Anda di halaman 1dari 14

Nadya Pontoh (19061031)

PENGERTIAN

Pengertian ibu hamil adalah Suatu proses fisiologis yang normal, terjadi bila ada pertemuan dan
persenyawaan antara ovum dan sperma yang dalam pembuahan tersebut menghasilkan zigot
yang dalam perjalanannya mengalami pembelahan melalui beberapa stadium.

Keadaan kesehatan fisik dan mental ibu sebelum dan selama hamil berpengaruh terhadap
keadaan jasmani dan waktu melahirkan. Banyaknya perubahan-perubahan pada waktu kehamilan
muda dan rangka mempersiapkan kebutuhan untuk mempersiapkan pertumbuhan janin.

A. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL

Setelah konsepsi, uterus akan berkembang untuk menyediakan nutrisi dan perlindungan bagi
janin yang akan berkembang dan tumbuh didalamnya (Nilsson, 1990). Secara fisiologis
perubahan yang dapat digambarkan pada masa konsepsi meliputi berikut ini:

1. Perubahan Pada Organ-Organ Sistem Reproduksi


a) Suplai Darah

Suplai darah keorgan reproduksi meningkat segera setelah konsepsi karena peningkatan
kadar hormon-hormon steroid seksual. Vaskularisasi tersebut memberikan suplai darah
yang banyak bagi perkembangan janin, tanda-tanda khas pada organ dan bergaia gejala
pada wanita.

b) Uterus

Uterus berkembang sampai ke xifistermun. Pengurangan tinggi fundus uteri di kenal


dengan istilah lightening, terjadi pada berapa bulan terakhir kehamilan, pada saat fetus
turun kebagian bawah uterus. Hal ini bertujuan untuk membuat jaringan pelvik menjadi
lebih lunak, dengan tonus uterus yang baik, dengan formasi yang baru dari segmen bawah
rahim (Miller dan Harnetyy, 1997).
Pada primigravida hal ini juga memacu penurunan fetus ke dalam pelvik dan kepala
menjadi engaged. Pada wanita nulipara, penurunan kepala biasanya tidak terjadi sampai
proses persalinan tiba (Chamberlain et al, 1997). Perkembangan segmen bawah rahim
dari ujung istmus berakhir sampai proses persalinan. Setelah diukur kira-kira 1-3 bagian
tubuh uterus sangat tipis dan mengandung sedikit otot. Kontraksi pada bagian ini tidak
sama dengan yang ada di fundus dan di korpus (Gold, 1991).

c) Serviks

Setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama, serviks menjadi lebih lunak sebagai
akibat meningkatnya suplai darah (tanda Goodell’s). Kanalis servikskalis dipenuhi oleh
mukus yang kental disebut operkulum. Selama kehamilan operkulum menghambat
masuknya bakteri ke uterus, yang mengalir selama persalinan, yang disebut “blooddy
show”, yang menandakan bahwa kanalis terbuka untuk lewatnya bayi.

Serviks nulipara (wanita yang belum pernah mengalami kehamilan) terlihan bulat dan
halus serta menonjol ke arah vagina. Proses kelahiran meregangkan serviks dan hampir
selalu menyebabkan laserasi serviks. Setelahnya, bentuk serviks menjadi oval. Selama
masa kehamilan konsistensi serviks berubah. Sebelum masa kehamilan teraba seperti
ujung hidung; pada awal masa kehamilan teraba seperti ujung daun telinga; dan pada
keadaan term terasa seperti bibir.

d) Vagina

Sampai minggu kedelapan, meningkatnya vaskularisasi pada vagina menyebabkan tanda


kehamilan yang khas disebut tanda chadwick’s, corak yang berwarna keunguan yang
dapat terlihat oleh pemeriksa. Dalam berespon terhadap stimulasi hormonal, sekresi sel-
sel vagina meningkat secara berarti. Sekresi tersebut berwarna putih dan bersifat sangat
asam, dikenal istilah “putih” atau leukorrea. Sekresi vagina merupakan media yang
menyuburkan basilus doderlein’s. Basilus ini merupakan garis pertahanan terhadap
candida albikans, patogen yang tumbuh dalam media alkali.

2. Perubahan Pada Sistem Integumen


a) Payudara

Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil adalah rasa semutan
nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami perbesaran karena peningkatan
pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Puting susu menjadi lebih menonjol dan
keras, dan pada awal kehamilan keluar cairan jernih, kolostrum. Area berpigmen di sekitar
puting, areola, tumbuh lebih gelap dan kelenjar-kelenjar montgomery menonjol keluar.

Bila payudara tidak kosong dengan tepat selama kehamilan, berat yang meningkat akan
menyebabkan rasa tidak nyaman. Takut akan bentuknya menjadi “menurun” tidak harus
terjadi bila selama masa kehamilan payudara telah disokong dengan baik menggunakan
kutang. Sering dibersihkan akan menjaga penumpukan kolostrum. Menyikat dengan handuk
kering yang kasar dapat membantu untuk menyiapkan puting dalam pemberian ASI.

b) Kulit

ketika janin tumbuh, uterus membesar, menonjol keluar, Hal ini menyebabkan tonjolan dan
kemudian membusung serabut-seraut elastis dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus
karena regangan. Tanda regangan yang dibentuk disebut striae gravidarum. pengumpulan
pigmen sementara mungkin terlihat pada bagian tubuh tertentu, tergantung pada warna kulit
yang dimiliki. Areola sekitar puting membesar dan warnanya menjadi lebih gelap. wanita
hamil mungkin mengalami ganggunan bau badan, banyak mengeluarkan keringat dan
berminyak.

3. Perubahan Pada Sistem Endokrin


a) Ovarium dan Plasenta

Ovarium merupakan sumber esktrogen dan progesteron pada wanita tidak hamil.  Korpus
lutem tempat ovum berasal mulai menghasilkan estrogen dan progesteron. Segara setelah
plasenta terbentuk dengan baik, ia menjadi sumber utama hormon tersebut.

b) Kelenjar Thiroid

Selama masa kehamilan BMR meningkat dan kelenjar thiroid membesar, tetapi jumlah
hormon yang dihasilkan tetap sama (tiroksin).
c) Kelenjar Parathiroid

Kelenjar parathiroid ukurannya meningkat selama masa kehamilan, terutama selam minggu
ke15- ke 30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar. Hormon parathiroid penting untuk
mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, tanpa hormon tersebut metabolisme
tulang dan otot terganggu.

d) Pankreas

Insulin di hasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut pulau langerhans, yang terjadi
diseluruh jaringan pankreas. Selama masa kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan
lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat.

e) Kelenjar Pituitari

Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran selama kehamilan dan
terus menghasilakan semua hormon tropik, tetapi dengan jumlah yang sedikit berbeda.
Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropik meningkat, menyebabkan
peningkatan pigmentasi puting susu, wajah, dan abdomen. Pembentukan prolaktin
meningkat dan berlanjut setelah persalinan selama menyusui.

f) Kelenjar Adrenal

Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian kortikal yang
membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam aliran darah diatur oleh kortin.

4. Perubahan Pada Sistem Kardiovaskuler

Sebagaimana kehamilan berlanjut, volume darah meningkat bertahap sampai mencapai


30%-50% di atas tingkat pada keadaan tidak hamil. Sel-sel darah merah meningkat sampai
33% dan hemoglobin sampai 15%, tetapi karena meningkatnya volume plasma
menyebabkan hemodilusi, terjadi psedoanemia sehingga di sebut anemia fisiologis
kehamilan, tingkat plasma probogren meningkat samapi 40% atau lebih dan waktu
pembekuan tetap sama seperti tingkat pada sebelum kehamilan. akibatnya, lebih mudah
terjadi pembekuan darah. Karenanya, pasangan dengan statis venosi, menyebabkan secara
khusus akan mengalami trombosis vena.
5. Perubahan Sistem Muskoluskeletal
a) Gigi, tulang, dan persendian

Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga lebih banyak kalsium dan
posfor, dengan diet yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik. Terdapat
bukti bahwa saliva yang asam pada saat hamil membantu aktivitas penghancuran bakteri
email yang menyebabkan karies. Sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak.
Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam
abdomen. Untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertakir kebelakang dan
tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan
nyeri punggung.

b) Otot

Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan. Penyebabnya
tidak diketahui tetapi mungkin berhubungan dengan metabolisme kalsium dam posfor,
kurangnya drainase sisa metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang. Sedikit gerakan
dan penggunaan kompres hangat dapat sedikit membantu.

