuk mencari mahar, sampaipun hanya dalam bentuk cincin
besi, dst, yang mungkin sudah sering kita dengar. Yang selengkapnya bisa anda pelajari di: Hukum Al-
Quran Dijadikan Mahar

Hadis ini meunjukkan bahwa sah saja ketika ada seorang wanita yang menawarkan diri untuk dinikahi
lelaki yang dia harapkan bisa menjadi pendampingnya.

Dalam kitab Fathul Bari, wanita yang minta dinikahi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak haya satu. Al-
Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani menyebutkan beberapa riwayat yang menceritakan para wanita lainnya,
yang menawarkan dirinya untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, diantaranya Khaulah binti Hakim,
Ummu Syuraik, Fatimah bin Syuraih, Laila binti Hatim, Zaenab binti Khuzaemah, dan Maemunah binti Al-
Harits. (Fathul Majid, 8/525).

KEDUA, melalui perantara orang lain yang amanah

Termasuk melalui perantara keluarganya, ayahnya atau ibunya atau temannya.

Ini seperti yang dilakukan Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, ketika putrinya Hafshah selesai masa
iddah karena ditinggal mati suaminnya, Umar menawarkan Hafshah ke Utsman, kemudian ke Abu Bakr
radhiyallahu ‘anhum.
Umar mengatakan,

‫ت أتيوتجتد تعلتييهه همننَي تعتلى اعيﺜتماتﻥ‬ ‫ت أتابو بتيكﺮر فتلتيم يتيرهجيع إهلت ل‬
‫ تواكينَ ا‬،‫ي تشييرئا‬ ‫ك تحيف ت‬
‫صةت بهينَ ت‬
‫ فت ت‬،‫ت اعتمتر‬
‫صتم ت‬ ‫ فتقايل ا‬،‫ق‬
‫ إهيﻥ هشيئ ت‬:‫ت‬
‫ت تزلويجتا ت‬ ‫ت أتتبا بتيكﺮر ال ن‬
‫صندي ت‬ ‫فتلتهقي ا‬

“Kemudian aku menemui Abu Bakar ash-Shiddiq dan berkata, ‘Jika engkau mau, aku akan nikahkan
Hafshah binti ‘Umar denganmu.’ Akan tetapi Abu Bakar diam dan tidak berkomentar apa pun. Saat itu
aku lebih kecewa terhadap Abu Bakar daripada kepada ‘Utsman….” (HR. Bukhari 5122 & Nasai 3272)

Semacam ini juga yang pernah dilakukan Khadijah radhiyallahu ‘anha, beliau melamar Muhammad
sebelum menjadi nabi melalui perantara temannya, Nafisah bintu Maniyah. Kemudian disetujui semua
paman-pamannya dan juga paman Khadijah. Ketika akad dihadiri Bani Hasyim dan pembesar Bani
Mudhar, dan ini terjadi 2 bulan sepulang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Syam berdagang
barangnya Khadijah. (ar-Rahiq al-Makhtum, hlm. 51)

Dalam salah satu fatwannya, Lajnah Daimah ditanya mengenai hukum wanita yang menawarkan diri agar
dinikahi lelaki yang soleh. Jawab Lajnah,

‫ وﻻ حرج في ذلك فقد فعلته خديجة رضي ا عنَﻬا وفعلته‬،‫إذا كاﻥ المر كما ذكر شرع لﻬا أﻥ تعرض نفسﻬا على ذلك الرجل أو نﺤوه‬
‫ وفعله عمر رضي ا عنَه بعرضه ابنَته حفصة على أبي بكر ثم على عﺜماﻥ رضي ا عنَﻬما‬،‫الواهبة المﺬكورة في سورة الحزاﺏ‬

Jika dia seorang laki-laki yang shalih sebagaimana disebutkan maka disyari’atkan bagi wanita itu untuk
menawarkan diri kepadanya atau yang semisalnya untuk dinikahi. Ini dibolehkan, sebagaimana yang
telah dilakukan Khadijah radhiyallahu’anha.

Juga dilakukan oleh seorang wanita yang menawarkan dirinya (kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam
untuk dinikahi beliau), sebagaimana yang tersebut di surat Al-Ahzab.

Juga pernah dilakukan Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu yang menawarkan putrinya Hafshah kepada
Abu Bakr kemudian kepada Utsman bin ‘Affan radhiyallahu’anhum. (Fatawa al-Lajnah ad-Daimah, 18/48
no. 6400).
Allahu a’lam.

