Laporan Prakrikum
Laporan Prakrikum
PLANKTONOLOGI
( KolamPermanen )
Kelompok :
Monica Citra Gabbyella ( 125080402111014 )
EmiriaAdhityasNastiti ( 125080402111002 )
LentaEllangga ( 125080402111012 )
Ali FahmiSyahputra ( 125080402111010 )
AlifGusti Ari Laksono ( 125080401111044 )
SofyanDwiWisnu (125080401111045 )
EkoBagusNurangga (125080401111048 )
AGROBISNIS PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KETIK PRAKTIKUM PLANKTONOLOGI
Di Susun Untuk Memenuhi Syarat Lulus
Mata Kuliah Planktonologi
Oleh :
KELOMPOK 24 :
Monica Citra Gabbyella ( 125080402111014 )
Emiria Adhityas Nastiti ( 125080402111002 )
Lenta Ellangga ( 125080402111012 )
Ali Fahmi Syahputra ( 125080402111010 )
Alif Gusti Ari Laksono ( 125080401111044 )
Sofyan Dwi Wisnu (125080401111045 )
Eko Bagus Nurangga (125080401111048 )
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Planktonologi ini sesuai dengan
rencana dan tanpa hambatan. Praktikum Planktonologi ini merupakan salah satu
wujud dari aktivitas praktikum lapangan Program Studi Agrobisnis Perikanan.
Dan yang kedua kalinya, shalawat serta salam penulis haturkan kepada
junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW, yang telah menuntun umat manusia
menuju kehidupan yang mulia dan hakiki.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengasuh mata kuliah
Planktonologi dan para Co.Ass. praktikum Planktonologi dan yang telah memberikan
dukungan dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaian laporan praktikum
Planktonologi ini tepat pada waktunya.
Laporan praktikum Planktonologi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
kritik serta saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan dari segala pihak guna
untuk menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan praktikum Planktonologi ini
bisa bermanfaat dan berguna bagi para praktikan Planktonologi pada umumnya dan
bagi penulis pada khususnya.
I.PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................1
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN PENGAMATAN ......................................................... 2
1.2.2 TUJUAN PENGUMPULAN PLANKTON................................... 2
1.2.3 TUJUAN PEMBUATAN PREPARAT......................................... 2
1.2.4 TUJUAN PENGAMATAN DI MIKROSKOP............................... 2
1.2.5 TUJUAN MATERI IDENSTIFIKASI.......................................... 2
1.2.6 TUJUAN MATERI MENGHITUNG KELIMPAHAN.................... 2
1.3 TEMPAT DAN WAKTU........................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MATERI JENIS DAN KLASIFIKASI PLANKTON................................ 4
ZOOPLANKTON)....................................... 17
2.1.1 SUHU.............................................................................. 18
2.1.2 PH.................................................................................... 19
2.1.3 KECERAHAN................................................................... 20
2.1.6 NITRAT............................................................................ 22
2.1.7 PHOSPHAT..................................................................... 22
PENGAMATAN PLANKTON........................................................ 32
3.1.1 SUHU............................................................................... 33
3.1.2 PH.................................................................................... 33
3.1.3 KECERAHAN.................................................................. 34
3.1.6 NITRAT............................................................................ 37
3.1.7 PHOSPHAT..................................................................... 38
39
3.1.10 PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN
PLANKTON...................................................................... 39
AIR...................................................................................... 41
PLANKTON........................................................................ 42
4.2. PEMBAHASAN
V. PENUTUP
53
I. PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan dari materi pengamatan ekologi kolam adalah agar plankton dapat mengetahui
komponen ekologi (Biotik dan Abiotik) yang mempengaruhi kehidupan plankton.
1.2.2 Tujuan materi pengumpulan plankton adalah :
a. Menambah keterampilan praktikan terutama dalam penentuan lokasi dan pengambilan
sample plankton.
b. Menambah pengetahuan praktikan tentang tta cara penyimpanan plankton.
1.2.3 Tujuan dari pembuatan preparat adalah menambah keterampilan mahasiswa (praktikan)
dalam membuat preparat plankton
1.2.4 Tujuan dari pengamatan palnkton di bawah mikroskop adalah :
a. Menambah keterampilan praktikan dalam penggunaan mikroskop dan penentuan luas bidang
pandang.
b. Menambah pengetahuan praktikan tentang bentuk-bentuk plankton serta dapat membedakan
antara phytoplankton, zooplankton dan seresah.
c. Menambah pengetahuan tentang cara penentuan bidang pandang untuk perhitungan
plankton.
1.2.5 Tujuan dari materi identifikasi adalah menambah pengetahuan praktikan tentang bagaimana
cara mengidentifikasi plankton dan menentukan klasifikasinjya.
1.2.6 Tujuan dari materi estimasi kelimpahan plankton adalah menambah pemahaman praktikan
tentang hitungan kelimpahan plankton sehingga dapat menganalisa kesuburan berdasarkan
plankton.
B. BERDASARKAN ASAL
Menurut Wirahara (2003), adapun plankton berdasarkan asalnya dibedakan menjadi
dua, yaitu :
- Auto plankton : plankton yang berasal dari habitat tersebut (palnkton asli dari suatu habitat).
- Allo plankton : plankton yang datang dari perairan lain (hanyut terbawa oleh suangai atau
arus).
D. BERDASARKAN HABITAT
Menurut Madnawati (2010), berdasarkan bentuk hidupnya plankton dibagi menjadi dua
golongan yaitu Phytoplankton (plankton nabati) dan Zooplankton (plankton hewani).
Phytoplankton mempunyai sifat autotrof yang mampu merubah bahan anorganik menjadi
organik dan menghasilkan oksigen yang sangat mutlak diperlukan bagi kehidupan makhluk
hidup yang lebih tingkatannya. Sedangkan zooplankton tidak dapat memproduksi zat-zat
organik. Zooplankton bersifat herbivora dan karnivora. Zooplankton bersifat herbivora
memakan phytoplankton sedangkan karnivora memakan zooplankton herbivor.
Menurut Trimaningsih (2005), pengelompokan plankton berdasarkan habitatnya, yaitu :
a. Holiplankton (plankton bahari)
- Plankton oseanik : plankton yang hidupnya diluar paparan benua
- Plankton neritik : plankton yang hidupnya di atas paparan benua (mulut suangai, perairan
pantai dan perairan lepas pantai)
- Plankton air payau : plankton yang hidupnya di perairan yang bersalinitas rendah
b. Limnology (perairan tawar)
- semua plankton yang hidupnya di perairan yang bersalinitas rendah ( <5% ).
E. BERDASARKAN JENIS MAKANAN
Menurut Herwati (1989),berdasarkan jenis makanan plankton dibedakan menjadi dua
(2) yaitu:
a. Plankton tanaman atau nabati disebut phytoplankton yang memiliki chlorofil sehingga
memungkinkan untuk melakukan fotosintesis.
b. Zooplankton terdiri dari plankton yang makanannya bersifat holosit termasuk jenis plankton
hewan.
Menurut Agus (2008), secara fungsional plankton digolongkan menjadi dua golongan
utama yaitu:
a. Fitoplankton
Fitoplankton mempunyai fungsi penting dilaut,karena bersifat autotrofik yakni dapat
menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, juga mampu melakukan proses
fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic. Karena mengandung organic,Fitoplankton
disebut sebagai produsen primer.
b. Zooplankton
Zooplankton bersifat heterotrofik berarti tak dapat memproduksi sendiri bahan
organic dari bahan organic.
2.1.3 KLASIFIKASI PLANKTON
A. PHYLUM CHLOROPHYTA
Menurut Herawati (1989), ciri-ciri phylum Chlorophyta yaitu:
Berwarna hijau,karena proporsi pigmen pada chloroplast jauh lebih banyak
Kebanyakan bersifat ephyphytic,sessile symbiotic
Dinding sel bagian dalam terdiri dari 2 lapisan utama
Sering menyebabkan blooming di perairan
Hidup melayang pada atau dekat permukaan air
Hidup secara koloni
Jikan mati menghasilkan bau busuk
Phylum : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Order : Chlorococcales
Family : Scenedesmaceae
Genus : Scenedesmus
B. PHYLUM CHYANOPHYTA
Menurut Agus (2008), klasifikasi Cyanophyta yaitu:
Ada satu kelas pada kelas Cyanophyta yaitu Cyanophyceae
Ada 3 klas pada Cyanophyta yaitu:
1. Chroococcelles
2. Oscillatoriales
3. Chamasiphonales
1. Ordo Chroococcelles
2. Ordo Oscillatoriales
C. PHYLUM CHRYSOPHYTA
Kromotopora dari Chrisophyta sering kali terlihat jelas memiliki warna kuning-coklat
karena adanya B karoten yang dominan dan tambahan karotenoid Xanthophylus pada
colonial A. Umumnya alga Chrysophyta berada dalam bentuk uniseluler, sedikit yang
berkoloni dan jarang yang berfilamen. Pada kelompok ini banyak spesies tidak memiliki
membrane sel dan diikat hanya oleh membrane sitoplasma, beberapa memiliki permukaan
sel, hanya ditutupi oleh lapisan/kalsium yang tipis (Asriyana dan Yuliana,2012).
Menurut Smith (2005), berikut klasifikasi salah satu phylum Chrysophyta:
Kingdom : Chloromaineda
Phylum : Chrysophyta
Class : Chrysophyta
Ordo : Naviculates
Genus : Navicula
Menurut Kemdiknas (2010), klasifikasinya dari salah satu phylum Chrisophyta:
Kingdom : Viridiplante
Phylum : Chrisophyta
Class : Diatomophyceae
Ordo : Bacillaria
Family : Bacillaria ceap
Genus : Bacillaria
Spesies : Bacillaria sp
D. PHYLUM RODOPHYTA
Menurut Gandjurr et.al , (1988), Rhodophyta (Yunani: Rhodon + phyton = tumbuhan)
hampir sama hidup dilaut, chlorophyl biasanya tertutup oleh pigmen-pigmen merah, siklus
hidupnya rumit, makanan disimpan sebagai karbohidrat yang bukan pati, spesies Rhodophyta
kira-kira ada 2500 jenis spesies.
Menurut Smith (2005), klasifikasinya salah satu phylum Rhodophyta:
Kingdom : Plantae
Phylum : Rodophyta
Class : Rodhophyta
Ordo : Gigantiralles
Family : Gracilariaceae
Genus : Gracillaria
Spesies : Pedicellata
Menurut Jennifer (2009), klasifikasinya phylum Rhodophyta:
Kingdom : Protista
Phylum : Rhodophyta
Class : Rhodophicaeae
Genus : Dasya
Spesies : Pedicellaria
E. PHYLUM DIMOFLAGELLATA
Dimoflagellata merupakan organisme terpenting setelah diatom sebagai produsen
makanan (phytoplankton) pada habitat air laut. Dimoflagellata mempunyai 2 flagella yang
letaknya berdasarkan satu sama lain dan biasanya terjebak pada pusat sel (Herawati dan
Lusiani,2005).
Menurut Smith (2005),klasifikasinya dari salah satu phylum Dimoflagellata:
Kingdom : Plantae
Phylum : Dimoflagellata
Class : Dinoflagellata
Ordo : Gonyaulacules
Family : Gonyaulaceae
Genus : Gonyaulax
Spesies : Gonyaulax balechii
Menurut Diantoro (2011), klasifikasinya salah satu Dimoflagellata:
Kingdom : Protista
Phylum : Dimoflagellata
Class : Dimoflagellaea
Family : Dimophyceae
Genus : Dynophysis
Spesies : Exuriella marina
2.1.4 KLASIFIKASI ZOOPLANKTON
A. PHYLUM ROTIFERA
Menurut Edmanson (1903) dalam Jani (2005), Bronchious merupakan salah satu
rotifera yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat hirarkinya:
Phylum : Rotifera
Kelas : Monogonanta
Ordo : Plaima
Family : Branchionidae
Genus : Branchinous
Spesies : Branchinous pliocilitis
Menurut Lubzens,et.al,(1989) dalam Sumartini (2005), Rotifera memiliki
karakteristik seperti ukuran yang kecil, kecepatan renang rendah dan melayang di dalam air,
dapat dikultur. Pada kepadatan tinggi, pertumbuhan cepat dan berukuran pendek serta dapat
dilakukan pengayaan dengan asam lemak atau anti biotik yang dibutuhkan dalam
pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva.
B. PHYLUM ARTHROPODA
Menurut Hadi (2011), klasifikasi Arthropoda meliputi:
Filum Arthropoda : Arthropoda
SubFilum Tribolita : Hanya diketahui dari fosil
SubFilum Chol : Cerata
Kelas Merostomata
Kelas Arachnida (laba-laba,kalajengking)
Kelas Pyenogonida
SubFilum Crustacea : Krustacea
Kelas Branchipoda
Kelas Copepoda
Kelas Ostrocoda
Kelas Cirripoda
Kelas Moluscotraca (udang,kepiting)
SubFilum Uniramia
Kelas Onychopora
Kelas Diclopoda
Kelas Chillipoda
Kelas Pauroda
Kelas Syimpila
Kelas Entomoripha
Kelas Insecta
Menurut Gillet dan Conrod (2011), klasifikasi Arthropoda, meliputi:
Phylum : Arthropoda
Sub Filum : Chelicerata
Klass : Arachnidae
Order Araneale
Order Pseudes corpioner
Order Solpiugida
Order Akaniformes
Sub Filum : Crustacea
Klass : Crustacea
Order Notootracea
Order Corchostracea
Order Tsopoda
Order Decapoda
Sub Filum : Uniramia
Klass Insecta
Klass Chillopoda
C. PHYLUM COPEPODA
Mysocylops adalah cyclopoid Copepoda merupakan salah satu predator yang saat ini
potensinya sebagai jasad pengendali jentik nyamuk masih terus diteliti
(Malen, 2011 dalam Widyastuti et.al, 2010).
Mysocyclops dapat bertahan hidup selama dalam rotasi populasi
Copepoda(Widyastuti. et.al, 2010).
Komunitas Zooplankton (dengan total dari 92 spesies) adalah diperoleh dari
Dadidocera (11 spesies), Copepoda (2 spesies), Rotifera (78 spesies). Kebanyakan diperoleh
oleh Family Cladocera yaitu Basminidae (25 spesies), Cydoridae (3 spesies) dan
Daphillinidae (3 spesies). Copepoda diperoleh oleh Family Cyclopidae dan Diaptomiae tiap
Family 1 spesies.
2.2.2. pH
pH merupakan derajat keasaman untuk menyatakan tinggi keasaman atau basa yang
dimiliki oleh suatu zat, larutan, dan benda. pH normal memiliki nilai 7. Sementara bila nilai
pH lebih dari 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa, sedangkan nilai pH lebih kecil
dari 7 menyatakan suatu zat yang bersifat asam. Adapun nilai pH 0 menunjukkan derajat
keasaman yang tinggi dan nilai pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi. Indikator
asam-basa dapat diukur menggunakan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit
atau konduktivitas suatu larutan. Definisi yang formal dari tentang pH adalah negatif
logaritma dari aktivitas ion hidrogen. pH merupakan singkatan dari Power of Hydrogen
(Chapter, 2006).
pH adalah suatu variabel yang harus diukur dan dikontrol. Terutama sekali bila hasil
(produk) pengolahan proses akan dikonsumsi makhluk hidup. Proses penetralan pH adalah
bagian dari pengolahan limbah khususnya air bersih. Kesulitan dalam perancangan dan
pengendalian pH dikarenakan karakteristik non linear pH yang memiliki rumus :
pH = - log [H+]
dengan persamaan polynomial orde tinggi untuk H+ . Ion H+ dalam suatu larutan asam-basa
dengan menggabungkan pendekatan secara fisika dan kimia (Psycho-chemil at approach).
pH yang optimum untuk proses koagulasi yang akhirnya dapat diaplikasikan untuk
meningkatkan kinerja membran dan kualitas air olahan. Semakin besar nilai pH umpan, maka
semakin kecil nilai efektivitas koagulasi-nya baik berdasarkan TOS maupun COD (Lubis,
2005).
2.2.3. Kecerahan
Kecerahan air bergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan
transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchidisk. Nilai
kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Kecerahan dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu
pengukuran, kekeruhan, dan peralatan tersuspensi serta ketelitian orang yang melakukan
pengukuran. Pengukuran dilakukan disaat cuaca cerah (Effendi, 2005).
Kecerahan air yang diukur dari permukaan sampai permukaan dengan kedalaman
enam meter memiliki nilai kecerahan berkisar 70-80 cm. perbedaan kisaran nilai kecerahan
pada tiap lokasi dapat disebabkan oleh faktor biologi yang berupa plankton dan faktor fisika
yang berupa perbedaan padatan tersuspensi dan terlarut (Rahau,et.al., 2007).
Berdasarkan nilai korelasi antar parameter bio-fisika kimia perairan, kelimpahan
fitoplankton berkolerasi erat dengan kecerahan dan kelimpahan zooplankton. Dimana
kecerahan berkaitan dengan intensitas cahaya matahari yang kemudian berpengaruh terhadap
proses fotosintesis oleh fitoplankton. Makin besar kecerahan suatu perairan maka laju
fotosintesis makin tinggi (Erik, 2006).
2.2.4. DO (Dissolved Oxygen)
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk
pernafasan, proses metabolism, atau penukaran zat yang kemudian menghasilkan energy
untuk pertumbuhan dan pembiakan. Di samping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi
bahan-bahan organic dan anorganik dalam proses aerobic. Sumber utama oksigen dalam
suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis.
Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung dari beberapa faktor seperti kekeruhan, air,
suhu, salinitas, pergerakan, massa air, dan udara seperti arus, gelombang, dan pasang surut.
Jika kedalaman bertambah maka akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut (Salim, 2010).
Penurunan jumlah oksigen akibat peningkatan konsentrasi ammonia merupakan
ancaman bagi hewan abiotik. Konsentrasi oksigen rendah akan meningkatkan kecepatan
respirasi. Menurut efisiensi respirasi dan pertumbuhan yang dapat berakhir pada kematian
missal. Konsentrasi oksigen terlarut merupakan parameter yang sangat penting dalam
menentukan kualitas perairan. Konsentrasi oksigen ditentukan oleh keseimbangan antara
produksi dan konsumsi oksigen dalam ekosistem. Oksigen diproduksi oleh komunitas
autrotof melalui proses fotosintesis (Miller, 2005).
2.2.5. CO2 (Karbon Dioksida)
CO2 di dalam air berwujud gas. Gas CO2 tidak hanya berada di dalam air. Akan tetapi,
juga berada di udara bebas. Karbon di-oksida atau gas asam arang dihasilkan sebagai produk
dari proses respirasi makhluk hidup dari proses penguraian bahan organik. Kandungan
karbon di-oksida sebaiknya seminimal mungkin. Jumlah kandungan karbon di-oksida sangat
tergantung dari oksigen terlarut di dalam air (Hambali, 2010).
Karbon di-oksida merupakan salah satu unsur makanan penting yang diperlukan oleh
semua tumbuhan air untuk berasimilasi, misalnya fitoplankton, algae, dan lain-lainnya.
Tumbuhan air merupakan salah satu faktor penyubur perairan yang bermanfaat untuk
pertumbuhan ikan karena dapat menjadi makanan alami ikan. Perairan yang subur tampak
berwarna hijau agak kecokelatan. Kesuburan tumbuhan di perairan di tentukan oleh kadar
CO2 terlarut di dalam air. Jumlah CO2 yang kurang mencukupi akan mengurangi kesuburan
perairan karena pertumbuhan tumbuhan air tidak subur. Kadar CO2 terlarut dalam air juga
mempengaruhi pH perairan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap semua biota
perairan (Bambang, 2011).
2.2.6. Nitrat
Nitrat merupakan hasil dari reaksi biologi yaitu nitrogen organik, limbah industri, dan
domestik yang mengandung nitrat dan menjadi poksi untuk permukaan air. Nitrat merupakan
elemen pada perairan alami yang merupakan mineral netral yang jumlahnya sedikit (Susanto,
2008).
Komposisi organik sebenarnya merupakan substansi yang dapat ditemukan dan
dilapisi biosfat yang sulit untuk dibuktikan dengan air murni. Akan tetapi, dapat diperkirakan
dengan derajat dan dengan kekuatan pengamatan bahan organik (Hutchinson, 2008).
2.2.7. Phosphat
Orthopospat merupakan bentuk sederhana fosfat di dalam air dan ortofosfat terlarut
dapat digunakan oleh dan tanaman. Fosfat yang terlarut di perairan alami merupakan hasil
dari proses pelapukan, buatan alami, erosi tanah, pemupukan, dan fosil, serta mineralisasi
bahan organik yang berasal dari tubuh biota nabati dan hewani (Arfiati, 2005).
Komposisi organic sebenarnya merupakan substansi bekas yang dapat ditemukan di
lapisan biosfer yang sulit dibuktikan. Kesulitan tersebut dapat ditemukan dalam air murni
yang dapat diperkirakan dengan derajat. Dengan kekuatan pengamatan secara kuantitatif
dalam menganalisis bahan organik ( Hutchinso, 2008).
2.2.8. TOM (Total Organic Matter)
Nutrisi organik karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin digunakan oleh jasad itu
sendiri. Jasad merupakan sumber nutrisi dar jasad heterotrof seperti zooplankton (Ekawati,
2005).
Zooplankton biasanya banyak terdapat di perairan yang kaya bahan organik. Karena,
baik bahan organik maupun bakteri yang terdapat di dalam pupuk organik merupakan
makanan zooplankton (Jusin, 2008).
dimana :
H’ = Indeks Keragaman Jenis
Pi = Proporsi kelimpahan dari jenis
ni = jumlah individu dari jenis plankton
N = Jumlah total individu plankton
Kisaran total indeks keragaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
H’ < 2,3026 : menyatakan keanekaragaman rendah
2, 3026 < H’ < 6,9078 : menyatakan keanekaragaman sedang
H’ < 6,9078 : menyatakan keanekaragaman tinggi
b). PH
Alat-alat yang digunakan ialah :
Kotak standart pH : untuk menentukan besarnya pH perairan sungai
dengan warna pada pH paper.
Stopwacth : untuk mengukur waktu.
c). Kecerahan
Alat-alat yang digunakan ialah :
Secchi disk : untuk mengukur kecerahan pada perairan
Penggaris : untuk mengukur d1 dan d2
g). Orthofosfat
Alat-alat yang digunakan ialah :
Gelas ukur : untuk mengukur volume air sample kolam.
Erlenmeyer : untuk mereaksikan larutan air sample kolam +
SnCl2 + ammonium molybdat.
Cuvet : untuk menyimpan larutan.
etes : untuk mengambil larutan SnCl2 + ammoniummolybdat
Rak cuvet : untuk meletakkan cuvet.
Spektrofotometer : untuk mengetahui nilai nitrat nitrogen secara digital
melalui panjang gelombang cahaya.
http://www.scribd.com/doc/191060193/Laporan-Plankton
0 komentar:
Poskan Komentar