5
Bangunan Air
BAB 5
BANGUNAN AIR
5.1. Bendungan
55
KEL. 5
Bangunan Air
56
KEL. 5
Bangunan Air
Dry Dam
Dry Dam yaitu sebuah bendungan yang dibangun untuk tujuan pengendalian
banjir. Bendungan ini biasanya tidak terdapat gerbang atau turbin untuk
mengalirkan air keluar dari bendungan. Selama periode yang intensitas
hujannya besar tetapi tidak menyebabkan banjir, air yang berada dalam
bendungan bisa dialirkan ke daerah hilir.
Divertionary Dam
Divertionary Dam adalah istilah untuk sebuah bendungan yang akan
mengalihkan semua atau sebagian dari aliran sungai dari aliran aslinya.
Bendungan pengalihan umumnya tidak menahan air di dalam reservoir.
Sebaliknya air dialihkan ke saluran – saluran lain yang bisa digunakan untuk
irigasi, pembangkit listrik, mengalirkan air ke sungai yang berbeda atau
membuat waduk yang dibendung.
57
KEL. 5
Bangunan Air
Dinding Bendungan
Pondasi Bendungan
58
KEL. 5
Bangunan Air
59
KEL. 5
Bangunan Air
Beban
terdistribusi
60
KEL. 5
Bangunan Air
61
KEL. 5
Bangunan Air
2. Dampak Negatif
a. Menghancurkan komunitas, masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar
waduk kehilangan rumah, tanah dan keberlangsungan hidup akibat dari muka
air waduk yang naik pada saat musim hujan.
b. Menghancurkan habitat hewan, hutan, lahan basah dan habitat lain ketika
muka air waduk naik dapat memisahkan habitat hewan dan menghalangi rute
imigrasi.
c. Menciptakan permasalahan kesehatan, berbagai penyakit seperti malaria
sering meningkat karena waduk bisa menjadi habitat bagi nyamuk atau hewan
penular penyakit lainnya.
Bangunan Irigasi adalah bangunan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi,
mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunaannya.
Secara hirarki jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan utama dan jaringan Tersier.
Jaringan utama meliputi bangunan, saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan
jaringan tersier terdiri dari bangunan dan saluran yang berada dalam petak tersier.
Suatu kesatuan wilayah yang mendapatkan air dari suatu jarigan irigasi disebut
dengan daerah irigasi.
62
KEL. 5
Bangunan Air
a. Bendung
Bendung adalah adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun
melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk
meninggikan elevasi muka air sungai. Apabila muka air di bending mencapai elevasi
tertentu yang dibutuhkan, maka air sungai dapat disadap dan dialirkan secara
gravitasi ke tempat-ternpat yang mernerlukannya. Terdapat beberapa jenis bendung,
diantaranya adalah (1) bendung tetap (weir), (2) bendung gerak (barrage) dan (3)
bendung karet (inflamble weir). Pada bangunan bendung biasanya dilengkapi dengan
bangunan pengelak, peredam energi, bangunan pengambilan, bangunan pembilas ,
kantong lumpur dan tanggul banjir.
b. Pengambilan bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai menyadap air sungai
untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani. Perbedaan dengan bendung adalah
pada bangunan pengambilan bebas tidak dilakukan pengaturan tinggi muka air di
sungai. Untuk dapat mengalirkan air secara, gravitasi muka air di sungai harus lebih
tinggi dari daerah irigasi yang dilayani.
63
KEL. 5
Bangunan Air
d. Stasiun Pompa
Bangunan pengambilan air dengan pompa menjadi pilihan apabila upaya-upaya
penyadapan air secara gravitasi tidak memungkinkan untuk dilakukan, baik dari segi
teknik maupun ekonomis. Salah satu karakteristik pengambilan irigasi dengan pompa
adalah investasi awal yang tidak begitu besar namun biaya operasi dan eksploitasi
yang sangat besar.
Berikut ini penjelasan berbagai saluran yang ada dalam suatu sistem irigasi.
a. Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder dan
ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada
bangunan bagi yang terakhir.
64
KEL. 5
Bangunan Air
b. Saluran sekunder membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran
primer menuju petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan sadap terakhir
c. Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran
sekunder menuju petak-petak kuarter yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks tersier terkahir
d. Saluran kuarter mernbawa air dari bangunan yang menyadap dari boks tersier
menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. batas
akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks kuarter terkahir
65
KEL. 5
Bangunan Air
Dalam pekerjaan galian dan timbunan, material yang terdapat di alam itu berada
dalam keadaan padat dan terkonsolisdasi dengan baik, sehingga hanya sedikit bagian
yang kosong atau berisi udara diantara butir-butirnya, terutama bila butir-butir
tersebut sangat halus. Pada saat meterial tersebut digali, maka akan terjadi
pengembangan volume (swelling). Besarnya swelling tidak sama untuk setiap jenis
tanah, tergantung pada berat jenis tanah. Pengembangan volume dinyatakan dengan
swell faktor yang dinyatakan dalam persen (%). Untuk itu, diperlukan pemeriksaan
keadaan lapangan (survey), untuk menghindari adanya swelling.
Dari hasil survey kita dapat menentukan beberapa kegiatan selanjutnya, diantaranya :
a. Metoda pelaksanaan pekerjaan yang dipilih
b. Macam, jenis, tipe peralatan/alat-alat berat yang digunakan
c. Jumlah alat-alat berat atau peralatan yang sesuai dengan volume dan bagan waktu
pelaksanaan pekerjaan.
66
KEL. 5
Bangunan Air
Setelah kita mengetahui metoda pelaksaan pekerjaan dan peralatannya, dari beberapa
alternatif kita dapat memilih mana yang paling menguntungkan dan paling baik.
Metoda pelaksaan pekerjaan harus sudah meliputi hal-hyal berikut :
a. Pembersihan Medan (Land Clearing)
b. Penguapan Medan (Stripping)
c. Galian Tanah
d. Timbunan Tanah dan Penebaran
e. Pemadatan Tanah
f. Perataan Tanah
Cara kerja yang tepat dan benar mempunyai efek yang besar terhadap produksi alat.
Cara pelaksanaan pekerjaan yang tepat sangat dipengaruhi oleh volume pekerjaan,
spesifikasi pekerjaan, bagan waktu yang ditentukan, keadaan lapangan dan
sebagainya. Pemilihan cara pelaksaan pekerjaan adalah identik dengan pemilihan
penggunaan peralatan di dalam pelaksaanaan pekerjaan tanah dengan menngunakaqn
alat berat.
67
KEL. 5
Bangunan Air
68