----------------------------------------------

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits

================================

[17/4
a 21.39] +62 822-6963-3140: Indahnya Perjalanan Hidup Fatimah Az-Zahra Ummu Abih a

Bab 3 - SEBAB DINAMAKAN FATIMAH AZ-ZAHRA

� Sesungguhnya nama yang diberikan kepadanya adalah Fatimah¹ dengan berlatar belakang ilham
daripada Allah, kerana Allah telah memisahkannya dengan api neraka ! Telah diriwayatkan oleh Ad-
Dailamy daripada Abu Hurairah r.a dan Al-Hakim r.a daripada Ali r.a, Rasulullah s.a.w. berkata,
“Sesungguhnya aku menamakannya Fatimah kerana Allah telah memisahkannya dari neraka.” Fatimah
berasal dari kata “‫ ” الفطم‬yang bererti pemotongan/pemisahan. Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Duraid
seperti kalimah ‫ فطم‬iaitu pemutusan dalam hal menyusui bagi anak.

� Dikatakan ‫( لفطمنَك عنِ كﺬ اي لمنَعك عنَه‬aku akan memutuskan kamu dari ini / aku akan melarang kamu
darinya).

Nota kaki

¹ - Nama Fatimah bukanlah nama yang asing bagi orang Arab. Isteri Abu Talib yang merupakan ibu Ali
karamallahu wajhah bernama Fatimah, terdapat juga Fatimah binti Utbah. Rasulullah telah dihadiahi
bakal pakaian dari sutera tebal, lalu Rasul berkata, “buatlah ia sebagai penutup (baju dll) bagi para
Fatimah”. Maka dipotonglah kain tersebut menjadi empat bahagian. Satu bahagian untuk Fatimah az-
Zahra r.a, satu bahagian bagi Fatimah binti Asad (ibu Ali karamallahu wajhah), satu bahagian bagi
Fatimah binti Hamzah dan satunya lagi bagi Fatimah binti Utbah

[17/4 21.39] +62 822-6963-3140: Nama-nama dan sifat Fatimah Az-Zahra

� Nama yang paling terkenal yang diberikan kepadanya adalah Fatimah Az-Zahra, akan tetapi dia juga
memiliki sembilan nama.²

� Bagi kita untuk memisahkan antara nama-nama dan sifat-sifat (yang disifati bagi Fatimah). Dia
dinamakan dengan Fatimah tetapi dia memiliki gelaran yang banyak. Dalam ilmu nahu termasuk ke
dalam kategori “‫ ”العلَّم‬yang terbahagi kepada tiga jenis, nama, gelaran dan julukan. Semuanya membuat
seorang insan yang memiliki kedudukan menambah nama-namanya.

1) Az-Zahra

♥Dikatakan dia dinamakan dengan Az-Zahra kerana dia merupakan bunga bagi Nabi s.a.w., dikatakan
juga kerana dia memiliki kulit yang putih. Diriwayatkan dari Ja'far bin Muhammad bin Ali r.a dari ayahnya
berkata, “Saya bertanya kepada Abu Abdullah (Rasulullah s.a.w.) tentang Fatimah, “Kenapa kamu
menamakannya dengan Fatimah?” Baginda menjawab, “Kerana jika dia berdiri di mihrabnya dia akan
memancarkan cahaya bagi penghuni langit sebagaimana bintang menyinari penghuni bumi.”

2) Asy-Shafiqah

♥Fatimah digelar dengan Ash-Shadiqah (jujur), juga al-mubarakah (diberkati), atthahirah (suci), az-
zakiyah (yang cerdik), ar-radhiah (yang meredai) dan mardhiahi (yang diredai). Terdapat alasan-alasan
tersendiri tentang nama tersebut kerana kejujuran, keberkatan, kesucian, keredaan serta kedamaian.

Nota kaki

² - Dia dinamakan dengan Fatimah, shadiqah, mubarakah, thahirah, zakiah, radhiah, mardhiah,
muhdatsah dan az-Zahra. Nabi memberikannya kepada Ummu Abiha, dan telah disebutkan di dalam
beberapa kitab sirah bahawa dia digelari dengan al-batul.

[17/4 21.39] +62 822-6963-3140: 3) Al-Batul³


♥ Dinamakan dengan Al-Batul kerana Allah memutuskan darinya kecantikan, keutamaan dan keagungan
(duniawi) atau tidak terputus hubungannya dengan Allah s.w.t. Di dalam kitab Taj Al-‘Arus, dia dijuluki
dengan al-batul yang merupakan penyamaan darjat Fatimah dengan Maryam di sisi Allah. Tsa’lab
berkata, “Tiada wanita yang dapat menandinginya di zamannya dan para wanita sekalian dari segi
kemuliaan, ketaqwaan, keturunan dan kesucian.” Dia adalah Sayyidah bagi para wanita dan dia digelari
dengan al-batul juga kerana dia seorang wanita yang terputus dari kemewahan dunia untuk beribadah
kepada Allah s.w.t. Fatimah juga digelar sebagaimana yang terdapat di dalam Taj Al-‘Arus, dinamakan
bagi Maryam dan Fatimah dengan Al-Batul, tiada yang dapat menandingi mereka berdua pada zamannya
dari segi kemuliaan dan ketakwaan, dan terputus dari (kemewahan) dunia untuk (beribadah) kepada
Allah.

Nota kaki

³ - Dikatakan bahawa ia diputuskan, atau ia diputuskan, memisahkannya, dan meninggalkan kehidupan


dunia untuk beribadah kepada Allah, atau mencurahkan (tenaga, fikiran dan waktu kepada Allah) dan
memutus hubungan dengan dunia. Dan ‫البتول‬, ia dibaca dengan fatah pada huruf ba’ dan dhommah pada
huruf ta’.

[17/4 21.39] +62 822-6963-3140: 4) Ummu Abiha (ibu dari ayahnya)

♥ Fatimah juga disebut dengan Ummu An-Nabi atau Ummu Abiha (ibu dari ayahnya). Para penulis
mencuba mengeluarkan kemampuan mereka untuk mentafsirkannya dan kita mengambil beberapa
pentafsiran tersebut.

� Kerana dia anak Rasulullah yang paling kecil dan dia adalah seorang yang berada di sisi Rasulullah
tatkala ibunya wafat. Fatimah juga seorang yang membantu nabi, mengurus dan menjaganya.

�Memang sudah menjadi kebiasaan bahawa Az-Zahra akan menjadi ibu Rasul dalam perjalanan
hidupnya dan bukanlah yang melahirkannya. Fatimah juga adalah keturunan Rasul dan seorang yang
membawa cahaya Rasul di mana pun dan pada bila-bila masa sahaja. Fatimah memiliki cahaya Rasulullah
dari perawakannya dan kerana itu juga Rasulullah sangat menyayanginya.

� Nabi s.a.w. lahir dalam keadaan yatim. Baginda lahir tanpa hadirnya wajah ayah yang dicintainya. Pada
waktu ibunya wafat baginda masih kanak-kanak. Dengan begitu Rasulullah bergaul dengan Fatimah
laksana seorang anak dengan ibunya. Begitu juga ketika ibu Rasul meninggal dunia. Rasul tinggal
bersama dengan Abi Talib. Isteri Abi Talib adalah seorang wanita yang bernama Fatimah Binti Asad. Nabi
sangat bersimpati akannya dan hatinya pun sangat dekat dengan bapa saudaranya tersebut. Pada waktu
itu Rasulullah memanggil Fatimah Binti Asad dengan panggilan ummahu (ibunya). Ketika Fatimah Binti
Asad wafat dan Rasulullah sangat bersedih. Oleh kerana itu baginda juga dikurniakan seorang Fatimah
pula. Berinteraksi dengan Fatimah mengingatkan Rasul akan Fatimah Binti Asad, isteri dari bapa
saudaranya yang pernah mengasuhnya. Dengan alasan tersebut Fatimah digelar Ummu Abiha (ibu dari
ayahnya).

[17/4 21.39] +62 822-6963-3140: Rasulullah s.a.w. tidak akan memberikan gelaran dengan sia-sia dan
tidak pula bersamaan dengan yang lain. Fatimah adalah seorang yang dipenuhi dengan hikmah dan
seorang yang meletakkan sesuatu pada tempatnya. Muhammad adalah seorang Rasul yang mulia yang
baginya segala kebaikan dan keselamatan.

~Sekian ~~

�Rujukan : Buku Indahnya Perjalanan Hidup Fatimah Az-Zahra Ummu Abiha

�Penerbit : JASMIN PUBLICATIONS

�Penulis buku : Dr Muhammad Abduh Yamani

[19/4 22.53] +62 822-6963-3140: Sya'ban❤

ISTANANYA SI PEMAAF

Pada suatu hari, Rasulullah SAW sedang berkumpul dengan para sahabatnya...

Di tengah perbincangan dengan para sahabatnya, tiba-tiba Rasulullah saw. tertawa ringan sampai-sampai
terlihat gigi depannya.

Umar r.a. yang berada di di situ, bertanya, :


"Demi engkau, ayah dan ibuku sebagai tebusannya, apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?"

Rasulullah SAW menjawab,:

" Aku di beritahu Malaikat, bahwa pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil
menundukkan kepala mereka di hadapan Allah."

Salah satunya mengadu kepada Allah sambil berkata:

"Ya Rabb, ambilkan kebaikan dari orang ini untukku kerana dulu ia pernah berbuat zalim kepadaku’".

Allah SWT berkata,:

"Bagaimana mungkin Aku mengambil kebaikan saudaramu ini, kerana tidak ada kebaikan di dalam
dirinya sedikitpun?"

Orang itu berkata,:

" Ya Rabb, kalau begitu, biarlah dosa-dosaku dipikul olehnya".

Sampai di sini, mata Rasulullah SAW berkaca-kaca.

Rasulullah SAW tidak mampu menahan titisan airmatanya.

Beliau menangis...

Lalu, beliau Rasulullah berkata,:

"Hari itu adalah hari yang begitu mencekam, di mana setiap manusia ingin agar ada orang lain yang
memikul dosa-dosa nya."

Rasulullah SAW melanjutkan kisahnya.


Lalu Allah berkata kepada orang yang mengadu tadi,:

" Sekarang angkat kepalamu.."

Orang itu mengangkat kepalanya, lalu ia berkata,:

" Ya Rabb, aku melihat di depan ku ada istana-istana yang terbuat dari emas, dengan puri dan
singgasananya yang terbuat dari emas & perak bertatahkan intan berlian..! "

" Istana-istana itu untuk Nabi yang mana, ya Rabb?"

" Untuk orang shiddiq yang mana, ya Rabb?

"Untuk Syuhada yang mana, ya Rabb?"

Allah berkata,:

" Istana itu diberikan kepada orang yang mampu membayar harganya."

Orang itu berkata,:

"Siapakah yang bakal mampu membayar harganya, ya Rabb?"

Allah berkata,:

" Engkau mampu membayar harganya."

Orang itu terheran-heran, sambil berkata,:


" Dengan cara apa aku membayarnya, ya Rabb?"

Allah berkata,:

‘CARAnya engkau MAAFkan saudaramu yang duduk di sebelahmu, yang kau adukan kezalimannya
kepada-Ku’.

Orang itu berkata,:

"Ya Rabb, kini aku memaafkannya."

Allah berkata,:

'Kalau begitu, gandeng tangan saudaramu itu, dan ajak ia masuk surga bersamamu..."

Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah saw. berkata,:

"Bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaknya kalian SALING BERDAMAI dan MEMAAFkan,
sesungguhnya Allah mendamaikan persoalan yang terjadi di antara kaum muslimin."

( Kisah di atas terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim, dengan sanad yang shahih.)

Amalan hati yang nilainya tinggi di hadapan Allah adalah meminta maaf, memberi maaf, dan saling
memaafkan...

Semoga hati kita semua menjadi manfaat dihari perhitungan nanti...

Aamiin Yaa Allah..�


Ya Allah....di bulan Sya'ban ini ku kirimkan Do'a utk saudara-2 ku, sahabat-2 ku & orang-2 yg kuhormati
serta orang-2 yg kucinta.

Beri mereka kesehatan, tawadhu' dalam Iman, keluarga yg bahagia, rizki yg barokah, serta terimalah
amal ibadahnya dan pertemukanlah mereka dengan Ramadhan yg segera datang ini. Aamiin ........