6. Perubahan Pada Sistem Pernapasan


a) Paru-paru dan pernapasan

Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diagfragma keatas, bentuk dan ukuran
rongga dada berubah tetapi tidak membuatnya lebih kecil. Kapasitas paru terhadap udara
inspirasi tetap sama seperti sebelum hamil atau mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan
pernapasan dan kapasitas vital tidak berubah. Volume tidal, vulume ventilator permenit, dan
ambilan oksigen meningkat karena bentuk dari rongga torak berubah dan karena bernafas
lebih cepat sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak nafas.

b) Membran Mukosa

Walaupun penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, bengkak seperi alergi pada membran
mukosa merupakan hal umum pada kehamilan. Hal ini menyebabkan gejala serak, hidung
tersumbat, dispnea,sakit tenggorokan, pendarahan hidung, hilangnya perasa indra
penciuman.
7. Perubahan Pada Sistem Gastrointestinal

Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan. Tingginya kadar
progesteron menggangu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan
melambatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak,
dan asam lambung menurun. Pembesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung dan
intestin. Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita hamil mengalami mual
dan muntah, pada kehamilan selanjutnya penurunan asam lambung, melambatkan
pengosongan lambung dan menyebabkan kembung.

Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual teapi juga konstipasi, karena
lebih banyak peses terdapat dalam usus, lebih banyak air diserap akan semakin keras jadinya.
Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa
kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu hati
dan regurgitasi (pencernaan asam) merupakan ketidak nyamanan yang disebabkan tekanan
keatas dari pembesaran uterus.

8. Perubahan Pada Sistem Perkemihan

Di bawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan darah bagi ibu dan janin yang
tumbuh tidak membuat ginjal dan ureter bekerja ekstra. Keduanya menjadi dilatasi karena
peristaltik uretra menurun. Sebagai akibat gerakan urine ini meningkat kemungkinan
pielonefritis. Pada awal kehamilan, suplai darah ke kandung kemih meningkat, dan perbesaran
uterus menekan kandung kemih, faktor-foktor tersebut menyebabkan meningkatnya berkemih.
Mendekati kelahiran janin turun lebih rendah ke pelvis, lebih menekan lagi kandung kemih dan
semakin meningkatkan berkemih.

9. Perubahan Pada Sistem Persyarafan


a) Saraf Perifer

Terkadang gejala timbul karena melemahnya persendian, seperti yang telah dijelaskan
tentang perubahan tulang dan sendi pada kehamilan. Kadang-kadang perubahan postur pada
kehamilan dapat menyebabkan akrodistesia, atau numbess, tinggling, dan kaku pada semua
bagian lengan, tangan, atau jari-jari.
b) Otak

Walaupun jaringan otak kemungkinan tidak mengalami perubahan, efek psikologis mungkin
saja dapat terjadi. Swingmood lebih umum terjadi. Terkadang wanita tidak menerima
kehamilannya dan mungkin terjadi psikosis.

10. Perubahan Peningkatan Berat Badan

Walaupun peningkatan berat badan lebih bersifat individual, peningkatan berat badan rata-
rata terjadi selama masa kehamilan. Wanita yang mempunyai berat badan kurang atau yang
mengandung lebih dari satu bayi, berat badannya harus meningkat lebih banyak selama
kehamilan. Bagi wanita yang kelebihan berat badan harus menghindari diet yang berlebihan
dan penurunan berat badan yang drastis dapat penyebabkan ketosis dan membahayakan
janin.

Secara normal berat badan yang didapat adalah sebagai berikut:

-          Trimester I      : 2 sampai 4 pon

-          Trimester II     : 12 sampai 15 pon

-          Trimester III    : 8 samapi 10 pon

Pengawasan berat badan dengan ketat tidak lagi dianjurkan karena ibu yang mengalami
peningkatan berat badan kurang dari 20 pon memiliki lebih banyak melahirkan bayi dengan
BBLR.

B. ADAPTASI PSIKOSOSIAL PADA IBU HAMIL

1. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) :


a) Ibu merasa tidak sehat  dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.
b) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadaang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c) Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan
sekedar untuk meyakinkan dirinya.
d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan
seksama.
e) Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya.
f) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi
kebanyakan akan mengalami penurunan.

2.  Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan yang baik)


a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
b) Ibu sudah dapaat menerima kehamilan.
c) Merasakan gerakan anak.
d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
e) Libido meningkat.
f) Menuntut perhatian untuk cinta.
g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.
h) Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang
baru menjadi ibu.
i) Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk
peran baru.

3. Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh kewaspadaan)


a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir  akan
keselamatannya.
d) Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e) Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
f) Merasa kehilangan perhatian.
Perubahan yang dialami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat
menimbulkan stress anterpartum, perubahan yang dialami oleh ibu hamil antara lain adalah:
a) Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan
sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya
b) Ibu memerlukan sosialisasi
c) Ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya
d) Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan ke masa
menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL

asuhan keperawatan ibu hamil meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. PENGKAJIAN

Perawatan kehamilan (antenatal care/ANC) adalah perawatan selama kehamilan. Ibu


yang datang ke Puskesmas atau ke pelayanan kesehatan, maka Anda harus melakukan
pengkajian pada ibu hamil tersebut. Beberapa tujuan dari perawatan ibu hamil antara lain
(Reeder, Martin, Griffin, 2011) adalah:

1. Pemeliharaan kesehatan janin.

2. Penentuan akurat usia kehamilan.

3. Penilaian berkelanjutan status risiko dan penerapan manajemen risiko intervensi yang tepat.

4. Rujukan ke sumber daya yang tepat.

Pengkajian pada kehamilan terdiri atas 1) pengkajian riwayat kehamilan secara


menyeluruh, 2) pemeriksaan fisik, dan 3) pemeriksaan laboratorium (Reeder, Martin, Griffin,
2011). Berikut penjelasannya satu per satu.

1. Riwayat kehamilan secara menyeluruh


Kaji riwayat klien meliputi (Reeder, Martin, Griffin, 2011):

a. Karakteristik pribadi (usia, pekerjaan, suku, agama, anggota keluarga di rumah, Berat
badan, tinggi badan).

b. Riwayat keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan (seperti penyakit yang dapat
diturunkan secara genetik).

c. Riwayat menstruasi/haid terkait penentuan Hari pertama haid terakhir (HPHT).

d. Riwayat kehamilan sebelumnya termasuk komplikasi kehamilan, persalinan, neonatal,


dan post partum/nifas.

e. Riwayat kehamilan saat ini (apakah ada penyakit sejak awal kehamilan).

f. Kebiasaan penggunaan penggunaan obat–obatan, merokok dan kafein (minum kopi dan
teh).

g. Sikap terhadap kehamilan ini (apakah positif atau negatif).

h. Rencana persalinan

2. Pemeriksaan fisik

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, Anda sebagai perawat dianjurkan untuk


mengukur tanda - tanda vital (TTV) meliputi tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu.
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil yang dilakukan meliputi (Reeder, Martin, Griffin,
2011) pemeriksaan :

a. Kepala dan leher

Lakukan inspeksi (observasi) daerah konjungtiva dan mulut. Lalu palpasi apakah
terjadi pembesaran tiroid atau tidak

b. Dada dan jantung


Lakukan auskultasi (dengarkan) menggunakan stetoskop daerah jantung dan paru–
paru.

c. Payudara

Inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak, palpasi area payudara dan
axilla di seluruh kuadran.

d. Kulit

Inspeksi adanya linea nigra, striae gravidarum.

e. Ekstremitas

Lakukan pemeriksaan reflex patella dengan menggunakan reflex hammer.

f. Abdomen

Lakukan pengukuran tinggi fundus uterus (TFU), lakukan palpasi abdomen, auskultasi
denyut jantung janin. Denyut jantung janin yang diauskultasi dengan USG Doppler
dalam trimester pertama, biasanya antara kehamilan sekitar 10 dan 12 minggu. Denyut
jantung janin normal berada antara 120 x/menit sampai 160 x/menit.

