OM SWASTIASTU,
Pada hari ini Saniscara Wage, Dukut panglong-8 tanggal 25 April 1992, penjelasan dari
Dane Mangku I Wangin dan didengarkan oleh Pemangku Penataran Sumuh an. I Ketut
Ranu dkk.
1.1. Ida Bhatara Cokorda Pemecutan ngambil rabi saking Arya Penatih (Gusti
Penatih) dan diiringi oleh beberapa sanak keluarga, Para Arya tinggal
bersama-sama di Puri Pemecutan.
1.3. Salah seorang dari Para Arya itu bernama I Gusti Sonto menyebrang ke
sebelah timur diiringi olehseekor Asumemimpin panjak lalu tempat itu diberi
nama Sumuh. I Gusti Sonto (nama samara golongan Pasek Putih) tidak
disebutkan lamanya tinggal di Sumuh, begitu juga jumlah keturunannya.
Pada suatu saat terjadilah musibah yang menimpa keluarganya, salah
seorang wanita mengalami nasib Salah Pati lantas di tempat itu dibuatkan
pelinggih namanya Ibu Salah Pati, kemudian Ida Cokorda memerintahkan
supaya di tempat itu dibangun pelinggih ngayat ke Uluwatu dan Gunung
Agung (Gedong Catu) sehingga ada dua pelinggih yaitu : Gedong Catu dan
Ibu Salah Pati.
2
1.4. Setelah menunjuk salah satu sanak keluarganya untuk mengurus pelinggih
yang ada di Sumuh, I Gusti Sonto pergi meninggalkan Sumuh dan menuju
Bukit Pecatu dengan beberapa sanak keluarganya. Di Bukit Pecatu juga
membangun tempat persembahyangan keluaraga (pura). Selain I Gusti
Sonto ada juga sanak keluarganya yang pergi ke Pitik Pedungan dan Bualu.
1.5. Kisah 1.1. s/d. 1.4. ini oleh Dane Mangku I Wangin sangat dirahasiakan
karena merupakan warah-warah Ida Bhatara. Barang siapa yang
mendengar/membaca harap juga merahasiakan.
2.2. Penyungsung yang tinggal di Bukit Pecatu, sanak keluarga dari I Gusti Sonto
juga berkembang turun temurun dan di sana juga membangun pelinggih seperti
yang duturkan di atas, sehingga pengemong pura di Sumuh diserahkan kepada
3
penyungsung yang ada di Sumuh, tetapi Pelinggih Ibu Salah Pati karena
merupakan kawitan dari sanak keluarga I Gusti Sonto yang berdomisili di Bukit
Pecatu tetap disungsung menjadi tanggung jawab sanak keluarganya. Dulu
sebelum gempa bumi setiap karya/puja wali di Pura Tambang Badung Ida
Bhatara di Bukit Pecatu lunga ke Pura Tambang Badung dan terlebih dahulu
mampir/mesanekan di Pura Penataran Sumuh. Penyungsung yang sudah
terdaftar sebagai Pengemong Peliggih Ibu Salah Pati di Sumuh, terakhir tercatat
pada tanggal 21 April 1992 (Anggarkasih Dukut/Walin Ida Bhatara), nama dan
alamatnya sebagai berikut :
2.4. Penyungsung yang tinggal di Bualu Kecamatan Kuta nasibnya sama dengan
saudaranya yang tinggal di Pitik sehingga penyungsungan ke Sumuh menjadi
putus.
2.5. Menurut Dane Mangku Wangin tentang asal usul Pura Penataran Sumuh
dan penyungsungnya ialah bahwa pada jaman dahulu Ida Bhatara Cokorda
(Sang Angawarat) menitahkan Para Arya untuk memimpin panjak/rakyat di desa
lingkungan kerajaan beliau, tetapi yang diceritakan disini hanya para Arya
Penatih yang pergi ke Batan Nyuh, Sumuh dan Bukit Pecatu.
AN DANE
MANGKU