A. Masalah utama
Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah
B. Pengertian
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak
dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara
situasional ( trauma ) atau kronis ( negatif self evaluasi yang telahberlangsung lama ).
E. Skenario Kasus
Tn.Y usia 28 tahun, pekerjaan sebelumnya supir angkot, mengalami kecelakaan
kendaraan mobil saat bekerja. Oleh keluarganya klien dibawa ke rumah sakit.
Karena kondisi kaki kanannya yang tidak memungkinkan dan keadaan lukanya cukup
parah maka kaki kanannya harus diamputasi.
Karena kondisi klien saat ini,klien sangat malu dengan keadaan sekarang, klien
merasa tidak berguna lagi.
Ketika perawat mengkaji keadaannya,klien mengatakan merasa tidak berguna lagi
bagi keluarganya, klien mengatakan hanya sebagai beban saja dalam keluarga, klien
mengatakan merasa gagal sebagai kepala rumah tangga karena sudah tidak bisa
bekerja untuk menafkahi keluarganya seperti biasanya.
Klien mengatakan merasa malu dengan kakinya yang sekarang. Klien sering terlihat
menyendiri. Klien tampak sering menunduk. Klien tidak mau melihat kakinya dan
tidak mau menunjukkan kaki kanannya yang diamputasi kepada siapapun.
1. Klasifikasi Data
1). Data Subjektif
a. Klien mengatakan hanya sebagai beban saja dalam keluarga.
b. Klien mengatakan merasa gagal sebagai kepala rumah tangga karena
sudah tidak bisa bekerja untuk menafkahi keluarganya seperti biasanya.
c. Klien mengatakan merasa malu dengan kakinya yang sekarang
b. Klien tidak mau melihat kakinya dan tidak mau menunjukkan kaki
kanannya yang diamputasi kepada siapapun.
No Data Problem
1 Ds: Gangguan konsep diri :
a. klien mengatakan hanya sebagai beban saja Harga diri rendah
dalam keluarga.
b. klien mengatakan merasa gagal sebagai kepala
rumah tangga karena sudah tidak bisa bekerja
untuk menafkahi keluarganya seperti biasanya.
c. klien mengatakan merasa malu dengan kakinya
yang sekarang.
Do:
Klien tampak sering menunduk
4. Prioritas Masalah
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
5. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan Isolasi Sosial : Menarik diri
b. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
6. Rencana Tindakan
TUM: klien dapat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar.
TUK:
a. Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan positif yang dimiliki.
b. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
c. Klien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan.
d. Klien dapat melatih kegiatan yang telah dipilih.
Strategi Komunikasi
Strategi Pelaksanaan 1
“Perkenalkan saya perawat A dan ini rekan saya perawat B, kami dinas di
ruang Matahari yang akan merawat bapak”.
“Bagaimana kalau kita mengobrol tentang kegiatan apa yang suka bapak
lakukan dirumah ? setelah itu kita akan menilai kegiatan mana yang masih
bapak bisa lakukan dirumah sakit. Setelah kit nilai,kita akan pilih satu
kegiatan untuk kita latih. “Bapak mau mengobrol dimana?” bagaimana kalau
20menit. Dari jam 09.00 samapi jam 09.20 wib ?
“Setelah itu kita juga akan melatih bapak untuk berjalan dengan menggunakan
tongkat bantu jalan,tujuannya agar bapak bisa kembali berjalan .”
“Bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki dan biasa bapak kerjakan
dirumah?
Bagus,lalu apalagi pak ? Saya buatkan daftarnya ya pak. Bapak dari daftar
kegiatan ini,mana yang masih bisa bapat dapat lakukan ? bagaimana yang
pertama ? apakah kegiatan yang pertama masih bisa bapak lakukan? Yang
kedua dan ketiga juga? Bagus......... (misalnya hanya ada tiga kegiatan yang
dapat dilakukan).
“Sekarang coba bapak pilih kegiatan yang masih bisa bapak lakukan di rumah
sakit ini?. Wah,yang nomor satu ya pak ,bapak akan melukis ? mari nanti kita
akan melukis ya pak”.
“Sekarang kita akan mulai melukisnya ya pak. Saya siapkan dulu kanvas,pallet
dan cat lukisnya ya pak, baiklah kita mulai ya pak. Bagus sekali lukisan bapak
ini.”
“Bagaimana kalau kita masukkan kedalam jadwal latihan ya pak, mau jam
berapa pak latihannya ?”
“Besok pagi kita akan melatih bapak ya pak,besok saya akan kesini
lagi jam 09.00 wib. Besok kami kesini untuk melatih bapak berjalan dengan
menggunakan tongkat bantu jalan.” Sekarang bapak bisa beristirahat dulu
ya, selamat pagi”.
1) Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana pak, sudah bisa membuat berapa lukisan pak? Bagus sekali
pak.”
c. Kontrak
2) Fase Kerja
“Pak Y,sebelum kita melatih bapak untuk berjalan di tongkat bantu jalan kita
akan melatih bapak untuk berdiri menggunakan tongkat bantu jalan dulu
sebelumnya, tujuannya agar bapak terbiasa dengan tongkat jalan ini setelah itu
baru kita bisa melatih bapak untuk berjalan menggunakan ini.”
“Ya pak,gunakan tongkat bantu jalan ini,kami akan membantu bapak untuk
melakukannya pak.” Iya pak bagus pak, sekarang tarur penyangga tongkat
bagian atasnya di ketiak bapak, tangan bapak pegang penopang besinya ya
pak.iya bagus pak. Bagus pak,sepertinya bapak sudah bisa berdiri
menggunakan tongkat bantu jalan itu. Sekarang kita akan melatih bapak untuk
berjalan dengan tongkat alat bantu jalan. Pegang yang kuat ya pak
penopangnya, bapak bisa latih melangkah sedikit-demi sedikit dengan kaki
kiri. Iya bagus pak !. Nah,sekarang tongkat sebelah kanan pak,melangkah
maju sedikit demi sedikit saja pak. Iya pak bagus sekali.
Harga Diri Rendah 7
3). Fase Terminasi
Subyektif :
Obyektif