Anda di halaman 1dari 34

BUKU KOMPILASI FISIKA SMA KELAS XII SEMESTER 1

ARUS LISTRIK
SEARAH (DC)
BATERAI ARANG ALUMUNIUM
Oleh Nindi Sella Yuniarti Putri
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah AWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya,
buku kompulasi ini diterapkan sebagai buku ajar siswa untuk digunakan dalam proses
pembelajaran dapat diselesaikan. Buku ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
Microteaching.

Buku ini memuat aspek materi fisika yang menekankan pada segala fenomena dan
pengukurannya. Dengan demikian akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan
mendalam tentang Listrik Arus Searah terutama mengenai Baterai.

Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan memudahkan siswa untuk
menyelesaikan Lembar Kerja Peserta Didik. Saya menyadari bahwa buku ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan
untuk perbaikan buku ajar selanjutnya. Semoga buku ini memberikan manfaat bagi
pembaca.

Bandar Lampung, 23 November 2017

Nindi Sella Yuniarti Putri,

ii
DAFTAR KOMPILASI

COVER .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR KOMPILASI ........................................................................ iii
Buku 1................................................................................................... 1
Buku 2................................................................................................... 8
Buku 3................................................................................................... 12
Buku 4................................................................................................... 16
Buku 5 .................................................................................................. 18
Daftar Pustaka

iii
1
platinum
Kajian Konsep

FISIKA
Muhammad Farchani untuk Kelas XII
Rosyid
Eko Firmansah SMA dan MA
Rachmad Resmiyanto Kelompok
Atsnaita Yasrina Matematika
Peminatan dan J
Ilmu Alam
J
Kajian Konsep Fisika 3
untuk Kelas XII SMA dan
MA
Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam

Penerbit
Penulis Muhammad Farchani Rosyid, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Eko Firmansah, Rachmad Jalan Dr. Supomo 23 Solo Anggota IKAPI
Resmiyanto, Atsnaita Yasrina No. 19 Tel. 0271-714344, Faks. 0271-
Editor Agus Sriyanto Wahyudi 713607 http://www.tigaserangkai.com e-
Perancang Kulit Daru Sukamto mait. tspm@tigaserangkai.co.id
Perancang Tata Letak Isi Agung Wibawanto
Dicetak oleh percetakan
Penata Letak Isi Bonawan
PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Ilustrator Sartana
Tahun Terbit 2017 © Hak cipta dilindungi undang-undang All
SKU 141303.146 rights reserved.
Diset dengan Power Mac G5, font Adobe Garamond Pro 11 pt

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (K0T)


530. ROSYID, Muhammad Farchani
7
R0S Kajian
Peminatan
Konsep Fisika 3 untuk Kelas XII SMA dan MA Kelompok
f Rosyid. EkoMatematika
Firmansah,dan Ilmu Alam.
Rachmad Muhammad
Resmiyanto, FachraniYasrina Editor
dan Atsnaita
Agus Sriyanto Wahyudi— Solo Serangkai
Pustaka Mandiri, 2017.
xvi, 336 him.: foto, tab., ilus., bibi.; 25,5 cm
Bibliografi: him. 327
Indeks
ISBN 978-602-320-120-4 (no. jil. lengkap)
978-602-320-123-5 (jil. 3)
I. Fisika-Studi dan Pengajaran I. Judul V.
Agus
II. Eko Firmansah
Dalam rangka Rachmad Resmiyanto
III. meningkatkan IV. Atsnaita
mutu buku, masyarakat sebagai Yasrina
pengguna buku
diharapkan dapat memberikan masukan kepada alamat penulis dan/atau
penerbit atau melalui email. tspm@tigaserangkai.co.id

Ketentuan Pidana Sanksi Pelanggaran


Pasal 72
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Perubahan aras Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1987 tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan
atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 1 (satu) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rpl.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum sesi. itu , iptaan barang atau hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
4 I PP Kajian Fisika SM A 3

Dalam bab ini, Anda akan menganalisis prinsip kerja


peralatan listrik searah (DC) yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk itu, pelajarilah konsep-
konsep berikut ini.

