Laporan Proyek KA
Laporan Proyek KA
JURUSAN GEOGRAFI
MEI 2018
I. JUDUL
Laporan Proyek Kualitas Air Sungai Metro
II. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan sampel air pada wilayah Sungai
Metro
2. Mahasiswa mampu melakukan uji lab pada sampel yang diambil berdasarkan
parameter yang ditentukan
3. Mahasiswa mampu melakukan pemetaan kualitas air pada Sungai Metro
4. Mahasiswa mampu melakukan analisis hasil ujilab dan hasil pemetaan yang
dilakukan
Kandungan Mg
Magnesium (Mg) adalah logam alkali tanah yang cukup berlimpah pada
perairan alami. Bersama dengan kalsium, magnesium merupakan penyusun utama
kesadahan. Garam-garam magnesium bersifat mudah larut dan cenderung
bertahan sebagai larutan, meskipun garam-garam kalsium telah mengalami
presipitasi (pengendapan). Magnesium karbonat dan magnesium hidroksida
mengalami pengendapan pada pH > 10. Magnesium sulfat dan magnesium
klorida bersifat sangat mudah larut, sehingga perairan yang mengalami kontak
dengan perairan tersebut akan banyak mengandung magnesium (Wetzel, 1975
dalam Effendi, 2017).
Beberapa jenis batuan misalnya dolomit, forsterite, serpentine, olivine, dan
magnesite banyak mengandung magnesium. Akan tetapi, sumber utama
magnesium di perairan adalah ferro magnesium dan magnesium karbonat yang
terdapat pada batuan. Beberapa industri yang menggunakan magnesium adalah
industri kimia, semen, tekstil, kertas, bahan peledak dan sebagainya. Jika
kandungan Ca dan kesadahan total telah diketahui, maka untuk menentukan
kandungan Mg dapat menggunakan rumus:
Kandungan Mg = Kesadahan Total – Kandungan Ca
Perairan dapat diklasifikasikan tingkat kesadahannya menurut kandungan
Mg. Klasifikasinya dapat dilihat pada tabel berikut:
V. LANGKAH KERJA
1. Observasi lapangan
a. Membuat peta titik lokasi titik sampel
b. Mencari lokasi titik observasi
c. Mengambil data lapangan seperti penampang melintang sungai, dan debit
air
2. Pengambilan sampel air
a. Mempersiakan alat dan bahan
b. Mencari sampel air yang dibutuhkan
3. Uji laboratorium
a. Penentuan pH air, DHL, suspensi, warna bau dan rasa, kadar Ca, kadar
Cl, kadar Mg, dan kesadahan total
4. Analisis hasil
a. Melakukan perhitungan pada hasil uji laboratoium
b. Mengumpulkan hasil dari uji laboratoium
c. Mengaitkan segala parameter yang ada terhadap baku mutu air
d. Membandingkan ke enam lokasi observasi sesuai berdasarkan parameter
keseluruhan
5. Menyusun laporan
DIAGRAM ALIR
Lokasi observasi
Uji Laboratium
- pH air
Data Observasi - DHL
- Suspensi
- Pengambilan
- Warna, bau,
sampel air
rasa
- Panjang
- Kadar Ca
penampang
- Kadar Cl
melintang
- Kadar Mg
- Debit air
- Kesadahan
total
-
Analisis hasil
Membandingkan
lokasi lain
Menyusun
laporan
VI. HASIL
1. Peta Lokasi Titik Sampel
No Parameter Keterangan
Perhitungan
Perhitungan Suspensi
(1g−0,9g) 𝑥 1000
TTS =
100
0,1g 𝑥 1000
=
100
100
=
100
= 1 g/liter
= 1000 mg/liter
= 40 × 0,5 × 1
= 20 ppm
Perhitungan Cl-
1000
ppm Cl- = 𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟 × faktor × ml titran
1000
= × 0,498 × 2
25
= 40 × 0,498 × 2
= 39,84 ppm
Perhitungan Kesadahan Total
1000
Kesadahan Total = 𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟 × faktor × ml titran
1000
= × 0,5 × 2
25
= 40 ppm
Perhitungan Kadar Mg2+
Epm Kesadahan Total = 𝑝𝑝𝑚 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 × 0,02
= 40 x 0,02
=2
Epm Ca = 𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑎 × 0,05
= 20 x 0,5
=1
Epm Mg = epm kesadahan total – epm Ca
=2–1
=1
Ppm Mg = 12,16 x epm Mg
= 12,16 x 1
= 12,16 ppm (Lunak)
No Parameter Keterangan
1. Titik Koordinat 7 56’34” S 112 36’00” E
0 0
Perhitungan
1. Ph air = 7,1
2. Dhl = 0,00
3. Ca dan cl
4. Penentuan Ca
1000
ppm Ca = 𝑥 faktor x ml titran
𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟
1000
ppm Ca = 𝑥 0,50 x 1 ml
25 𝑚𝑙
1000
ppm Ca = 𝑥 0,50
25 𝑚𝑙
ppm Ca = 20 𝑚𝑙
5. Penentuan Cl
1000
ppm Cl = 𝑥 faktor x ml titran
𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟
1000
ppm Ca = 𝑥 0,498 x 2 ml
25 𝑚𝑙
ppm Ca = 39,84 ml
1000
ppm Ca = x 0,50 x 1 m
25 ml
ppm Ca = 20 ml
𝟏𝟎𝟎𝟎
1. 𝐩𝐩𝐦 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐝𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 = 𝐱 𝐟𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝐱 𝐦𝐥 𝐭𝐢𝐭𝐫𝐚𝐧
𝐦𝐥 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥 𝐚𝐢𝐫
1000
ppm kesadahan total = x 0,50 x 4 ml
25
ppm kesadahan total = 80 ml
2. 𝐞𝐩𝐦 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐝𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 = 𝐩𝐩𝐦 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐝𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐱 𝟎, 𝟎𝟐
epm kesadahan total = 80 x 0,02
epm kesadahan total = 1,6 ml
𝟑. 𝐞𝐩𝐦 𝐂𝐚 = 𝐩𝐩𝐦 𝐂𝐚 𝐱 𝟎, 𝟎𝟓
epm Ca = 20 x 0,05
epm Ca = 1 ml
𝟒. 𝐞𝐩𝐦 𝐌𝐠 = 𝐞𝐩𝐦 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐝𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 − 𝐞𝐩𝐦 𝐂𝐚
epm Mg = 1,6ml − 1 ml
epm Mg = 0,6 ml
𝟓. 𝐩𝐩𝐦 𝐌𝐠 = 𝟏𝟐, 𝟏𝟔 𝐱 𝐞𝐩𝐦 𝐌𝐠
ppm Mg = 12,16 x 0,6 ml
ppm Mg = 7,296 ml
6. Suspensi
Tabel 6: Berat Suspensi
No. Keterangan Berat
1. Kertas saring sebelum dioven 1,1 gr
2. Kertas saring setelah dioven 1,2 gr
3. Volume sisa air 50 ml
4. Berat cawan 41,6 gr
Sumber: Dokumentasi Penulis
Hasil perhitungan
Perhitungan :
(a−b) 𝑥 1000
Mg/liter zat padat total = c
Keterangan:
a = berat cawan + residu sesudah pemanasan pada suhu 1050
b = berat cawan kosong sebelum pemanasan pada suhu 1050
c = volume sampel (volume sampel) ml
(1,2g − 1,1g) 𝑥 1000
=
100
0,1g 𝑥 1000
=
100
100
=
100
= 1 g/liter
= 1000 mg/liter
c. Kelompok 3 (Karangbesuki)
Tabel 7: Data Observasi Kelompok 3
No Parameter Keterangan
1.Titik Koordinat 676415.62 mE;9120699.79 mS
2. Jenis limbah yang masuk Pertanian dan Rumah tangga
3. Warna Bening kecokelatan
4. Bau Tidak berbau
5. Rasa Sedikit manis
6. Temperatur air 25º C
7. pH Air 7,22
8. DHL 0,00
9. Suspensi 2000 mg/lt
10. Kadaar Ca 20 ppm
11. Kadar Cl 19,92 ppm
12. Kadar Mg 2,43 ppm
13. Kesadahan Total 60 ppm
Sumber: Dokumen Penulis
Perhitungan
1. Suspensi
Diketahui:
a = 1,1 gr
b = 1 gr
c = 50 ml
(𝑎−𝑏) × 1000
TTS =
𝑐
(1,1 − 1) × 1000
=
50
100
= 50 = 2 𝑔𝑟/𝐿 2000 mg/L
2. Kadar Ca
Diketahui:
Volume sampel air = 25 ml
faktor = 0,50
Titran = 1 ml
Perhitungan:
1000
ppm CA2+ = 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 × 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛
1000
= × 0,50 × 1
25
= 20 ppm
3. Kadar Cl
Diketahui:
Volume sampel air = 25 ml
faktor = 0,498
Titran = 1 ml
Perhitungan:
1000
ppm CL- = 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 × 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛
1000
= × 0,498 × 1
25
= 19,92 ppm
4. Kadar Mg
Diketahui:
Volume sampel air = 25 ml
faktor = 0,50
Titran Ca = 1 ml
Titran Mg = 5 ml
Perhitungan:
Epm Kesadahan Total = 𝑝𝑝𝑚 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 × 0,02
= 60 x 0,02
= 1,2
Epm Ca = 𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑎 × 0,05
= 20 x 0,05
=1
Epm Mg = epm kesadahan total – epm Ca
= 1,2 – 1
= 0,2
Ppm Mg = 12,16 x epm Mg
= 12,16 x 0,2
= 2,43 ppm
5. Kesadahan Total
1000
ppm Kesadahan Total = 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 × 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 Mg
1000
= × 0,50 × 3
25
= 60 ppm
NO PARAMETER KETERANGAN
1. Titik Koordinat 07°58’27”S dan 112°36’25”E
2. Jenis limbah yang masuk Limbah rumah tangga, sampah – sampah
plastic dan alami, kotoran hewan dan
kotoran manusia
3. Warna Keruh
4. Bau Tidak berbau
5. Rasa Tidak ada rasa
6. Temperatur air 28°
7. pH Air 7.9
8. DHL 0.0
9. Suspensi 1000 mg/mL
10. Kadar Ca 20 ppm
11. Kadar Cl 40 ppm
12. Kadar Mg 4,86 ppm
13. Kesadahan Total 70 ppm
Sumber: Dokumen Penulis
Perhitungan
NO PARAMETER KETERANGAN
1. Titik Koordinat -7991668 E - 07° 59.492’ (112612041 N-
112° 36.717’)
2. Jenis limbah yang masuk Rumah Tangga dan Kandang
3. Warna Coklat keruh
4. Bau Tidak sedap
5. Rasa Tidak Berasa
6. Temperatur air 24.8° C
7. pH Air 7,3
8. DHL 0.00
9. Suspensi 4000 mg/l
10. Kadaar Ca 20 ppm
11. Kadar Cl 19,92 ppm
12. Kadar Mg 1,512 ppm
13. Kesadahan Total 56 ppm
Sumber : Dokumen Penulis
Perhitungan
(a−b) 𝑥 1000
1. Suspensi = Mg/liter zat padat total = c
Keterangan:
a = berat cawan + residu sesudah pemanasan pada suhu 1050
b = berat cawan kosong sebelum pemanasan pada suhu 1050
c = volume sampel (volume sampel) ml
Keterangan Berat
B Kertas sebelum oven 1,1
A Kertas sesudah oven 1,3 g
C Volume air 25 ml
(1,2−1,1) 𝑥 1000
Suspensi = = 4 g/l = 4000 mg/l
25
2. Penentuan Ca
1000
ppm Ca = 𝑥 faktor x ml titran
𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟
1000
ppm Ca = 𝑥 0,50 x 1 ml
25 𝑚𝑙
1000
ppm Ca = 𝑥 0,50
25 𝑚𝑙
ppm Ca = 20 𝑚𝑙
3. Penentuan Cl
1000
4. ppm Ca = 𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟 𝑥 faktor x ml titran
1000
5. ppm Ca = 25 𝑚𝑙 𝑥 0,498 x 1 ml
1000
6. ppm Ca = 25 𝑚𝑙 𝑥 0,498
7. ppm Ca = 19,92 𝑚𝑙
8. Penentuan Mg
1000
1. ppm kesadahan total = x faktor x ml titran
ml sampel air
1000
Ppm Kesadahan Total = × 0,5 × 2,8 = 56 ml
25
2. Ppm Mg = 12,6 × 𝑒𝑝𝑚 𝑀𝑔
epm Mg = 𝑒𝑝𝑚 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑒𝑝𝑚 𝐶𝑎
epm kesadahan total = 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 0,02
= 56 × 0,02 = 1,12
epm Ca = 𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑎 × 0,05
= 20 × 0,05 = 1
Epm Mg = 1,12 − 1
= 0,12
Ppm Mg = 12,6 × 0,12 = 1,512 ml
9. Penentuan kesadahan total
1000
ppm kesadahan total = x faktor x ml titran
ml sampel air
1000
Ppm Kesadahan Total = × 0,5 × 2,8 = 56 ml
25
10. Debit (Q)
Q=VxA
Kecepatan arus (V) rata-rata = 0.8 m/s
Luas penampang (A) rata-rata = Lebar rata-rata x Kedalaman
rata-rata
= 7m x 0.7m
= 4.9 m2
Debit (Q) = 0.8 m/s x 4.9 m2
= 3.92 m3/s
NO PARAMETER KETERANGAN
1. Titik Koordinat X = 678270 ; Y = 9114657
2. Jenis limbah yang masuk Rumah tangga dan kandang
3. Warna Cokelat kekuning-kuningan
4. Bau Berbau pesing
5. Rasa Tidak berasa
6. Temperatur air 25º C
7. pH Air 7,42
8. DHL 0,001
9. Suspensi 1000 mg/liter
10. Kadar Ca 20 ppm
11. Kadar Cl 23,9 ppm
12. Kadar Mg 2,432 ppm
13. Kesadahan Total 60 ppm
Sumber : Dokumen Penulis
Perhitungan
a. Perhitungan Suspensi
Diket : a = 1,1 gr
b = 1,0 gr
c = 100 mL
Dit : TSS = ……?
Jawab :
(1,1 − 1,0) × 1000
𝑇𝑆𝑆 =
100
𝑇𝑆𝑆 = 1 gr/liter
𝑇𝑆𝑆 = 1000 mg/liter
b. Perhitungan Kadar Ca
1000
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑎2+ = × 0,50 × 𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛
𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟
1000
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑎2+ = × 0,50 × 1
25
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑎2+ = 20 ppm
c. Perhitungan Kadar Cl
1000
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑙 − = × 0,498 × 𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛
𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟
1000
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑙 − = × 0,498 × 1,2
25
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑙 − = 23,9 ppm
d. Perhitungan Kadar Mg
Epm Kesadahan Total = ppm kesadahan total × 0,02
Epm Kesadahan Total = 60 × 0,02
Epm Kesadahan Total = 1,2
Epm 𝐶𝑎2+ = ppm 𝐶𝑎2+ × 0,05
Epm 𝐶𝑎2+ = 20 × 0,05
Epm 𝐶𝑎2+ = 1
Epm 𝑀𝑔2+ = Epm Kesadahan Total − Epm 𝐶𝑎2+
Epm 𝑀𝑔2+ = 1,2 − 1
Epm 𝑀𝑔2+ = 0,2
Ppm 𝑀𝑔2+ = 12,16 × Epm 𝑀𝑔2+
Ppm 𝑀𝑔2+ = 12,16 × 0,2
Ppm 𝑀𝑔2+ = 2,432 ppm
e. Perhitungan Kesadahan Total
1000
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑎2+ = × 0,50 × 𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛
𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟
1000
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑎2+ = × 0,50 × 3
25
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑎2+ = 60 ppm
VII. PEMBAHASAN
pH dan DHL
pH
Pada 6 daerah yang telah diuji kualitas air sungainya, memiliki hasil nilai
pH air rata – rata pada kadar normal, untuk daerah tlogomas memiliki nilai pH
sebesar 7,5, daerah merjosari memiliki nilai pH 7,1, daerah karangbesuki 7,22,
daerah pisang candi 7,9, daerah tanjungrejo 7,3, dan untuk daerah bandung
rejosari memiliki nilai pH sebesar 7,42. Hasil dari pengukuran pH yang telah
dilakukan pada keenam daerah tersebut dapat diindikasikan bahwa pH air
termasuk kedalam kategori netral, sehingga air pada wilayah tersebut memiliki
kualitas air yang baik. Fluktuasi nilai pH tersebut dipengaruhi oleh adanya
buangan limbah rumah tangga dan limbah kendang ke tiap daerah yang menjadi
titik sampel pengukuran kualitas air. Pengukuran tertinggi pada titik pengamblian
sampel di daerah pisang candi yaitu 7,9 yang dipengaruhi oleh adanya kegiatan
domestik dan kotoran hewan. Mengacu pada PP No. 82 Tahun 2001 maka pH
dari keenam daerah tersebut masih dalam ambang batas baku mutu air semua
golongan badan air. Hal ini dapat diindikasikan kehidupan biota akuatik masih
dalam kondisi yang cukup baik. Menrut Effendi (2003) sebagian besar biota
akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7 – 8,5.
Menurut Warlina (2004) Limbah sabun dan deterjen juga akan mempengaruhi pH
dalam air sehingga menaikkan tingkat kadar pH air, sehingga dapat mengganggu
kehidupan organisme didalam air. Deterjen yang menggunakan bahan non –
fosfat akan menaikkan pH air sampai sekitar 10,5 – 11.
DHL
Suspensi
a. Kelurahan Tlogomas
Menurut permen KLH no.68 tahun 2016 tentang baku mutu air limbah
domestik TSS kadar maksimun hanya 30 mg/l dari sehingga dapat diketahui
bahwa kadar TSS telah mencapai ambang batas maksimun yang telah ditetapkan
oleh permen KLH no.68 tahun 2016. Menurut Sugiharto (2008) menyatakan air
limbah yang dikeluarkan kemudian mengalis pada suatu aliran DAS sangat tidak
baik, sehingga ketika dikeluarkan butuh pengolahan apabila limbah tidak dapat
dikelola dengan secara baik akan dapat menimbulkan gangguan baik terhadap
lingkungan maupun terhadap kehidupan sekitar aliran limbah. Air yang memiliki
kandungan TSS cukup tinggi jika di konsumsi oleh manusia akan berbahaya pada
kesehatan manusia, mengingat kandungan limbah yang tersuspensi pada aliran
air.
b. Merjosari
c. Karangbesuki
Kualitas baku mutu air sangatlah penting mengingat air merupak sumber
yang paling utama bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan air untuk menunjang
seluruh kehidupan manusia jika tidak dibarengi dengan tindakan bijaksana dalam
pengelolaannya akan mengakibatkan kerusakan pada sumberdaya air. Oleh
karena itu dalam penetapan kualitas air telah ditetapkan dalam PP RI No. 82
Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
jika dikategorikan termasuk kedalam kelass IV air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d. Pisang Candi
Kualitas baku mutu air sangatlah penting mengingat air merupak sumber
yang paling utama bagi kehidupan manusia Pemanfaatan air untuk menunjang
seluruh kehidupan manusia jika tidak dibarengi dengan tindakan bijaksana dalam
pengelolaannya akan mengakibatkan kerusakan pada sumberdaya air. Oleh
karena itu dalam penetapan kualitas air telah ditetapkan dalam PP RI No. 82
Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
jika dikategorikan termasuk kedalam kelass IV air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
e. Tanjungrejo
Kualitas baku mutu air sangatlah penting mengingat air merupak sumber
yang paling utama bagi kehidupan manusia Pemanfaatan air untuk menunjang
seluruh kehidupan manusia jika tidak dibarengi dengan tindakan bijaksana dalam
pengelolaannya akan mengakibatkan kerusakan pada sumberdaya air. Oleh
karena itu dalam penetapan kualitas air telah ditetapkan dalam PP RI No. 82
Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
jika dikategorikan termasuk kedalam kelass IV air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
f. Bandungrejosari
Kualitas baku mutu air sangatlah penting mengingat air merupak sumber
yang paling utama bagi kehidupan manusia Pemanfaatan air untuk menunjang
seluruh kehidupan manusia jika tidak dibarengi dengan tindakan bijaksana dalam
pengelolaannya akan mengakibatkan kerusakan pada sumberdaya air. Oleh
karena itu dalam penetapan kualitas air telah ditetapkan dalam PP RI No. 82
Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
jika dikategorikan termasuk kedalam kelass IV air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Berdasarkan hasil pengambilan sampel air yang dilakukan pada enam titik
pengamatan. Pengambilan sampel air dilakukan pada sungai yang terbagi pada
enam lokasi administrasi yang berbeda yaitu Kelurahan Tlogomas, Kelurahan
Merjosari, Kelurahan Karangbesuki, Kelurahan Pisang Candi, Kelurahan
Tanjungrejo, dan Kelurahan Bandungrejosari. Dari hasil pengambilan sampel
tersebut kemudian di analisis mengenai bau, warna dan rasa yang masing-masing
lokasi pengambilan sampel air tersebut memiliki bau, warna dan rasa yang
berbeda.
Selanjutnya hasil pengambilan sampel yang memiliki bau, warna dan rasa
tersebut dianalisis sesuai dengan lokasi pengambilan sampel dan lingkungan
sekitarnya. Kelurahan Tlogomas, pada lokasi pengambilan sampel air yaitu
sungai memiliki bau amis dan juga bau sabun, warna dari air tersebut adalah
keruh kecoklatan dan rasa nya yaitu sedikit manis. Berdasarkan dari hasil tersebut
dapat diketahui bahwa bau, warna dan rasa tersebut adalah pengaruh dari limbah
rumah tangga dan juga peternakan. Limbah tersebut tersuspensi sehingga
mengalami pengendapan dan menimbulkan warna air menjadi keruh kecoklatan.
Selain itu juga limbah rumah tangga yang menghasilkan sabun menyebabkan air
tersebut menjadi berbau sabun. Hal ini berarti bahwa dari masyarakat sekitar
penggunaan sabun dilakukan secara berlebih. Dan rasa yang dihasilkan yaitu
sedikit manis juga terjadi akibat pengaruh dari limbah dari sekitar sungai.
Kelurahan Karangbesuki juga memiliki bau, warna dan juga rasa yang
berbeda dari kedua kelurahan sebelumnya yang letaknya juga berbedakatan. Bau
yang ada pada sampel air yang dilakukan pengambilan sampel pada sungai yang
ada di wilayah administrasi Karangbesuki adalah tidak berbau, warna yang
bening kecoklatan dan memiliki rasa yang sedikit manis. Kondisi air yang seperti
ini dapat dikatakan lebih baik dari kondisi air yang ada pada sampel air yang ada
pada dua lokasi yang berbeda sebelumnya. Kondisi air tersebut dipengaruhi oleh
limbah yang masuk ke dalam aliran sungai yaitu limbah pertanian dan juga
limbah rumah tangga. Hal ini berarti bahwa limbah yang masuk ke dalam sungai
akibat pengaruh dari aktifitas pertanian dan bahan organik dalam penggunaan
tersebut menjadikan air tersuspensi dan menghasilkan warna yang bening dan
warna yang bening walaupun terdapat warna kecoklatan. Rasa yang sedikit manis
terdapat dari bahan organik dari limbah yang masuk ke sungai.
Selanjutnya kondisi yang berbeda juga terjadi pada kondisi air yang ada di
sungai Kelurahan Pisang Candi. Sampel air memiliki bau yang tidak berbau,
warna yang keruh dan juga tidak ada rasa. Sedangkan limbah pencemar yang ada
di sungai tersebut bermacam-macam mulai dari limbah rumah tangga, sampah
plastik dan sampah alami, kotoran hewan dan juga manusia. Karena pengaruh
dari kepadatan penduduk yang ada di sekitar daerah aliran sungai menyebabkan
pengaruh limbah yang dihasilkan juga bermacam-macam. Keadaan tersebut dapat
mempengaruhi keadaan fisik air yaitu menyebabkan air memiliki warna yang
keruh karena suspensi dari bahan-bahan pencemar yang masuk ke dalam air
sungai.
Kadar Cl
Cl- atau klorida merupakan ion dari atom unsur klorin, klorin memuat ion
negatif yang mudah berikatan dengan unsur lain. Dengan pelepasan ion klorida
maka akan membentuk ikatan senyawa seperti potassium klorida atau zodium
klorida (garam), sehingga dapat dikatakan pengujian klorin merupakan uji
terhadap kandungan garam dalam air. pada uji lab, pengujian dilakukan dengan
menggunakan metode Mohr, dengan melakukan titrasi sampel air menggunakan
larutan standar AgNO3 dan larutan indikator K2CrO4. Pada saat dilakukan tritasi
sampel air mengalami perubahan menjadi merah dan terdapat endapan
didalamnya. Hal ini mengindikasikan terdapatnya kandungan klorin dalam air
sungai.
Pengujian dilakukan berdasarkan sampel air yang diambil disepanjang
Sugai Metro dengan pembagian wilayah meliputi, Tlogomas, Merjosari,
Karangbesuki, Pisangcandi, Tanjungrejo, Bandungrejosari. Berdasarkan hasil
pengujian lab dapat diklasifikasikan kandungan klorida dalam air pada masing-
masing sampel meliputi, 1). Tlogomas sebesar 39,84 ppm termasuk dalam
kategori lunak, 2). Merjosari sebesar 39,84 ppm termasuk dalam kategori lunak,
3). Karangbesuki sebesar 19,92 ppm termasuk dalam kategori lunak, 4).
Pisangcandi sebesar 39,84 ppm termasuk dalam kategori lunak, 5). Tanjungrejo
sebesar 19,92 ppm termasuk dalam kategori lunak, 6). Bandungrejosari sebesar
23,9 ppm termasuk dalam kategori lunak.
Berdasarkan hasil klasifikasi diatas dapat diketahui bahwa kandungan
Klorin pada Sungai Metro Kota Malang termasuk dalam kategori lunak, hal ini
berdasarkan pengambilan sampel air pada titik-titik yang telah dipilih untuk
diambil sampel pada wilayah terkait. Berdasarkan nilai klorin diatas kandungan
Cl- paling tinggi terdapat pada wilayah Tlogomas, Merjosari, dan Pisangcandi
sebesar 39,84 ppm. Dari hasil tersebut dapat diidentifikasi bahwa wilayah terkait
memiliki karakteristik keruangan yang sama dimana terdapat permukiman padat
penduduk dibantaran atau sekitar sungai yang mengeluarkan limbah domestik dan
limbah peternakan yang melakukan pembuangan secara langsung ke sungai, hal
ini berdampak pada pelepasan kandungan ion negative yang banyak dalam air
sebagai akibat reaksi dari keberadaan limbah organik kotoran sapid an limbah
rumah tangga, sehingga pada sampel air wilayah terkait mempunyai kesamaan
mempunyai kandungan klorin yang paling tinggi apabila dibandingkan dengan
titik atau wilayah pengujian lain.
Kandungan klorin paling sedikit terdapat pada wilayah Karangbesuki dan
Tanjungrejo dengan kandungan klorin sebesar 19,92 ppm. Apabila dilihat
berdasarkan karakteristik keruangan hal ini berpengaruh terhadap kandungan
klorin dalam air dimana pada wilayah terkait aktivitas disekitar sungai berupa
pertanian dan peternakan serta aktivitas permukiman. Kegiatan pertanian dan
peternakan wilayah dekat sungai berpengaruh terhadap kondisi limbah yang
dibuang berupa sisa pestisida dan kotoran ternak serta sisa aktivitas rumah
tangga, tetapi pada wilayah ini limbah yang dikeluarkan tidak sebesar dan
sebanyak pada wilayah padat permukiman, sehingga kandungan klorin dalam air
mempunyai kadar yang rendah.
Kandungan klorin dalam air sungai berpengaruh terhadap kehidupan
ekosistem didalam sungai, dimana setiap mahluk hidup pasti membutuhkan klorin
untuk keseimbangan dalam tubuhnya. Air sungai pada sampel terdapat
kandungan klorin karean aktifitas morfologi sungai dari hulu hingga transportasi
disekitar sungai dan dipengaruhi pula oleh aktivtas sosial ekonomi yatau
keruangan yang berada pada wilayah sekitar sungai atau bantaran sungai. hal
tersebut akan berpengaruh terhadap proses penambahan dan pengurangan ion-
ioan dalam sungai, aktivitas ini juga dapat berpengaruh terhadap keberadaan
kandungan klorin dalam air sungai.
Meskipun dibutuhkan dalam kehidupan tapi kandungan garam adalam suatu
tubuh perairan juga perlu diperhatikan apabila kandungan klorin sangat tinggi
seperti, maka air akan bersifat asin, dan korosif, selain itu air akan mengalami
ketidak seimbangan sehingga dapat menggangu atau merusak kehidupan
ekosistem dalam air. Sehingga kadar klorin dalam suatu tubuh perairan harus
berada pada kisaran nilai yang telah ditentukan.
Menurut menurut Winarno, 1986 dalam Srihapsari 2006, dapat
diklasifikasikan bahwa kandungan klorin dalam sungai metro dalam kategori
rendah, serta apabila berdasarkan SNI, yang telah ditentukan maka tubuh
peraiaran mempunyai kadar klorin yang seimbang apabila berada dalam takaran
dibawah 400 mg/ l. (SNI 06-6989.22-2004). Hal ini menandakan kandungan
klorin masih seimbang serta dapat digunakan sebagai tempat hidup atau
ekosistem yang baik pada tubuh perairan sekitar sungai metro.
Kadar Ca dan Mg
Dari hasil penelitian di 6 kelurahan, maka air di Sungai Metro masih masuk
dalam ambang batas kadar kalsium maupun magnesium untuk air minum. Hal ini
dikarenakan kadar kalsiumnya tidak lebih dari 75 ppm dan magnesiumnya tidak
lebih dari 50 ppm. Jadi, ditinjau dari kadar kalsium dan magnesiumnya air
tersebut masih dapat diolah untuk digunakan dalam aktivitas manusia.
Kesadahan Total
AIR, P.P.T.P.K. & AIR, D.P.P., 2002. Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Thaun
2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Presiden Republik Indonesia.
Dian Wuri, Rahayu Muji, dkk. 2015. Penetapan Kesadahan Total CaCO3 Air
Sumur di Dusun Cekelan Kemusu Boyolali Dengan Metode
Kompleksometri. Yogyakarta
Effendi, Hefni. 2017. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Ferryati Masitoh, 2018. Modul praktikum kualitas air, Universitas Negeri Malang.
Ghino. (2010, Maret 23).Penentuan Kadar Kesadahan Air dengan Metode Titrasi
EDTA. Retrieved from Watch and Lear. (online) (portal garuda).
Diakses pada 12 Maret 2018.
Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia.
Harvey, D. 2000. Modern Analytical Chemistry. Boston: The McGraw-Hill
Companies, 314-316.
Hendrawan, Diana. "Kualitas air sungai dan situ di DKI Jakarta." Makara
Journal of Technology 9.1 (2005).
Latifah, D., 2014. Analisis Daya Hantar Listrik (DHL) Airtanah Asin Dan
Dampak Pada Peralatan Rumah Tangga di Kecamatan Grogol (Doctoral
dissertation, Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Nasution, M.I., 2008. Penentuan Jumlah Amoniak dan Total Padatan
Tersuspensi Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera
Rubber Estate Dolok Merangkir
Nicola, F., 2015. Hubungan antara konduktivitas, TDS (Total Dissolved Solid)
dan TSS (Total Suspended Solid) dengan Kadar Fe2+ dan Fe Total Pada
Air Sumur Gali.
Novita, S., 2012. Pengaruh Variasi Kuat Arus Listrik dan Waktu Pengadukan
Pada Proses Elektrokoagulasi Untuk Penjernihan Air Baku PDAM
Tirtanadi IPA Sunggal. Skripsi. Departemen Fisika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Medan:Universitas Sumatera Utara.
Pratiwi, Nurul Arini. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Untuk Praktikum
Kesadahan Air Berbasis Model Pembelajaran Siklus 7E Di SMA.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sa’adah, Nur Rahmi dan Winarti, Puji. 2009. Pengolahan Limbah Cair Domestik
Menggunakan Lumpur Aktif Proses Anaerob. (Skripsi). Semarang:
Universitas Diponegoro
Said & Ruliasih. 2010. Penghilangan Kesadahan Dalam Air Minum. (Online)
(http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirMinum/BAB9SADAH.pdf
) diakses pada 19 Maret 2018
Svehla, G.1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimiko
Edisi Ke Lima. Jakarta: PT.Kalman Media Pustaka.
Tarigan, M.S, dan Edward. 2003. Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total
Suspended Solid) di Perairan Raha. Makara. Sulawesi Tenggara. Dalam
Lestari, Indah Budi. 2009. Pendugaan Konsentrasi Total Suspended Solid
(online)
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12523/C09ibl.pdf;js
essionid=2F56A957135B741186D15654ED5B8A5A?sequence=2 Diakses
pada Sabtu 5 Mei 2018
Zulaikha. 2016. Analisa Kadar Kapur Pada Air Sumur di Kecamatan Sumber
Manjing Wetan Kabupaten Malang
X. LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan