Jurnal Value-Engineering Suardi-Bahar Edited - 1 PDF
Jurnal Value-Engineering Suardi-Bahar Edited - 1 PDF
Permasalahan lebih penting yang perlu dicermati adalah bagaimana proyek yang
dilaksanakan mampu menciptakan kondisi yang mendorong perkembangan bisnis
pemilik aset menjadi lebih maju dan berkembang tanpa melupakan standar proses yang
berlaku. Oleh karena itu, pemilik aset hendaknya berperan aktif dalam perencanaan dan
konstruksi proyek, serta tidak menyerahkan begitu saja semua permasalahan kepada
pihak konsultan. Melalui pendekatan ini, projek jalan layang tol yang akan dibangun
secara dinamis mampu merefleksikan misi dan citra perusahaan, serta membuat
suasana menjadi lebih inovatif, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih energik.
Untuk itu, sebagai pemilik aset diharapkan selalu berada bersama dalam tim untuk
mengikuti proses pelaksanaan, agar tujuan utama proyek tercapai. Inovasi dan seni pada
value engineering untuk pengelolaan konstruksi, metoda ini didasarkan pada
pemahaman bahwa fungsi yang disandang oleh sebuah produklah yang merupakan
kunci untuk mencapai nilai yang lebih baik.
Tanggung jawab utama untuk desain tetap ada pada perencana dan karena itu
perencana harus memutuskan apakah akan menerima dan mengimplementasikan
perubahan-perubahan yang diusulkan atau menolaknya dengan argumentasi yang valid.
Risiko yang terlibat di dalamnya merupakan faktor yang harus dipertimbangkan di
dalam pengusulan gagasan-gagasan yang baru.
Inovasi sangat erat kaitannya dengan Value Engineering (VE), dimana VE atau
Rekayasa Nilai adalah usaha yang terorganisasi/sistematis yang ditujukan untuk
menganalisa fungsi dan barang dan jasa guna mencapai fungsi dasar dengan total biaya
yang paling rendah, konsisten dengan pencapaian karakteristik yang esensial, yaitu
performa, durability, reliability dan quality. VE sering juga disebut dengan value
analysis, value management (VM), atau value planning, yang merupakan suatu metoda
yang didasarkan pada metodologi nilai atau value methodology Adapun tujuan dari
adanya VE ini adalah untuk mengefisienkan penggunaan sumber daya, orang, waktu dan
material, menciptakan perubahan dengan kesengajaan dan membentuk ketrampilan
baru pada individual. Adapun elemen yang tercakup dalam VE ini adalah : function
analysis, creative thinking, VE Job plan, Life Cycle costing, evaluation matrix,
functional analysis system technique, cost&worth, habits roadblocks and attitude dan
managing the ownership/designer/value consultant relationship.
VE merupakan metode yang sebenarnya saat ini sudah harus diterapkan di Indonesia
secara legal. Kita selalu mendengar berita-berita di berbagai media mengenai proyek-
proyek yang dianggap tidak efisien bahkan sia-sia.
VE sebenarnya dapat diterapkan disemua bidang, tidak hanya di bidang konstruksi saja.
Jika VE bisa diterapkan pada bangunan sederhana, mengapa tidak diterapkan di proyek-
proyek besar seperti Pelabuhan Laut, Bandara, Fly Over, Jembatan, High Rise Building,
Bendungan, Jalan tol, terowongan, dan lain sebagainya. Di saat kondisi ekonomi yang
belum bagus seperti saat ini, efisiensi dan efektivitas sebuah proyek mesti diberi
perhatian lebih. Jangan ada lagi proyek-proyek mubazir yang sangat merugikan banyak
pihak. Untuk mendapatkan efisiensi dan efektifitas itulah VE dapat berperan.
Selama ini, realita yang terjadi adalah masih lemahnya analisa pada barang dan jasa
sehingga menimbulkan inefisiensi, bahkan kerugian operational yang tidak bisa
dianggap enteng. Lalu apa yang menyebabkan lemahnya kemampuan analisa yang
selama ini terjadi?
Keterbatasan waktu, informasi, ide dan kesalahan konsep menjadi bumerang mengapa
kondisi tersebut masih berlangsung, jika tanpa penanganan. Demikian pula dengan
adanya asumsi-asumsi sementara yang menyebabkan ketidakpastian situasi. Sementara
habits dan attitudes juga menjadi sumber mengapa analisa belum dilakukan optimal.
Namun ada tindakan yang disengaja yang justru membuat ketidakefisiensian yaitu
karena pertimbangan politis dan tindakan penghematan.
Yang kedua, Creative Phase. Creative Phase ini membiarkan pelaku melakukan
brainstorming yang bakal memunculkan ide-ide gila yang selanjutnya akan dikoleksi
dan direcord, juga dilakukan pencarian solusi terhadap informasi-informasi yang
diperoleh pada fase informasi. Dalam fase ini, semua ide-ide boleh dikeluarkan, tidak
boleh ada pembatasan sebuah ide. Semua ide akan diterima dan dicatat selagi tidak
keluar dari koridor permasalahan.
Fase ketiga adalah Judgment Phase. Ide-ide yang dikumpulkan tadi dinilai, discore, dan
dimasukkan dalam matrix penilaian sehingga didapat score dalam range terendah
hingga tertinggi. Semua dipelajari, kemudian disaring dan dipilih yang paling memenuhi
“fungsi” atau mempunyai “Value” yang baik.
Langkah selanjutnya adalah Development Phase. Hasil tadi kemudian diaplikasikan dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Dari analisis yang diperoleh pada fase
informasi, kreativitas dan evaluasi, maka misalnya membuat gambar desain proyek
sesuai dengan karakter yang telah direncanakan.
Berdasarkan grafik peluang efisiensi dari VE, maka penghematan biaya terbesar dan
yang paling menguntungkan sebenarnya ada saat perencanaan atau review desain.
Peluang penghematan biaya akan semakin menurun bila mengusulkan proposal VE
dalam masa pelaksanaan.
Dari beberapa paparan diatas maka dapat disimpulkan saat ini VE sangat penting
terutama di bidang Konstruksi, oleh karena itu sangat dibutuhkan tenaga profesional
yang bersertifikat Internasional.
Contoh Kasus
Proyek Jalan Layang Tol JORR E3 dan Pembangunan Bendung Gerak
Serayu.
Optimasi pada Proyek Jalan Layang Tol JORR E3 dilakukan dengan melaksanakan
Value Engineering, penggantian Box Girder dengan PC I Girder, dimana bisa
menghemat biaya Proyek +/- 8 % dan percepatan waktu dari 2 tahun menjadi 1tahun 2
bulan, dengan percepatan 8 bulan, berarti jalan tol bisa dioperasikan 8 bulan lebih awal.
Efisiensi pada Proyek Bendungan Serayu dilakukan dengan melakukan review terhadap
metode kerja dan material bendung. Posisi bendung yang berada di tikungan sungai
yang sebelumnya dianggap sebagai permasalahan yang signifikan ternyata memberikan
peluang efisiensi. Karena arus sungai yang sangat besar metode kerja bendung diubah
dan dilakukan melalui dua tahap.
Dari hasil analisa secara keseluruhan dengan metode tersebut justru mempercepat
waktu pelaksanaan dan menghemat material karena pasir dan batu sungai berkumpul
pada tikungan sungai. Material ini kemudian digunakan sebagai pengganti material
yang berasal dari peledakan Quary (yang terletak dipinggir jalan antara kota Purwokerto
– Cilacap) yang akan diledakkan dengan dinamit dan dipecah melalui Crushing Plant
yang berlokasi jauh dari site (25 KM).
Penghematan material dan waktu pelaksanaan inilah yang selanjutnya membantu
efisiensi dari biaya proyek secara keseluruhan.