A. Listrik Arus Searah (Direct Current = DC)


Pengamatan yang telah Anda lakukan
di atas merupakan pengamatan cara kerja
pada alat-alat listrik. Alat-alat listrik
tersebut memiliki beberapa komponen.
Misalnya, alat listrik pada lampu senter
memiliki komponen sumber listrik,
penghantar listrik, sakelar, dan bohlam
listrik. Pada mainan mobil listrik, Anda
akan menemukan komponen berupa
sumber listrik, penghantar, sakelar, dan
motor listrik. Komponen-komponen yang
(a) berada di dalam alat listrik tersebut saling
Alat listrik
terhubung sehingga membentuk sebuah
rangkaian listrik. Secara sederhana,
rangkaian listrik yang terdapat dalam
lampu senter dan mainan mobil listrik
dapat dilihat pada Gambar 1.2.
Rangkaian listrik yang terdapat dalam
sebuah alat listrik dapat bekerja jika semua
komponen saling terhubung. Pada saat
terhubung inilah terjadi aliran listrik dari
sumber listrik di sepanjang penghantar.
(b) Dalam penghantar tersebut terpasang alat
Gambar 1.2 Rangkaian sederhana pada (a) lampu
listrik (misalnya, bohlam listrik dan motor
senter dan (b) mainan mobil listrik. listrik) yang bekerja jika ada aliran listrik.
Alat-alat listrik tersebut akan terhenti
ketika tidak ada arus listrik yang masuk padanya. Dalam rangkaian listrik, biasanya
dipasang komponen yang dapat memutus dan menyambung arus listrik, yaitu
sakelar.
Rangkaian listrik yang digambarkan di atas merupakan rangkaian listrik yang
bersumber listrik arus searah (direct current = DC). Lalu, bagaimana sumber listrik
tersebut dapat mengalir sehingga menghasilkan arus listri k melalui penghantar?
Simaklah uraian berikut ini.

1. Arus Listrik dan Potensial Listrik DC


Perhatikanlah Gambar 1.3. Gambar tersebut
memperlihatkan sebuah bejana berhubungan yang diisi
dengan air. Permukaan air pada bejana di sebelah kiri lebih
tinggi dibandingkan dengan yang di sebelah kanan. Secara
alami, air akan mengalir pada bagian P dari kiri ke kanan.
Aliran ini akan berhenti pada saat ketinggian permukaan
air di sebelah kiri sama dengan ketinggian permukaan air
di sebelah kanan. Selama masih ada perbedaan ketinggian
permukaan air di kedua tempat tersebut, air akan mengalir pada daerah P. Jadi,
Listrik Dinamik Arus Searah 5

perbedaan ketinggian permukaan di kedua tempat tersebut dibutuhkan agar terjadi


aliran air dari kiri ke kanan pada P. Perbedaan ketinggian permukaan air berarti
penumpukan air di bagian bejana sebelah kiri. Penumpukan ini mengakibatkan
tekanan air di titik A lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan air di titik B.
Perbedaan tekanan inilah yang mengakibatkan air mengalir dari A menuju ke B.
Listrik Dinamik Arus Searah 5

Aliran air di atas mirip aliran listrik pada penghantar. Arus listrik akan mengalir pada
suatu penghantar jika ada perbedaan tekanan’ listrik pada kedua ujung penghantar tersebut.
a P. ‘Tekanan’ listrik ini disebut potensial listrik. Beda potensial listrik disebut pula sebagai beda
tegangan listrik. Beda potensial listrik biasanya dilambangkan dengan V. Beda potensial
listrik diberi satuan volt atau disingkat V. Untuk mengukur beda tegangan secara langsung,
digunakan alat
yang disebut voltmeter. Sebagaimana pada aliran air, perbedaan
tekanan’ listrik di ujung A dan di ujung B diakibatkan oleh
perbedaan penumpukan muatan listrik positif pada kedua uj ung
penghantar. Penumpukan muatan listrik positif yang lebih
banyak di ujung A mengakibatkan potensial di ujung A lebih
tinggi dibandingkan dengan potensial di ujung B (perhatikan
Gambar 1.4).

Sebagaimana pada aliran air, jika tidak ada lagi perbedaan potensial antara ujung A dan
ujung B, tidak ada lagi arus listrik yang mengalir pada penghantar. Makin tinggi perbedaan
potensial antara ujung-ujung penghantar itu, makin deras aliran listrik yang mengalir
melaluinya. Derasnya aliran listrik disebut kuat arus listrik. Kuat arus listrik yang mengalir
melalui suatu penghantar didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang melewati
penampang penghantar itu tiap satu satuan waktu. Kuat arus listrik biasanya dilambangkan
dengan i. Kuat arus listrik diberi satuan ampere atau A. Satu ampere sama nilainya dengan
satu coulomb per sekon. Kuat arus listrik diukur dengan alat ukur yang dikenal sebagai
amperemeter atau ammeter.