g. Vagina

vulva Lakukan pemeriksaan area vulva apakah tampak warna kebiruan pada mukosa
vagina, terjadi peningkatan leukorhea/ keputihan.

h. Panggul

Komponen bimanual pemeriksaan panggul memungkinkan pemeriksa untuk meraba


dimensi pembesaran rahim internal. Informasi ini membantu memperkirakan usia
kehamilan, baik mengkonfirmasikan taksiran persalinan (TP) berdasar HPHT atau
menyediakan informasi dalam HPHT tertentu. Hal ini penting untuk menentukan TP
akurat sedini mungkin dalam kehamilan karena banyak keputusan intervensi yang
berkaitan dengan waktu dan pengelolaan kehamilan didasarkan pada usia kehamilan
yang ditentukan oleh TP tersebut.
Pelvimetri klinis (pengukuran dimensi dari tulang panggul melalui palpasi selama
pemeriksaan panggul internal) dapat dilakukan selama pemeriksaan awal panggul.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi setiap variasi dalam struktur panggul yang
mungkin menghambat atau menghalangi janin melewati panggul tulang selama
kelahiran vagina.

3. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan di awal kehamilan untuk memberikan data tentang


perubahan fisiologis dalam kehamilan dan untuk mengidentifikasi risiko yang dapat terjadi
(Reeder, Martin, Griffin, 2011). Pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan antara lain
pemeriksaan golongan darah, ultrasonografi (USG), pemeriksaan urin (apakah terdapat
proteinuri atau glukosuria).

B. PERENCANAAN

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, maka kemungkinan diagnose keperawatan


yang akan Anda temukan pada klien ibu hamil antara lain (Chapman & Durham, 2010) adalah:

Masalah No 1: Perubahan Pola Eliminasi

Tujuan : Kembalinya pola eliminasi bowel (BAB).

Hasil : Pasien akan melanjutkan pola eliminasi bowel (BAB) normalnya.

Masalah No 2: Perubahan asupan cairan berhubungan dengan mual dan muntah.

Tujuan : asupan cairan normal.

Hasil : asupan cairan normal dan penurunan mual dan muntah.


C. PELAKSANAAN

Pelaksanaan keperawatan atau biasa disebut implementasi keperawatan merupakan


tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai perencanaan keperawatan untuk mencapai tujuan
yang ingin dicapai. Berikut ini implementasi sesuai dengan masalah keperawatan yang
ditemukan (Chapman & Durham, 2010):

Implementasi masalah no 1

1. Menilai pola eliminasi bowel (BAB) sebelum kehamilan termasuk frekuensi, konsistensi
(lembek atau keras), bentuk (padat atau cair), dan warna.

2. Mengauskultasi bising usus.

3. Menjelajahi strategi sukses sebelumnya untuk sembelit.

4. Menjelaskan faktor yang berkontribusi terhadap sembelit pada kehamilan.

5. Memberikan pendidikan kesehatan (penkes) untuk menghadapi konstipasi termasuk pola


makan, berolahraga, dan asupan cairan yang cukup.

6. Mendorong makanan tinggi serat dan buah–buahan dan sayuran segar.

7. Menetapkan waktu yang teratur untuk buang air besar.

8. Mendiskusikan dengan dokter untuk pemberian pelunak tinja dan / atau obat pencahar.

Implementasi masalah no 2

1. Menilai faktor–faktor yang meningkatkan mual dan muntah.

2. Menyarankan makan sering dengan porsi kecil.

3. Mengurangi asupan cairan bersamaan dengan makan.

4. Menghindari makanan tinggi lemak dan pedas.

5. Mengkaji faktor yang berkontribusi terhadap mual pada kehamilan.


6. Mengajarkan strategi untuk mengatasi mual pada kehamilan.

7. Menyarankan pemberian vitamin B6 atau jahe untuk mengurangi mual.

D. EVALUASI

Anda dapat melihat hasil yang sesuai dengan masalah keperawatan, pada poin perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai