Proposal BBLR Yg Baru
Proposal BBLR Yg Baru
Oleh :
ULFI IDUL FITRI
B-140292
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan anak, karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat
ini. Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, angka
kematian bayi Indonesia tercatat 16,3 per 1000 kelahiran bayi pada tahun 2008,
ini memang bukan gambaran yang indah karena masih terbilang tinggi bila
sekitar 2-27% disebabkan karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR) (Nurfi
laila, 2012).
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
Artinya belum cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB)
lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilanya, yaitu tidak mencapai 2.500
dibawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu. Kematian bayi
lainya, penyebab neonatal yang tinggi Indonesia adalah BBLR dan prematur.
Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram.
BBLR dibedakan dalam dua kategori yaitu karena prematur (usia kandungan dari
37 minggu) atau karena intra uterin growth retardation (IUGR) yaitu bayi cukup
bilan tapi berat badanya <2500 gram. Kejadian BBLR di Negara berkembang
paling banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia,
malaria dan menderita penyakit menular seks (PMS) sebelum kontrasepsi atau
premature dengan bayi berat lahir rendah (BBLR), karena didasari tidak semua
bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan bayi
premature. BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badannya kurang dari
BBLR Adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram
dinamakan ringan untuk umur kehamilan. Dahulu neonates dengan berat badan
lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram di sebut prematur.
Pembagian menurut berat badan ini sangat medah tetapi tidak memuaskan.
Sehingga lambat laun diketahui bahwa tingkat morbiditas dan mortalitas pada
neonates tidak hanya bergantung pada berat badan saja, tetapi juga pada tingkat
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Dahulu neonates dengan
berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram di sebut
11,1 % pada tahun 2011, termasuk jika dibandingkan angka BBLR di Negara
tetangga seperti Vietnam (5,3 %) dan Thailand (6,6 %). Pada tahun 2013 angka
prevalensi tertinggi di tempati oleh provinsi Nusa Tenggara Timur (19,2 %) dan
terendah di provinsi sumatera barat (6 %). Sementara itu angka BBLR di provinsi
jawa timur peningkatan signifikan, yaitu (10 %) di tahun 2010 menjadi 11 % pada
Menurut data dari Dinas Kesehatan provinsi Sulawesi Selatan pada tahun
2013, tercatat jumlah bayi 3.370 (2,35 %). Dan pada tahun 2012 bayi baru lahir
hidup sekitar 1.045.115, laki-laki 60.422 dan perempuan 64.994. BBLR sebanyak
4.284 bayi laki-laki 1.783 (3,13 %), dan bayi perempuan 1.865 (3,7 %). Jumlah
lahir hidup 2.972 (1,11 %) sedangkan BBLR tertinggi terjadi di kota Makassar
sebanyak 473 kasus dengan jumlah lahir hidup 21.034 (1,79 %), (Profil Dinkes
Provinsi Sulawesi Selatan, 2013). Dari Bagian pencatatan dan pelaporan di Rs.
Labuan Baji Kota Makassar tahun 2016 di dapatkan 145 jumlah kelahiran ini di
Terjadinya bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak lepas dari keadaan ibu
Faktor- faktor penyebab berupa faktor ibu pada waktu hamil antara lain umur ibu,
paritas, gizi ibu dan keadaan social ekonomi. Faktor kehamilan meliputi hamil
dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan ante partum ( placenta previa dan
dini. Faktor janin seperti cacat bawaan dan infeksi dalam rahim.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat ilmiah
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi informasi dan bhan bacaan bagi
penelitian berikutnya.
c. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi segenap
kesehatan dalam upaya menurunkan angka kejadian bayi berat lahir rendah
(BBLR)
d. Manfaat peneliti
mengaplikasikan ilmu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berikut ini akan di kemukakan konsep dasar medis tentang Bayi Berat
Premature dengan bayi berat lahir rendah (BBLR), karena didasari tidak
semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir
bukan bayi premature. BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat
b. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badannya saat
c. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2.499 gram)
2. Klasifikasi BBLR
3) Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000
gram
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau
(NKB-SMK)
2) Dismaturitas: bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
pertumbuhan intra uterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
4. Diagnosis BBLR
b. Penilaian secara klinis: Berat badan, panjang badan, lingkar dada dan
lingkar kepala
5. Etiologi
a. Faktor ibu
1) Penyakit
HIV/AIDS.
2) Ibu
tahun).
4) Sebab lain
a) Ibu perokok
b. Faktor janin
3) Disautonomia familial
5) Aplasia pancreas
c. Faktor plasenta
1) Luas permukaan berkurang
5) Infark
d. Faktor Lingkungan
2) Terkena radiasi
a. Pemberian ASI
zat kekebalan tubuh, lipase dan asam lemak esensial, laktosa dan
oligosakkarida.
b. Medikamentosa
7. Komplikasi BBLR
a. Hipotermi
normal dan stabil yaitu 360 c sampai dengan 37𝑜 c. Segera setelah lahir
b. Hipoglikemia
yang di ambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu karena
50-60 mg/dL selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat badan lahir
yang belum mencukupi. Hipoglikemia bila kadar gula darah sama dengan
c. Perdarahan Intracranial
1. Umur Ibu
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan
Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa (A. Wawan,
2010).
Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan
tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
harus siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan ekonomi (Ruswan,2006 dalam
remaja itu sendiri dan bagi janin yang di kandungnya yang berhubungan
perinatal yang buruk seperti preeklamsia, berat lahir janin rendah dan
gizi, pada masa tumbuh kembang remaja sangat dibutuhkan oleh tubuhnya
sendiri, selain itu perkembangan fisik juga belum sempurna termasuk organ
reproduksi. Pertumbuhan linier pada ummnya baru selesai pada usia 16
linear belum sempurna sampai usia 12 tahun, dan masa tulang maksimal
panggul baru maksimal setelah titik pertumbuhan tinggi badan telah berhenti
yang lebih besar pada remaja dibandingkan pada perempuan yang telah
langkah atau tidak tersedia. Remaja remaja putri yang berusia kurang dari 18
dan anemia juga lebih sering terjadi pada ibu-ibu berusia remaja, terutama
neonatal sekitar 50 – 100% lebih sering terjadi jika ibu adalah seorang remaja
dibandingkan yang lebih tua, semakin muda umur ibu semakin tinggi
resikonya. Tingginya kelahiran prematur, BBLR, dan asfiksia lebih tinggi pada
menemukan rata-rata berat lahir bayi yang lahir dari ibu berusia remaja lebih
usia remaja saat hamil semakin rendah berat lahir bayinya. Kejadian BBLR
(<2.500 gram) pada ibu usia remaja kurang dari 20 tahun (13,52%) lebih
tinggi dibandingkan dengan kejadian BBLR pada ibu diatas 20 tahun (6,26%)
(Simbolon D, 2013).
melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari normal dan meninggal
sebelum usia 1 tahun daripada bayi yang dilahirkan oleh ibu berusia 20 -35
tahun. Demikian pula umur ibu diatas 35 tahun cenderung melahirkan bayi
dengan beresiko berat badan lahir rendah (BBLR) sebesar 4 – 5 kali (Hasan
R, 2015 dalam Jurnal Media Kebidanan Poltekes Makassar, 2010). Factor ibu
kontribusi penting untuk terjadinya BBLR (Husaini, 2016 dalam Jurnal Media
2. Paritas
atau lebih (bayi tunggal atau kembar dianggap telah mampu bertahan hidup
di luar kandungan) yang pernah dialami ibu, dengan kata lain paritas adalah
banyaknya bayi yang dilahirkan oelh seorang ibu baik dalam keadaan hidup
d. Grande Multipara : Golongan ibu dengan paritas >5 (ibu yang telah
banyak jumlah kelahiran yang di alami oleh ibu semakin tinggi resiko untuk
a. Kontraksi yang lemah pada saat persalinan ( karena otot rahimnya lemah)
persalinan premature dan abortus. Pada ibu dengan paritas lebih dari 3
kali, resiko anak untuk mengalami persalinan premature lebih tinggi, hal
janin dalam plasenta yang akhirnya akan berpengaruh buruk pada proses
sudah mulai berkurang sejalan dengan usia ibu itu sendiri (Ridwan, 2014).
3. Sosial Ekonomi
tangga serta perbedaan gender dan hubungan serta peran dalam rumah
kualitas makanan yang di konsumsi ibu. Bila sosial ekonomi baik maka
KERANGKA KONSEP
1. Umur Ibu
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan
menurut Huclock (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman
2. Paritas
atau lebih (bayi tunggal atau kembar dianggap telah mampu bertahan hidup di
luar kandungan) yang pernah dialami ibu, dengan kata lain paritas adalah
banyaknya bayi yang dilahirkan oelh seorang ibu baik dalam keadaan hidup atau
3. Status Ekonomi
Kerangka konsep adalah hubungan - hubungan antara konsep yang satu dengan
yang lainnya dari masalah yang di teliti sesuai dengan yang di uraikan pada tinjauan
pustaka (notoatmodjo, 2012). Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai maka
menjadi variabel dependen adalah variabel terikat yaitu BBLR dan variabel
independen adalah variabel bebas yaitu Umur ibu, Paritas, Sosial ekonomi.
Umur Ibu
Paritas BBLR
Sosial Ekonomi
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
2) Paritas
Pengertian : Jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu baik
hidup maupun mati.
Cara ukur : Data dari Rekam Medik
Kriteria Obyektif : a. Resiko Tinggi : Bila jumlah anak > 3 orang
3) Sosial Ekonomi
Pengertian : Tingkat pendapatan keluarga perbulan berdasarkan upah
minimum provinsi (UMP).
Cara ukur : Data dari Rekam Medik
Kriteria Obyektif : a. Tinggi : Jika pendapatan keluarga perbulan ≥
Rp. 2.000.000
2. Variabel Dependen
1) BBLR
Pengertian : bayi baru lahir dengan berat badannya kurang dari 2500
gram
Kriteria Obyektif : a. BBLR : Jika berat lahir bayi < 2.500 – 1.500 gram
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
1. Populasi
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang
melahirkan pada tahun 2016 di Rs. Labuan Baji Kota Makassar yang berjumblah
675 ibu.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili semua populasi
(Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu yang
melahirkan dengan kejadian BBLR sebanyak 30 ibu yang tercatat di Rs Labuan
Baji
1. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah di ambil dari catatan Rekam Medik yang
merupakan data sekunder dengan melihat status ibu yang melahirkan dangan
kejadia BBLR pada tahun 2016 di Rs. Labuan Baji Kota Makassar.
2. Pengolahan Data
𝑓
𝑃=
𝑛 𝑥 100 %
Keterangan :
n : Jumblah sampel
BAB V
A. Hasil Penelitian
BBLR di Rs Labuan Baji Kota Makassar Tahun 2017. Variabel yang diteliti
adalah umur ibu, paritas, sosial ekonomi, dan BBLR. Populasi sekaligus sampel
penelitian sebanyak 30 ibu yang melahirkan dengan kejadian BBLR, dari 361 ibu
yang melahirkan di Rs. Labuan Baji Kota Makassar Tahun 2017, yang memiliki
status ibu yang melahirkan dengan kejadian BBLR dibagian Rekam Medis. Hasil
a. Umur Ibu
Tabel 5.1
NO Umur Jumlah
n Presentase
Total 30 100%
terdapat sebagian besar ibu yang memiliki umur yang beresiko tinggi
(36,7%) orang.
b. Paritas
Tabel 5.2
NO Paritas Jumlah
N Presentase
Total 30 100%
terdapat sebagian besar ibu yang memiliki paritas yang beresiko tinggi
orang.
c. Sosial ekonomi
Tabel 5.3
N Presentase
Total 30 100%
Sumber : Data Penelitian Tahun 2017
d. BBLR
Tabel 5.4
N Presentase
1 BBLR 22 73,3%
2 BBLSR 8 26,7%
Total 30 100%
terdapat sebagian besar ibu yang berada pada kategori BBLR sebanyak
1. Umur Ibu
besar ibu yang memiliki umur yang beresiko tinggi sebanyak 19 (63,3 %)
beberapa faktor penyebab BBLR salah satunya adalah usia ibu kurang dari
20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Ibu-ibu yang terlalu mudah sering kali
secara fisik dan emosional belum matang. Pada ibu yang sudah tua
menyebabkan BBLR.
Menurut Hasan (2005), wanita yang berusia kurang dari 20 tahun lebih
besar kemungkinan untuk melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari
normal dan meninggal sebelum usia 1 tahun daripada bayi yang dilahirkan
oleh ibu berusia 20-35 tahun, demikian pula umur ibu diatas 35 tahun
dikemukakan oleh para ahli, karena pada saat peneliti melakukan penelitian,
peneliti menemukan adanya hubungan antara umur ibu dengan kejadian Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Rs. Labuan Baji Kota Makassar. Dimana umur
ibu yang melahirkan Di Rs. Labuan Baji Kota Makassar sebagian besar
berada pada kategori umur beresiko tinggi yaitu umur dibawah 20 tahun dan
diatas 35 tahun. Faktor umur menjadi dasar dari kesiapan organ tubuh untuk
organ bukan pada saatnya sehingga berpengaruh pada berat lahit bayi.
2. Paritas
ibu yang memiliki paritas yang beresiko tinggi sebanyak 21 (70 %) orang dan
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin, Ridwan, Hasmi. 2014. Determinan Kesehatan Ibu dan Anak. CV. Trans Info
Medika : Yogyakarta.
Laila, Nurfi. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya BBLR Periode
Januari Sampai Desember 2012 Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zaineol
Abidin. (Online) http://simtakp.uui.ac.id/docjurnal/NURFI_LAILA-jurnal.pdf
(Diakes 12 Januari 2012).
Maryani,
Rahmi, 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir
Rendah DI RSIA Pertiwi Makassar : Makassar.
(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/9547/RAHMI%20K111
10290.pdf?squence=1) Di akses 13januari 2015.