Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKRIKUM

PLANKTONOLOGI
( KolamPermanen )

Kelompok :
Monica Citra Gabbyella ( 125080402111014 )
EmiriaAdhityasNastiti ( 125080402111002 )
LentaEllangga ( 125080402111012 )
Ali FahmiSyahputra ( 125080402111010 )
AlifGusti Ari Laksono ( 125080401111044 )
SofyanDwiWisnu (125080401111045 )
EkoBagusNurangga (125080401111048 )

AGROBISNIS PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KETIK PRAKTIKUM PLANKTONOLOGI
Di Susun Untuk Memenuhi Syarat Lulus
Mata Kuliah Planktonologi
Oleh :
KELOMPOK 24 :
Monica Citra Gabbyella ( 125080402111014 )
Emiria Adhityas Nastiti ( 125080402111002 )
Lenta Ellangga ( 125080402111012 )
Ali Fahmi Syahputra ( 125080402111010 )
Alif Gusti Ari Laksono ( 125080401111044 )
Sofyan Dwi Wisnu (125080401111045 )
Eko Bagus Nurangga (125080401111048 )

ASISTEN KELOMPOK KOORDINATOR ASISTEN

( YOESHI AYU LESTARI ) ( MUHAMMAS AGUS ALI M. )


125080101111039 105080100111013
LEMBAR PERSEMBAHAN

Laporan ketik planktonologi saya persembahakan kepada asisten praktikum


mata kuliah planktonologi serta dosen mata kuliah planktonologi sebagai bukti
penyelesaian mata kuliah planktonologi.

Malang , 12 Desember 2012


Kelompok 24
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Planktonologi ini sesuai dengan
rencana dan tanpa hambatan. Praktikum Planktonologi ini merupakan salah satu
wujud dari aktivitas praktikum lapangan Program Studi Agrobisnis Perikanan.
Dan yang kedua kalinya, shalawat serta salam penulis haturkan kepada
junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW, yang telah menuntun umat manusia
menuju kehidupan yang mulia dan hakiki.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengasuh mata kuliah
Planktonologi dan para Co.Ass. praktikum Planktonologi dan yang telah memberikan
dukungan dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaian laporan praktikum
Planktonologi ini tepat pada waktunya.
Laporan praktikum Planktonologi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
kritik serta saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan dari segala pihak guna
untuk menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan praktikum Planktonologi ini
bisa bermanfaat dan berguna bagi para praktikan Planktonologi pada umumnya dan
bagi penulis pada khususnya.

Malang, 12 Desember 2013


Penulis
DAFTAR ISI

I.PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................1
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN PENGAMATAN ......................................................... 2
1.2.2 TUJUAN PENGUMPULAN PLANKTON................................... 2
1.2.3 TUJUAN PEMBUATAN PREPARAT......................................... 2
1.2.4 TUJUAN PENGAMATAN DI MIKROSKOP............................... 2
1.2.5 TUJUAN MATERI IDENSTIFIKASI.......................................... 2
1.2.6 TUJUAN MATERI MENGHITUNG KELIMPAHAN.................... 2
1.3 TEMPAT DAN WAKTU........................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MATERI JENIS DAN KLASIFIKASI PLANKTON................................ 4

2.1.1 PENGERTIAN PLANKTON............................................... 5

2.1.2 PENGELOMPOKAN PLANKTON..................................... 5

2.1.3 KLASIFIKASI PLANKTON................................................. 9

2.1.4 KLASIFIKASI ZOOPLANKTON........................................ 13

2.2 PARAMETER KUALITAS AIR DAN FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI KEHIDUPAN PLANKTON (FITOPLANKTON DAN

ZOOPLANKTON)....................................... 17

2.1.1 SUHU.............................................................................. 18

2.1.2 PH.................................................................................... 19
2.1.3 KECERAHAN................................................................... 20

2.1.4 DO (DISSOLVED OXYGEN)............................................ 20

2.1.5 CO2 (KARBON DIOKSIDA).............................................. 21

2.1.6 NITRAT............................................................................ 22

2.1.7 PHOSPHAT..................................................................... 22

2.1.8 TOM (TOTAL ORGANIC MATTER)................................. 22


2.3. MATERI KELIMPAHAN PLANKTON............................................... 23
2.3.1 INDEKS KERAGAMAN...................................................... 24
2.3.2 INDEKS DOMINASI......................................................... 25
III. MATERI DAN METODE

3.1 ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

3.1.1 PARAMETER KUALITAS AIR............................................ 27

3.1.2 PENGAMBILAN SAMPEL PLANKTON.............................. 32

3.1.3 PEMBUATAN PREPARAT DAN

PENGAMATAN PLANKTON........................................................ 32

3.2 METODE PRAKTIKUM

3.1.1 SUHU............................................................................... 33

3.1.2 PH.................................................................................... 33

3.1.3 KECERAHAN.................................................................. 34

3.1.4 DO (DISSOLVED OXYGEN)........................................... 35

3.1.5 CO2 (KARBON DIOKSIDA).............................................. 36

3.1.6 NITRAT............................................................................ 37

3.1.7 PHOSPHAT..................................................................... 38

3.1.8 TOM (TOTAL ORGANIC MATTER)................................ 38

3.1.9 PENGAMBILAN SAMPEL PLANKTON.....................................................................

39
3.1.10 PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN

PLANKTON...................................................................... 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. DATA HASIL PENGAMATAN

4.1.1 DATA TABEL PENGAMATAN KUALITAS

AIR...................................................................................... 41

4.1.2 DATA TABEL JENIS DAN KLASIFIKASI

PLANKTON........................................................................ 42

4.2. PEMBAHASAN

4.2.1. DESKRIPSI STASIUN PENGAMATAN ............................ 45

4.2.2. HUBUNGAN PARAMETER KUALITAS AIR...................... 45

V. PENUTUP

5.1. KESIMPULAN .................................................................................. 49

5.2. SARAN ............................................................................................ 50

VI. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 51


VII. LAMPIRAN 1................................................................................................. 53
VIII. LAMPIRAN 2................................................................................................ 54
IX. LAMPIRAN 3.................................................................................................. 55
X. LAMPIRAN 4………………………………………………………………………. 64
DAFTAR GAMBAR

I. GAMBAR DENAH KOLAM..............................................................................................

53

II. GAMBAR KOLAM.............................................................................................. 53

III. GAMBAR PRAKTIKUM…………………………………………………. 64

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesuburan suatu perairan dapat diketahui antara lain dari jumlah dan komposisi
organisme plankton. Komunitas plankton merupakan suatu komponen yang penting dalam
suatu ekosistem perairan. Sebab organisme plankton khususnya phytoplankton mempunyai
peranan penting dalam siklus rantai makanan di lingkungan perairan. Phytoplankton
mengandung pigmen klorofil maupun melaksanakan proses fotosintesis dimana air dan
karbondioksida dengan adanya sinar surya dan garam-garam basa dapat menghasilkan
senyawa organik. Sehingga phytoplankton disebut sebagai produsen primer. Sebagai
produsen primer phytoplankton merupakan pangkal rantai makanan dan dasar yang
mendukung kehidupan seluruh organisme perairan lainnya (Satya, 2010).
Plankton adalah organisme atau makhluk hidup yang harus dan disebut pula sebagai
jasad-jasad renik yang melayang di dalam air. Istilah plankton, dari bahasa yunani yang
artinya clifting, yaitu yang berarti plankton hanya dapat melayang di dalam air. Istilah
plankton pertama kali dipakai oleh Benser penemunya pada tahun 1987, dengan
menggambarkannya sebagai organisme-organisme bersifat mikroskopik. Plankton dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu phytoplankton dan zooplankton yang memakan phytoplankton
(Herawati, 1989).
Plankton adalah organisme ( tumbuhan dan hewan yang hidupnya melayang dalam air
dan pergerakannya dipengaruhi oleh arus. Jadi plankton dapat berupa tumbuhan yang biasa
disebut “ PHYTOPLANKTON ” dan plankton hewan yang biasa disebut “ ZOOPLANKTON
“ dan jumlahnya tentu jauh lebih banyak dari pada ikan. Banyaknya jumlah plankton tidak
terlepas dari perannya yang sangat penting, dimana phytoplankton bisa menghasilkan energi
melalui proses fotosintesis ) yang secara langsung atau tidak dibutuhkan semua makhluk
hidup melalui proses rantai makanan dalam ekosistem yang kompleks. Plankton termasuk
kelompok algae, kelompok taksonomi yang dominan berbeda antara air tawar dan laut
(Apridayani, 2008).

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan dari materi pengamatan ekologi kolam adalah agar plankton dapat mengetahui
komponen ekologi (Biotik dan Abiotik) yang mempengaruhi kehidupan plankton.
1.2.2 Tujuan materi pengumpulan plankton adalah :
a. Menambah keterampilan praktikan terutama dalam penentuan lokasi dan pengambilan
sample plankton.
b. Menambah pengetahuan praktikan tentang tta cara penyimpanan plankton.
1.2.3 Tujuan dari pembuatan preparat adalah menambah keterampilan mahasiswa (praktikan)
dalam membuat preparat plankton
1.2.4 Tujuan dari pengamatan palnkton di bawah mikroskop adalah :
a. Menambah keterampilan praktikan dalam penggunaan mikroskop dan penentuan luas bidang
pandang.
b. Menambah pengetahuan praktikan tentang bentuk-bentuk plankton serta dapat membedakan
antara phytoplankton, zooplankton dan seresah.
c. Menambah pengetahuan tentang cara penentuan bidang pandang untuk perhitungan
plankton.
1.2.5 Tujuan dari materi identifikasi adalah menambah pengetahuan praktikan tentang bagaimana
cara mengidentifikasi plankton dan menentukan klasifikasinjya.
1.2.6 Tujuan dari materi estimasi kelimpahan plankton adalah menambah pemahaman praktikan
tentang hitungan kelimpahan plankton sehingga dapat menganalisa kesuburan berdasarkan
plankton.

1.3 TEMPAT DAN WAKTU


Pelaksanaan praktikum planktonology ini dilaksanakan dua kali praktikum, yaitu
praktikum lapang dan praktikum laboratorium. Praktikum lapang dilaksanakan pada tanggal
29 September 2013 pukul 08.45 di depan kolam permanen perpustakaan Universitas
Brawijaya Malang. Untuk praktikum Laboratorium dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober
2013 pukul 07.00 WIB di Laboratorium Hidrologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya Malang.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MATERI JENIS DAN KLASIFIKASI PLANKTON


Plankton merupakan mekhluk tumbuhan atau hewan, berukuran kecil yang hidupnya
melayang-layang di dalam air dan selalu terbawa hanyut oleh arus. Pengertian dan definisi
dari plankton dikemukakan oleh Victor Hensen pada tahun 1987. Plankton merupakan istilah
yang berasal dari bahasa Yunani “Planktos” yang artinya “hanyut” atau “mengembara”.
Istilah dan pengertian ini diberikan kepada jenis makhluk hidup tersebut karena selalu
terbawa oleh pergerakan arus. Plankton tidak mempunyai kemampuan untuk berenang seperti
nekton yang berenang bebas misalnya ikan, udang, cumi-cumi, paus. Plankton adalah
organisme atau jasad renik yang hidup bebas di perairan, seperti perairan ait tawar, payau,
maupun laut. Plankton terdiri dari makhluk hidup yang hidupnya sebagai hewan
(zooplankton) dan sebagai tumbuhan (phytoplankton) yang dapat berpoto sintesis hingga
berperan sebagai produsen. Plankton yang terdiri dari bermacam-macam jenis dapat di
klasifikasikan menurut kategori seperti : 1) Fungsi, 2) Ukuran, 3) Daur hidup, 4) Sifat
sebaran. Sesuai penggolongan tersebut maka dapat dibedakan jenis-jenis plankton, sehingga
mempermudah dalam pengenalan. Plankton yang merupakan organisme mikroskopik yang
berbeda dalam air untuk melihatnya diperlukan mikroskop karena ukurannya yang kecil
(Nontji, 2008).
Menurut Madinawati (2010) fungsinya plankton dapat diklasifikasikan menjadi 4
golongan utama, yaitu :
 Phytoplankton
 Zooplankton
 Bakteriaplankton
 Virioplankton

2.1.1 PENGERTIAN PLANKTON


Plankton adalah organisme renik yang hidupnya melayang-layang mengikuti pergerakan
air. Plankton di dalam perairandapat dikelompokkan menjadi dua yaitu phytoplankton dan
Zooplankton. Phytoplankton adalah organisme renik yang hidupnya melayang-layang
mengikuti pergerakan air yang berasal dari jasad nabati, sedangkan zooplankton adalah
organisme yang hidupnya melayang-layang mengikuti pergerakan air yang berasal dari jasad
hewani (Rahayu, 2009).
Plankton adalah organisme yang meliputi biota yang hidupnya mengapung atau hanyut
di perairan pelagik. Tempat hidupnya ada yang terapung-apung dilapisi permukaan dan
bahkan sampai lapisan kedalaman 500 m. Istilah plankton berasal dari bahasa Yunani yang
berarti pengembara. Ukuran dari organisme plankton pada umumnya relatif sangat kecil atau
berukuran mikroskopik (Trimaningsih, 2005).

2.1.2 PENGELOMPOKAN PLANKTON


A. BERDASARKAN UKURAN
Menurut Chairi (2012), plankton berdasarkan ukurannya dapat diklasifikasikan menjadi
tiga golongan, yaitu :
 Net plankton (plankton jaring) yaitu plankton yang dapat tertangkap dengan jaring atau
dengan mata jaring (mesh size) berukuran µm.
 Nano plankton yaitu plankton yang lolos dari jaring berukuran 2–20 µm.
 Ultranano plankton yaitu plankton yang berukuran lebih kecil dari 2 µm.
Macam-macam plankton berdasarkan ukuran menurut Sunarto (2008), adalah :
- Plankton jaring ( Net plankton ) - Mega plankton (20-200cm)
- Nano plankton - Makroplankton (2-20cm)
- Ultranano plankton - Mesoplankton (0,2-20cm)

B. BERDASARKAN ASAL
Menurut Wirahara (2003), adapun plankton berdasarkan asalnya dibedakan menjadi
dua, yaitu :
- Auto plankton : plankton yang berasal dari habitat tersebut (palnkton asli dari suatu habitat).
- Allo plankton : plankton yang datang dari perairan lain (hanyut terbawa oleh suangai atau
arus).

C. BERDASARKAN SIKLUS HIDUP


Pengelompokan plankton berdasarkan siklus hidup dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
- Holoplankton : plankton yang sepanjang hidupnya dilalui sebagai plankton
- Megaplankton : kehidupan plankton ini hanya terjadi pada awal yaitu pada stadium telur dan
larva.

Menurut Subroto (2008), berdasarkan siklus hidupnya plankton dibagi menjadi :


 Holoplnkton
Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh siklus hidupnya dijalani sebagai
plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa.
 Mesoplankton
Plankton dari golongan ini menjalani kehidupannya sebagai plankton haya pada awal
dari siklus hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur saja. Beranjak dewasa ia akan
berubah menjadi nekton yakni hewan yang aktif berenang bebas atau sebagai benthos yang
hidup menetap atau melekat di dasar laut. Oleh sebab itu, mesoplankton sering disebut
plankton sementara.
 Tikoplankton
Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan
normalnya hidup di dasar laut sebagai benthos. Namun karena gerak air menyebabkan ia
terlepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton.

D. BERDASARKAN HABITAT
Menurut Madnawati (2010), berdasarkan bentuk hidupnya plankton dibagi menjadi dua
golongan yaitu Phytoplankton (plankton nabati) dan Zooplankton (plankton hewani).
Phytoplankton mempunyai sifat autotrof yang mampu merubah bahan anorganik menjadi
organik dan menghasilkan oksigen yang sangat mutlak diperlukan bagi kehidupan makhluk
hidup yang lebih tingkatannya. Sedangkan zooplankton tidak dapat memproduksi zat-zat
organik. Zooplankton bersifat herbivora dan karnivora. Zooplankton bersifat herbivora
memakan phytoplankton sedangkan karnivora memakan zooplankton herbivor.
Menurut Trimaningsih (2005), pengelompokan plankton berdasarkan habitatnya, yaitu :
a. Holiplankton (plankton bahari)
- Plankton oseanik : plankton yang hidupnya diluar paparan benua
- Plankton neritik : plankton yang hidupnya di atas paparan benua (mulut suangai, perairan
pantai dan perairan lepas pantai)
- Plankton air payau : plankton yang hidupnya di perairan yang bersalinitas rendah
b. Limnology (perairan tawar)
- semua plankton yang hidupnya di perairan yang bersalinitas rendah ( <5% ).
E. BERDASARKAN JENIS MAKANAN
Menurut Herwati (1989),berdasarkan jenis makanan plankton dibedakan menjadi dua
(2) yaitu:
a. Plankton tanaman atau nabati disebut phytoplankton yang memiliki chlorofil sehingga
memungkinkan untuk melakukan fotosintesis.
b. Zooplankton terdiri dari plankton yang makanannya bersifat holosit termasuk jenis plankton
hewan.

Menurut Agus (2008), secara fungsional plankton digolongkan menjadi dua golongan
utama yaitu:
a. Fitoplankton
Fitoplankton mempunyai fungsi penting dilaut,karena bersifat autotrofik yakni dapat
menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, juga mampu melakukan proses
fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic. Karena mengandung organic,Fitoplankton
disebut sebagai produsen primer.
b. Zooplankton
Zooplankton bersifat heterotrofik berarti tak dapat memproduksi sendiri bahan
organic dari bahan organic.
2.1.3 KLASIFIKASI PLANKTON
A. PHYLUM CHLOROPHYTA
Menurut Herawati (1989), ciri-ciri phylum Chlorophyta yaitu:
 Berwarna hijau,karena proporsi pigmen pada chloroplast jauh lebih banyak
 Kebanyakan bersifat ephyphytic,sessile symbiotic
 Dinding sel bagian dalam terdiri dari 2 lapisan utama
 Sering menyebabkan blooming di perairan
 Hidup melayang pada atau dekat permukaan air
 Hidup secara koloni
 Jikan mati menghasilkan bau busuk

Menurut Dermawan (2005), klasifikasi phylum Chlorophyta yaitu:

Phylum : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Order : Chlorococcales
Family : Scenedesmaceae
Genus : Scenedesmus
B. PHYLUM CHYANOPHYTA
Menurut Agus (2008), klasifikasi Cyanophyta yaitu:
 Ada satu kelas pada kelas Cyanophyta yaitu Cyanophyceae
 Ada 3 klas pada Cyanophyta yaitu:
1. Chroococcelles
2. Oscillatoriales
3. Chamasiphonales

1. Ordo Chroococcelles

 Tidak menghasilkan spora


 Unicell,koloni
 Reproduksi ada 2 cara, yaitu:
-Pembelahan sel dengan cara unicell
-Fragmentasi dengan cara koloni
 Mempunyai 1 Family yaitu Chroocacceae
 Contoh Genus: Gloeocapsa,Chroococcus,Microcytis

2. Ordo Oscillatoriales

 Tidak menghasilkan spora


 Saluran Filamen
 Sebagian punya heterocyst dan sebagian tidak
 Reproduksi: Fragmentasi (umumnya) dansebagian akineta
 Ada 3 Family, yaitu:
- Oscilla toriaceae ( tidak punya heterocyst)
Contoh Genus: Oscillatoria,Lyngbya,Spicullina,Arthospira.
- Nostocaceae (mempunyai heterocyst serta memproduksi alarela)
Contoh Genus: Nostoc,Arabaeara.
- Rivulariaceae (punya heterocyst serta sebagian mempunyai akinae)
Contoh Genus: Rivularia,Gloetichia.
3. Ordo Chamasiphonales
 Menghasilkan spora
 Unicell,Filamen
 Ada 2 Family,yaitu:
- Chamaesiphonaceae
- Dermocarpaceae
 Contoh Genus: Chamaesiphon, Dermocarpa

C. PHYLUM CHRYSOPHYTA
Kromotopora dari Chrisophyta sering kali terlihat jelas memiliki warna kuning-coklat
karena adanya B karoten yang dominan dan tambahan karotenoid Xanthophylus pada
colonial A. Umumnya alga Chrysophyta berada dalam bentuk uniseluler, sedikit yang
berkoloni dan jarang yang berfilamen. Pada kelompok ini banyak spesies tidak memiliki
membrane sel dan diikat hanya oleh membrane sitoplasma, beberapa memiliki permukaan
sel, hanya ditutupi oleh lapisan/kalsium yang tipis (Asriyana dan Yuliana,2012).
Menurut Smith (2005), berikut klasifikasi salah satu phylum Chrysophyta:
Kingdom : Chloromaineda
Phylum : Chrysophyta
Class : Chrysophyta
Ordo : Naviculates
Genus : Navicula
Menurut Kemdiknas (2010), klasifikasinya dari salah satu phylum Chrisophyta:
Kingdom : Viridiplante
Phylum : Chrisophyta
Class : Diatomophyceae
Ordo : Bacillaria
Family : Bacillaria ceap
Genus : Bacillaria
Spesies : Bacillaria sp

D. PHYLUM RODOPHYTA
Menurut Gandjurr et.al , (1988), Rhodophyta (Yunani: Rhodon + phyton = tumbuhan)
hampir sama hidup dilaut, chlorophyl biasanya tertutup oleh pigmen-pigmen merah, siklus
hidupnya rumit, makanan disimpan sebagai karbohidrat yang bukan pati, spesies Rhodophyta
kira-kira ada 2500 jenis spesies.
Menurut Smith (2005), klasifikasinya salah satu phylum Rhodophyta:
Kingdom : Plantae
Phylum : Rodophyta
Class : Rodhophyta
Ordo : Gigantiralles
Family : Gracilariaceae
Genus : Gracillaria
Spesies : Pedicellata
Menurut Jennifer (2009), klasifikasinya phylum Rhodophyta:
Kingdom : Protista
Phylum : Rhodophyta
Class : Rhodophicaeae
Genus : Dasya
Spesies : Pedicellaria
E. PHYLUM DIMOFLAGELLATA
Dimoflagellata merupakan organisme terpenting setelah diatom sebagai produsen
makanan (phytoplankton) pada habitat air laut. Dimoflagellata mempunyai 2 flagella yang
letaknya berdasarkan satu sama lain dan biasanya terjebak pada pusat sel (Herawati dan
Lusiani,2005).
Menurut Smith (2005),klasifikasinya dari salah satu phylum Dimoflagellata:
Kingdom : Plantae
Phylum : Dimoflagellata
Class : Dinoflagellata
Ordo : Gonyaulacules
Family : Gonyaulaceae
Genus : Gonyaulax
Spesies : Gonyaulax balechii
Menurut Diantoro (2011), klasifikasinya salah satu Dimoflagellata:
Kingdom : Protista
Phylum : Dimoflagellata
Class : Dimoflagellaea
Family : Dimophyceae
Genus : Dynophysis
Spesies : Exuriella marina
2.1.4 KLASIFIKASI ZOOPLANKTON
A. PHYLUM ROTIFERA
Menurut Edmanson (1903) dalam Jani (2005), Bronchious merupakan salah satu
rotifera yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat hirarkinya:
Phylum : Rotifera
Kelas : Monogonanta
Ordo : Plaima
Family : Branchionidae
Genus : Branchinous
Spesies : Branchinous pliocilitis
Menurut Lubzens,et.al,(1989) dalam Sumartini (2005), Rotifera memiliki
karakteristik seperti ukuran yang kecil, kecepatan renang rendah dan melayang di dalam air,
dapat dikultur. Pada kepadatan tinggi, pertumbuhan cepat dan berukuran pendek serta dapat
dilakukan pengayaan dengan asam lemak atau anti biotik yang dibutuhkan dalam
pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva.

B. PHYLUM ARTHROPODA
Menurut Hadi (2011), klasifikasi Arthropoda meliputi:
Filum Arthropoda : Arthropoda
SubFilum Tribolita : Hanya diketahui dari fosil
SubFilum Chol : Cerata
Kelas Merostomata
Kelas Arachnida (laba-laba,kalajengking)
Kelas Pyenogonida
SubFilum Crustacea : Krustacea
Kelas Branchipoda
Kelas Copepoda
Kelas Ostrocoda
Kelas Cirripoda
Kelas Moluscotraca (udang,kepiting)
SubFilum Uniramia
Kelas Onychopora
Kelas Diclopoda
Kelas Chillipoda
Kelas Pauroda
Kelas Syimpila
Kelas Entomoripha
Kelas Insecta
Menurut Gillet dan Conrod (2011), klasifikasi Arthropoda, meliputi:
Phylum : Arthropoda
Sub Filum : Chelicerata
Klass : Arachnidae
Order Araneale
Order Pseudes corpioner
Order Solpiugida
Order Akaniformes
Sub Filum : Crustacea
Klass : Crustacea
Order Notootracea
Order Corchostracea
Order Tsopoda
Order Decapoda
Sub Filum : Uniramia
Klass Insecta
Klass Chillopoda

C. PHYLUM COPEPODA
Mysocylops adalah cyclopoid Copepoda merupakan salah satu predator yang saat ini
potensinya sebagai jasad pengendali jentik nyamuk masih terus diteliti
(Malen, 2011 dalam Widyastuti et.al, 2010).
Mysocyclops dapat bertahan hidup selama dalam rotasi populasi
Copepoda(Widyastuti. et.al, 2010).
Komunitas Zooplankton (dengan total dari 92 spesies) adalah diperoleh dari
Dadidocera (11 spesies), Copepoda (2 spesies), Rotifera (78 spesies). Kebanyakan diperoleh
oleh Family Cladocera yaitu Basminidae (25 spesies), Cydoridae (3 spesies) dan
Daphillinidae (3 spesies). Copepoda diperoleh oleh Family Cyclopidae dan Diaptomiae tiap
Family 1 spesies.

2.2 PARAMETER KUALITAS AIR DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEHIDUPAN PLANKTON (FITOPLANKTON DAN ZOOPLANKTON).
Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup dan merupakan sumber daya
alam,sehingga keberadaannya perlu dimanfaatkan. Di samping itu air menjadi perantara bagi
penyakit menular. Krena keberadaannya dan pemanfaatannya perlu diawasi agar kualitasnya
tetap terjaga dan tidak membahayakan bagi kesehatan. Sumber air adalah wadah air yang
terdapat di atas dan di bawah permukaan air tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer,
mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara. Kualitas air adalah upaya
pemeliharaan kualitas air sehingga tercapai kualitas yang diinginkan sesuai peruntukannya
untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya. Air mengandung zat
organic dan unsur lainnya akan mempengaruhi besarnya Chlorin demand sehingga diperlukan
konsentrasi klorin yang makin tinggi (Widyastuti, 2005).
Faktor yang mempengaruhi kehidupan plankton (Fitoplankton dan Zooplankton).
Fitoplankton terdiri dari berbagai spesies dengan karakteristik morfologis (warna) masing-
masing air hijau tua, didominasi Chlorophyta. Warna air hijau kecoklatan, didominasi diatom
(Kelas Bacillariophyta). Warna air coklat kecerahan, didominasi diatom (Kelas
Dimoflagellata) (Peid and Wood, 1976 dalam Koestawa, 2005).
2.2.1. Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dinginnya suatu benda beserta
alatnya termometer yang dibuat berdasarkan sifat termometrik. Pada hakikatnya suhu adalah
ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul-molekul benda. Dengan demikian,
suhu menggambarkan bagaimana gerakan molekul-molekul benda. Sebagai contoh kita
memanaskan sebatang besi. Besi akan memuai dan beberapa sifat fisik benda tersebut akan
berubah. Sifat-sifat benda yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat
termometrik (Atophysics, 2011).
Suhu adalah panas dinginnya suatu substrat variabel lingkungan penting untuk
organisme akuatik. Pergantian atau pencampuran air akan mempengaruhi suhu tinggi.
Kisaran optimal suhu umum adalah 28°C - 32°C. Sedangkan pada suhu rendah berkisar
kurang dari 25°C. Air memiliki keistimewaan dimana saat didinginkan, air menyusut hingga
mencapai 4°C. Jika didinginkan kembali, air justru memuai hingga suhunya 0°C. Apabila
suhu turun, permukaan air pada sebuah danau lebih dingin akibat air permukaan yang
tenggelam karena massa jenisnya lebih besar (Perry, 2005).

2.2.2. pH
pH merupakan derajat keasaman untuk menyatakan tinggi keasaman atau basa yang
dimiliki oleh suatu zat, larutan, dan benda. pH normal memiliki nilai 7. Sementara bila nilai
pH lebih dari 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa, sedangkan nilai pH lebih kecil
dari 7 menyatakan suatu zat yang bersifat asam. Adapun nilai pH 0 menunjukkan derajat
keasaman yang tinggi dan nilai pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi. Indikator
asam-basa dapat diukur menggunakan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit
atau konduktivitas suatu larutan. Definisi yang formal dari tentang pH adalah negatif
logaritma dari aktivitas ion hidrogen. pH merupakan singkatan dari Power of Hydrogen
(Chapter, 2006).
pH adalah suatu variabel yang harus diukur dan dikontrol. Terutama sekali bila hasil
(produk) pengolahan proses akan dikonsumsi makhluk hidup. Proses penetralan pH adalah
bagian dari pengolahan limbah khususnya air bersih. Kesulitan dalam perancangan dan
pengendalian pH dikarenakan karakteristik non linear pH yang memiliki rumus :
pH = - log [H+]

dengan persamaan polynomial orde tinggi untuk H+ . Ion H+ dalam suatu larutan asam-basa
dengan menggabungkan pendekatan secara fisika dan kimia (Psycho-chemil at approach).
pH yang optimum untuk proses koagulasi yang akhirnya dapat diaplikasikan untuk
meningkatkan kinerja membran dan kualitas air olahan. Semakin besar nilai pH umpan, maka
semakin kecil nilai efektivitas koagulasi-nya baik berdasarkan TOS maupun COD (Lubis,
2005).
2.2.3. Kecerahan
Kecerahan air bergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan
transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchidisk. Nilai
kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Kecerahan dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu
pengukuran, kekeruhan, dan peralatan tersuspensi serta ketelitian orang yang melakukan
pengukuran. Pengukuran dilakukan disaat cuaca cerah (Effendi, 2005).
Kecerahan air yang diukur dari permukaan sampai permukaan dengan kedalaman
enam meter memiliki nilai kecerahan berkisar 70-80 cm. perbedaan kisaran nilai kecerahan
pada tiap lokasi dapat disebabkan oleh faktor biologi yang berupa plankton dan faktor fisika
yang berupa perbedaan padatan tersuspensi dan terlarut (Rahau,et.al., 2007).
Berdasarkan nilai korelasi antar parameter bio-fisika kimia perairan, kelimpahan
fitoplankton berkolerasi erat dengan kecerahan dan kelimpahan zooplankton. Dimana
kecerahan berkaitan dengan intensitas cahaya matahari yang kemudian berpengaruh terhadap
proses fotosintesis oleh fitoplankton. Makin besar kecerahan suatu perairan maka laju
fotosintesis makin tinggi (Erik, 2006).
2.2.4. DO (Dissolved Oxygen)
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk
pernafasan, proses metabolism, atau penukaran zat yang kemudian menghasilkan energy
untuk pertumbuhan dan pembiakan. Di samping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi
bahan-bahan organic dan anorganik dalam proses aerobic. Sumber utama oksigen dalam
suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis.
Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung dari beberapa faktor seperti kekeruhan, air,
suhu, salinitas, pergerakan, massa air, dan udara seperti arus, gelombang, dan pasang surut.
Jika kedalaman bertambah maka akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut (Salim, 2010).
Penurunan jumlah oksigen akibat peningkatan konsentrasi ammonia merupakan
ancaman bagi hewan abiotik. Konsentrasi oksigen rendah akan meningkatkan kecepatan
respirasi. Menurut efisiensi respirasi dan pertumbuhan yang dapat berakhir pada kematian
missal. Konsentrasi oksigen terlarut merupakan parameter yang sangat penting dalam
menentukan kualitas perairan. Konsentrasi oksigen ditentukan oleh keseimbangan antara
produksi dan konsumsi oksigen dalam ekosistem. Oksigen diproduksi oleh komunitas
autrotof melalui proses fotosintesis (Miller, 2005).
2.2.5. CO2 (Karbon Dioksida)
CO2 di dalam air berwujud gas. Gas CO2 tidak hanya berada di dalam air. Akan tetapi,
juga berada di udara bebas. Karbon di-oksida atau gas asam arang dihasilkan sebagai produk
dari proses respirasi makhluk hidup dari proses penguraian bahan organik. Kandungan
karbon di-oksida sebaiknya seminimal mungkin. Jumlah kandungan karbon di-oksida sangat
tergantung dari oksigen terlarut di dalam air (Hambali, 2010).
Karbon di-oksida merupakan salah satu unsur makanan penting yang diperlukan oleh
semua tumbuhan air untuk berasimilasi, misalnya fitoplankton, algae, dan lain-lainnya.
Tumbuhan air merupakan salah satu faktor penyubur perairan yang bermanfaat untuk
pertumbuhan ikan karena dapat menjadi makanan alami ikan. Perairan yang subur tampak
berwarna hijau agak kecokelatan. Kesuburan tumbuhan di perairan di tentukan oleh kadar
CO2 terlarut di dalam air. Jumlah CO2 yang kurang mencukupi akan mengurangi kesuburan
perairan karena pertumbuhan tumbuhan air tidak subur. Kadar CO2 terlarut dalam air juga
mempengaruhi pH perairan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap semua biota
perairan (Bambang, 2011).
2.2.6. Nitrat
Nitrat merupakan hasil dari reaksi biologi yaitu nitrogen organik, limbah industri, dan
domestik yang mengandung nitrat dan menjadi poksi untuk permukaan air. Nitrat merupakan
elemen pada perairan alami yang merupakan mineral netral yang jumlahnya sedikit (Susanto,
2008).
Komposisi organik sebenarnya merupakan substansi yang dapat ditemukan dan
dilapisi biosfat yang sulit untuk dibuktikan dengan air murni. Akan tetapi, dapat diperkirakan
dengan derajat dan dengan kekuatan pengamatan bahan organik (Hutchinson, 2008).
2.2.7. Phosphat
Orthopospat merupakan bentuk sederhana fosfat di dalam air dan ortofosfat terlarut
dapat digunakan oleh dan tanaman. Fosfat yang terlarut di perairan alami merupakan hasil
dari proses pelapukan, buatan alami, erosi tanah, pemupukan, dan fosil, serta mineralisasi
bahan organik yang berasal dari tubuh biota nabati dan hewani (Arfiati, 2005).
Komposisi organic sebenarnya merupakan substansi bekas yang dapat ditemukan di
lapisan biosfer yang sulit dibuktikan. Kesulitan tersebut dapat ditemukan dalam air murni
yang dapat diperkirakan dengan derajat. Dengan kekuatan pengamatan secara kuantitatif
dalam menganalisis bahan organik ( Hutchinso, 2008).
2.2.8. TOM (Total Organic Matter)
Nutrisi organik karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin digunakan oleh jasad itu
sendiri. Jasad merupakan sumber nutrisi dar jasad heterotrof seperti zooplankton (Ekawati,
2005).
Zooplankton biasanya banyak terdapat di perairan yang kaya bahan organik. Karena,
baik bahan organik maupun bakteri yang terdapat di dalam pupuk organik merupakan
makanan zooplankton (Jusin, 2008).

2.3. MATERI KELIMPAHAN PLANKTON


Menurut Odum (1971), kelimpahan plankton baik fitoplankton maupun zooplankton
yang ditemukan selama penelitian nilainya bervariasi. Baik pada setiap kedalaman ataupun di
lokasi pengambilan. Tingginya nilai kelimpahan yang diperoleh disebabkan oleh parameter-
parameter lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan plankton pada
kisaran yang sesuai seperti suhu dan pH perairan pada nilai optimal. Parameter fisika dan
kimia seperti suhu, nitrat, dan fosfor merupakan faktor utama dalam menunjang
pertumbuhan plankton disamping penetrasi cahaya matahari. Nilai kelimpahan berkisar
antara 393,75 – 4887,5 inci / kedalaman untuk fitoplankton yang hidup di kedalaman 0,2
meter. Sedangkan pada kedalaman 2 – 4 meter, nilai kelimpahannya berkisar antara 1668,75
– 4743,75 inci/kedalaman. Sedangkan untuk zooplankton yang hidup pada kedalaman 0,2
meter memiliki nilai kelimpahan sebesar 93,75 – 993,75 ind / L. Sedangkan pada kedalaman
0 – 2 meter, nilai kelimpahan zooplankton berkisar 318,75 – 787,5 ind/L. Dan untuk
kedalaman 2 – 4 meter nilai kelimpahan zooplankton berkisar 93,75 – 787,5 ind/L. Serta
untuk kedalaman 4 – 6 meter, nilai kelimpahan zooplankton adalah 375 – 993,75 ind/L.
Menurut Laaner (1976), kesuburan perairan berdasarkan kelimpahan plankton dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu :
 Oligotrofik ( jumlah fitoplankton dari 0 – 2000 individu)
 Mesotrofik ( jumlah fitoplankton dari 200 – 15000 individu)
 Eutrofik ( jumlah fitoplankton lebih dari 15000 individu)
2.3.1. Indeks Keragaman
Menurut Madnawati (2010), distribusi dan komposisi jenis plankton dapat diketahui
dengan mengetahui Index Diversity (H’) menggunakan rumus Shannon dan Weaver yaitu :

dimana :
H’ = Indeks Keragaman Jenis
Pi = Proporsi kelimpahan dari jenis
ni = jumlah individu dari jenis plankton
N = Jumlah total individu plankton
Kisaran total indeks keragaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
 H’ < 2,3026 : menyatakan keanekaragaman rendah
 2, 3026 < H’ < 6,9078 : menyatakan keanekaragaman sedang
 H’ < 6,9078 : menyatakan keanekaragaman tinggi

Menurut Sugianto, et.al (2009), indeks keragaman fitoplankton dihitung


menggunakan persamaan Shannon dan Weaver. Perhitungan ini menggambar analisis
informasi mengenai jumlah individu serta beberapa banyak jenis yang ada dalam suatu
komunitas. Rumus perhitungan yang digunakan adalah :

dengan : H’ = Indeks Keragaman Shanon-Weaver


Pi = ni/N
ni = jumlah individu dari jenis ke-1
N = Jumlah seluruh individu

2.3.2. Indeks Dominasi


Nilai Indeks Dominasi termasuk dalam kisaran rendah. Ini disebabkan nilai indeks
pada setiap kedalaman dan pada tiap lokasi menunjukkan nilai mendekati nol dengan kisaran
0,072 – 0,31. Indeks Dominasi pada semua kedalaman 0 – 2 meter nialinya berkisar 0,10 –
0,24. Pada kedalaman 2 – 4 meter nilainya berkisar 0,11 – 0,21. Sedangkan, pada kedalaman
4 – 6 meter nilainya berkisar antara 0,072 – 0,31. Indeks Kemerataan pada semua kedalaman
nilainya mendekati satu yaitu berkisar antara 0,65 – 0,85. Pada kedalaman 0,2 meter nilainya
berkisar antara 0,76 – 0,85. Sedangkan pada kedalaman 2 – 4 meter berkisar antara 0,66 –
0,83. Dan pada kedalaman 4 – 6 meter berkisar antara 0,66 – 0,73 (Madinawati, 2010).
Menurut Simpson ( 2009 ), Indeks Dominasi (D) yaitu :

dengan :D = Indeks Dominasi


ni = jumlah individu jenis ke-1
N = jumlah total individu
Nilai D mendekati nol mengartikan bahwa tidak ada jenis yang mendominasi dan apabila
nilai D mendekati nilai satu menyatakan bahwa terdapat jenis yang mendominasi.
III. MATERI DAN METODE

3.1 ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


3.1.1 Parameter Kualitas Air
a). Suhu
Alat-alat yang digunakan ialah :
Thermometer Hg : untuk mengukur suhu perairan kolam.
Tali raffia : untuk mengikat ujung thermometer Hg.

Bahan-bahan yang digunakan ialah :


Air sampel kolam : tempat yang diukur suhunya

b). PH
Alat-alat yang digunakan ialah :
Kotak standart pH : untuk menentukan besarnya pH perairan sungai
dengan warna pada pH paper.
Stopwacth : untuk mengukur waktu.

Bahan-bahan yang digunakan ialah :


Sampel air kolam tradisional : tempat yang diukur besarnya pH.
pH paper : untuk mengukur besarnya pH air kolam.

c). Kecerahan
Alat-alat yang digunakan ialah :
Secchi disk : untuk mengukur kecerahan pada perairan
Penggaris : untuk mengukur d1 dan d2

Bahan-bahan yang digunakan ialah :


Sampel air kolam : sebagai air yang akan diukur tingkatkecerahannya

d). DO (Dissolved Oxygen)


Alat-alat yang digunakan ialah :
Botol DO : untuk wadah sample air kolam tradisional.
Biuret : sebagai wadah dalam proses titrasi.
Statif : sebagai penyangga biuret saat titrasi.
etes : untuk mengambil larutan MnSO4, NaOH + KI, H2SO4 dalam skala kecil.
g : untuk membantu memeasukkan larutan kedalam biuret.
Washing bottle : sebagai wadah aquades.

Bahan-bahan yang digunakan ialah :


Air sample : air yang diukur kadar DOnya
MnSO4 : untuk mengikat O2.
NaOH + KI : membentuk endapan cokelat dan melepas I2.
H2SO4 : untuk melarutkan endapan cokelat dan mengoksidasi asam.
Amilum : indikator suasana basa dan indikator warna ungu.
Na2S2O3 : sebagai penitrasi larutan dan untukmengikat I2 serta membentuk bair menjadi bening
Kertas label : untuk menandai alat agar tidak tertukar.
Aquades : untuk membersihkan alat.

e). Karbondioksida (CO2)


Alat-alat yang digunakan ialah :
Erlenmeyer 250 ml : sebagai tempat pereaksi larutan.
Gelas ukur 25 ml : untuk mengukur volume larutan air sample.
Biuret : wadah Na2CO3 saat titrasi.
Statif : untuk penyangga biuret.
Pipet tetes : untuk mengambil larutan pp dalam jumlah kecil.
Botol aqua : wadah air sampel kolam tradisional.

Bahan-bahan yang digunakan ialah :


Na2CO3 : untuk mengikat CO2 bebas diperairan menjadi 2NaHCO3.
PP : indikator basa dan indikator warna.
Air sample : bahan yang diukur kadar CO2nya.
Kertas label : untuk menandai alat agar tidak tertukar.

f). Nitrat Nitrogen


Alat-alat yang digunakan ialah :
Gelas ukur : untuk mengetahui besarnya volume suatu larutan
etes : untuk mengambil larutan asam fenol dalam skala kecil.
Cawan porselen : media untuk membuat kerak.
Spatula : untuk menghomogenkan larutan.
Cuvet : sebagai wadah larutan dan larutan baku standart.
Rak cuvet : untuk meletakkan cuvet.
Washing botle : untuk tempat aquadest.
Pipet volume : mengambil larutan NH4OH dalam jumlah besar,
sap : membantu mengambil larutan NH4OH yang disambungkan ke pipetvolume.
Hot plate : untuk memanaskan dan menguapkan air sampel yang
terdapat pada cawan porselen.
Beaker glass : untuk wadah larutan Nessler.
Spektrofotometer : untuk mengetahui nilai nitrat nitrogen secara
digital melalui panjang gelombang cahaya.

Bahan-bahan yang digunakan ialah :


NH4OH : untuk melarutkan lemak, minyak dankerak.
Asam fenol disulfonik : untuk melarutkan kerak nitrat.
Larutan baku standart : sebagai pembanding secara visual.
Tissue : untuk membersihkan alat yang telahdigunakan.
Air sample : bahan yang diukur kadar nitrat nitrogennya.
Kertas label : untuk menandai alat agar tidak tertukar.
Aquadest : untuk kalibrasi dan mengencerkan larutan asam fenol
disulfonik dan NH4OH.
Kerak nitrat : sebagai bahan yang diuji kandungannitratnya.
Kertas saring : menyaring air sampel kolam tradisional.

g). Orthofosfat
Alat-alat yang digunakan ialah :
Gelas ukur : untuk mengukur volume air sample kolam.
Erlenmeyer : untuk mereaksikan larutan air sample kolam +
SnCl2 + ammonium molybdat.
Cuvet : untuk menyimpan larutan.
etes : untuk mengambil larutan SnCl2 + ammoniummolybdat
Rak cuvet : untuk meletakkan cuvet.
Spektrofotometer : untuk mengetahui nilai nitrat nitrogen secara digital
melalui panjang gelombang cahaya.

Bahan-bahan yang digunakan ialah :


SnCl2 : indicator warna biru dan pereduksi larutan.
ammonium molybdat : untuk mengikat fosfat dan membentuk ammonium
fosfomolybdat.
Larutan baku standart : untuk pembandingan.
Sample air : sebagai bahan yang diukur orthofosfatnya.
Kertas label : untuk menandai alat agar tidak tertukar.
Tissue : untuk membersihkan dan mengeringkanalat
Kertas saring : menyaring air sampel kolam tradisional.

h). TOM (Total Organic Matter)


Alat-alat yang telah digunakan ialah :
te : untuk memanaskan larutan air sample + KMnO4 +H2SO4.
Erlenmeyer : untuk mereaksikan larutan
ometer Hg : untuk mengkur suhu larutan air sample saat dipanaskan.
Pipet tetes : mengambil larutan Na-oxalate dalam skala kecil.
sap : membantu mengambil larutan H2SO4 yangdisambungkanke pipet volume.
Washing botle : wadah aquadest.
Gelas ukur : untuk mengukur volume suatu larutan air sample
Biuret : untuk wadah larutan KMnO4 0,01 N saat titrasi.
Statif : penyangga biuret saat titrasi.
Stirrer : untuk membantu menghomogenkan larutan.
Sentrifuge : alat pengaduk.
: untuk membantu memeasukkan larutan kedalambiuret.

Bahan-bahan yang digunakan ialah :


KMnO4 : sebagai oksidator dan pengikat bahanorganik.
H2SO4 (1:4) : indikator asam dan mempercepat reaksi.
Na-oxalate : untuk pereduktor.
Sample air : bahan yang diuji kadar TOMnya.
Kertas labe : untuk menandai alat agar tidak tertukar.
Aquadest : untuk mengencerkan larutan.
Tissue : untuk membersihkan dan mengeringkanalat
3.1.2 Pengambilan Sampel Plankton
Alat – alat yang digunakan adalah :
Ember 5 L : untuk mengambil air kolam.
Plankton net : untuk mengumpulkan plankton.
Botol film : Sebagai wadah sampel air kolam.
Karet gelang : untuk mengikat botol film pada ujung plankton net agar tidak
lepas.
Pipet tetes : untuk mengambil amilum dalam skala kecil.
Solasi : untuk melapisi botol film agar lebih rapat.
Gunting : untuk menggunting solasi

Bahan bahan yang digunakan adalah :


Air sampel : bahan (perairan) yang diukur kelimpahanplanktonnya.
Lugol : untuk bahan preservasi
Kertas label : untuk menandai alat agar tidak tertukar.

3.1.3 Pembuatan Preparat dan Pengamatan Plankton


Alat – alat yang digunakan adalah :
Mikroskop : untuk mengamati plankton.
Objek glass : sebagai alas sampel air.
Cover glass : untuk menutupi sampel air pada objek glass.
Washing bottle : wadah aquades.
Pipet tetes : untuk mengambil sampel air dalam skala kecil.
Nampan : untuk tempat alat dan bahan.

Bahan bahan yang digunakan adalah :


Sampel plankton : air yang diamati kandungan planktonnya.
Tissue : untuk membersihkan alat.
est : untuk membersihkan/mengkalibrasi objek glassdan coverglass.
UNTUK LENGKAPNYA SILAHKAN BUKA WEB DI BAWAH INI

http://www.scribd.com/doc/191060193/Laporan-Plankton

Diposkan oleh monica citra di 22.28

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Anda mungkin juga menyukai