MARHABAN YA SYAHRU SYA'BAN MARHABAN YA RAMADHA N


NN

NMOHON MAAF LAHIR & BATHIN

[19/4 22.58] +62 822-6963-3140: Putri nabi Muhammad

Sayyidatuna Fatimah

Putri sayyidah Khodijah

Sayyidatuna Fatimah

Istri sayyidina Ali

Sayyidatuna Fatimah

Ibu sayyid Hasan & Husain

Sayyidatuna Fatimah

Putri Nabi yang terakhir

Sayyidatuna Fatimah

Putri Nabi tercinta

Sayyidatuna Fatimah

Putri Nabi yamg sangat dekat

Sayyidatuna Fatimah

Putri Nabi yamg termirip

Sayyidatuna Fatimah
Yang di juluki ‫أم ابيﻬا‬

Sayyidatuna Fatimah

Yang di juluki Albatul

Sayyidatuna Fatimah

Yang di juluki Azzahro

Sayyidatuna Fatimah

Yang di juluki Arrodiyah

Sayyidatuna Fatimah

Wanita yang tak dilihat laki

Sayyidatuna Fatimah

Yang tak melihat laki

Sayyidatuna Fatimah

Yang tertutup rapat

Sayyidatuna Fatimah

Wanita yang bajunya panjang

Sayyidatuna Fatimah

Wanita ahli syurga, sayyidatuna Fatimah

Pemimpin wanita di syurga

Sayyidatuna Fatimah

Tubuhnya beraroma syurga

Sayyidatuna Fatimah

Wanita syurga dunia

Sayyidatuna Fatimah
Wanita paling sabar

Sayyidatuna Fatimah

Wanita yang paling Qona'ah

Sayyidatuna Fatimah

Wanita yang sangat pemalu

Sayyidatuna Fatimah

Wanita yang sangat tegar

Sayyidatuna Fatimah

Yang seperti Ayahandanya

Sayyidatuna Fatimah

Yang seperti Ibundanya

Sayyidatuna Fatimah

Yang melahirkan keturunan Nabi

Sayyidatuna Fatimah

Yang menyambung nasab Nabi

Sayyidatuna Fatimah

Yang hidup lama bersama Nabi

Sayyidatuna Fatimah

Yang berjuang bersama Nabi

Sayyidatuna Fatimah

Yang berkorban untuk Nabi

Sayyidatuna Fatimah
Yang meninggal setelah Nabi

Sayyidatuna Fatimah

Wanita yang kucinta

Sayyidatuna Fatimah

Wanita idolaku

Sayyidatuna Fatimah

Wanita yang kupuja

Sayyidatuna Fatimah

Wanita panutanku

Sayyidatuna Fatimah

Ya Allah berikan kami

Mimpi sayyidah Fatimah

Ya Allah berikan kami

Pandang sayyidah Fatimah

Ya Allah izinkan kami

Kecup sayyidah Fatimah

Ya Allah izinkan kami

Peluk sayyidah Fatimah

Ya Allah ampuni kami

Bi jaahi Sayyidah Fatimah

Ya Allah rahmati kami

Bi jaahi sayyidah Fatimah


Ya Allah cintai kami

Bi jaahi sayyidah Fatimah

Ya Allah ridhoi kami

Bi jaahi sayyidah Fatimah

Ya Allah kumpulkan kami

Dengan sayyidah Fatimah

Ya Allah dudukkan kami

Dengan sayyidah fatimah

Ya Allah dekatkan kami

Dengan sayyidah Fatimah

Ya Allah jalankan kami

Di belakang sayyidah Fatimah

ِ‫اللﻬم امين‬

@‫نتت فطاني‬

@‫تشآَء الفطاني‬

[19/4 23.00] +62 822-6963-3140: Kisah Cinta Ali bin Abi Thalib dan Fathimah Az-Zahra

Redaksi – Selasa, 23 Ramadhan 1437 H / 28 Juni 2016 14:18 WIB

Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri
tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya,
ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang
dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka
dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.
Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ‘Abdullah Sang Tepercaya
tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju
Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada
Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak
memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!Ali tak tahu apakah rasa
itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan.
Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan
akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu”Allah mengujiku rupanya”, begitu
batin ’Ali.Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu
Bakar lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ‘Ali, namun keimanan dan
pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan
perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ‘Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di
ranjangnya.Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan
saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; ‘Utsman, ‘Abdurrahman ibn ‘Auf,
Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang
pergaulan seperti ‘Ali.

Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakar; Bilal,
Khabbab, keluarga Yassir, ‘Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ‘Ali? Dari sisi finansial,
Abu Bakar sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.

‘Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. “Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ‘Ali.

“Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah
keberanian, atau pengorbanan

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu
rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain
yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani
tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah
bertekuk lutut.

‘Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar
Fathimah. ‘Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ‘Ali dan Abu Bakar. Tapi siapa
yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar
pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ‘Umar dan Hamzah yang
mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ‘Ali mendengar sendiri betapa
seringnya Nabi berkata, “Aku datang bersama Abu Bakar dan ‘Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan
‘Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ‘Umar..”

Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia
berhijrah dan bagaimana ‘Umar melakukannya. ‘Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi,
dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka ia
hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan
bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.

‘Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. “Wahai Quraisy”,
katanya. “Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda,
anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ‘Umar di balik bukit ini!”
‘Umar adalah lelaki pemberani. ‘Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang
banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ‘Umar
jauh lebih layak. Dan ‘Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti

Ia mengambil kesempatan

Itulah keberanian

Atau mempersilakan

Yang ini pengorbanan

Maka ‘Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ‘Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ‘Utsman sang miliarderkah yang telah
menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami
Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.

Di antara Muhajirin hanya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin
mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah,
sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ‘Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah
penuh semangat itu?

“Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan
lamunan. “Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang
ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. “

“Aku?”, tanyanya tak yakin.

“Ya. Engkau wahai saudaraku!”

“Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”

“Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

‘Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk
menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya
ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu
dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas
waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.

“Engkau pemuda sejati wahai ‘Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap
bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan- pilihannya. Pemuda
yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, “Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang
bersama senyum Sang Nabi.

Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai
isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak
sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban
tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan.
Ah, itu menyakitkan.

“Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”

“Entahlah..”

“Apa maksudmu?”

“Menurut kalian apakah ‘Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”

“Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,

“Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah
berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !”

Dan ‘Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin
disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.

Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ‘Umar, dan Fathimah. Dengan
keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
‘Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada
pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua
perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ‘Ali. Ia
mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah
keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa
suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum
menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda”

‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda
itu?”

Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu” ini merupakan sisi
ROMANTIS dari hubungan mereka berdua.

Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan
Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah
menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima)
mahar tersebut.”

Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:

“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian


berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.” (kitab
Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab4)

�NURUL
H MAR'ATUS SHOLIHAH

[19/4 23.03] +62 822-6963-3140: Meneladani Akhlak Wanita Hadramaut

.
Wanita Hadramaut terkenal dengan kecintaannya terhadap amal baik dan lomba berlomba dalam
membantu di bidang sosial.

Bukti yg sangat kuat yaitu mereka berperan dalam membangun masjid dan mushola terutama yg khusus
untuk kaum wanita.

Mereka juga mewakafkan harta dan benda mereka dalam berbagai kebutuhan masyarakat.

Tidak ssperti yang sering kita jumpai didaerah2 kita yg kaum wanitanya ikut beraktifitas dimasjid umum.

Kegiatan keagamaan mereka seperti sholat fardhu, sholat tarawih, majelis dzikir dan taklim dilaksanakan
ditempat khusus tersebut.

Mushola itupun juga berfungsi sebagai tempat pendidikan agama bagi para siswi dan gadis.

Biasanya mushola itu berada dalam gang yang jauh dari jalan raya.

Hal ini dikarenakan utk menjaga kehormatan dan sebagai bentuk ajaran islam yg mulia.

Berikut adalah Mushola yg didirikan oleh Wanita Tarim di Hadramaut:

1. Mushola Seorang wali besar yg terkenal dengan nama Sayyidah Aisyah binti Umar Muhdhar yg wafat
tahun 888H.

Posisinya tepat dibelakang Masjid Imam Al-Muhdhar

2. Mushola Khirdah, yg didirikan oleh Sayyidah Mas'ad bint Hamid bin Umar bin Hamid Ba'alawi yg wafat
pd 1350 H.

3. Mushola Irfanah, didirikan oleh wanita shalihah Ma'sad bint Muhammad Arfan.

4. Mushola 'Alawiyah yg didirikan oleh Sayyidah Alawiyah bint Syaikh bin Abdurrahman Al Kaff.

Mushola ini berdampingan dg Masjid Habib Hasan bib Abdullah Al Kaff.


5. Mushola Kaffah didirikan oleh Sayyidah Sidah bin Syekh Al Kaff.

Mushola ini berada di kampung Radhimah.

Begitulah para wanita di Hadramaut, khususnya kota Tarim yg selalu ingin memberi manfaat untuk e
dengan niat semata-mata hanya ingin mendapatkan ganjaran dr Allah swt.

�NURUL
H MAR'ATUS SHOLIHAH

Kisah cinta Nabi Yusuf dan Zulaikha.

_________________________________________

‫بسم ا الرحمنِ الرحيم‬

‫السلَّم عليكم ورحمة ا وبركاته‬

Di suatu malam yang tenang,

dengan langit yang hitam pekat, bintang yang berjuta kecantikannya, angin yang kuat terasa lembut
memukul wajah. Ketenangan malam itu membuatkan Zulaikha lena dikamarnya.

Ditengah-tengah keindahan malamnya,

mimpi indah hadir dalam lenanya. Susuk pemuda tampan yang mengumpulkan ketampanan separuh
manusia dunia hadir dalam mimpinya di tengah taman yang indah dan mewangi.

Keindahan taman itu seperti hilang diatasi ketampanan wajah si pemuda tampan itu.

Hati Zulaikha bergoncang hebat.

Hatinya jatuh cinta pada pemuda itu.

Ya, jatuh cinta.

Zulaikha tewas dengan ketampanan pemuda tampan itu.

"Duhai,siapakah...siapakah pemuda itu?"

Zulaikha termangu-mangu apabila bangun dari tidurnya.

Cinta Zulaikha pada si pemuda tampan itu kian menusuk ke dalam hatinya.

“Duhai,Siapakah kini yang dapat membawa dia kehadapanku


Engkaukah angin ? Yang sanggup menyampaikan rasa cintaku padanya ?

Atau engkaukah air ? yang dapat mengalirkan anggur cintanya kepadaku ?

Atau engkaukah bumi ? yang dapat mempertemukanku dengan sang pujaan hati ?

Api telah membakar seluruh isi hatiku.”

Setiap malam dilaluinya dengan memohon dan memohon agar dipertemukan dengan pemuda yang
menjadi igauannya sejak mimpi yang dialaminya sebelum ini.

Pada suatu malam, pemuda tampan itu dihadirkan sekali lagi dihadapannya dalam mimpinya.

Zulaikha bertanya,

”Siapakah engkau Tuan ? yang telah menyita seluruh perhatianku ?

yang telah menghabiskan siang dan malamku untuk mengingatmu ? Siapakah engkau ?”

pemuda itu berkata,

“Aku Wazir Agung dari Mesir”

Zulaikha bingkas bangun mencari Wazir Agung agar dapat bertemu dengannya.

Zulaikha berkata kepada ayahandanya agar dikahwinkan dengan Wazir Agung itu.

Ayahandanya terdiam dan ingin mengetahui sejauh manakah keinginan Zulaikha ingin bertemu Wazir
Agung itu.

Suatu hari diundanglah seorang Wazir.

Di balik pintu, Zulaikha melihat dengan dada yang berdegup kencang.

“Diakah..diakah orang yang telah mencuri hatiku ?”

Apabila dilihat wajah Wazir itu, alangkah sedihnya hati Zulaikha kerana bukan dia si pemuda tampan
yang menjadi harapan.

Tiba-tiba Zulaikha terdengar satu suara.

"Melalui wazir inilah engkau akan bertemu dengan pujaan hatimu."

Zulaikha yang sudah lemah lunglai, hampir putus harapan, kini kembali

bersemangat. Zulaikha tetap melangsungkan perkahwinan dengan Wazir Agung Mesir itu.

Namun keanehan dalam rumahtangga mereka jelas tetapi Wazir terima takdir yang telah ditentukan.

Demikianlah Zulaikha sudah lama tidak dihadiri mimpi si pemuda tampan.


Ingin sekali Zulaikha menyebut-nyebut namanya namun dia tidak tahu nama pemuda tampan itu.

Hanya bayang-bayangnya yang tidak lepas dari angan-angan Zulaikha.

Siang malam dihabiskan dengan mengingati orang yang dicintainya.

Suatu malam, dihadirkan lagi pemuda itu ke dalam mimpinya.

Zulaikha bertanya,

“Siapakah Tuan yang memiliki wajah separo manusia dunia ?”

“Siapakah nama Tuan ?”

Si pemuda tersenyum,

Senyumnya menghidupkan tetumbuhan yang mati disekelilingnya,

Menyegarkan yang layu,

Menyembuhkan hewan-hewan yang sakit.

“Aku Yusuf.."

Zulaikha terbangun dari tidurnya.

Bayang Yusuf semakin bertambah dan bibir Zulaikha hanya mengungkapkan nama Yusuf..Yusuf..

Pada suatu hari, Zulaikha terdengar ada seorang budak bernama Yusuf di pasar.

Lalu dia bergegas mengajak dayang-dayangnya ke sana. Dengan tandunya diiringi dayang-dayang,
Zulaikha menuju ke pasar.

Diintipnya dari tirai kuning tandunya itu untuk melihat budak yang bernama Yusuf itu.

"Tuhan!!" pekiknya dengan nada tahan.

"Dia..dialah dalam mimpiku!"

“Pelayan.beli budak yang dipasar itu. Berapapun harganya beli. Jangan sampai

kedahuluan oleh orang lain. Kalau perlu, katakan pada mereka, isteri wazir

Agung Mesir yang membeli budaknya”

Yusuf dijadikan budak kepada wazir dan Zulaikha. Yusuf dilayan dengan istimewa dengan diberi pakaian
yang indah dan mkanan yang sama seperti wazir dan Zulaikha.

Budak lain semuan ya iri hati dengan keistimewaan Yusuf itu. Sejak hari itu, Zulaikha mencuba untuk
menarik perhatian Yusuf walau dengan apa cara sekalipun.
Pada suatu hari, Zulaikha mengajak Yusuf melalui lorong-lorong kamar.

Semua pintu kamar dikunci Zulaikha dan setiba di kamar terakhir, jauh dari yang lain, Zulaikha mengunci
kamar itu juga secara diam-diam.

Kerinduan Zulaikha pada Yusuf yang sudah bertahun-tahun lamanya sudah tidak dapat ditahan lagi.

Zulaikha mendekati Yusuf tetapi Yusuf menghindar.

Yusuf tidak mahu terjatuh ke lembah hina itu,dia pun melangkah kaki dari kamar itu lalu Zulaikha
menarik baju Yusuf sehingga terkoyak.

Yusuf pun lari dan keluar dari kamar-kamar itu seperti Allah yang membukakan pintu-pintu kamar yang
telah dikunci itu.

Aib kejadian itu terbongkar dan semuanya mencemuh Zulaikha.

Cara halus tidak dapat menggoyangkan iman Yusuf lalu Zulaikha menggunakan cara dengan meyakinkan
wazirnya untuk memenjarakan Yusuf yang telah menggodanya.

Lalu Yusuf dipenjarakan 7 tahun.

Namun Zulaikha menyesal kerana sudah tidak dapat melihat cintanya lagi.

Dia menyuruh budaknya membina jalan rahsia ke penjara Yusuf.

Setiap kali Zulaikha melihat Yusuf dipenjara, Zulaikha melihat dengan pandangan sesal, rindu..

Sehingga satu ketika, Yusuf dibebaskan dan mempunyai keupayaan untuk menafsirkan mimpi. Yusuf pun
meninggalkan penjara dan pergi membawa dirinya.

Dan wazir meninggal dunia, Zulaikha hilang punca. Seluruh harta kekayaannya dihabiskan dengan
membayar kepada mereka yang membwa berita tentang Yusuf.

Seluruh hidupnya dihabiskan dengan mengenang dan menyebut nama Yusuf.

Semua permohonan pertemuannya dengan Yusuf disampaikannya pada

berhala-berhala sesembahannya.

Sampai satu ketika, di gubuknya yang kecil

dipinggir kota, berhala sesembahannya dihancurkannya,

“Engkau sama sekali tidak berguna wahai arca mati. Sekian lama aku mengabdi

kepadamu tak ada artinya”.

“wahai Yang memiliki hidup sesungguhnya, ampunilah aku, dan aku berserah diri
kepadaMu”

“Ya Alloh Tuhan Yusuf dan Tuhan semesta Alam.rindu dalam diriku yang

menggelora adalah dariMu Jua, hati terasa dikoyak-koyak ketika malam tiba,

wajah Yusuf yang terbayang tak dapat hilang, Ya Alloh.

Sudah sekian tahun hatiku gelisah resah dan selalu sakit, seolah luka lama

yang disayat luka baru dan disayat luka baru lagi., Aku begitu merindukan

Yusuf..Yusuf..Yusuf..

Dan jika siang tiba, matahari bersinar terang, tapi apa artinya bagi mataku

yang telah buta ?

Yang ada hanya bayangan Yusuf.

Ya Alloh, Engkau yang telah memasukkan benih cintaku pada Yusuf, dan Engkau

pula yang telah menyemai kerinduanku pada Yusuf, pertemukanlah aku

dengannya, atau cabutlah akar cintaku padanya, agar derita yang hamba

tanggung berkurang.”

Zulaikha menangis.menangis sampai kering airmatanya.

Malaikat mendengar doa itu tak kuat menahan terlalu lama, mereka

melaporkannya,

“Ya Alloh seru sekalian Alam. Zulaikha memohon uluran tanganMu, ia meratap

meminta Kasih dan sayangMu”

“Wahai malaikatku. Aku tahui dan kiranya sekaranglah saat ia lepas dari

derita kerinduan dan cintanya pada Yusuf."

Yusuf sudah menjadi raja Mesir.

Suatu hari Yusuf dengan kenderaan kudanya lalu dihadapan Zulaikha.

Zulaikha tidak habis-habis mengungkapkan nama Yusuf..Yusuf..Yusuf..

Yusuf tertarik mendengar suara itu lalu berhenti.


“Siapakah engkau wahai wanita ?”

Zulaikha menjawab,

“Bibirku tak pernah berhenti menyebutmu.orang yang dulu pernah

memasukkanmu ke penjara selama bertahun-tahun. Ampunilah aku yang terlalu

banyak berbuat dosa kepadamu”

“Zu..Zulaikha ?” kata Yusuf dengan gagap,

dia turun dari kudanya dan dilihatnya Zulaikha. Wajah Zulaikha kelihatan tua, rambut yang memutih dan
tidak secantik dulu.

“Kemanakah harta, kecantikanmu dan kekuasaanmu ?”

Zulaikha berkata,

“Semua dimakan api yang berkobar dalam diriku, gelombang rindu dan api cinta

padamu telah membakar segalanya,”

katanya lirih sambil terus melantunkan

nama “Yusuf..yusuf” di bibirnya.

Allah berfirman pada Yusuf dan kemudian ia mengajak Zulaikha ke istana.

Kemudian Allah mengembalikan kecantikan Zulaikha dan menambahnya, Allah

mengembalikan kemudaan Zulaikha.

Rindu dan Cinta kini sudah ditumbuhkan olehNya di tanah persemaian Yusuf.

Mereka berdua pun melangsungkan pernikahan.

Madah penyair sufi Fariduddin 'Aththar:

Ketika Ya’qub berangkat untuk mengunjungi putranya,

dan meninggalkan Kanaan untuk pergi ke Mesir,

orang-orang Mesir menghiasi negeri mereka

dari ujung yang satu ke ujung yang lain.

Ketika Zulaikha mengetahui hal ini

dia menjatuhkan dirinya ke atas tanah,


sama sekali tak berdaya

dia menutupi kepalanya dengan kerudung

dan membungkuk dengan rendah hati ke sisi jalan.

Kebetulan pula, Yusuf harus melewati tempat ini;

dia melihat orang yang sedih dan terluka.

Tinggi di atas kudanya, dengan cambuk di tangan,

dia menemukan wanita yang amat-sangat mencintainya.

Suatu keluhan meluncur keluar dari lubuk hatinya,

yang hasratnya membuat cambuk itu semakin membara,dan, ketika api semakin membesar,

Yusuf, yang paling menyedihkan, menjatuhkan cambuknya.

Zulaikha berkata, “Wahai engkau dengan iman begitu murni.

Tidakkah keterlaluan bagimu, bahwa engkau tidak mampu menahannya!

Api ini meloncat keluar dari hatiku

dan kau tidak mampu memegangnya di tanganmu?

Api yang telah memenuhi diriku selama bertahun-tahun,

tidak dapatkah engkau memegangnya sekejap saja?

Engkau, yang Pertama dari semua kaum beriman, dan aku seorang wanita!

Begitukah caramu menunjukkan ketaatan?”

______________________________________________

Sungguh indah kisah ini sy terharu. Cinta itu kurniaan Allah, oleh itu kepada Allah lah kita memohon
kembali.

Wallahu alam bissawab

Anda mungkin juga menyukai