Anda di halaman 1dari 3

SUBINVOLUSI UTERUS

A. PENGERTIAN
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000
gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang
baikatau terganggu di sebut sub-involusi.
Subinvolusi adalah kegagalan perubahan fisiologis pada sistem reproduksi pada masa nifas
yang terjadi pada setiap organ dan saluran yang reproduktif.
Subinvolusi Uterus adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi/proses
involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya,sehingga proses pengecilan uterus
terhambat.

B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO


a. Status gizi ibu nifas buruk (kurang gizi)
b. Ibu tidak menyusui bayinya
c. Kurang mobilisasi
d. Usia
e. Parietas
f. Terdapat bekuan darah yang tidak keluar
g. Terdapat sisa plasenta dan selaputnya dalam uterus sehingga proses involusi uterus tidak
berjalan dengan normal atau terlambat.
h. Tidak ada kontraksi
i. Endometritis
j. Adanya mioma uteri

C. PATOFISIOLOGI
Kekurangan darah pada uterus. Kekurangan darah ini bukan hanya karena kontraksi dan
retraksi yang cukup lama, tetapi disebabkan oleh pengurangan aliran darah yang pergi ke uterus
di dalam perut ibu hamil, karena uterus harus membesar menyesuaikan diri dengan
pertumbuhan janin. Untuk memenuhi kebutuhannya, darah banyak dialirkan keuterus dapat
mengadakan hipertropi dan hiperplasi setelah bayi dilahirkan tidak diperlukan lagi, maka
pengaliran darah berkurang, kembali seperti biasa. Demikian dengan adanya hal-hal tersebut
uterus akan mengalami kekurangan darah sehingga jaringan otot-otot uterus mengalami
atrofi kembali ke ukuran semula. Subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun
sehingga pembuluh darah yang lebar tidak menutup sempurna, sehingga pendarahan terjadi
terus menerus, menyebabkan permasalahan lainya baik itu infeksi maupun inflamasi pada
bagian rahim terkhususnya endromatrium. Sehingga proses involusi yang mestinya terjadi
setelah nifas terganggu karena akibat dari permasalah-permasalahan diatas.

D.MANIFESTASI KLINIS
Biasanya tanda dan gejala subinvolusi tidak tampak,sampai kira-kira 4 – 6 minggu
pasca nifas.
1) Fundus uteri letaknya tetap tinggi di dalam abdomen/pelvis dari yang seharusnya atau
penurunan fundus uteri lambat
2) Konsistensi uterus lembek
3) Pengeluaran lochea seringkali gagal berubah dari bentuk rubra ke bentuk serosa, lalu
kebentuk kochia alba.
4) Lochia bisa tetap dalam bentuk rubra dalam waktu beberapa hari postpartum/lebih dari 2
minggu pasca nifas
5) Lochea berbau menyengat, bisa terjadi jika ada infeksi.
6) Uterus tidak berkontraksi
7) Pucat, pusing dan tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
8) Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah yang banyak (>500 ml)
9) Nadi lemah, gelisah, letih, ekstrimitas dingin.

E.DIAGNOSA
a. Anamnesa
Ibu mengatakan darah yang keluar dari vagina berbau menyengat dan ibu merasa
badannya panas.
b. Pemeriksaan fisik
1) Terlihat pucat
2) Suhu tubuh tinggi
3) Uterus tidak berkontraksi
4) Letak fundus uteri tetap tinggi atau penurunan fundusuteri lambat

F. PENATALAKSANAAN
1) Pemberian antibiotika.
2) Pemberian uterotonika.
3) Pemberian tablet Fe.

4) Dilakukan kerokan bila disebabkan karena tertinggalnya sisa – sisa plasenta

DAPUS

Anda mungkin juga menyukai