Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM

DISUSUN OLEH :

NAMA : HELDAYANI BR SILABAN

NIM : P07520118025

KELAS : II-A

DOSEN : MASNILA, S.Kep, Ns, M.Pd

POLTEKKES KEMENKES MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN
TA 2019/202
A.Konsep Dasar

1. Pengertian Post Partum

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masanifas (puerperium)
yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil ( Bobak, 2010).

Masa pascapartum adalah suatu masa antara pelahiran sampai organ-organ reproduksi
kembali ke keadaan sebelum masa hamil. Istilah puerperium (puer, seorang anak , ditambah kata
parere, kembali ke semula) merujuk pada masa enam minggu antara terminasi persalinan dan
kembalinya organ reproduksi ke kondisi sebelum hamil. (Reeder, Martin, Koniak-Griffin, 2011)

2. Perubahan-perubahan pada Nifas

a.Tanda-tanda vital

1) Suhu
Selama 24 jam pertama, mungkin meningkat 380C sebagai suatu akibat dari
dehidrasi persalinan 24 jam wanita tidak boleh demam.
2) Nadi
Bradikardi umumnya ditemukan pada 6 –8 jam pertama setelah persalinan.
Brandikardi merupakan suatu konsekuensi peningkatan cardiac out put dan stroke
volume. Nadi kembali seperti keadaan cardia output dan stroke volume. Nadi
kembali seperti keadaan sebelum hamil 3 bulan setelah persalinan. Nadi antara 50 sampai
70 x/m dianggap normal.
3) Respirasi
Respirasi akan menurun sampai pada keadaan normal seperti sebelum hamil
4) Tekanan darah
Tekanan darah sedikit berubah atau tidak berubah sama sekali. Hipotensi yang
diindikasikan dengan perasaan pusing atau pening setelah berdiri dapat
berkembang dalam 48 jam pertama sebagai suatu akibat gangguan pada daerah
persarafan yang mungkin terjadi setelah persalinan.
b.Adaptasi sistim cardiovaskuler

Pada dasarnya tekanan darah itu stabil tapi biasanya terjadi penurunan tekanan darah
sistolik 20 mmHg jika ada perubahan dari posisi tidur ke posisi duduk. Hal ini disebut hipotensi
orthostatik yang merupakan kompensasi cardiovaskuler terhadap penurunan resitensididaerah
panggul. Segera setelah persalinan ibu kadang menggigil disebabkan oleh instabilitas
vasmotor secara klinis, hal ini tidak berarti jika tidak disertai demam.

c.Adaptasi kandung kemih

Selama proses persalinan kandung kemih mengalami trauma akibat tekanan oedema
dan menurunnya sensifitas terhadap tekanan cairan, perubahan ini menyebabkan tekanan
yang berlebihan dan pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas, biasanya ibu
mengalami kesulitan BAK sampai 2 hari pertama post partum.

d.Adaptasi sistem endokrim

Sistem endokrim mulai mengalami perubahan kala Iv persalinan mengikuti


lahirnyaplacenta, terjadi penurunan yang cepat dari estrogen progesteron dan proaktin. Ibu
yang tidak menyusui akan meningkat secara bertahap dimana produksi ASI mulai disekitar
hari ketiga post partum. Adanya pembesaran payudara terjadi karena peningkatan
sistemvaskulan dan linfatik yang mengelilingi payudara menjadi besar, kenyal, kencang dan
nyeri bila disentuh

.e.Adaptasi sistem gastrointestinal

Pengembangan fungsi defekasi secara normal terjadi lambat dalam minggu pertama
post partum. Hal ini berhubungan dengan penurunan motilitas usus, kehilangan cairan dan
ketidaknyamanan parineal.

f.Adaptasi sistem muskuloskletal

Otot abdomen terus menerus terganggu selama kehamilan yang mengakibatkan


berkurangnya tonus otot yang tampak pada masa post partum dinding perut terasalembek,
lemah, dan kotor. Selama kehamilan otot abdomen terpisah yang disebut distasi recti
abdominalis, juga terjadi pemisahan, maka uteri dan kandung kemih mudah dipalpasi
melalui dinding bila ibu terlentang

.g.Adaptasi sistem integument

Cloasma gravidrum biasanya tidak akan terlihat pada akhir kehamilan,


hyperpigmenntasi pada areola mammae dan linea nigra, mungkin belum menghilang sempurna
setelah melahirkan

.h.Adaptasi Reproduksi

1) Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusio) sehingga akhirnya kembali
seperti sebelum hamil
Involusi terjadi disebabkan oleh : Kontraksi retraksi serabut otot yang terjadi
terus-menerus sehingga mengakibatkan kompresi pembuluh darah dan anemia
setempat (iskemia), Otolisis yang disebabkan sitoplasma sel yang berlebihan akan
tercernah sendiri sehingga tertinggaljaringan fibro-elastik dalam jumlah renik
sebagai bukti kehamilan, Atrofi merupakan jaringan yang berproliferasi dengan
adanya estrogen dalam jumlah besar, kemudian mengalami atrofit sebagai reaksi
terhadap penghentian produksi estrogen yang menyertai pelepasan plasenta.
Selain perubahan atrofik pada otot-otot uterus, lapisannya (desidua) mengalami atrofi dan
terlepas dengan meninggalkan lapisan basal yang akan bergenerasi
menjadiendometrium yang baru. Luka bekas pelekatan plasenta memerlukan waktu 8
minggu untuk sembuh total
2) Lokia
Lokia adalah istilah yang diberikan pada pengeluaran darah dan jaringan desidua yang
nekrotik dari dalam uterus selama masa nifas. Jumlah dan warnah lokia akan berkurang
secara progresif. Lokia dapat dibagi atas :
a) Lokia rebra (hari 1 –4) jumlahnya sedang, berwarnah merah terutama darah.
b) Lokia serosa ( hari 4 –8) jumlahnya berkurang dan berwarnah merah mudah
(hemoserosal)
c) Lokia alba (hari 8 –14) jumlahnya sedikit, berwarnah putih atau hampir tidak berwarna.
3) Serviks
Serveksi mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium
ekstern dapat dimasuki oleh dua hingga tiga tangan : setelah 6 minggu postnatal,
serviks menutup.Karena robekan kecil-kecil yang terjadi selama dilatasi. Serviks
tidak pernah kembali kekeadaan sebelum hamil (nulipara) yang berupa lubang kecil
seperti mata jarum ; serviks hanya kembali pada keadaan tidak hamil yang berupa lubang
yang sudah sembuh, tertutuptapi berbentuk celah. Dengan demikian, os servisis
wanita yang sudah pernah melahirkan merupakan salah satu tanda yang
menunjukkanriwayat kelahiran lewat vagina
4) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perenggangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah tiga minggu vulva
dan vagina kembali kepada keadaab tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
5) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya tegang
oleh tekanan kepada bayi yang bergerak maju. Pada postnatal hari ke 5,perineum
sudah mendapatkan kembali bagian besartonusnya sekaligus tetap lebih kendur daripada
keadaan sebelum melahirkan (nulipara).
6) Payudara
Payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi
disupresi. Payudara akan menjadi lebih besar lebih kencang dan mula-mula lebih
nyeri tekan status hormonal serta dimulainya laktasia.
7) Traktus urinarius
Buang air kecil sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat spasme sfigner
dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin
dan tulang pubis selama persalinan

3.Komplikasi pada Nifas

1.Perdarahan
Perdarahan adalah penyebap kematian terbanyak pada wanita selama periode post
partum. Perdarahan post partum adalah ; kehilangan darah lebih dari 500cc setelah kelahiran
kriteria perdarahan didasarkan pada satu atau lebihtanda-tanda sebagai berikut;

a.Kehilangan darah lebih dari 500 cc

b.Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun sekitar 30 mmHg

c. Hb turun sampai 3 gram% (Novak,1998)

Perdarahan post partumdapat diklasifikasi menurut kapan terjadinya perdarahan dini


terjadi 24 jam setelah melahirkan. Perdarahan lanjut lebihdari 24 jam setelah melahirkan, syok
hemoragik dapat berkembang cepat dan menadi kasus lainnya, tiga penyebap utama perdarahan
antara lain ;

- Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik dan ini
merupakan sebap utama dari perdarahanpost partum. Uterusyang sangat teregang (hidramnion,
kehamilan ganda, dengan kehamilandengan janin besar),partusl ama dan pemberian narkosis
merupakan predisposisi untuk terjadinya atonia uteri.

- Laserasi jalan lahir : perlukan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan perdarahan
yang banyak bila tidak direparasi dengan segera.

- Retensio plasenta : hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasentadisebapkan oleh


gangguan kontraksi uterus.retensio plasenta adalah ;tertahannya atau belum lahirnya plasenta
atau 30 menit selelah bayi lahir.

- Lain-lain

1. Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus sehinggamasih ada
pembuluh darah yang tetap terbuka

2. Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau bekas jaringan parut padauterus setelah jalan
lahir hidup

3. Inversio uteri (Cikenjosastro, 2000).


2.infeksi puerperalis

Didefinisikan sebagai; infeksi saluran reproduksi selama masa post partum. Insiden
infeksi puerperalis ini 1 %- 8% ditandai adanya kenaikan suhu >38 derajat dalam 2 hari selama
10 hari pertamapost partum.Penyebap klasik adalah streptococus dan staphylococus aureus dan
organisasi lainnya.

3.Endometritis

Adalah infeksi dalam uterus paling banyak disebapkan oleh infeksi puerperalis. Bakteri
vagina, pembedahan caesaria, ruptur membran memiliki resiko tinggi terjadinya endometritis
(Novak,1999)

4.Mastitis

Yaitu infeksi pada payudara. Bakteri masuk melalui fisura atau pecahnya puting susu
akibat kesalahan tehnik menyusui, diawali dengan pembengkakan, mastitis umumnya diawali
pada bulan pertama post partum(Novak,1999)

5.Infeksi saluran kemih

Insiden mencapai 2-4 % wanita postpartum, pembedahan meningkatkan resiko infeksi


saluran kemih. Organisme terbanyak adalah Entamoba coli dan bakterigram negatif lainnya.

6.Tromboplebitis dan trombosis

Semasa hamil dan masa awal post partum, faktor koagulasi dan meningkatnya status
vena menyebapkan relaksasi sistem vaskuler, akibatnya terjadi tromboplebitis (pembentukan
trombus di pembuluh darah dihasilkan dari dinding pembuluh darah) dan thrombosis
B.Asuhan Keperawatan

1.Pengkajian

a. Riwayat ibu

1) Biodata ibu.

2) Penolong.

3) Jenis persalinan.

4) Masalah-masalah persalinan.

5) Nyeri.

6) Menyusui atau tidak.

7)Keluhan-keluhan saat ini, misalnya : kesedihan/depresi, pengeluaran per


vaginam/perdarahan/lokhia, putting/payudara.

8) Rencana masa datang : kontrasepsi yang akan digunakan.

b. Riwayat sosial ekonomi

1) Respon ibu dan keluarga terhadap bayi.

2) Kehadiran anggota keluarga untuk membantu ibu di rumah.

3) Para pembuat keputusan di rumah.

4) Kebiasaan minum, merokok dan menggunakan obat.

5) Kepercayaan dan adat istiadat.

c. Riwayat bayi

1) Menyusui

2) Keadan tali pusat.


3) Vaksinasi.

4) Buang air kecil/besar.

d. Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan umum

a) Suhu tubuh.

b) Denyut nadi.

c) Tekanan darah.

d) Tanda-tanda anemia.

e) Tanda-tanda edema/tromboflebitis.

f) Refleks.

g) Varises.

h) CVAT (Contical Vertebral Area Tenderness).

2) Pemeriksaan payudara

a) Putting susu : pecah, pendek, rata.

b) Nyeri tekan.

c) Abses.

d) Pembengkakan/ASI terhenti.

e) Pengeluaran ASI.

3) Pemeriksaan perut / uterus

a) Posisi uterus/tinggi fundus uteri.

b) Kontraksi uterus.
c) Ukuran kandung kemih.

4) Pemeriksaan vulva/perineum

a) Pengeluaran lokhia.

b) Penjahitan laserasi atau luka episiotomi.

c) Pembengkakan.

d) Luka.

e) Henoroid.

5) Aktivitas/istirahat

Insomnia mungkin teramati.

6) Sirkulasi

Episode diaforetik lebih sering terjadi pada malam hari.

7) Integritas ego

Peka rangsang, takut / menangis (“post partum blues” sering terlihat kira-kira 3 hari setelah
melahirkan).

8) Eliminasi

Diuresis diantara hari kedua dan kelima.

9) Makanan/cairan

Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira hari ketiga.

10) Nyeri/ketidaknyamanan

Nyeri tekan payudara / pembesaran dapat terjadi diantara hari ketiga sampai kelima pasca
partum.

11) Seksualitas
Uterus 1 cm di atas umbilikus pada 12 jam setelah kelahiran, menurun kira-kira 1 lebar jari
setiap harinya.

Lokhia rubra berlanjut sampai hari kedua sampai ketiga, berlanjut menjadi lokhia serosa dengan
aliran tergantung pada posisi (misal : rekumben versus ambulasi berdiri) dan aktivitas (misal :
menyusui).

Payudara : produksi kolostrum 48 jam pertama, berlanjut pada suhu matur, biasanya pada hari
ketiga; mungkin lebih dini, tergantung kapan menyusui dimulai.

2.Diagnosa Keperawatan

1) .Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan.(Doenges,


2001)
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan laserasi dan proses persalinan.
(Doenges, 2001)
3) Resiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan cara perawatan
payudara bagi ibu menyusui. (Bobak,2004)
4) Gangguan pola eliminasi bowel berhubungan dengan adanya konstipasi.
(Bobak, 2004)
5) Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan darah dan intake ke oral. (Doenges, 2001)
6) Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal psikologis,proses persalinan
dan proses melelahkan. (Doenges, 2001)
7) Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan dengan kurang
mengenai sumber informasi (Doenges, 2001)

3.Rencana Keperawatan

1.Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang

Kriteria Hasil :

a.Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3-4


b.Klien terlihat rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisa tidurnyaman

c.Tanda-tanda vital dalam batas normal : suhu 36-370C, N 60-100x/menit, RR 16-24 x/menit,
TD 120/80 mmHg

Intervensi :

a) Kaji karakteristik nyeri klien dengan PQRST ( P : faktor penambahdan pengurang nyeri,
Q : kualitas atau jenis nyeri, R : regio ataudaerah yang mengalami nyeri, S : skala
nyeri, T : waktu danfrekuensi )
Rasional : untuk menentukan jenis skala dan tempat terasa nyerib.
b) Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien terhadap nyeri
Rasional : sebagai salah satu dasar untuk memberikan tindakanatau asuhan
keperawatan sesuai dengan respon klien
c) Berikan posisi yang nyaman, tidak bising, ruangan terang dantenang
Rasional : membantu klien rilaks dan mengurangi nyeri
d) Biarkan klien melakukan aktivitas yang disukai dan alihkanperhatian klien pada
hal lain
Rasional : beraktivitas sesuai kesenangan dapat mengalihkanperhatian klien dari
rasa nyeri
e) Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : untuk menekan atau mengurangi nyeri

2.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara perawatan Vulva

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi infeksi,pengetahuan bertambah

Kriteria hasil :

a.Klien menyertakan perawatan bagi dirinya

b.Klien bisa membersihkan vagina dan perineumnya secara mandiri

c.Perawatan pervagina berkurang

d.Vulva bersih dan tidak inveksi


e.Tidak ada perawatan

f.Vital sign dalam batas normal

Intervensi :

a) Pantau vital sign


Rasional : peningkatan suhu dapat mengidentifikasi adnya infeksi
b) .Kaji daerah perineum dan vulva
Rasioal : menentukan adakah tanda peradangan di daerah vulvadan perineum
c) Kaji pengetahuan pasien mengenai cara perawatan ibu post partum
Rasional : pasien mengetahui cara perawatan vulva bagi dirinya
d) Ajarkan perawatan vulva bagi pasien
Rasional : pasien mengetahui cara perawatan vulva bagi dirinya
e) Anjurkan pasien mencuci tangan sebelum memegang daerah vulvanya
Rasional : meminimalkan terjadinya infeksif
f) Lakukan perawatan vulva
Rasional : mencegah terjadinya infeksi dan memberikan rasanyaman bagi pasien

3.Resiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan cara perawatan
payudara bagi ibu menyusui

Tujuan : pasien mengetahui cara perawatan payudara bagi ibu menyusui

Kriteria hasil :

a.Klien mengetahui cara perawatan payudara bagi ibu menyusui

b.Asi keluar

c.Payudara bersih

d.Payudara tidak bengkak dan tidak nyeri

e.Bayi mau menetek

Intervensi:
a) Kaji pengetahuan paien mengenai laktasi dan perawatan payudara
Rasional : mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan untukmenentukan
intervensi selanjutnya.
b) Ajarkan cara merawat payudara dan lakukan carabrest care
Rasional : meningkatkan pengetahuan pasien dan mencegahterjadinya bengkak
pada payudara12
c) Jelaskan mengenai manfaat menyusui dan mengenai gizi waktumenyusui
Rasional : memberikan pengetahuan bagi ibu mengenai manfaatASI bagi bayi
d) Jelaskan cara menyusui yang benar
Rasional : mencegah terjadinya aspirasi pada bayi

4.Gangguan pola eliminasi bowel berhubungan dengan adanya konstipasi

Tujuan : kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi

Kriteria hasil :

a.Pasien mengatakan sudah BAB

b.Pasien mengatakan tidak konstipasi

c.Pasien mengatakan perasaan nyamannya

Intervensi :

a) Auskultasi bising usus, apakah peristaltik menurun


Rasional : penurunan peristaltik usus menyebapkan konstpasi
b) Observasi adanya nyeri abdomen
Rasional : nyeri abdomen menimbulkan rasa takut untuk BAB
c) Anjurkan pasien makan-makanan tinggi serat
Rasional : makanan tinggi serat melancarkan BAB
d) Anjurkan pasien banyak minum terutama air putih hangat
Rasional : mengkonsumsi air hangat melancarkan BAB
e) Kolaborasi pemberian laksatif ( pelunak feses ) jika diperlukan
Rasional : penggunana laksatif mungkan perlu untuk merangsangperistaltik usus
dengan perlahan atau evakuasi feses

5.Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungandengan kehilangan


darah dan intake ke oral

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairanterpenuhi

Kriteria hasil :

a.Menyatakan pemahaman faktor penyebap dan perilaku yang perluuntuk memenuhi kebutuhan
cairan, seperti banyak minum air putihdan pemberian cairan lewat IV

.b.Menunjukkan perubahan keseimbangan cairan, dibuktikan oleh haluaran urine adekuat,


tanda-tanda vital stabil, membran mukosalembab, turgor kulit baik

Intervensi :

a) Mengkaji keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital


Rasional : menetapkan data dasar pasien untuk mengetahuipenyimpangan dari
keadaan normal
b) Mengobservasi kemungkinan adanya tanda-tanda syok
Rasional : agar segera dilakukan rehidrasi maksimal jika terdapattanda- tanda syok
c) Memberikan cairan intravaskuler sesuai program
Rasional : pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami difisit
volume cairan dengan keadaan umum yang buruk karena cairan IV langsung masuk
ke pembuluh darah.

6.Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal psikologis,proses persalinan dan
proses

Tujuan : istirahat tidur terpenuhi

Kriteria hasil :

a.Mengidentifikaasikan penilaian untuk mengakomodasi perubahan yang diperlukan dengan


kebutuhan terhadap anggota keluarga baru. Melaporkan peningkatan rasa sejahtera istirahat
Intervensi :

a) Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istirahat. Catat lama persalinan dan jenis
kelahiran
Rasional : persalinan/ kelahiran yang lama dan sulit khususnya bilaterjadi malam
meningkatkan tingkat kelelahan.
b) Kaji faktor-faktor bila ada yang mempengaruhi istirahat
Rasional : membantu meningkatkan istirahar, tidur dan relaksasi,menurunkan
rangsang
c) Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur / istirahat setelahkembali ke rumah
Rasional : rencana kreatif yang memperoleh untuk tidur denganbayi lebih awal serta
tidur lebih siang membantu untuk memenuhikebutuhan tubuh serta menyadari
kelelahan berlebih, kelelahandapat mempengaruhi penilaian psikologis, suplai
ASI danpenurunan reflek secara psikologis

7.Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan dengan kurang
mengenai sumber informasi

Tujuan : memahami parawatan diri dan bayi

Kriteria hasil :

a.Mengungkapkan pemahaman perubahan fiiologis kebutuhan individu

Intervensi :

a) Pastikan persepsi klien tentang persalian dan kelahiran, lamapersalinan dan


tingkat kelelahan klien
Rasional : terdapat hubungan lama persalinan dan kemampuanuntuk melakukan
tanggung jawab tugas dan aktivitas perawatandari atau perawatan bayi
b) Kaji kesiapan klien dan motifasi untuk belajar, bantu klien danpasangan dalam
mengidentifikasi hubungan
Rasional : periode postnatal dapat merupakan pengalaman positif bila penyuluhan
yang tepat diberikan untuk membantu mengembangkan pertumbuhan ibu maturasi, dan
kompetensi
c) Berikan informasi tentang peran progaram latihan post partum progresif
Rasional : latihan membantu tonus otot, meningkatkan sirkulasai,menghasilkan
tubuh yang seimbang dan meningkatkan perasaansejahtera secara umumd
d) Identifikasi sumber-sumber yang tersedia misal pelayanan perawat,berkunjung pelayanan
kesehatan masyarakat
Rasional : meningkatkan kemandirian dan memberikan dukungan untuk adaptasi pada
perubahan multiple.
DAFTAR PUSTAKA

Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000),Rencana Asuhan


Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3,
Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Moctar, Rustam.Sinopsis obstruksi : Obstetri Fisiologis, obstetri patologis,Edisi 2,Jilid1.Jakarta.


EGC, 1998

Bobak,Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4,Jakarta, EGC, 2004

Wikojosostro, Hanifa,Ilmu Kebidanan. Edisi 3, cetakan 3, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawiraharjo, 1994.

Doengus, Merillyn E.Rencana Perawatan Maternal/bayi, Pedoman untukPerencanaan dan


Dokumentasi Perawatan Klien, ediSi 2, Jakarta, EGC, 2001.

Moctar Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta


Reeder, Martin, Koniak-Griffin. 2011. Keperawatan Maternitas volume 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai