Tantangan yang dihadapi oleh divisi HR zaman sekarang tentu sangat berbeda.
Perbedaan yang paling terasa adalah tingginya kebutuhan terhadap internet.
Salah satu contoh paling sederhana adalah rekrutmen karyawan. Dulu, untuk bisa
mendapatkan pekerjaan, kandidat harus melamar dengan datang langsung ke
alamat perusahaan yang dituju. Sekarang, kandidat bisa melamar hanya
dengan apply melalui internet.
Kebutuhan terhadap internet ini menandai bahwa kini kita telah masuk ke era
digital. Divisi HR pun memiliki berbagai tantangan tersendiri yang harus
ditaklukkan agar tetap bisa relevan di dunia bisnis
Tak hanya itu, cara ini juga bisa menjadi momen bonding bagi karyawan.
Karyawan millennial dapat membantu karyawan dari generasi lebih tua dalam
memahami penggunaan teknologi tersebut.
Menurut survei dari XpertHR, rekrutmen karyawan akan menjadi salah satu
tantangan terbesar divisi HR pada tahun 2018 ini. Hal ini juga disetujui oleh Stan
Kimer, pemilik Total Engagement Consulting by Kimer, sebuah perusahaan
konsultasi karir. Seiring dengan semakin banyaknya karyawan dari generasi baby
boomer yang mulai memasuki masa pensiun, perjuangan untuk mencari
karyawan terbaik akan semakin menantang.
Generasi milenial diprediksi akan mendominasi lapangan pekerjaan. Bahkan
kabarnya generation z juga akan mulai memasuki lingkungan kerja pada tahun
2018 ini. Sudah saatnya Anda mencari tahu lebih banyak tentang kedua generasi
tersebut agar bisa menarik talenta terbaik untuk perusahaan Anda.
Cyber Security
Sepanjang tahun 2017 lalu, Anda mungkin sudah cukup sering mendengar berita
tentang berbagai kebocoran data di beberapa perusahaan. Tahun ini, isu tersebut
masih akan menjadi tantangan tersendiri, tak terkecuali di divisi HR. Survei dari
XpertHR bahkan menunjukkan sebanyak 64% responden menganggap keamanan
data dan ancaman cyber security sebagai hal yang sangat menantang.
Era digital sangat erat kaitannya dengan kemajuan teknologi. Meski sebenarnya
merupakan sebuah hal positif, tak dapat dipungkiri bahwa yang namanya
perubahan selalu menjadi tantangan tersendiri. Selama teknologi terus
mengalami perkembangan, selama itu pula divisi HR harus terus melakukan
adaptasi.
Hal tersebut bisa dimulai dengan beralih menggunakan software seperti Sleekr
HR. Prosesnya yang bersifat otomatis akan sangat mengurangi paperwork dan
membantu Anda menyelesaikan pekerjaan administratif lebih cepat, mulai dari
mengurus data absensi, gaji karyawan, cuti, hingga menghitung pajak dan
melaporkannya. Anda pun bisa memanfaatkan waktu untuk melakukan hal-hal
lain yang lebih krusial.
2. Apakah teknologi menjadi peluang atau justru hambatan yang dihadapi SDM
sekarang?
Lebih Murah
Bayangkan bila program HR dapat Anda lakukan tanpa menyewa karyawan untuk
melakukannya. Ya, Anda dapat melakukannya dengan menggunakan teknologi
SAAS berbasis cloud. Aplikasi ini mampu mengatur segala kepentingan HR secara
otomatis, mulai dari menghitung gaji hingga absensi karyawan. Menariknya,
aplikasi SAAS tak butuh dana lebih lagi. Cukup berlangganan di awal dan Anda
dapat mengalokasikan dana Anda untuk kebutuhan lain yang lebih penting.
Human error atau kesalahan manusia adalah salah satu faktor tak terduga yang
menjadi penyebab gagalnya suatu perusahaan berkembang. Ketika hal ini Anda
biarkan, bukan tidak mungkin kesalahan tersebut akan menyebabkan efek domino
yang akhirnya berimbas pada kerugian. Salah satu bagian terpenting dalam
perusahaan adalah human resource. Kesalahan kecil saja dapat menjadi masalah
besar. Misalnya, karyawan HR Anda salah memperhitungkan gaji karyawan.
3. Bagaimana perencanaan SDM yang tepat agar perusahaan dapat menghadapi
perubahan teknologi tsb?
Kesadaran para pengusaha akan pentingnya latihan bagi karyawan untuk dapat
mengikuti perubahan teknologi yang akan dipakai pada perusahaan, mendorong
peran pelatihan menjadi semakin penting. Perusahaan akan bersedia menyisihkan
sebagian anggarannya untuk kepentingan karyawan, karena pengeluaran ini
merupakan investasi yang memberikan bahwa karyawan akan menjadi anggota
organisasi yang kompeten. Ini sangat dirasakan untuk industri yang berada pada
kondisi pelatihan teknologi. Pada kondisi itu perusahaan mampu menggunakan
teknologi yang lebih maju agar dapat mempertahankan dinamika usahanya.
Penggunakan teknologi baru akan menciptakan pekerjaan, kegiatan, dan peluang
baru.
Manajer yang efektif menyadari bahwa latihan adalah proses berjalan terus-
menerus, bukan proses yang hanya terjadi sesaat. Pramasalahaan baru, prosedur
kerja baru, peralatan kerja baru, pengetahuan mutakhir, dan yang menyebabkan
jabatan baru, selalu timbul dalam organisasi yang dinamik. Keadaan yang dinamik
itu mendorong terjadinya perubahan kebijaan pada proses dan sistem
manajemen, misalnya dalam pemberian instruksi pada karyawan. Munculnya
kondisi baru dalam perusahaan mendorong manajemen untuk terus
memperhatikan dan menyusun program latihan yang terus menerus (continuous).
Adanya karyawan yang keluar, mutasi pekerjaan atau tugas, dan adanya promosi
jabatan, juga mendorong manajemen untuk terus menyusun program yang
berbeda-beda.
Dari konsep yang diajukan oleh Mason Haire, dapat disimpulkan bahwa pada suatu
organisasi aka selalu terjadi pergeseran jabatan. Pada pergeseran jabatan itu
akan terdapat karyawan yang keluar, yang dipromosikan, dan yang ditarik atau
direkrut untuk mengisi lowongan jabatan sebagai akibat dari keluarnya atau
adanya promosi. Karyawan yang keluar bisa disebabkan oleh usia dengan hak
pensiun, atau dengan hak pesangon. Atau bisa juga sebagai akibat dari
kecelakaan. Karyawan yang mengalami musibah seperti itu tidak memungkinkan
ia bekerja dengan benar. Misalnya cacat fisik tertentu tidak memungkinkan
karyawan bekerja pada keadaan yang menuntut persyaratan khusus. Karyawan
yang keluar tentunya harus diganti agar kebutuhan akan jumlah karyawan untuk
melaksanakan dan mengerjakan suatu penugasan tetap terpenuhi. tujuannya
agar tingkat produktivitas perusahaan tetap bisa dipertahankan atau kalau
mungkin bahkan diperbaiki. Demikian juga jabatan yang lowong, yang karena
jabatnnya telah dipromosikan, perlu diisi kembali. Perusahaan harus menarik
karyawan (baru) untuk mengganti karyawan yang dipromosikan tersebut.
Karyawan yang baru direkrut harus menjalani masa latihan, agar mereka mampu
menjalankan tugas dengan baik. Karyawan yang dipromosikan tentunya juga
harus menjalani pelatihan, agar mampu melaksanakan tugas baru dengan tepat
dan dengan sebaik-baiknya. Karena itu jelaslah bahwa program pelatihan itu
sangat penting untuk menjamin adanya kesinambungan pekerjaan dan
penugasan dalam suatu organisasi untuk mempertahankan eksistensi dalam
rangka mencapai tujuan organisasi.