2. Sumber Tegangan Listrik


Kembali kita perhatikan bejana berhubungan
yang diisi air sebagaimana diperlihatkan oleh
Gambar 1.3. Sebagaimana telah dikatakan,
aliran air pada pipa P akan berhenti ketika
perbedaan tekanan antara ujung A dan ujung
B sudah tidak ada. Hal ini sama artinya dengan
tiadanya kelebihan penumpukan air di bagian
bejana sebelah kiri. Aliran air pada pipa P
akan dapat terus berlangsung jika kelebihan
penumpukan air di bagian bejana sebelah kiri
tetap terjaga. Hal ini dapat dilakukan misalnya
dengan memasang pompa air sebagaimana
diperlihatkan dalam Gambar 1.5. Jadi, de-
ngan pompa air tersebut orang dapat menjaga
tetap adanya perbedaan tekanan antara ujung
A dan ujung B pada pipa P.
Demikian pula halnya dalam aliran
listrik (Gambar 1.6). Diperlukan ’pompa’
untuk menjaga kelebihan penumpukan muatan listrik positif pada ujung A sehingga
perbedaan potensial listrik terjaga. Peranti
Gambar 1.6 Aliran listrik pada penghantar AB
dapat diperoleh dengan menghubungkannya pada yang berperan sebagai’pompa’ ini disebut
sumber tegangan. sumber tegangan. Banyak sekali jenis
sumber tegangan. Contoh sumber tegangan yang populer adalah baterai ataupun
aki.
dalam 0,2 Ω, hitunglah kuat arus yang mengalir melalui resistor 1 Ω. Berapa
kuat arus yang mengalir melalui resistor 4 Ω?

Jawab:
Jika titiku dan titik B dihubungkan dengan sumber teg.mgan 10 volt tak ideal
yang memiliki hambatan dalan 0,2 Ω akan diperoleh rangkaian semacam gambar
di samping dengan R = 0,8 Ω, r = 0,2 Ω, dan V= 10 volt.
Oleh karena itu, dari persamaan (1.8), arus total yang mengalir melalui rangkaian
satu loop itu diberikan oleh V 10 volt

Beda tegangan antara titiku dan titik B, yaitu VAB dihitung dengan persamaan

Jadi, kuat arus z'in yang mengalir melalui resistor 1 Ω senilai

Dan kuat arus yang mengalir melalui resistor 4 Ω adalah

F. Penerapan Listrik Searah (DC)


Banyak peralatan listrik yang menggunakan listrik searah (DC).
Peralatan listrik ini menggunakan sumber tegangan searah DC
k Berikut ini beberapa sumber tegangan searah (DC).
1. Baterai Kering
Baterai kering atau baterai adalah
salah satu sumber tegangan searah i DC)
yang merupakan alat listrik-kimiawi.
Dinamakan alat listrik-kimiawi karena
baterai menyimpan energi dan
dikeluarkan dalam bentuk energi listrik,
sedangkan kimiawi menunjukkan
komponen-komponen penyusun baterai.
Komponen penyusun baterai tersebut
berupa batang karbon yang berperan
sebagai anoda, seng (Zn) yang berperan
sebagai
Sumber: http://teknikelektronika.com/wp-content/uploads/2014/08/Baterai-Primer.jpg katoda, dan elektrolit
(penghantar).
Gambar 1.26 Sumber tegangan searah (DC): a. Baterai- Baterai kering merupakan baterai primer
baterai primer (sekali pakai); b. baterai laptop merupakan
baterai kering yang bisa diisi ulang. yang hanya bisa digunakan sekali pakai.
Artinya, jika reaksi kimia dalam baterai
telah habis, baterai tidak bisa digunakan
kembali. Baterai yang digunakan
pada jam dinding merupakan contoh baterai primer. Saat
ini, baterai kering juga telah digunakan pada sepeda motor.
Namun demikian, seiring dengan perkembangan teknologi
telah ada baterai yang dapat diisi ulang, dan digunakan
seperti di telepon genggam, laptop, dan handycamp.
2. Baterai Basah
Baterai basah atau lebih sering disebut accumulator
atau acu atau aki. Aki juga merupakan alat listrik-kimiawi.
Komponen-komponen yang terdapat dalam aki meliputi
elektrode Pb sebagai anode, Pb02 sebagai katoda, dan
elektrolit H2S04. Aki merupakan baterai sekunder yang
dapat diisi ulang untuk dapat melakukan reaksi kimia
Gambar 1.27 Aki merupakan kembali. Aki banyak digunakan di kendaraan seperti
elemen basah yang dapat sepeda motor dan mobil.
diisi kembali.
Sumber: http://www.hargavelg.com

3. Sel Surya
Sel surya merupakan akat semikonduktor
yang terdiri atas wilayah-wilayah dioda p-n
junction. Cahaya matahari yang mengenai
wilayah-wilayah ini dapat menghasilkan
listrik. Bahan- bahan semikonduktor yang
dapat digunakan untuk membuai sel surya di
antaranya adalah germanium, silikon, dan
titanium oksida.
Sumber: httpspanelsuryamurahsurabaya
Gambar 1.28 Panel surya/sH surya.

Beberapa alat listrik yang menggunakan sel surya adalah motor listrik, mobil
listrik, dan kalkulator.
4. Adaptor atau Power Supply
Adaptor adalah sebuah rangkaian yang berguna
untuk mengubah tegangan AC yang tinggi menjadi DC
yang rendah. Adaptor merupakan sebuah alternatif
pengganti dari tegangan DC (misalnya, baterai atau aki)
karena penggunaan tegangan AC lebih lama dan setiap
orang dapat menggunakannya asalkan ada aliran listrik di
tempat tersebut.
Adaptor juga banyak digunakan dalam alat sebagai
catu daya, layaknya amplifier, radio, pesawat televisi mini,
dan perangkat elektronik lainnya. Perangkat elektronik
adaptor sangatlah mudah untuk dibuat karena banyak dari
komponennya yang dijual di pasaran. Sumber tegangan
Sumber:http://compulibros.com
Gambar 1.29 Penggunaan AC dari PLN diturunkan tegangannya oleh trafo,
adaptor dapat Anda temui pa kemudian disearahkan dengan dioda dalam adaptor.
da charger handphone
atau
laptop.
2
FISIKA TERAPAN SMART
Penulis:
Ridwan Abdullah San i
Diterbitkan oleh Tira Smart Anggota IKAPI
Jl. Bahagia Raya, Blok C2, No. 10 Kelurahan Gebang Raya, Kec. Periuk, Kota
Tangerang - 15132 Telp. (021) 5901209 email: corp.tsmart@gmail.com website:
www.rasajky.com

SMART’

Mengutip sebagian tidak dilarang demi kepentingan yang dapat


dipertanggungjawabkan.
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak buku ini sebagian
atau seluruhnya, dalam bentuk dan dengan cara apapun juga, baik secara mekanis
maupun elektronis, termasuk fotokopi, rekaman, dan lain-lain tanpa izin tertulis dari
penerbit

Cetakan pertama, luli 2017 Perancang Isi dan Kulit: lerry Katon Dicetak oleh
Tsmart Printing
ISBN 978-602-6696-03-8
3. ARUS LISTRIK

a. Baterai sebagai sumber arus


Sebuah mobil atau sepeda motor memerlukan baterai untuk dapat melakukan
penyalaan mesin. Baterai tersebut digunakan untuk membangkitkan tegangan tinggi
pada busi agar dapat dihasilkan percikan bunga api untuk keperluan pembakars-
bahan bakar. Ketika mesin menyala, baterai kembali dengan arus yang dihasilkan
oleh mesin kendaraan. Baterai juga digunakan pada jam, kalkulator, telepon
gengga- lampu senter, dan peralatan elektronik lainnya. Sebuah baterai memiliki
elektroda positif dan elektroda negatif. Kapasitas baterai juga bervariasi, ditandai
dengan beda potensial dan kemampuan menyimpan muatan. Pada umumnya sebuah
baterai dengan ukuran yang besar memiliki kemampuan menyimpan muatan yang
besar, hal tersebut disebabkan karena bahan kimia yang ada dalam baterai yang
besar akan lebih banyak.

Gambar 6.13 Berbagai jenis baterai (alibaba.com)


Sebuah baterai dapat menghasilkan arus listrik karena terjadi reaksi kimia di dalam
baterai tersebut. Reaksi kimia tersebut terjadi antara bahan elektrolit dengan
elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda), sehingga menghasikan
elektron. Elektron tersebut mengalir dari katoda ke anoda baterai melalui kabel
melalui peralatan elektronik. Jadi, pada baterai terjadi konversi energi kimia
menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk mengoperasikan peralatan
elektronik.

Besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah kabel konduktor berbanding lurus
dengan jumlah muatan listrik yang dialirkan dalam setiap detik. Pada umumnya jika
luas penampang konduktor semakin besar, maka arus yang mengalir juga semakin
oesar. Jika resistansi alat elektronik cukup besar, maka arus yang mengalir akan
kecil. Namun, jika resistansi alat elektronik cukup kecil, maka arus yang mengalir
akan oesar. Jika arus yang mengalir cukup besar, maka energi baterai dapat habis
dengan segera. Energi baterai dikatakan habis ketika tidak ada lagi muatan listrik
yang dapat dialirkan dari baterai. Contoh aplikasi penggunaan arus listrik dari
baterai adalah pada sebuah senter yang dinyalakan. Jika lampu senter menyala,
maka energi listrik dari baterai diubah menjadi energi termal pada filamen lampu
senter, dan akhirnya menjadi cahaya yang dipancarkan oleh filamen lampu senter.

Sebuah telepon genggam (handphone) tidak dapat bekerja jika baterenya habis.
Baterai dibutuhkan sebagai sumber arus listrik untuk menjalankan komponen
elektronik di dalam telepon tersebut. Baterai yang umumnya digunakan pada
telepon genggam adalah baterai Lithium-lon. Arus yang dihasilkan oleh baterai
Lithium-lon disebabkan aliran ion lithium dari elektroda negatif ke elektroda positif
baterai. Baterai Lithium-lon memiliki bahan elektrolit yang dapat meledak.
Ledakan dapat terjadi akibat hubungan pendek (korsleting) jika baterai tersebut
diisi ulang dengan sangat cepat. Elektrolit cair dalam baterai tersebut mengandung
garam lithium, misalnya: LiPF6 , LiBP4 , atau LiCIO4 dalam pelarut organik,
seperti: etilen karbonat, dimetil karbonat, dan dietil karbonat. Permasalahan
ledakan baterai terjadi pada Samsung Galaxy Note 7 pada tahun 2016. Beberapa
kecelakaan fatal terjadi pada saat penggunaan telepon genggam ketika sedang diisi
ulang.
Sebuah baterai yang dirangkai secara seri akan memiliki beda potensial yang
lebih besar daripada beda potensial pada baterai tunggal. Kasus tersebut dapat
dianalogikan dengan dua buah bak air yang disusun secara vertikal. Pada kasus
tersebut air dapat mengalir lebih kencang, namun debit aliran air tetap sama.
Sedangkan jika baterai dirangkaikan secara paralel, maka besar arus yang dapat
dialirkan oleh rangkaian baterai itu akan menjadi lebih besar. Dua buah baterai yang
dirangkaikan secara paralel dapat dianalogikan dengan dua buah bak air yang
digandengkan. Pada kasus tersebut, jumlah air yang disimpan dalam dua bak akan
lebih besar daripada jumlah air dalam satu bak.
3
Hugh D. Young
Carnegie Mallow University
Roger A. Freedman
University of California. Santa Barbara
Pengarang Pendamping

T. R. Sandin
Nodh Carotrvi AST Stata UmverMy
A. Lewis Ford
Texas A&M Ursvorsity

SIKA l'NIV ERSITAS/Editi KesepuluhUilid 2


Hugh D. Young & Roger A. Freedman
Judul Asli
UNIVERSITY PHYSICS Tenth Edition
Hugh D. Young & Roger A. Freedman
Copyright 02000 by Addison Wesley Longman. Inc.
Translation Copyright O 2001 by Penerbit Erlangga. All Rights Reserved.
Authorized translation from English language edition
published by Addison Wesley Longman. Inc Hak terjemahan dalam Bahasa
Indonesia pada Penerbit Erlangga. berdasarkan perjanjian
resmi pada tunggal 23 Oktober 2001.
Alih Bahaui
Pantur Silaban
Intniut Teknologi Bandung
Editor
Amalia Safari. S.TP. M Si.
Santika. S.T.. M.M
Buku ini diset dan dilayout oleh Bagian Produksi Penerbit Erlangga dengan
Power Mac G4 (Times 10 pt).
Setting : Tim Perti Departemen Setting
Percetakan : PT (ielora Aksarn Pralama
07 06 05 04 8 7 6 5 4 3 2 1
Dilarang keras mengutip, menpplak. memperbansak. mem/otokopi. baik
sebagian maupun keseluruhan isi buku ini
serta memperjualbelikannya tanpa izin tertulis dan Penerbit Erlangga
27-1 Pendahuluan
Jika Anda melihat bagian dalam TV Anda, komputer Anda, atau penerima stereo
Anda atau di bawah kap mobil Anda. Anda akan menemukan rangkaian yang jauh
lebih rumit daripada rangkaian sederhana yang telah kita kaji dalam Bab 26. Tidak
peduli apakah disambungkan oleh kawat atau terintegrasi dalam sebuah chip
semikonduktor, rangkaian ini seringkah memasukkan beberapa sumber, resistor,
dan elemen rangkaian lain seperti kapasitor, transformator, dan motor, yang
terinterkoneksi dalam sebuah jaringan (network).
Dalam bab ini kita mengkaji metode umum untuk menganalisis jaringan seperti itu.
termasuk bagaimana mencari tegangan yang tak diketahui, urus, dan sifat-sifat
elemen rangkaian. Kita akan mempelajari bagaimana menentukan hambatan
ekuivalen untuk beberapa resistor yang disambungkan seri atau paralel. Untuk
jaringan yang lebih umum kita memerlukan dua kaidah yang dinamakan kaidah-
kaidah Kirchhoff.
Salah satu kaidah itu didasarkan pada prinsip kekekalan muatan yang diterapkan
pada persambungan (junction); yang satu lagi diturunkan dari kekekalan energi
untuk sebuah muatan yang bergerak mengitari sebuah simpai tertutup (closed loop).
Kita akan mendiskusikan instrumen untuk mengukur berbagai kuantitas listrik. Kita
juga melihat sebuah rangkaian yang memiliki hambatan dan kapasitansi. yang di
dalamnya anis berubah seiring waktu.
Perhatian kita yang utama dalam bab ini adalah rangkaian arus searah (direct
current, dc). yang di dalamnya arah arus tidak berubah seiring waktu. Lampu senter
dan sistem sambungan kawat mobil adalah contoh-contoh rangkaian arus
searah. Daya listrik rumah tangga disuplai dalam bentuk arus bolak-balik
[alternating current, ac). di mana arus berosilasi bolak-balik. Prinsip yang sama
untuk menganalisis jaringan berlaku untuk kedua jenis rangkaian, dan kita menutup
bab ini dengan mengkaji sistem sambungan kawat rumah tangga. Kita akan
mendiskusikan arus bolak-balik secara rinci dalam Bab 32.

27-2 RESISTOR DALAM SAMBUNGAN SERI DAN PARALEL


Resistor terdapat dalam semua jenis rangkaian, mulai dari pengering rambut dan
pemanas mangan sampai pada rangkaian yang membatasi atau membagi arus. atau
mereduksi atau membagi tegangan. Rangkaian seperti itu seringkah memiliki be-
berapa resistor, sehingga wajar untuk meninjau gabungan resistor. Sebuah contoh
sederhana adalah serentetan bola lampu yang digunakan untuk dekorasi liburan,
dengan setiap bola bertindak sebagai sebuah resistor, dan dari perspektif analisis
rangkaian serentetan bola lampu itu hanyalah merupakan gabungan resistor.

Anggaplah kita mempunyai tiga resistor dengan besar hambatan R1. R2. dan R3
Gambar 27-1 memperlihatkan empat cara yang berbeda untuk menghubungkan
ketiga resistor itu di antara titik a dan titik b. Bila beberapa elemen rangkaian seperti
resistor, aki. dan motor disambungkan dalam barisan seperti dalam Gambar 27-la,
dengan hanya sebuah lintasan arus tunggal di antara titik-titik itu. kita mengatakan
bahwa elemen-elemen rangkaian itu disambungkan seri. Kita meng kaji kapasitor
yang disambung seri dalam Subbab 25-3; kita mendapatkan bahwa karena
kekekalan muatan, maka kapasitor-kapasitor yang disambung sen semuanya
mempunyai muatan yang sama jika kapasitor-kapasitor itu pada mulanya tidak
bermuatan. Dalam rangkaian seringkah kita lebih berminat mempelajari arus itu.
yakni aliran muatan per satuan waktu.
Resistor-resistor dalam Gambar 27-1 b dikatakan tersambung paralel di antara
titik a dan titik b. Setiap resistor menyediakan sebuah lintasan alternatif di antara
titik-titik itu. Untuk elemen-elemen rangkaian yang disambung paralel, selisih
potensial adalah sama melalui setiap elemen. Kita mempelajari kapasitor-kapasitor
yang disambung paralel dalam Subbab 25-3.

Dalam Gambar 27-lc. resistor 𝑅2 , dan 𝑅3 , adalah paralel, dan gabungan ini
adalah seri dengan 𝑅1 . Dalam Gambar 27-Id. 𝑅2 , dan 𝑅3 , adalah seri, dan gabungan
ini adalah paralel dengan 𝑅1 .

Untuk sebarang gabungan resistor kita selalu dapat mencari sebuah resistor
tunggal yang dapat menggantikan gabungan itu dan menghasilkan anis total dan
selisih potensial yang sama. Misalnya, serentetan bola lampu dapat digantikan oleh
sebuah bola lampu tunggal yang dipilih secara tepat, yang akan menarik arus yang
sama dan mempunyai selisih potensial yang sama di antara terminal-terminal
seperti rentetan bola lampu semula. Hambatan tunggal dari resistor ini dinamakan
hambatan ekuivalen (equivalent resistance) dan gabungan itu. Seandainya jaringan
yang manapun dalam Gambar 27-1 digantikan oleh hambatan ekuivalen 𝑅𝑐𝑘 . kita
dapat menuliskan
𝑉𝑎𝑏 = 𝐼𝑅𝑐𝑘 atau 𝐼𝑅𝑐𝑘 = 𝑉𝑎𝑏 /𝐼

di mana adalah selisih potensial di antara terminal a dan terminal b dari janngan itu
dan / adalah arus di titik a atau titik b.
4
Cara Menggunakan Multimeter

1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)


2. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
3. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika
ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog
Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan
untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi
kerusakan pada multimeter.
4. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah
pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati
agar jangan sampai terbalik.
5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)


1. Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin
mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog
Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan
untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi
kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan
AC, tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)


1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang
akan diukur adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A).
Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse)
dalam Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat
memakainya lagi.
3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,
4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita
putuskan tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe
Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang akan kita
ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.
5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

4. Cara Mengukur Resistor (Ohm)


1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya
diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter
Analog)
3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh
terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog
Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)
5
Rangkaian Seri Baterai

Dari Gambar Rangkaian Seri Baterai diatas, 4 buah baterai masing-masing


menghasilkan Current atau kapasitas arus listrik (Ampere) yang sama seperti Arus
Listrik pada 1 buah baterai, tetapi Tegangannya yang dihasilkan menjadi 4 kali lipat
dari Tegangan 1 buah baterai. Yang dimaksud dengan Tegangan dalam Elektronika
adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam Rangkaian Listrik yang
dinyatakan dengan satuan VOLT.

Seperti yang digambarkan pada Rangkaian Seri Baterai diatas, 4 buah Baterai yang
masing-masing bertegangan 1,5 Volt dan 1.000 miliampere per jam (mAh) akan
menghasilkan 6 Volt Tegangan tetapi kapasitas arus Listriknya (Current) akan
tetap yaitu 1.000 miliampere per jam (mAh).

Vtot = Vbat1 +Vbat2 + Vbat3 + Vbat4


Vtot = 1,5V + 1,5V + 1,5V + 1,5V
Vtot = 6 V

Rangkaian Paralel Baterai


Gambar yang kedua merupakan Rangkaian Paralel yang terdiri dari 4 buah Baterai.
Tegangan yang dihasilkan dari Rangkaian Paralel adalah sama yaitu 1,5 Volt tetapi
Current atau kapasitas arus listrik yang dihasilkan adalah 4.000 mAH (miliampere
per Jam) yaitu total dari semua kapasitas arus listrik pada Baterai.

Itot = Ibat1 +Ibat2 + Ibat3 + Ibat4


Itot = 1.000mAh + 1.000mAh + 1.000mAh + 1.000mAh
Itot = 4.000mAh

Rangkaian Paralel Baterai : Meningkatkan Ampere

Arti mAh pada Baterai

Kapasitas sebuah Baterai biasanya diukur dengan satu mAh. Jadi apa yang
dimaksud dengan mAH ini ? mAH adalah singkatan dari mili ampere Hour atau
miliamper per Jam. Makin tinggi mAH-nya makin tinggi pula kapasitasnya. Pada
dasarnya mAH (miliampere Hours) dalam Baterai menyatakan kemampuan Baterai
dalam menyediakan energinya selama satu jam.

Contoh :

Sebuah peralatan Elektronik yang digunakan memerlukan 100mA setiap jamnya.


Jika kita memakai Baterai yang memiliki kapasitas 1.000mAH maka Baterai
tersebut mampu menyediakan energi untuk peralatan Elektronik tersebut selama 10
Jam. Jika kita menghubungkan 4 buah Baterai 1.000mAH secara paralel yang dapat
menghasilkan 4.000mAH maka gabungan paralel 4 buah Baterai ini akan mampu
menyediakan energi kepada peralatan Elektronik tersebut selama 40 jam.

Berikut ini akan dijelaskan tentang rangkaian listrik, rangkaian listrik arus searah,
arus dc, arus searah, listrik arus searah, arus listrik searah, rangkaian arus searah,
listrik dc, arus listrik dc, listrik searah, rangkaian arus listrik searah, arus searah dc,
gaya gerak listrik, GGL, hambatan dalam, tegangan jepit baterai.

Rangkaian Listrik Arus Searah

Rangkaian listrik (a) terbuka dan (b) tertutup

Gambar diatas memperlihatkan skema sebuah lampu, sakelar, dan baterai yang satu
sama lain terhubung oleh kabel/kawat. Ketika sakelar masih terbuka, Gambar (a),
arus listrik belum mengalir sehingga lampu belum menyala (padam). Sebaliknya,
ketika sakelar disambungkan, Gambar (b), arus mengalir dari kutub positif baterai
ke kutub negatif baterai melalui kabel dan lampu sehingga lampu menyala. Gambar
(a) disebut rangkaian listrik terbuka, sedangkan Gambar (b) disebut rangkaian
listrik tertutup. Rangkaian seperti ini secara umum disebut rangkaian listrik arus
searah.

Rangkaian listrik arus searah yang terdiri dari sebuah baterai dan sebuah beban
(misalnya hambatan dan lampu) disebut rangkaian listrik sederhana.
GGL, Hambatan Dalam, dan Tegangan Jepit Baterai
Baterai merupakan sumber energi arus searah. Energi listrik yang dihasilkan baterai
berasal dari energi kimia. Selain baterai, sumber energi listrik lainnya adalah
generator. Secara umum, alat yang dapat mengubah suatu bentuk energi lain
menjadi energi listrik disebut sumber gaya gerak listrik (GGL). GGL adalah beda
potensial antarterminal sumber tegangan (bateai atau generator), ketika tidak ada
arus yang mengalir pada rangkaian luar. Simbol GGL adalah E. Anda mungkin
pernah mengalami bahwa ketika arus ditarik dari baterai, tegangan pada terminal
baterai turun di bawah GGLnya.

Sebagai contoh, ketika Anda menstarter mesin mobil, dengan lampu depan masih
menyala, lampu menjadi redup sesaat. Ini terjadi karena starter menarik arus besar
sehingga tegangan baterai menjadi turun. Penurunan tegangan ini terjadi karena
reaksi kimia dalam baterai tidak cukup menyuplai muatan untuk mempertahankan
GGLnya menjadi penuh.

Jadi, baterai sendiri memiliki hambatan dalam r. Dalam rangkaian listrik, baterai
disimbolkan seperti pada Gambar berikut.

Simbol sebuah baterai

E = GGL baterai dan r = hambatan dalam baterai. Garis vertikal yang panjang
menyimbolkan kutub

positi dan garis vertikal yang pendek menyimbolkan kutub negati. Tegangan antara
titik a dan b disebut tegangan terminal Vab.
Ketika baterai tidak mengeluarkan arus, Vab = E. Akan tetapi, ketika baterai
mengeluarkan arus, tegangan terminal baterai turun sebesar Ir. Jadi, Vab = E – Ir.
Tegangan terminal baterai ketika baterai mengeluarkan arus disebut dengan
tegangan jepit.

Apabila terdapat n buah sumber tegangan (ggl) dirangkai secara seri, maka sumber
tegangan pengganti akan memiliki ggl sebesar:
εs = ε1 + ε2 + ...+εn
Seperti yang sudah dijelaskan pada postingan sebelumnya bahawa pada sumber
tegangan ggl memiliki hambatan yang disebut dengan istilah hambatan dalam.
Karena sumber tegangan ggl tersebut dipasang secara seri, maka hambatan
dalamnya juga akan terangkai secara seri. Sementara itu, hambatan dalam
penggantinya adalah:
rs = r1 + r2 + ... + rn

Untuk n buah sumber tegangan sejenis (besarnya tegangan dan hambatan dalam
sama) yang memiliki ggl ε dan hambatan dalam r, bila dirangkai secara seri akan
memiliki ggl pengganti dan hambatan dalam pengganti seri masing-masing:
εs = n . ε
rs = n . r
Dengan demikian, nilai kuat arus yang mengalir melewati hambatan (resistor R)
adalah:

I = arus yang mengalir (A)


εs = ggl pengganti seri dari sumber yang sejenis (V)
R = hambatan resistor (Ω)
rs = hambatan dalam pengganti seri (Ω)
n = jumlah sumber ggl yang sejenis
ε = ggl sumber/baterai (V)
r = hambatan dalam baterai (Ω)

Jika n buah sumber tegangan sejenis yang memiliki ggl ε dan hambatan dalam r,
bila dirangkai secara paralel akan memiliki ggl pengganti dan hambatan dalam
pengganti paralel masing-masing:
εp = ε
rp = r/n
Dengan demikian, nilai kuat arus yang mengalir melewati hambatan (resistor R)
adalah:

dengan:
I = arus yang mengalir (A)
εp = ggl pengganti paralel (V)
R = hambatan resistor (Ω)
rp = hambatan dalam pengganti paralel (Ω)
n = jumlah sumber ggl yang sejenis
ε = ggl sumber/baterai (V)
r = hambatan dalam baterai (Ω)

Daya Listrik

Rumus umum yang digunakan untuk menghitung Daya Listrik dalam sebuah
Rangkaian Listrik adalah sebagai berikut :

P=VxI

Atau

P = I2 R
P = V2/R

Dimana :

P = Daya Listrik dengan satuan Watt (W)


V = Tegangan Listrik dengan Satuan Volt (V)
I = Arus Listrik dengan satuan Ampere (A)
R = Hambatan dengan satuan Ohm (Ω)
DAFTAR PUSTAKA

Kho, dickson. 2017. Cara menggunakan multimeter . Diunduh dari:


http://teknikelektronika.com/cara-menggunakan-multimeter-multitester/ kho
dickson.2017. Diunduh pada tanggal 05 November 2017. Pukul 10.00 WIB

Nadira, Alya. 2013. Ggl derangkai secara seri . Diunduh dari :


http://mafia.mafiaol.com/2013/05/ggl-dirangkai-secara-seri.html. Diunduh pada
tanggal 06 November 2017. Pukul 08.00 WIB

Rosyid, Muhammad Farchani, DKK. 2017. Kajian Konsep Fisika 3. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.

Abdullah, Ridwan. 2017. Fisika Terapan Smart. Tanggerang: Tira Smart

Young, D Hugh, DKK. 2001. Fisika Universitas Edisi 10. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai