AL ISLAM KEMUHAMMADIYAAN II
“IMAN DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN”
KELOMPOK :
S1 KEPERAWATAN B
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang disusun untuk memenuhi
tugas Al Islam KeMuhammadiyaan II sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Al Islam KeMuhammadiyaan
II yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengerjakan tugas makalah ini,
sehingga kami menjadi lebih mengerti dan memahami tentang materi “Iman dan Pengaruhnya
Dalam Kehidupan”. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam upaya
penyelesaian makalah ini baik yang mendukung secara moril dan materil.
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan, kekurangan dan kekhilafan dalam
makalah ini. Untuk itu saran dan kritik tetap kami harapkan demi perbaikan makalah ini ke
depan. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami semua.
Terima kasih
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Syirik ................................................................................................................14
Khianat .............................................................................................................15
Berbohong ........................................................................................................15
Jaza’..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
Belum lagi masalah Korupsi, masalah baru mulai muncul melanda negeri berpenduduk
muslim tersebar ini. Kerusakan remaja akibat pergaulan bebas semakin membengkak,
membuat harapan bangsa terasa akan redup. Padahal harapan bangsa ada ditangan remaja,
setidaknya itu yang dikatakan oleh para ahli.
Dan masalah bencana alam juga merupakan bencana yang terasa menjadi langganan
buat negeri ini. Mulai dari banjir di Jakarta dan Manado, Gunung meletus di Sumatra
dan Kediri, kabut asap di Riau, dan bencana lain yang menyelimuti negeri ini.
Namun, tidak sedikit pula yang tidak menyadarinya, yang memandang semua
bencana ini secara teoritis yang berlebihan sehingga membuat semua Ilmu Pengertahuan itu
sebagai solusi akan bencana ini. Dan membuat mereka lupa akan suatu kekuatan yang
mengenggam semua alam semesta.
Sehingga, tentunya dalam menyikapi setiap bencana ini kita ingin masuk dalam
golongan orang pertama, yang menghadapi bencana tidak dengan teknologi semata, tapi
dengan cara spritual, memimta kepada Allah SWT. Namun, smua itu akan lebih mudah
dilakukan oleh orang-orang tertentu, yang kemudian kita sebut dengan orang-orang beriman.
Maka dari itu, kami akan memberikan penjelasan mengenai apakah pengaruh iman
dalam kehidupan. Dan kemudian sampai ke pertanyaan mengenai apa itu ilmu iman, apa saja
rukun iman,apa saja yang bisa merusak iman, dan apa saja pengaruh iman dalam kehidupan itu
sendiri. Dengan harapan bahwa terjawabnya semua pertanyaan diatas, kita semua bisa
memaknai kehidupan ini dengan dua sisi, habluminnas dan habluminallah.
Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang ingin kami selesaikan yaitu
apa yang dimaksud dengan Iman dan pengaruhnya dalam kehidupan.
Merujuk kepada rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin kami capai, adalah untuk
mengetahui tentang apa yang dimaksud Iman dan pengaruhnya dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata iman merupakan bentuk kata yang tidak harus ditafsirkan, kecuali menurut
penafsiran yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Dengan penafsiran seperti ini,
pengertian syari’at terhadap kata itu akan dapat ditentukan.
Bila kita perhatikan penggunaan kata iman dalam Al-Quran, kita akan
mendapatinya dalam dua pengertian dasar, yaitu :
Ilmu adalah suatu yang menjadi sarana penyingkap berbagai perkara sesuai
dengan faktanya (ma tankasyifu bibil umur ala baqa’iqiba)
Sedangkan Iman secara bahasa adalah mashdar (akar kata) dari amana,
yu’minu, imanan. Ibnu Faris berkata “amana yang terdiri dari hamzah, mim dan nun
memiliki dua makana yang saling berdekatan. Pertama, maknanya adalah amanah yang
merupakan kebalikan kata khianat, yang berarti tentramnya hati. Kedua, maknanya
adalah membenarkan; kedua makna ini berdekatan. Adapun iman dengan makna
membenarkan tercantum dalam firman Allah yang mengisahkan ucapan saudara-
saudara Nabi Yusuf As. Kepada ayah mereka, Ya’kub As :
“Dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah
orang-orang yang benar.” (Q.S Yusuf : 17)
Ilmu iman ialah ilmu yang mengkaji tentang penetapan akidah agama
berdasarkan dalil-dalil rasio (aqli) dan naqli yang meyakinkan dan menghilangkan
keraguan.
Rukun iman yang pertama adalah iman kepada Allah SWT. Iman artinya
percaya atau yakin, iman kepada Allah adalah meyakini adanya Allah Yang Maha Esa,
tidak ada Tuhan selain Ia, Allah maha Pencipta, Pengatur, Pemelihara alam semesta
dengan segala isinya. Inilah ajaran pokok yang mendasari seluruh ajaran islam dan
tertuang dalam kalimat syahadat : tersimpul dalam kalimat Tauhid atau kalimat
Tayyibah : Laa ilaaha illallah yang artinya tidak ada Tuhan yang haq disembah kecuali
Allah SWT. Firman Allah sebagai berikut :
(yang memiliki sifat-sifat) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada tuhan selain
Dia, pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia dan Dia adalah pemelihara segala
sesuatu (Q.S. Al An’am, 6: 102)
Dalam kehidupan manusia iman kepada Allah adalah sebagai pegangan hidup.
Orang mukmin tidak akan mudah putus asa dan ia akan memiliki akhlak yang
terpuji, karena ia akan selalu berpegang teguh kepada aturan Allah yang selalu
menyuruh umatnya untuk berbuat baik, diantaranya:
Iman kepada malaikat artinya percaya bahwa malaikat adalah makhluk ghaib,
yang asal kejadiaanya dari nur (cahaya). Mereka memiliki akal dan tidak mempunyai
nafsu. Karena itu, mereka senantiasa patuh kepada Allah SWT serta tidak pernah
mendurhakai-Nya.
Hukum iman kepada adanya malaikat adalah fardhu ain. Seseorang yang
mengaku beragama islam (muslim atau muslimah) jika tidak percaya kepada adanya
Malaikat. Dapat dianggap murtad (keluar dari agama islam). Perintah untuk beriman
kepada malaikat terdapat dalam kitab suci Al-Quran maupun dalam hadist Rasulullah
SAW berfirman :
Artinya : “segala mereka yang beriman, semanya beriman kepada Allah dan
Malaikat-Nya” (Q.S Al-Baqarah, 2: 285)
Iman kepada kitab-kitab Allah berarti percaya dan yakin sepenuh hati bahwa Allah
menurunkan wahyu kepada Rasul-Nya berupa kitab-kitab untuk pedoman hidup
umatnya. Mengimani wahyu Allah yang termasuk dalam kitab-kitab-Nya merupakan
salah satu dasar kepercayaan bagi orang-orang yang beriman. Kerena iman kepada
kitab-kitab Allah termasuk rukun iman yang ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa iman
kepada kitab-kitab Allah termasuk ha yang sangat mendasar bagi akidah. Seseorang
akan digolongkan sebagai mukmin jika ia percaya kepada kitab-kitab Allah, maka
keimanannya menjadi gugur. Artinya, orang itu tidak bisa lagi digolongkan sebagai
mukmin. Diturunkannya kitab-kitab Allah kepada rasul-Nya agar menjadi petunjuk
bagi umat manusia .
Atinya :
“Dan kami berikan kepada Musa, kitab (Taurat) dan kami jadikan kitab
Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman):’janganlah kamu
mengambil penolong selain aku’”. (Q.S Al-Isra, 17:2).
Adapun isi pokok Kitab Taurat sikenal dengan The Ten Commandement
(sepuluh perintah Tuhan).
1. Jangan ada padamu Tuhan lain di hadirat-Ku
2. Jangan membuat patung ukiran dan jangan pula menyembah patung
karena Aku Tuhan Allahmu.
3. Jangan kamu menyebut Tuhan Allahmu dengan sia-sia
4. Ingatlah kamu akan hari Sabat (sabtu), supaya kamu sucikan dia
5. Berilah hormat kepada bapak ibumu
6. Jangan membunuh sesama manusia
7. Larangan berbuat zina
8. Larangan mencuri
9. Larangan menjadi saksi palsu
10. Larangan berkeinginan memiliki hak orang lain
b. Zabur
Zabur adalah kitab yang diturukan kepada Daud A.S untuk dijadikan
pedoman hidup bagi kaumnya. Firman Allah:
Artinya :
‘Dan Tuhan-Mu lebih mengetahui siapa yang (ada) dilangit dan di bumi.
Dan sesungguhnya telah kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas
sebagian (yang lain) dan kami berikan Zabur kepada Daud.” (Q.S Al-Isra,
17:55)
Kitab zabur berisi kumpulan nyanyian oujian kepada Allah atas segala
nikmat ilahiah. Didalamnya juga berisi zikir,doa,nasehat dan hikmah.
Menurut orang-orang Yahudi dan nasrani, kitab Zabur sekarang ada pada
perjanjian lama yang terdiri atas 150 pasal.
c. Injil
Injil adalah kitab yang diturunkan kepada nabi Isa A.S sebagai pedoman
dan petunjuk hidup bagi Bani Israil. Firma Allah SWT :
Artinya:
“Dan kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putra
Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya yaitu Taurat. Dan kami
telah memberikan kepadanya kitab Injil, sedang didalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya (yang menerangi) dan membenarkan kitab yang
sebelumnya, yaitu kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran
untuk orang-orang yang bertakwa.” (Al-Maidah, 5:46)
Isi pokok kitab Injil adalah ajaran untuk hidup dengan Zuhud dan
menjauhi kerakusan dan ketamakan dunia. Ini dimaksudkan untuk
meluruskan kehidupan orang-orang Yahudi yang materialistis.
d. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan kepada nabi terakhir,
Muhammad SAW sebagai petunjuk hidup umatnya. Berbeda dengan
kitab-kitab sebelumnya yang hanya terbatas untuk satu kaum, Al-Quran
tidak hanya diturunkan untuk bangsa arab, melainkan untuk seluruh
umat. Firman Allah SWT
Artinya:
a) Tidak boleh membedakan antara rasul yang satu dengan yang lainnya
b) Mengikuti ajarannya dengan sepenuh hati
“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung
lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat dan
terbanglah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah.
Pada dasarnya hal yang dapat merusak iman adalah segala hal yang menjadi
larangan Allah SWT. Karena iman merupakan wujud keyakinan kita kepada Allah,
sehingga ketika kita melakukan sesuatu yang menjadi larangan Allah maka keyakinan kita
akan Allah itu dapat berkurang atau diragukan. Namun, pada Makalah kami ini kami akan
menjabarkan beberapa larangan Allah yang umum dilakukan manusia dan hal tersebut
dapat merusak iman kita terhadap Allah.
1. Syirik
Selain itu syirik merupakan induk dari segala dosa besar, sebagaimana yang
dijelaskan Allah dalam firman-Nya, Q.S An-Nisa: 48:
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-
Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa
yang besar.”
Lawan dari sikap tawadhu‟adalah takbur atau sombong, yaitu sikap yang
menganggap diri lebih dan meremehkan orang lain. Karena sikapnya itu orang
sombong akan menolak kebenaran, kalau kebenaran itu datang dari orang yang
dianggap statusnya lebih rendah darinya.
Sifat sombong adalah warisan dari Iblis yag menolak Allah SWT. untuk
bersujud kepada Adam As. Karena Iblis mengklaim karena dirinya lebih mulia dari
Adam, karena Adam diciptakan dari tanah sedangkan Iblis diciptakan api. Sebagaimana
firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah: 34:
Karena kesombongannya itulah Iblis dikutuk oleh Allah SWT, dan karena
kesombongannya itu pula dia tidak berniat untuk meminta ampun kepada Allah
SWT. Oleh sebab itu para ulama mengatakan sifat sombong adalah induk dosa-
dosa.
3. Khianat
Lawan dari amanah adalah khianat, yang merupakan sebuah sifat yang sangat
tercela. Sifat khianat adalah sifat kaum munafik yang sangat dibenci oleh Allah
SWT, apalagi kalau yang dikhiantinya adalah Allah dan Rasul-Nya. Oleh sebab itu
Allah melarang orang-orang beriman untuk mengkhianati Allah, Rasul dan amanh
mereka sendiri, sebagaimana Firman-Nya dalam Q.S. AlAnfal: 27:
4. Berbohong
Sifat bohong adalah sifat yang tercela yang merupakan kebalikan dari shidiq.
Rasulullah SAW. menyatakan, (mestinya) mukmin tidak mungkin jadi pembohong.
Rasulullah ditanya oleh para sahabat “apakah ada orag mukmin yang penakut? Nabi
bersabda: “Ada”. Beliau ditanya lagi: “apakah ada orang mukmin yang kikir?
Nabi menjawab “Ada”. Kemudian ditanya lagi: “Apakah ada orang mukmin yang
pembohong? Nabi menjawab: “Tidak Ada”. (HR. Malik)
Seorang mukmin harus menjauhi segala menjauhi segala bentuk kebohongan,
baik dalam bentuk pengkhianatan, mungkir janji, kesaksian palsu, fitnah, gunjing atau
bentuk-bentuk lainnya.
5. Jaza’
Lawan dari sifat sabar adalah jaza‟ yang berarti gelisah, sedih, keluh kesah,
cemas, dan putus asa. Sebagaimana dalam firman Allah, dalam Q.S Ibrahim: 21
dan Q.S. Al-Ma’arijat: 19-22:
Artinya: “....sama saja bagi kita, Apakah kita mengeluh ataukah bersabar. sekali-
kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri".
Sebagian manusia ada yang tidak percaya akan adanya sesuatu yang tidak dapat mereka
indra. Bagi mereka, apa yang tidak dapat ditangkap oleh salah satu pancaindra itu berarti tidak
ada. Sebagian lagi ada yang berpendirian bahwa mereka hanya dapat menerima kebenaran
sesuatu, bila hal itu masuk akal. Orang-orang seperti ini hanya mempergunakan akalnya untuk
menerima sesuatu, tanpa melibatkan unsur kepercayaan. Mereka menyamakan kepercayaan
dengan keterbelakangan karna itu mereka tidak mempercayai pada apa saja yang dianggap
tidak rasional. Padahal pada kenyataan sehari-hari seseorang tidak mungkin melepaskan diri
dari kepercayaan. Misalnya dalam perjalanan, ia mempercayakan keselamatannya kepada sopir
atau pilot. Dirumah dia mempercayakan masakannya kepada isteri. Di sekolah dia
mempercayakan pengajarannya kepada guru. Mempercayakan itu didasari oleh rasa percaya.
Tanpa kepercayaan, hidup ini akan sulit dan repot. Misalnya, semua calon penumpang bus
harus menguji terlebih dahulu kemampuan sopirnya sebelum mau naik kendaraan itu , atau
calon penumpang pesawat harus menguji dulu kemahiran pilotnya dalam menerbangkan
pesawat. Betapa repot dan semrawutnya.
Banyak ahli dibidang kedokteran jiwa, psikologi, sosiologi, dan lain-lain, yang
melakukan penelitian mengenai daya tahan manusia menahan kesulitan yang datang bertubi-
tubi dalam kehidupannya. Mereka akhirnya sampai kepada kesimpulan, bahwa yang dapat
dijadikan perisai untuk semua itu ialah kepercayaan yang kuat kepada Yang Mahakuasa,
walaupun kepercayaan itu dasarnya berlain-lainan.
Dalam kehidupan dunia manusia selalu berhadapan dengan masalah. Jalan yang
ditempuhnya kadang-kadang datar, kadang-kadang naik, dan kadang-kadang turun. Ia akan
bertemu dengan nikmat dan bencana, bahagia dan musibah dan sebagainya. Dalam menghadapi
kehidupan yang demikian itu, manusia memerlukan tempat berpijak berupa iman. Apabila
iman sudah menjadi landasan hidupnya, maka ia akan mampu menguasai keadaan yang
dihadapinnya, dan bukan keadaan yang menguasainya, pengaruh iman terhadap kehiduapan
manusia sangat besar. Di bawah ini dikemukakan beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman
pada kehidupan manusia.
“Dan tidak ada satu binatang melatapun melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya,
dan Dia mengetahui tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang
nyata (lauh mahfud)”.(Hud, 11:6)
Mereka itulah yang akan tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, aan merekalah
orang-orang yang beruntung. (Al-Baqarah, 2:5)
Demikianlah pengaruh manfaat iman pada kehiduapan manusia, ia bukan
hanya sekedar kepercayaan yang berada dalam hati, tetapi menjadi kekuatan yang
mendorong dan membentuk sikap dan perilaku hidup. Apabila suatu masyarakat terdiri
dari orang-orang yang beriman, maka akan terbentuk masyarakat yang aman, tenteram,
damai, dan sejahtera.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu adalah suatu yang menjadi sarana penyingkap berbagai perkara sesuai dengan
faktanya (ma tankasyifu bibil umur ala baqa’iqiba) Sedangkan Iman secara bahasa
adalah mashdar (akar kata) dari amana, yu’minu, imanan. Ibnu Faris berkata “amana
yang terdiri dari hamzah, mim dan nun memiliki dua makana yang saling berdekatan.
Pertama, maknanya adalah amanah yang merupakan kebalikan kata khianat, yang
berarti tentramnya hati. Kedua, maknanya adalah membenarkan; kedua makna ini
berdekatan.
Ilmu iman ialah ilmu yang mengkaji tentang penetapan akidah agama berdasarkan
dalil-dalil rasio (aqli) dan naqli yang meyakinkan dan menghilangkan keraguan.
Beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia diantaranya:
Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda
Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut
Iman menanamkan sikap “self help” dalam kehidupan
Iman memberikan ketentraman jiwa
Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayibah)
Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
Iman memberikan keberuntungan
3.2 Saran
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
bagi pembaca semuanya. Serta diharapkan dengan diselesaikannya makalah ini, baik
pembaca maupun penyusun dapat mengerti tentang iman dan pengaruhnya bagi
kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi dkk. 2002. Buku teks pendidikan agama islam pada perguruan tinggi umum.
Jakarta: departemen agama RI
Khalid, Abdul Rahman Abdul. 2004. Garis Pemisah Antara Kufur Dan Iman. Jakarta: Bumi
Aksara
Guru, Abdi dkk. 2004. Ayo Belajar Agama Islam. Jakarta: Erlangga